Anda di halaman 1dari 28

(C) HN_RMAGW_2009

Penegakan Hukum Pidana Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 1997


Penyidik

1. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (Polri) 2. Pejabat Pegawai Sipil (PPNS) tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya meliputi bidang yang berkaitan dengan pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan (PPNS LH, PPNS Kehutanan, PPNS Perikanan, dll) 3. Perwira TNI Angkatan Laut: khusus untuk menangani tindak pidana di wilayah ZEE
(C) HN_RMAGW_2009 2

Pelaku Pidana
(C) HN_RMAGW_2009

1. Orang 2. Korporasi

Badan Hukum

Pemimpin Korporasi
Pemberi Perintah

Orang: Barang siapa menurut UU No.

23 tahun 1997 ditambah dengan: Pelaku Pidana dalam KUHP:


Barangsiapa : orang + Pasal 55 KUHP: a. Yang melakukan b.Yang menyuruh melakukan (doen pleger) c. Yang turut melakukan (medepleger) d.Yang membujuk (uitloker) Pasal 56 KUHP: e. Yang membantu melakukan
(C) HN_RMAGW_2009

Korporasi:

pasal 46 UU No.

23/97:

Badan hukum Pemberi perintah Pemimpin

(C) HN_RMAGW_2009

Kriteria Tanggung Jawab Korporasi

POWER
ACCEPTANCE

(C) HN_RMAGW_2009

Kriteria SLAVENBURG Pemimpin Faktual/Pemberi Perintah dapat dianggap memenuhi syarat untuk dipidanakan apabila ia -yang mempunyai kewenangan dan harus melakukan perbuatan sesuai dengan kewenangannya tersebut- telah lalai untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mencegah terjadinya perbuatan pidana tersebut dan secara sadar menerima bahwa ada perbuatan pidana yang kemungkinan akan terjadi. Dalam keadaan ini maka Pengurus/Fungsionaris tersebut dianggap telah sengaja mendorong terjadinya perbuatan pidana tersebut
(C) HN_RMAGW_2009 7

Sanksi pidana dalam UU No. 23/1997


1. Kejahatan Umum Pasal 41 (sengaja) dan 42 (alpa)
41: - Barangsiapa yang - secara melawan hukum - dengan sengaja - melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, 42: Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup,

(C) HN_RMAGW_2009

Ciri-ciri Kejahatan Umum: Delik Materil: yang diperhatikan adalah akibat Aktual/Kongkrit: mengakibatkan pencemaran Akibat Serius/Berat/Kematian Sanksi berat:
Sengaja: penjara 10 tahun dan denda 500 juta
Jika perbuatan menyebabkan orang meninggal atau luka berat: penjara 15 tahun dan denda 750 juta

Alpa: penjara 3 tahun dan denda 100 juta


Jika perbuatan menyebabkan orang meninggal atau luka berat: penjara 5 tahun dan denda 150 juta

Administratively independent crimes (tindak pidana yang tidak tergantung dari apakah terjadi pelanggaran syarat administratif atau tidak)?
Jawabannya tergantung dari penafsiran kata melawan

hukum

(C) HN_RMAGW_2009

Perbuatan melawan hukum secara materil dan formil


Pompe:

PMH dapat diartikan sebagai PMH formil dan materil Pompe berpendapat bahwa PMH bukan unsur konstitutif/mutlak dari tiap delik (bandingkan dengan pendapat Vos dan Jonkers yang menyatakan bahwa PMH adalah unsur mutlak atau stilzwijgen element

Alasan Pompe:

Analogi dengan PMH perdata, yaitu:

Pelanggaran hak Bertentangan dengan kewajiban Bertentangan dengan kesusilaan ataupun asas pergaulan dalam masyarakat ttg penghormatan thd orang lain atau barang miliki orang lain MvT menggunakan kata wederrechtelijk sama dengan tanpa hak Hazewinkel-Suringa: PMH secara materil hanya berlaku negatifsebagai dasar pembelaan jika sebuah perbuatan merupakan PMH formil, tapi bukan merupakan PMH materil maka perbuatan tersebut bukan delik. Tapi PMH materil tidak bisa dijadikan dasar penghukuman jika tidak ada PMH formil, berdasarkan asas nullum delictum Jika sebuah perbuatan dianggap sebagai tindak pidana karena adanya PMH materil saja (seperti pendapat Pompe), maka pasal 41 dan 42 adalah administratively independent crimes
(C) HN_RMAGW_2009 10

2. Kejahatan Khusus (spesifik) Pasal 43 (sengaja) dan 44 (alpa)

43: - Barangsiapa yang dengan - melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, - sengaja - melepaskan atau membuang zat - padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran 44: Barang siapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena kealpaannya melakukan perbuatan menurut pasal 43
(C) HN_RMAGW_2009 11

Ciri2 Kejahatan khusus Delik Formil: yang diperhatikan adalah tata cara perbuatan pidana dilakukan Faktual/Potensial: tidak harus akibatnya (yaitu pencemaran) telah terjadi Sanksi lebih ringan:
Sengaja: penjara 6 tahun dan denda 300 juta
Jika perbuatan menyebabkan orang meninggal atau luka berat: penjara 9 tahun dan denda 450 juta

Alpa: penjara 3 tahun dan denda 100 juta


Jika perbuatan menyebabkan orang meninggal atau luka berat: penjara 5 tahun dan denda 150 juta

Administratively dependent crimes (tergantung dari

adanya pelanggaran syarat administrasi)


(C) HN_RMAGW_2009

12

Air limbah Baku mutu effluent/emisi A


sungai B, yang diukur ialah baku mutu ambien

1.

2.

3.

A > baku mutu, B > baku mutu Sanksi pidana pada pasal berapa untuk kasus ini? dakwaan primair pasal 41 dan pasal 42 dakwaan subsidair pasal 43 dan 44 A > baku mutu, B < baku mutu Sanksi pidana pada pasal berapa untuk kasus ini? pasal 43 dan 44 A < baku mutu, B > baku mutu Sanksi pidana pada pasal berapa untuk kasus ini?
pasal 42 (karena pasal 42 tidak mencantumkan kata melawan hukumkelalaian pasal 41, dengan syarat melawan hukum diartikan menurut pendapat Pompe
(C) HN_RMAGW_2009

13

1.

Abstract Endangerment

Administratively-dependent crimes Yg dipidana bukanlah pencemaran, tapi pelanggaran ketentuan administratif

2.

Concrete endangerment

Administratively-dependent crimes illegal emissions Ada ancaman pencemaran/kerusakan lingkungan


(C) HN_RMAGW_2009

14

3.

Serious environmental Pollution


4.

Vague norms

Administrative Independent crimes: Yang dipidana adalah pencemaran (akibat perbuatan), tanpa memperhatikan ada/tidaknya pelanggaran syarat administratisi oleh terdakwa Perbuatan mengakibatkan atau menimbulkan resiko (= ancaman) munculnya pencemaran/kerusakan lingkungan yang sangat serius Pidana dapat dijatuhkan meskipun tidak ada ketentuan administratif yang dilanggar tidak ada syarat melanggar hukum Pelanggaran terhadap duty of care (zorgvuldigheid): if one knows or could reasonably be expected to know that by ones actions the environment could be harmed, one should take all the measures that can reasonably be demanded in order to prevent danger or to limit or to eliminate its consequences (M. Faure & M. Visser, 1995: 347) karena duty of care bersifat umum (kewajibannya tidak ditentukan secara detail di dalam UU), maka tindaka pidana ini juga termasuk tindak pidana karena adanya perbuatan melawan hukum secara materil
(C) HN_RMAGW_2009

15

Penjelasan umum UU No. 23/1997:


Sebagai penunjang hukum administrasi, berlakunya ketentuan hukum pidana tetap memperhatikan asas subsidiaritas, yaitu bahwa hukum pidana hendaknya didayagunakan apabila
sanksi bidang hukum lain, seperti sanksi administrasi dan sanksi perdata, dan alternatif penyelesaian sengketa lingkungan hidup tidak efektif dan/atau tingkat kesalahan pelaku relatif berat dan/atau akibat perbuatannya relatif besar dan/atau perbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat.

Asas ini berlaku untuk semua jenis tindak pidana (baik kejahatan umum maupun khusus)
(C) HN_RMAGW_2009

16

Ketentuan Pidana dalam UU No. 32/2009

(C) HN_RMAGW_2009

17

PENEGAKAN HUKUM PIDANA

Tindak pidana lingkungan adalah kejahatan Sanksi dan denda maksimum dan minimum kortporasi

Ultimum remidium

Tindak pidana formil (effluent, emisi dan ganguan) Sanksi administrasi Pelanggaran dilakukan lsatu kali Pencemaran dan perusakan LH Sanksi administrasi tidak dipatuhi Pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali Memasukkan B3 yg dilarang Memasukkan LB3 di NKRI Memasukkan limbah di NKRI Membuang limbah Membuang B3 dan LB3 Melepas rekayasa genetik (sesuai UU dan izin lh) Melakukan pembukaan lahan dengan membakar Menyusun Amdal tanpa sertifikasi kompetensi Memberikan informasi palsu,menyesatkan menghilangkan, merusak, dan ket tidak benar
(C) HN_RMAGW_2009 18

PREMIUM REMIDIUM

Penyidik Polri
Koordinasi

PPNS LH

SPDP Berkas Penyidikan

Jaksa Penuntut Umum

Menangkap dan menahan pemeriksaan penyitaan penggeledahan Menghentikan penyidikan


(C) HN_RMAGW_2009

Kewenangan lainnya

19

PPNS KEPOLISIAN KOORDINASI

MENEG LH

KEJAKSAAN

(C) HN_RMAGW_2009

20

Alat Bukti yang Sah dalam Tuntutan Tindak Pidana Lingkungan


Keterangan saksi;
Keterangan ahli; Surat;

Petunjuk;
Keterangan terdakwa; dan/atau Alat bukti lain, termasuk alat bukti yang

diatur dalam peraturan perundangundangan


(C) HN_RMAGW_2009

21

SANKSI Pidana
Jenis Sanksi
Pidana MIN

UU 23/1997
Tidak Ada

RUU tentang Perlindungan & Pengelolaan LH 1 tahun

MAK MIN Denda MAK

15 tahun Tidak Ada 750.000.000

15 tahun 500 juta rupiah 15 miliar rupiah

(C) HN_RMAGW_2009

22

Pasal 98 (sengaja) dan pasal 99 (lalai)delik materil


Jenis Pelanggaran
Pidana Akibat
> BM
Sengaja

Denda (rupiah) Maksimu m


10 miliar 12 miliar 15 miliar 3 miliar 6 miliar 9 miliar

Minimu m
3 tahun 4 tahun 5 tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun

Maksimum Minimum
10 tahun 12 tahun 15 tahun 3 tahun 6 tahun 9 tahun 3 millir 4 miliar 5 miliar 1 miliar 2 miliar 3 miliar

Orang Luka Orang Mati > BM Orang Luka Orang Mati

Lalai

Pasal ini merupakan tindak pidana berupa perbuatan yang menyebabkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, kriteria baku kerusakan terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan tidak mensyaratkan adanya melawan hukum administratively independent crimes
(C) HN_RMAGW_2009

23

Pasal 100delik formil


Melanggar baku mutu effluent pidana maks 3 tahun dan denda maks 3 miliar rupiah
Tindak pidana dijatuhkan bila: * Sanksi administrasi tidak dilaksanakan, atau

* Perbuatan dilakukan lebih dari 1 (satu) kali


Asas subsidiaritas hanya untuk Kejahatan Khusus (administratively-dependent crimes)
(C) HN_RMAGW_2009

24

Delik formil lainnya (pasal 101-115)


Pelanggaran Min Pidana Mak Denda (rupiah) Min Mak

Melepaskan/mengedar kan produk rekayasa genetika tidak sesuai dgn peraturan per-uuan
Mengelola limbah B3 tanpa izin Tidak mengelola limbah B3 yang dihasilkannya Dumping Memasukkan limbah Memasukkan limbah B3

1 tahun

3 tahun

1 miliar

3 miliar

1 tahun 1 tahun 4 tahun

3 tahun 3 tahun 3 tahun 12 tahun

1 miliar 1 miliar 4 miliar

3 miliar 3 miliar 3 miliar 12 miliar

5 tahun 15 tahun (C) HN_RMAGW_2009

5 miliar

15 miliar25

lanjutan
Pelanggaran Min Memasukkan B3 Membakar lahan 5 tahun 3 tahun 1 tahun Pidana Maks 15 tahun 10 tahun 3 tahun Denda (rupiah) Min 5 miliar 3 miliar 1 miliar Maks 15 miliar 10 miliar 3 miliar

Melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa izin


Menyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun AMDAL Menerbitkan izin lingkungan tanpa dilengkapi AMDAL atau UKL-UPL

3 tahun

3 miliar

3 tahun

3 miliar

(C) HN_RMAGW_2009

26

lanjutan
Pelanggaran Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin lingkungan Tidak melakukan pengawasan Memberikan informasi palsu Tidak melaksanakan perintah paksaan pemerintah Menghalang-halangi pejabat pengawas dan/atau PPNS Pidana Min Maks 3 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun Denda (rupiah) Min Maks 3 miliar 500 juta 1 miliar 1 miliar

1 tahun

500 juta

(C) HN_RMAGW_2009

27

Perubahan dalam UU 32/2009


Kata pencemaran/kerusakan diganti dengan pelampauan baku

mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, baku kerusakan Ada sanksi minimum Subsidiaritas terbatas hanya untuk pasal 100 (pelanggaran baku mutu effluent) Ada tambahan beberapa tindak pidana baru (seperti pembakaran lahan, pengedaran produk hasil rekayasa genetika) Pemidanaan untuk Pejabat TUN yang:
Menerbitkan izin lingkunan tanpa dilengkapi Amdal atau UKL/UPL

(pasal 111 ayat 1) Menerbitkan izin usaha tanpa adanya izin lingkungan (pasal 111 ayat 2) Tidak melakukan pengawasan (pasal 112)

(C) HN_RMAGW_2009

28

Anda mungkin juga menyukai