1. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (Polri) 2. Pejabat Pegawai Sipil (PPNS) tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya meliputi bidang yang berkaitan dengan pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan (PPNS LH, PPNS Kehutanan, PPNS Perikanan, dll) 3. Perwira TNI Angkatan Laut: khusus untuk menangani tindak pidana di wilayah ZEE
(C) HN_RMAGW_2009 2
Pelaku Pidana
(C) HN_RMAGW_2009
1. Orang 2. Korporasi
Badan Hukum
Pemimpin Korporasi
Pemberi Perintah
Korporasi:
pasal 46 UU No.
23/97:
(C) HN_RMAGW_2009
POWER
ACCEPTANCE
(C) HN_RMAGW_2009
Kriteria SLAVENBURG Pemimpin Faktual/Pemberi Perintah dapat dianggap memenuhi syarat untuk dipidanakan apabila ia -yang mempunyai kewenangan dan harus melakukan perbuatan sesuai dengan kewenangannya tersebut- telah lalai untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mencegah terjadinya perbuatan pidana tersebut dan secara sadar menerima bahwa ada perbuatan pidana yang kemungkinan akan terjadi. Dalam keadaan ini maka Pengurus/Fungsionaris tersebut dianggap telah sengaja mendorong terjadinya perbuatan pidana tersebut
(C) HN_RMAGW_2009 7
(C) HN_RMAGW_2009
Ciri-ciri Kejahatan Umum: Delik Materil: yang diperhatikan adalah akibat Aktual/Kongkrit: mengakibatkan pencemaran Akibat Serius/Berat/Kematian Sanksi berat:
Sengaja: penjara 10 tahun dan denda 500 juta
Jika perbuatan menyebabkan orang meninggal atau luka berat: penjara 15 tahun dan denda 750 juta
Administratively independent crimes (tindak pidana yang tidak tergantung dari apakah terjadi pelanggaran syarat administratif atau tidak)?
Jawabannya tergantung dari penafsiran kata melawan
hukum
(C) HN_RMAGW_2009
PMH dapat diartikan sebagai PMH formil dan materil Pompe berpendapat bahwa PMH bukan unsur konstitutif/mutlak dari tiap delik (bandingkan dengan pendapat Vos dan Jonkers yang menyatakan bahwa PMH adalah unsur mutlak atau stilzwijgen element
Alasan Pompe:
Pelanggaran hak Bertentangan dengan kewajiban Bertentangan dengan kesusilaan ataupun asas pergaulan dalam masyarakat ttg penghormatan thd orang lain atau barang miliki orang lain MvT menggunakan kata wederrechtelijk sama dengan tanpa hak Hazewinkel-Suringa: PMH secara materil hanya berlaku negatifsebagai dasar pembelaan jika sebuah perbuatan merupakan PMH formil, tapi bukan merupakan PMH materil maka perbuatan tersebut bukan delik. Tapi PMH materil tidak bisa dijadikan dasar penghukuman jika tidak ada PMH formil, berdasarkan asas nullum delictum Jika sebuah perbuatan dianggap sebagai tindak pidana karena adanya PMH materil saja (seperti pendapat Pompe), maka pasal 41 dan 42 adalah administratively independent crimes
(C) HN_RMAGW_2009 10
43: - Barangsiapa yang dengan - melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, - sengaja - melepaskan atau membuang zat - padahal mengetahui atau sangat beralasan untuk menduga bahwa perbuatan tersebut dapat menimbulkan pencemaran 44: Barang siapa yang dengan melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena kealpaannya melakukan perbuatan menurut pasal 43
(C) HN_RMAGW_2009 11
Ciri2 Kejahatan khusus Delik Formil: yang diperhatikan adalah tata cara perbuatan pidana dilakukan Faktual/Potensial: tidak harus akibatnya (yaitu pencemaran) telah terjadi Sanksi lebih ringan:
Sengaja: penjara 6 tahun dan denda 300 juta
Jika perbuatan menyebabkan orang meninggal atau luka berat: penjara 9 tahun dan denda 450 juta
12
1.
2.
3.
A > baku mutu, B > baku mutu Sanksi pidana pada pasal berapa untuk kasus ini? dakwaan primair pasal 41 dan pasal 42 dakwaan subsidair pasal 43 dan 44 A > baku mutu, B < baku mutu Sanksi pidana pada pasal berapa untuk kasus ini? pasal 43 dan 44 A < baku mutu, B > baku mutu Sanksi pidana pada pasal berapa untuk kasus ini?
pasal 42 (karena pasal 42 tidak mencantumkan kata melawan hukumkelalaian pasal 41, dengan syarat melawan hukum diartikan menurut pendapat Pompe
(C) HN_RMAGW_2009
13
1.
Abstract Endangerment
2.
Concrete endangerment
14
3.
4.
Vague norms
Administrative Independent crimes: Yang dipidana adalah pencemaran (akibat perbuatan), tanpa memperhatikan ada/tidaknya pelanggaran syarat administratisi oleh terdakwa Perbuatan mengakibatkan atau menimbulkan resiko (= ancaman) munculnya pencemaran/kerusakan lingkungan yang sangat serius Pidana dapat dijatuhkan meskipun tidak ada ketentuan administratif yang dilanggar tidak ada syarat melanggar hukum Pelanggaran terhadap duty of care (zorgvuldigheid): if one knows or could reasonably be expected to know that by ones actions the environment could be harmed, one should take all the measures that can reasonably be demanded in order to prevent danger or to limit or to eliminate its consequences (M. Faure & M. Visser, 1995: 347) karena duty of care bersifat umum (kewajibannya tidak ditentukan secara detail di dalam UU), maka tindaka pidana ini juga termasuk tindak pidana karena adanya perbuatan melawan hukum secara materil
(C) HN_RMAGW_2009
15
Asas ini berlaku untuk semua jenis tindak pidana (baik kejahatan umum maupun khusus)
(C) HN_RMAGW_2009
16
(C) HN_RMAGW_2009
17
Tindak pidana lingkungan adalah kejahatan Sanksi dan denda maksimum dan minimum kortporasi
Ultimum remidium
Tindak pidana formil (effluent, emisi dan ganguan) Sanksi administrasi Pelanggaran dilakukan lsatu kali Pencemaran dan perusakan LH Sanksi administrasi tidak dipatuhi Pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali Memasukkan B3 yg dilarang Memasukkan LB3 di NKRI Memasukkan limbah di NKRI Membuang limbah Membuang B3 dan LB3 Melepas rekayasa genetik (sesuai UU dan izin lh) Melakukan pembukaan lahan dengan membakar Menyusun Amdal tanpa sertifikasi kompetensi Memberikan informasi palsu,menyesatkan menghilangkan, merusak, dan ket tidak benar
(C) HN_RMAGW_2009 18
PREMIUM REMIDIUM
Penyidik Polri
Koordinasi
PPNS LH
Kewenangan lainnya
19
MENEG LH
KEJAKSAAN
(C) HN_RMAGW_2009
20
Petunjuk;
Keterangan terdakwa; dan/atau Alat bukti lain, termasuk alat bukti yang
21
SANKSI Pidana
Jenis Sanksi
Pidana MIN
UU 23/1997
Tidak Ada
(C) HN_RMAGW_2009
22
Minimu m
3 tahun 4 tahun 5 tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun
Maksimum Minimum
10 tahun 12 tahun 15 tahun 3 tahun 6 tahun 9 tahun 3 millir 4 miliar 5 miliar 1 miliar 2 miliar 3 miliar
Lalai
Pasal ini merupakan tindak pidana berupa perbuatan yang menyebabkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, kriteria baku kerusakan terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan tidak mensyaratkan adanya melawan hukum administratively independent crimes
(C) HN_RMAGW_2009
23
24
Melepaskan/mengedar kan produk rekayasa genetika tidak sesuai dgn peraturan per-uuan
Mengelola limbah B3 tanpa izin Tidak mengelola limbah B3 yang dihasilkannya Dumping Memasukkan limbah Memasukkan limbah B3
1 tahun
3 tahun
1 miliar
3 miliar
5 miliar
15 miliar25
lanjutan
Pelanggaran Min Memasukkan B3 Membakar lahan 5 tahun 3 tahun 1 tahun Pidana Maks 15 tahun 10 tahun 3 tahun Denda (rupiah) Min 5 miliar 3 miliar 1 miliar Maks 15 miliar 10 miliar 3 miliar
3 tahun
3 miliar
3 tahun
3 miliar
(C) HN_RMAGW_2009
26
lanjutan
Pelanggaran Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin lingkungan Tidak melakukan pengawasan Memberikan informasi palsu Tidak melaksanakan perintah paksaan pemerintah Menghalang-halangi pejabat pengawas dan/atau PPNS Pidana Min Maks 3 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun Denda (rupiah) Min Maks 3 miliar 500 juta 1 miliar 1 miliar
1 tahun
500 juta
(C) HN_RMAGW_2009
27
mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, baku kerusakan Ada sanksi minimum Subsidiaritas terbatas hanya untuk pasal 100 (pelanggaran baku mutu effluent) Ada tambahan beberapa tindak pidana baru (seperti pembakaran lahan, pengedaran produk hasil rekayasa genetika) Pemidanaan untuk Pejabat TUN yang:
Menerbitkan izin lingkunan tanpa dilengkapi Amdal atau UKL/UPL
(pasal 111 ayat 1) Menerbitkan izin usaha tanpa adanya izin lingkungan (pasal 111 ayat 2) Tidak melakukan pengawasan (pasal 112)
(C) HN_RMAGW_2009
28