Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DI RUANG BONA I RSUD

Dr. SOETOMO SURABAYA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DI RUANG BONA I RSUD DR. SOETOMO SURABAYA SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN Topik Hari, tanggal Waktu Tempat Sasaran : Penanganan Diare pada Anak : Jumat, 10 Maret 2012 : 10.00 selesai : Ruang Bona I RSUD Dr. Soetomo Surabaya : Keluarga pasien di Ruang Bona I RSUD Dr. Soetomo Surabaya

I.

Analisa Situasional Penyuluh Peserta : Mahasiswa profesi FKp UNAIR Angkatan 2007 bersama dengan Tim PKRS Ruang Bona I RSUD Dr. Soetomo : Keluarga pasien di Ruang Bona I RSUD Dr. Surabaya kurang lebih 8 sampai 10 orang Soetomo

II.

Analisa Tujuan dan Karakteristik A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien mampu menjelaskan mengenai B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga pasien mampu :
1) 2) 3) 4) 5)

Menyebutkan pengertian diare Menyebutkan penyebab diare Menyebutkan tanda gejala diare Menyebutkan tindakan bila anak diare Menyebutkan pencegahan diare

III.

Lingkup Materi Pembelajaran 1. Pengertian diare 2. Etiologi diare 3. Tanda dan gejala diare 4. Tindakan bila anak diare 5. Pencegahan diare

IV.

Analisis Sumber Belajar Materi terlampir

V.

Strategi 1. Materi Pembelajaran 2. Media : Ceramah dan diskusi : Flipchart, leaflet

VI.

Susunan Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik Narasumber Moderator Penyaji Observer Fasilitator

: Erna Supatmini, S.Kep.Ns : Praba Diyan R., S.Kep.Ns : Kelompok B 2.1.C : Dendhy Dwi H.S : Harum Wulan Sari : Devina Nawangsih : Laurieana Al Isati Indar Putri Rahayu

VII.

Setting Tempat
F as ili ta to r

Pe ny aji

Papa n

Peserta
fa si lit at or

Mo der ato r

O bs er ve r

VIII.

Kegiatan Penyuluhan No 1. Waktu 5 menit Kegiatan Penyuluhan Pendahuluan 1.Mengucapkan salam pembuka 2.Memperkenalkan diri beserta tim 3. Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan penyuluhan 4.Menjelaskan mekanisme diskusi 5.Menjelaskan topik yang 5. Memperhatikan 4. Memperhatikan 3. Memperhatikan 2. Mendengarkan Kegiatan Peserta 1.Menjawab salam Pelaksana Moderator

2.

30 menit

akan diberikan Pelaksanaan 1.Menggali pengetahuan awal dan pengalaman peserta 2. Menjelaskan materi : Pengertian, tujuan cuci tangan, waktu yang tepat untuk cuci tangan, langkah-langkah cuci tangan yang benar 3. Mempersilahkan peserta untuk mengajukan pertanyaan dan fasilitator memotivasi peserta untuk bertanya 4. Fasilitator menjawab pertanyaan Evaluasi 1. Mengajukan pertanyaan 1. Menjawab Moderator Moderator 1. Menjawab sebagai review Penutup 1. Menegaskan kesimpulan dari topik yang sudah dibahas sebelumnya 2. Mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian peserta 2. Mengucapkan kembali terimakasih kepada mahasiswa yang telah memberi penyuluhan 3. Mengucapkan salam penutup 4. Membagikan leaflet 4. Menerima 3. Menjawab salam 4. Memperhatikan 3.Bertanya 2. Memperhatikan Moderator 1. Menjawab Penyaji

3.

5 menit

4.

5 menit

IX.

Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan perawat.

b. c.

Kontrak waktu penyuluhan dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan kesehatan dan ditindak lanjuti 15 menit sebelum acara dimulai Media yang digunakan sudah siap sebelum acara penyuluhan dimulai

2. Evaluasi Proses
a.

Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan penyaji Peserta tidak meninggalkan acara selama penyuluhan berlangsung atau meninggalkan acara dengan ijin kepada panitia Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan Penyuluhan berjalan sesuai rencana

b. c. d.

3. Evaluasi Hasil a. b. Peserta memahami materi yang telah disampaikan Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
c.

Jumlah peserta minimal 8 orang.

MATERI

A. Definisi Diare Diare adalah keluarnya tinja cair lebih dari tiga kali /24 jam (Fardah dkk, 2008). Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (Simatupang, 2004) B. Etiologi Diare Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu: 1. Infeksi
a.

Bakteri: Shigella sp, Salmonela, Escherichia coli, Vibrio cholera, Clostridium Perfricens, Stafilococus Aureus, Camflylo Bacter, Aeromonas. Virus: Rotavirus, Adenovirus. Parasit: Cacing perut, Ascaris, Trichuris, Strongyloides, Blastssistis Huminis, Bacilus cereus, Clostridium Periscens, Entamuba Histolytca, Giarda Lamblia, Balantidium Coli, Crypto Sporidium.

b. c.

d. Jamur: Candidiasis, Zygomycosis dan Coccidioidomycosis. Akibat rangsangan tertentu akibat bakteri, virus, dan parasit, pada dinding usus dapat terjadi reaksi inflamasi sehingga dapat terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit ke dalam rongga usus, selanjutnya timbul diare, karena terdapat peningkatan isi rongga usus. 2. Malabsorbsi makanan di usus Adanya makanan yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjdi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus 3. Keracunan Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare. 4. Faktor psikologis Stres dapat merangsang saraf parasimpatis, sehingga dapat mengakibatkan usus mengalami hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus menurun, maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare.

C. Klasifikasi Diare Klasifikasi Diare menurut Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak (2008), yaitu ; 1. Diare akut : terjai akut dan berlangsung paling lama 3-5 hari 2. Diare berkepanjangan : berlangsung lebih dari 7 hari 3. Diare kronis : berlangsung lebih dari 14 hari Sedangkan menurut pedoman MTBS (2008), diare dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi: 1. Diare untuk dehidrasi:
a.

Diare dengan dehidrasi berat, tanda-tanda sebagai berikut: Letargis atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum, Cubitan kulit perut kembali sangat lambat. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang, tanda-tandasebagai berikut: Gelisah, rewel /mudah marah, mata cekung, haus, minum dengan lahap, cubitan kulit perut kembali lambat.

b.

c. Diare tanpa dehidrasi. Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang. 2. Diare yang berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas: a. Diare persisten berat (dengan dehidrasi). b. Diare persisten (tanpa dehidrasi). 3. Disentri apabila diare yang disertai dengan darah dalam tinja. D. Tanda dan Gejala Diare Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lender ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit (Kliegman, 2006). E. Patofisiologi Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan oleh rotavirus. Virus ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak (Simatupang, 2004). Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman. Kemudian virus itu akan sampai ke sel-sel epitel usus halus dan akan menyebabkan infeksi dan merusakkan sel-sel epitel tersebut. Sel-sel epitel yang

rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vlli usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan tadi akan terkumpul di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik usus. Hal ini menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus dan akan menyebabkan terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare (Kliegman, 2006). F. Tindakan Bila Anak Diare 1. Segera berikan banyak minum. Cairan yang tepat digunakan pada anak diare yaitu oralit. Berikan oralit setiap kali anak berak. Oralit merupakan cairan yaang terbaik untuk mengganti cairan yang hilang. Bila oralit tidak tersedia beri cairan yang tersedia di rumah tanggua seperti kuah sayur, kuah sup, air tajin, ait teh, air matang. Berikut kebutuhan oralit sesuai kelompok umur : Umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 12 tahun Dewasa Setiap Mencret gelas 1 gelas 11/2 gelas 3 gelas Jumlah oralit yang disediakan di rumah 400 ml/hari (2 bungkus) 600-800 ml/hari (3-4 bungkus) 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus) 1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus) Catatan: 1/2 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Cara memberi oralit : Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun, untuk anak yang lebih tua berikan beberapa teguk dari gelas. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian lanjutkan pemberian oralit sedikit demi sedikit setiap 2 atau 3 menit. Larutan oralit jangan di simpan lebih dari 24 jam. 2. Segera ke puskesmas untuk mendapatkan obat zinc. Pada saat diare, tubuh banyak kehingan ZINC oleh karena itu perlu memberikan obat ZINC kepada anak yang terkena diare selama 10 hari berturut turut. Dengan pemberian obat ZINC terbukti dapat memperbaiki dinding usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan, diare menjadi lebih cepat sembuh dan mencegah diare bertambah parah. Pemberian obat ZINC harus tetap dilanjutkan sampai dengan 10 hari meskipun diare sudah berhenti. Obat ZINC akan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2 3bulan ke depan. Cara pemberian obat ZINC yaitu dengan melarutkaan tablet ZINC ke dalam satu sendok makan air matang atau Air Susu Ibu (ASI) pada bayi. Tablet mudah larut 30 detik, segera berikan kepada anak. Dengan aturan pemberian sebagai berikut ;

tablet (10 mg) per hari diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan 1 tablet (20 mg) per hari diberikan kepada bayi usia 6 bulan atau lebih Penggunaan obat ZINC dalam bentuk saset atau sirup mengikuti aturan yang tertera dalam kemasan. Bila anak muntah, sekitar 30 menit setelah pemberian obat ZINC ulangi pemberian obat ZINC dengan cara memberikan potongan lebih kecil dan larutkaan beberapa kali hingga dosisi penuh. 3. Teruskan pemberian makanan. ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat (makanan yang sehat dan bergizi) , untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi yang hilang. Pada bayi yang masih mendapatkan ASI, teruskan pemberian ASI lebih sering dan lebih lama. Beri makanan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3 4 jam). Berikan lebih sering, sedikit demi sedikit, makanan lebih lembut dari biasanya, makanan bervariasi dan disukai anak. 4. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi. Tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik. Antibiotik hanyadiberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Anti diare seharusnya tidak boleh diberikan. Ketika terkena diare, tubuh akan memberikan reaksi berupa peningkatan motilitas atau pergerakan usus untuk mengeluarkan kotoran atau racun. Perut akan terasa banyak gerakan dan berbunyi. Anti diare akan menghamba gerakan itu sehingga kotoran yang seharusnyadikeluarkan, justru dihambat keluar. Selain itu anti diare dapat menyebabkan komplikasi yan disebut prolapsus pada usus (terlipat/terjepit). 5. Segera bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau dijumpai tanda tanda berikut : 1. berak cair lebih sering 2. muntah berulang 3. sangat haus 4. makan dan minum sangat sedikit 5. timbul demam 6. berak berdarah

G. Pencegahan Pencegahan diare pada bayi atau anak dapat dilakukan dengan tindakan tindakan sebagai berikut : 1. Pemberian ASI Eksklusif sampai dengan usia 6 bulan

Pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol dapat menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. 2. Pemberian makanan pendamping ASI yang sehat dan bersih setelah usia 6 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit lain. 3. Jaga kebersihan botol susu yang akan digunakan pada bayi. Bayi dengan susu botol akan mempunyai resiko diare lebih besar dan bahkan 30 kali lebih banyak daripada bayi dengan ASI penuh. Cuci bersih botol yang akan dipakai kemudian rebus dahulu botol susu. Simpan dalam wadah tertutup atau rendam dalam air panas sebelum digunakan. Buanglah ASI yang tersisa setelah diberikan kepada bayi. Jangan meyimpan kembali ke dalam kulkas. 4. Pengolahan susu formula yang tepat Susu formula yang dibuat terlalu pekat dapat meningkatkan penyerapan usus bayi sehingga dapat timbul diare. Berikan susu formula dengan baik tidak terlalu pekat maupun encer. 5. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak, mengolah makanan dan makan, sebelum menyusui, sebelum memberi makan pada anak-anak dan setelah membuang tinja atau kotoran. 6. Menggunakan air yang bersih untuk memasak dan cuci terlebih dahulu peralatan makan dan minum serta makanan yang akan dimasak di bawah air mengalir. 7. Jangan makan/ jajan sembarangan apalagi makanan yang kurang matang 8. Semua anggota keluarga BAB di jamban yang sehat 9. Membuang tinja bayi dengan benar 10. Berikan imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar anak tidak mudah terkena diare. Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian iimunisasi campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2001). Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta : Ditjen PPM & PLP

Depkes RI, (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Lima Langkah Tuntaskan Diare. Jakarta : Ditjen Pengendalian p Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Fardah, A., Ranuh, IG. M.R.G., & Sudarmo, M.S., (2008). Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Kesehatan Anak. Edisi II. Surabaya : Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Kemenkes RI, (2011). Penanganan Anak Diare di Rumah. Diakses dari http//: www.depkes.go.id Tanggal 7 maret 2011 pukul 17.14 Kliegman R.M., Marcdante K.J., and Behrman R.E., (2006). Nelson Essentials of Pediatric. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. Simatupang M., (2004). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kota Sibolga Tahun 2003. Program Pascasarjana, Medan: Universitas Sumatera Utara.

Lembar Observasi Hari/ Tanggal Waktu : : sampai

Tempat Topik

: ( Laki-laki, . Perempuan) : Evaluasi Proses Mengucap salam Evaluasi Hasil dan Jumlah peserta memenuhi

Jumlah Peserta:

Evaluasi Struktur Panitia hadir tepat waktu ( ) Perlengkapan siap

menanyakan kabar peserta ( ) target ( ) sebelum Memperkenalkan diri beserta Tidak ada peserta yang

acara ( ) tim ( ) meninggalkan acara ( ) Kontrak waktu dilakukan 1 hari Menjelaskan kontrak waktu dan Peserta dapat menjawab sebelum pelaksanaan ( ) ) tujuan penyuluhan ( ) pertanyaan review dari panitia ( ) Menjelaskan mekanisme dan Peserta dapat melakukan topik yang akan diberikan ( ) redemonstrasi ( ) Menggali pengetahuan dan Penyuluhan berjalan sesuai pengalaman peserta Menjelaskan materi ( ) rencana dengan ( )

Peserta hadir tepat waktu (

baik, tidak terlalu cepat ( ) Moderator komunikatif ( ) Peserta aktif bertanya ( ) Fasilitator menjawab pertanyaan dengan baik ( )

Penanya Pertanyaan

: :

Jawaban

Penanya Pertanyaan

: :

Jawaban

Penanya Pertanyaan

: :

Jawaban

Anda mungkin juga menyukai