Anda di halaman 1dari 19

INDUSTRI PUPUK ZA

Pendahuluan Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Berkembangnya sektor pertanian semakin meningkatkan kebutuhan akan pupuk, sementara negara Indonesia juga mempunyai sumber daya alam melimpah berupa bahanbahan yang dapat diolah menjadi pupuk. Salah satu produk tersebut adalah pupuk Amonium Sulfat (ZA). Amonium Sulfat atau yang biasa disebut ZA merupakan salah satu jenis pupuk buatan yang berguna bagi tanaman. Pupuk ZA adalah pupuk yang sekaligus mengandung 2 (dua) unsur hara yaitu Nitrogen (N2) dan unsur hara Sulfur (S). Nitrogen pada tanaman diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis, membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik, meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan serta meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah. Unsur hara belerang (S) memiliki manfaat yg besar untuk pertumbuhan tanaman. Adapun manfaat dari unsur hara belerang (S) yaitu untuk membantu pembentukan butir hijau sehingga daun lebih hijau, menambah kandungan protein dan vitamin tanaman, berperan dalam sintesis minyak yang berguna pada proses pembuatan gula, dan memacu pertumbuhan anakan produktif. Unsur belerang pada pupuk ZA termasuk unsur makro yaitu sebesar 24 % . Bahan baku pada pembuatan Amonium Sulfat adalah Amoniak dan Asam Sulfat. Semua bahan dapat diperoleh dari dalam negeri. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 1999-2003 menunjukkan impor Amonium Sulfat setiap tahun mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini jika dilihat dari pengkonsumsian Amonium Sulfat yang terus berkembang sebagai pupuk untuk lahan pertanian, menjadi katalis untuk membuat makanan menjadi berwarna gelap coklat kemerahan, electroplating dan lain-lain. Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.

Kelompok 4

INDUSTRI PUPUK ZA
Produksi pupuk amonium sulfat ((NH4)2SO4) atau pupuk ZA dapat

menggunakan beberapa macam bahan baku, salah satunya adalah dengan menggunakan amoniak dan asam sulfat murni. Di Indonesia, amoniak diproduksi oleh beberapa perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa bahan baku untuk pupuk ZA masih dapat terpenuhi. Pupuk sangat dibutuhkan di berbagai komoditas, baik yang termasuk kedalam sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan), maupun sektor-sektor diluar pertanian yaitu kehutanan, perikanan dan perindustrian. Untuk komoditas tertentu terutama padi, pupuk merupakan kebutuhan pokok petani dalam meningkatkan produksi padi.

Pengertian Pupuk ZA Negara Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Berkembangnya sektor pertanian semakin meningkatkan kebutuhan akan pupuk, sementara negara Indonesia juga mempunyai sumber daya alam melimpah berupa bahanbahan yang dapat diolah menjadi pupuk. Salah satu produk tersebut adalah pupuk Amonium Sulfat (ZA). Amonium Sulfat atau yang biasa disebut ZA merupakan salah satu jenis pupuk buatan yang berguna bagi tanaman. Pupuk ZA adalah pupuk yang sekaligus mengandung 2 (dua) unsur hara yaitu Nitrogen (N2) dan unsur hara Sulfur (S). Saat ini pabrik yang memproduksi pupuk ini baru ada satu yaitu PT. Petrokimia Gresik, sedangkan pertumbuhan konsumsi kebutuhan akan pupuk ini terus meningkat. Untuk mengatasi peningkatan kebutuhan akan pupuk ZA dan mengurangi kebutuhan impor ZA serta mengurangi ketergantungan terhadap negara lain

disamping membuka lapangan kerja baru dalam rangka turut memberikan kesempatan kerja sehingga jelaslah bahwa pendirian pabrik ZA di Indonesia perlu dilakukan (Wulan, 2007). Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4). Pupuk ZA diperlukan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara nitrogen (N) dan belerang (S). Unsur nitrogennya sebesar 21 % dan sulfur (belerang) sebesar 24 % (Ihsan, 2012). Pupuk ZA aman digunakan untuk semua jenis tanaman. Manfaat dari pupuk ZA adalah dapat meningkatkan produksi dan kualitas panen, menambah daya tahan tanaman Kelompok 4 2

INDUSTRI PUPUK ZA
terhadap gangguan hama, penyakit, dan kekeringan, serta memperbaiki rasa dan warna hasil panen (Horties, 2011). Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung unsur hara N. Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi factor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner dkk, (1991), definisi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentukan protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Aditya et al, 2012). Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemberiannya. Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea. Sistem Utilitas Pabrik Utilitas merupakan bagian yang menyediakan bahan pembantu proses atau biasa disebut sebagai sarana penunjang proses. Unit ini memegang peranan yang sangat penting dalam produksi, karena tanpa adanya unit ini maka proses produksi tidak dapat berjalan secara optimal. Unit penunjang (utilitas) yang ada di PT. Pupuk Kujang Cikampek dibagi menjadi beberapa unit meliputi unit penyediaan air, unit penyediaan uap (steam), unit penyediaan tenaga listrik, unit penyediaan udara Tekan Kering dan Udara Instrumen. Unit Penyedia Udara Pabrik dan Udara Instrumen Pada umumnya, udara yang dibutuhkan pabrik Kaltim-1 dibagi menjadi tiga macam: a. Udara proses (Process Air). Udara proses berguna sebagai bahan baku proses pembuatan amonia pada pabrik amonia. Kelompok 4 3

INDUSTRI PUPUK ZA
b. Udara pabrik (Plant Air). Udara pabrik digunakan untuk pelayanan umum, seperti pembersihan filter, seeding system di pabrik urea, atau untuk utility station. c. Udara instrumen (Instrument Air). Udara instrumen digunakan untuk penggerak sebagian instrumentasi yang bekerja dengan prinsip pneumatik. Pabrik utilitas hanya menyediakan udara pabrik dan udara instrumen, sementara udara proses dipenuhi sendiri kebutuhannya oleh pabrik amonia. Baik udara instrumen maupun udara pabrik diharapkan memenuhi persyaratan tekanan sebesar 8 kg/g.cm2, suhu 37oC, dan bebas minyak/lemak (oil free). Komposisi udara yang digunakan sebagai umpan adalah Nitrogen sebanyak 78%, Oksigen Sedangkan kandungan uap air dipengaruhi oleh tekanan barometris, temperatur, dan kondisi lingkungan. Udara yang digunakan pada unit ini berasal dari kompresor G-1003 milik pabrik Amonia. Peralatan utama yang digunakan antara lain: Kompresor G-1003 pabrik Amonia Kompresor darurat GB-1902 dan Atlas Copco K-2030 Tangki penyimpan udara FA-1902 6 buah Instrument air dryer KA-1902 ABCDEF 2 buah Prefilter FD-1901 2 buah After filter FD-1902 Sebelum digunakan, udara instrumen khususnya harus dikeringkan terlebih

dahulu untuk mencegah korosi pada instrumen user. Kering atau tidaknya udara ditandai dengan Dew Point atau temperatur saat udara terkondensasi. Setelah keluar dari pengering, diharapkan udara instrumen telah memiliki Dew Point kurang dari -40
o

C atau memiliki konsentrasi H2O kurang dari 128 ppm. Kebutuhan air digunakan untuk keperluan umum pabrik dan pengolahan air

Penyediaan Air

untuk produksi. Air untuk keperluan pabrik diantaranya untuk keperluan kantor, air pendingin. Sedangkan dalam pengolahan air digunakan untuk demineralisasi dan water treatment. Air untuk keperluan kantor biasanya digunakan untuk kebutuhan air di toilet. Kemudian Sistem air pendingin merupakan sistem sirkulasi air panas yang telah digunakan untuk pendinginan peralatan atau exchanger di pabrik, kemudian didinginkan dalam menara pendingin (cooling tower). Air pendingin harus mempunyai

Kelompok 4

INDUSTRI PUPUK ZA
sifat-sifat yang tidak korosif, tidak menimbulkan kerak dan tidak mengandung mikroorganisme yang dapat menimbulkan lumut. Unit demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung dalam air untuk selanjutnya dijadikan air umpan boiler atau air pendingin (sweet cooling water). Unit-unit yang ada di dalam unit demineralisasi antara lain: RC (Raw Condensate) Tank F-1302 (kapasitas 2500 m3) 3 buah Mixed Bed Filter F-1303 ABC (P = 2-3 bar, T = 60 oC) DW (Demineralized Water) Tank F-1306 (kapasitas 1250 m3) 2 buah pompa demin G-1306 ABR (untuk mengalirkan ke Boiler) Water treatment menggambarkan proses-proses yang digunakan untuk membuat air lebih dapat diterima untuk penggunaan akhir yang diinginkan. Ini dapat termasuk digunakan sebagai air minum, proses industri, medis dan penggunaan lainnya. Tujuan dari semua proses pengolahan air adalah untuk menghapus yang ada kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga air menjadi cocok untuk penggunaan akhir yang diinginkan-nya. Salah satu penggunaan tersebut adalah kembali air yang telah digunakan kembali ke lingkungan alam tanpa dampak ekologis yang merugikan. Proses yang terlibat dalam pengolahan air minum untuk tujuan pemisahan padatan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan, dan proses kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Proses biologis juga digunakan dalam pengobatan air limbah dan proses-proses mungkin termasuk, misalnya, laguna aerasi, lumpur aktif atau filter pasir lambat. Dua proses utama pengolahan air industri boiler adalah pengolahan air dan pengolahan air pendingin. Kurangnya pengolahan air yang tepat dapat menyebabkan reaksi padatan dan bakteri dalam pekerjaan pipa dan perumahan boiler. Steam boiler bisa menderita scaling atau korosi ketika diobati menyebabkan mesin lemah dan berbahaya, scale deposit dapat berarti bahan bakar tambahan diperlukan untuk memanaskan tingkat yang sama air karena turunnya efisiensi. Kualitas air kotor yang buruk dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri seperti Legionella menyebabkan risiko bagi kesehatan masyarakat. Dengan perawatan yang tepat, proporsi yang signifikan dari industri di lokasi air limbah mungkin dapat digunakan kembali. Hal ini dapat menghemat uang dalam tiga cara: biaya lebih rendah untuk konsumsi air lebih rendah, biaya rendah untuk volume Kelompok 4 5

INDUSTRI PUPUK ZA
yang lebih kecil dari air efluen yang dibuang dan biaya energi yang lebih rendah karena pemulihan panas dalam air limbah daur ulang. Korosi pada boiler tekanan rendah dapat disebabkan oleh oksigen terlarut, keasaman dan alkalinitas yang berlebihan. Pengolahan air sehingga harus menghapus oksigen terlarut dan memelihara air boiler dengan pH yang sesuai dan tingkat alkalinitas. Tanpa pengolahan air yang efektif, sistem air pendingin dapat mengalami korosi pembentukan kerak, dan fouling dan dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri berbahaya seperti yang menyebabkan Penyakit legiuner. Hal ini mengurangi efisiensi, kehidupan tanaman lebih pendek dan membuat operasi tidak dapat diandalkan dan tidak aman. Unit Pembangkit Listrik 1. Gas Turbin Generator Solar ( G-GI 7001 ) 2. PLN (Perusahaan Listrik Negara) 3. Emergency generator 4. UPS (Uninterupted Power Supply) 5. DC Charger Unit pembangkit steam Boiler memiliki dua buah pembangkit steam (E-2010 AB). Produksi dari boiler ini adalah 180 ton/jam dengan tekanan 40 bar dan temperatur 400 oC. Peralatan yang ada dalam unit pembangkit steam ini antara lain: Deaerator (V-2015) dan preheater (V-2990) Economizer (E-2011 AB) Steam drum Tube down comer dan tube riser Superheater coil Furnace Burner Force draft (FD) Fan Unit Utilitas Batubara Bahan bakar yang menggunakan pabrik yaitu boyler dan generator. Pemilihan jenis bahan bakar yang digunakan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : Harga reltif murah Mudah didapat Kelompok 4 6

INDUSTRI PUPUK ZA
Viskositas relatif Sistem kalornya tinggi Tidak menyebabkan kerusakan pada alat. Flash point 38oC Pour point -6oC Densitas 55 lb/ft3 Laboratorium Laboratorium Produksi, Laboratorium Kalibrasi, Laboratorium Uji Kimia, Laboratorium Uji Mekanik, Laboratorium Uji Kelistrikan, dll. Laboratorium uji kimia digunakan untuk menganalisis kandungan dari pupuk ZA, yakni : nitrogen, posfat, dan sulfur (belerang) serta menganalisis kadar air pada pupuk ZA dan juga Cu. Untuk menganalisis kandungan nitrogen pada pupuk ZA menggunakan alat kjehdal. Untuk analisis posfat menggunakan ametode gravimetri. Sedangkan untuk analisis unsur belerang menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis.

Bahan Baku Produksi Pupuk ZA Bahan baku pembuatan Amonium Sulfat adalah Amoniak dan Asam Sulfat. Untuk kebutuhan Amoniak dalam negeri diperoleh dari dalam negeri, PT. Pupuk produksi

Kujang, Jawa Barat mampu memproduksi Amoniak dengan kapasitas

540.197 ton/tahun pada tahun 2006. PT. Timur Raya Tunggal, Jawa Barat mampu menyediakan asam sulfat dengan kapasitas produksi 396.000 ton/tahunm, dan PT Sud Chemic Indonesia dengan kapasitas produksi 297.000 ton/tahun. Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku Sifat Fisis Amoniak Rumus molekul Berat molekul Fase Warna Bau Titik didih Titik lebur Titik kritis gas cair Kelarutan dalam air Kelompok 4 NH3 17,03 g/mol Gas Tidak berwarna khas -33,34 oC -77,73 oC 405,6 K 0,6813 g/ cm3 0,639 g/cm3 89,9 g/100 mL Asam Sulfat H2SO4 98,08 g/mol cair tidak berwarna khas 228C 1,84 g/cm3 70,6 g/100 ml 7

INDUSTRI PUPUK ZA
Kemurnian Amoniak Amoniak bersifat basa Penerima proton Dalam air, amoniak dapat terkonversi menjadi kation amonium (NH4+) Oksida NH3 pada suhu tinggi akan menghasilkan nitrogen dan air 2NH3 + 2KMnO4 2KOH + MnO2 + 2H2 O + N2 Amoniak dengan klorin dapat dianggap reaksi oksidasi 2NH3 + 2Cl2 N2 + 6NH4Cl NH3 : 99,5%, H2O : 0,5% Sifat Kimia H2SO4 : 98%, H2O : 2%

Asam Sulfat Asam sulfat dapat bereaksi dengan air Reaksi hidrasi pada asam sulfat bersifat eksotermis Reaksinya membentuk ion hidronium H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4HSO4- + H2O H3O+ + SO42Dapat bereaksi dengan basa membentuk sulfat CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O Dapat menggantikan asam dari garamnya H2SO4 + CH3COONa NaHSO4 + CH3COOH

Amonia (NH3) adalah bahan dasar pembuatan pupuk yang berbasis nitrogen, senyawa ini digunakan sebagai penyedia nitrogen yang siap pakai dibandingkan dengan nitrogen bebas yang merupakan senyawa inert. Senyawa ini mempunyai bau yang sangat menyengat. Titik didihnya sangat rendah (-33,35 oC) pada tekanan atmosfer, sehingga berwujud gas yang tidak berwarna pada suhu ruang. Gas amonia lebih ringan dari pada udara, sangat mudah larut dalam air membentuk basa lemah amonium hidroksida (NH4OH). NH3(g) + H2O(l) NH4OH(l)

Apabila terhirup dalam jumlah yang besar maka dapat menimbulkan air mata dan menyebabkan sesak nafas. Bahan baku pembuatan amonia adalah gas alam, udara, dan air. Karakteristik bahan baku pembuatan amonia: a. Gas Alam Gas alam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan amonia berasal dari sumber minyak lepas pantai. Gas alam terdiri berbagai senyawa yang berada dalam fase gas dan didapat dari eksploitasi sumber minyak dan gas bumi. Senyawa utama yang memiliki kadar terbesar dalam campuran ini adalah metana (CH4). Jumlah gas alam yang diperlukan sebagai bahan baku pembuatan amonia adalah 36,6 ton/jam. Masuknya gas alam ke dalam pabrik melalui jalur pipa gas alam. Pemasukan gas alam dilakukan dengan cara sadap. Kelompok 4 8

INDUSTRI PUPUK ZA
Selain kandungan gas metana (CH4) dalam jumlah yang besar, gas alam juga masih mengandung senyawa lain dalam jumlah yang sangat kecil seperti H2S yang rata-rata kadarnya 30 ppm, R-SH dan Hg yang rata-rata kadarnya 5 ppm. Komposisi gas alam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Komposisi Gas Alam

Tipe Gas I Komponen (Arco) (% mol) N2 CO2 CH4 C2H6 C3H8 i-C4H10 n-C4H10 i-C5H12 n-C5H12 C6H14 C7H16 1,00 3,00 88,36 5,00 2,00 0,24 0,23 0,04 0,03 0,03 0,06

Tipe Gas II (Parigi) (% mol) 1,50 5,00 90,00 2,00 0,75 0,10 0,10 0,01 0,01 0,01 0,01

Tipe Gas III (Mundu) (% mol) 1,00 1,00 70,00 12,00 10,50 2,50 2,00 0,30 0,30 0,03 0,10

Ket: Gas masuk pada temperatur 32 C dan tekanan 15,1 kg/cm2 Sumber : PT Pupuk Kujang b. Udara Kandungan terbesar komposisi udara terdiri dari 79 % N2, 20 % O2 dan sisanya senyawa lain dalam jumlah kecil. Udara memiliki temperatur kritis (Tc) = -140,7 C dan tekanan kritis 70 kg/cm2. c. Air Air (H2O) dalam bidang kimia biasa disebut pelarut universal karena merupakan senyawa polar dan reaktif, oleh karena itu air dapat bereaksi dengan berbagai macam zat yang kepolarannya sama serta dapat menghantarkan listrik dengan baik. Air (Pc) = 37,2 atm, dan densitas kritis (c) = 350 kg/m3. Udara ini

diperoleh dari atmosfir sekitar lingkungan pabrik yang dikompresi hingga bertekanan

Kelompok 4

INDUSTRI PUPUK ZA
mempunyai tekanan kritis (Pc) = 218,4 atm, temperatur kritis (Tc) = 374,15 C, dan densitas kritis (c) = 323 kg/cm3. Sifat-sifat air lainnya dapat dilihat pada Tabel. Tabel Sifat-Sifat Air Sifat Berat molekul Titik Beku (C) Titik Didih (C) Densitas (g/mL) Viskositas (cP) Panas pembentukan (kJ/mol) Panas penguapan (kJ/mol) Panas spesifik (J/gC) Air 18,05 0 100 0,998 0,8948 285,89 (18C) 40,65(100C) 4,179

Sumber: Perry, R., Perrys Chemical Engineers Handbook, 5thed. Singapore.1999

Teknologi Proses Produksi Dalam proses pembuatan pupuk ZA, dikenal ada empat jenis proses. Diantaranya adalah : b. Reaksi Netralisasi Kebanyakan dari produk Amonium Sulfat dibuat dari netralisasi dengan mereaksikan Amoniak dan Asam Sulfat kuat pada tekanan atmosfer. Reaksi tersebut adalah sebagai berikut : 2NH3 (g) + H2SO4 (l) (NH4)2SO 4(S) + Q Reaksinya adalah eksotermis (65,5 kcal/gmol). Panas yang timbul ini dikendalikan dengan pendinginan menggunakan air pada reaktor. Dalam proses ini lebih effisien karena reaksi antara Amoniak dan Asam Sulfat terjadi di Saturator yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai penetral (netralisasi) dan pembentukan kristal (kristalisasi). Amonium Sulfat yang terbentuk dipompakan ke centrifuge dimana dipisahkan antara kristal dan mother liquor. Kristal dikeringkan di dalam rotary dryer dengan menggunakan udara panas. c. Amonium Sulfat dari Proses Karbonisasi Batu Bara Kelompok 4 10

INDUSTRI PUPUK ZA
Pada tahun 1920-an proses karbonasi batu bara ini sangatlah populer di kalangan industri. Tapi pada perkembangannya proses ini makin lama makin berkurang seiring dengan meningkatnya instalasi oilgas process dan penggunaan minyak serta gas alam untuk pemanasan. Di lain pihak batu bara yang dikarbonasi tetap digunakan untuk memproduksi Amonium Sulfat . Untuk memproduksi Amonium Sulfat dari batu bara ada tiga cara yaitu cara langsung, tidak langsung, semi langsung. Pada proses langsung, mula-mula semua gas didinginkan untuk penghilangan sejumlah besar tar sebelum dialirkan ke saturator jenis bubble atau spray. Kristal Amonium Sulfat dipisahkan dari liquor-nya, kemudian dicuci di dalam centrifuges, dikeringkan, kemudian dibawa ke penyimpanan. Untuk proses langsung ini memiliki banyak sekali kelemahan terutama pada impuritas produk yang dikarenakan kontaminasi dari tar, pyridine, ataupun komponen organik lainnya yang nantinya akan mengakibatkan harga Amonium Sulfat yang dijual di pasaran menjadi jauh berkurang, dan juga klorid dari minyak, tampungan air yang digunakan akan menyebabkan Amonium Klorida dan menyebabkan korosi, kecuali telah dipasangi peralatan khusus pencegah korosi. Namun proses ini juga memiliki kelebihan yaitu biaya investasi dan operasi yang rendah, karena keterbatasan dari proses langsung ini maka mulailah dicari metode baru yaitu proses tidak langsung. Pada proses ini gas panas dari oven mula-mula didinginkan dengan sirkulasi wash liquor dan scrubbing air. Liquor yang telah dikombinasikan kemudian dipisahkan dengan Amoniak bebas didalan kolom striping. Kemudian setelah di striper liquor tersebut diolah dengan larutan basa untuk pemisahan Amonium klorida setelah itu barulah dialirkan kedalam reaktor

saturator yang kemudian dibentuk Ammonium Sulfat . Untuk metode semi langsung gas didinginkan dan kemudian dihilangkan tarnya serta untuk memproduksi kondensatnya yang mengandung cukup banyak Amoniak. Untuk proses semi langsung ini diproduksi dengan hasil Amonium Sulfat yang lebih murni dan dengan yield recovery Ammonia yang lebih tinggi.

d. Reaksi antara gypsum dan amonium karbonat Di negara Inggris, Austria dan India, Ammonium Sulfat diproduksi dengan reaksi antara kalsium Sulfat dan Ammonium karbonat. Metode ini dikenal juga

Kelompok 4

11

INDUSTRI PUPUK ZA
sebagai Mersseburg Process, yang menggunakan gypsum dan Kalsium Sufat Anhidrat. Reaksi yang terjadi adalah : NH3(g) + H2O(1) NH4OH(aq) (-8.320 cal/gmol) 2NH4OH(aq) + CO2(g) (NH4)2CO3(S) + H2O(1) (-22.080 cal/gmol) CaSO4.H2O(aq) + (NH4)2CO3(S) CaCO3S) + (NH4)2SO4(S) + H2O(1) (-3.900 cal/gmol) Proses ini digunakan pada negara-negara yang memiliki sumber Kalsium Sulfat tetapi tidak memiliki Sulfur untuk memproduksi Amonium Sulfat. Baik produk dari proses ini dapat digunakan pada industri semen atau juga dapat digunakan pada pabrik Kalsium Amonium Sulfat . e. Reaksi antara amoniak dan sulfur dioksida Pada proses ini, dibagi menjadi dua jenis proses. Diantaranya adalah : Proses Marino Amonium Sulfat dibuat dengan de sulfurisasi udara Amoniak cair dengan Sulfur Dioksida bereaksi di dalam reaktor kristaliser yang terbuka. Dalam pencampuran antara Sulfur dioksida, oksigen, air, dan Amoniak juga ditambah vanadium pentoxide pada suhu 200-450oC dan tekanan 0,1-5 atm. SO2 + O2 +H2O +2NH3 (NH4)2SO4 +128,7 kkal/gmol Kemudian dipisahkan di centrifuge dan dikeringkan di rotary dryer. Proses Piritas Espanolas (PE) Amonium Sulfat dapat dibuat dengan mengabsorbsi gas sulfur pada pelarut organik dan menghasilkan sulfit / kaya liquor dengan udara untuk memproduksi sulfat. Kemudian ditambahkan Amoniak untuk menghasilkan Amonium Sulfat. Setelah itu dipisahkan dari solven-nya, disentrifugasi, dikeringkan kemudian dipagging. Solvent yang digunakan biasanya adalah Toluena. 2C7H7NH2 + SO2 +H2O (C7H7NH3)2SO3 (C7H7NH3)2SO4 + O2 (C7N7NH3)2SO4 (C7H7NH3)2SO4 + 2NH3 2C7H7NH2 + (NH4)2SO4

Proses yang sering digunakan adalah proses Netralisasi karena : Lebih ekonomis Kelompok 4 12

INDUSTRI PUPUK ZA
Proses lebih sederhana Bahan baku mudah didapat Tanpa menggunakan katalis

Proses Produksi Pupuk ZA Proses yang sering digunakan dalam pembuatan pupuk ZA adalah proses netralisasi karena memiliki beberapa keuntungan. Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk ZA dengan metode netralisasi adalah amoniak dan asam sulfat (reaktan murni). Digunakan metode netralisasi karena mudah, cepat, memiliki konversi yang tinggi, dan menggunakan bahan baku yang mudah didapat. Dibawah ini merupakan gambar diagram alir proses pembuatan pupuk ZA dengan metode netralisasi: Uap NH3 NH3 (l) Tahap Penguapan Tahap Netralisasi mother liquor Tahap Pemisahan
Tahap Penyerapan (scrubbing) Tahap Pengeringan

H2SO4 (l)

Udara panas
Tahap Penampungan Produk

Gambar Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk ZA Tahap Penguapan Dalam proses pembuatan pupuk ZA, alat yang digunakan pada tahap penguapan adalah vavorizer. Tahap Netralisasi Alat yang digunakan pada tahap netralisasi pada proses pembuatan pupuk ZA adalah adalah saturator. Kebanyakan dari produk Amonium Sulfat dibuat dari netralisasi dengan mereaksikan Amoniak dan Asam Sulfat kuat pada tekanan atmosfer. Reaksi tersebut adalah sebagai berikut : 2NH3(g) + H2SO4(1) (NH4)2SO4(S) + Q Kelompok 4 13

INDUSTRI PUPUK ZA
Reaksinya adalah eksotermis (65,5 kcal/gmol). Panas yang timbul ini dikendalikan dengan pendinginan menggunakan air pada reaktor. Dalam proses ini lebih effisien karena reaksi antara Amoniak dan Asam Sulfat terjadi di Saturator yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai penetral (netralisasi) dan pembentukan kristal (kristalisasi). Tahap Pemisahan Pada tahap pemisahan pada proses pembuatan pupuk ZA, alat yang digunakan adalah centrifuge. Amonium Sulfat yang terbentuk pada proses sebelumnya,kemudian dipompakan ke centrifuge dimana dipisahkan antara kristal dan mother liquor. Tahap Pengeringan Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah tahap pengeringan. Tahap pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatile yang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan

menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat tray dryer. Selama proses pengeringan dalam tray dryer terjadi peristiwa peristiwa fundamental secara bersamaan yang meliputi transfer panas dari media pengering (biasanya udara) ke padatan yang dikeringkan dan transfer massa air dari padatan yang dikeringkan ke media pengering (udara). Data-data yang diperoleh dari penelitian secara eksperimental perlu digeneralisasi terlebih dahulu untuk dapat menaksir parameter-parameter proses yang penting dengan menggunakan

pengembangan model matematis proses yang terjadi. Tahap Penyerapan Tahap penyerapan dilakukan jika setelah tahap pengeringan masih tersisa cairan yang tidak volatile. Tahap Penampungan Produk Produk/hasil yang didapatkan ditampung untuk selanjutnya dianalisis kadar nitrogen, kadar sulfur, kadar air dan ukuran butirannya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu yang membahas tentang kesehatan dan keselamatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil kerja. Kelompok 4 14

INDUSTRI PUPUK ZA
Produktivitas suatu perusahaan salah satunya sangat bergantung pada peran yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Kemampuan tenaga kerja untuk melakukan produksi memerlukan dukungan dan jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya. Pada kondisi kesehatan yang baik, kondisi lingkungan kerja yang sehat, proses kerja yang aman, dan hubungan kerja yang damai (Peaceful Industrial Relations), maka tenaga kerja dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan kemampuan terbaik mereka. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan K3 ditempat-tempat kerja masih jauh dari harapan, hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan akan K3 dan umumnya manajemen masih menganggap K3 sebagai pemborosan (ferliest post). Sementara dengan kemajuan teknologi permesinan yang semakin canggih dan proses produksi yang semakin kompleks akan menghasilkan berbagai faktor polutan yang semakin beragam bentuknya, serta tingkat paparannya yang dapat berbahaya bagi tenaga kerja. Untuk penangan bahaya industri tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan personalia K3 di setiap tempat kerja industri atau perusahaan. Kesehatan berasal kata sehat yang artinya tidak mengalami suatu penyakit. Kerja adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sesuatu produk, jadi kesehatan kerja adalah suatu keadaan dimana kesehatan pekerja, lingkungan kerja dan hasil kerja yang dihasilkan kondisinya sehat. Pekerja yang sehat, lingkungan kerja yang sehat merupakan salah satu syarat untuk menghasilkan produk yang baik. Keselamatan kerja berasal dari kata selamat artinya terhindar dari bahaya, karena ini berhubungan dengan pekerjaan maka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan : 1. Mesin 2. Pesawat 3. Alat Kerja 4. bahan dan prosesnya 5. Tempat dan lingkungan kerja 6. Cara melakukan pekerjaan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1970) Keselamatan Kerja memiliki tujuan utama yang sangat mempengaruhi proses produksi dalam sebuah industri, antara lain : 1. Melindungi Kesehatan dan keselamatan pekerja 2. Meningkatkan kesejahteraan dan kinerja 3. Menjamin kesehatan dan keselamatan orang lain dalam lingkungan kerja Kelompok 4 15

INDUSTRI PUPUK ZA
4. Mengamankan sumber polutan 5. Menyehatkan lingkungan kerja 6. mengefisienkan kegiatan Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas. Sebagai upaya untuk meminimalkan dampak negatif bahaya dari setiap kegiatan usaha PT. Petrokimia Gresik menerapkan Sistem Manajemen K3(SMK3). Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Bab III Pasal 3 ayat 1 huruf a menyebutkan bahwa salah satu syarat keselamatan kerja adalah mencegah dan mengurangi kecelakaan . Oleh karena itu, industri berupaya untuk memenuhi ketentuan tersebut dengan menerapkan K3 terhadap semua fasilitas-fasilitas produksinya untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan. Di tempat kerja, potensi bahaya sebagai sumber resiko khususnya terhadap keselamatan atau kesehatan di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain berupa faktor fisik, kima, biologi, ergonomi, dan lain sebagainya. Potensi bahaya dan risiko mempunyai kontribusi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Dalam teori domino menyatakan bahwa, kurangnya pengendalian dari pihak manajemen adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga diperlukan adanya pencegahan suatu kecelakaan tidak hanya dari segi teknis namun juga dari segi manajemen. Untuk itu, melalui evaluasi penerapan K3 dengan menggunakan metode ISRS dapat memberikan masukan dalam menganalisa setiap elemen dari programprogram K3. International Safety Rating System merupakan sistem evaluasi untuk program safety yang memberikan masukan untuk menganalisa sistem dari setiap elemen dari program safety untuk menentukan tingkat dan kualitas pengendalian manajemen. Penerapan ISRS bertujuan untuk menjamin bahwa proses produksi bisa berjalan secara kontinyu dengan melindungi pekerja, peralatan, dan lingkungan dari terjadinya kecelakaan kerja, antara lain :

Selalu mengutamakan agar karyawan mendapat tempat kerja yang aman dan sehat.

Perusahaan sangat memperhatikan masalah dan dampak lingkungan dari seluruh aktivitas perusahaan.

Kelompok 4

16

INDUSTRI PUPUK ZA

Seluruh aktivitas perusahaan dievaluasi secara ilmiah dampaknya terhadap lingkungan tindakan pengawasan dan pencegahan.

Melalui praktek manajemen yang efektif, perusahaan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dan meminimumkan dampak negatif terhadap lingkungan serta menciptakan sumbangsih positif terhadap masyarakat.

Membangun landasan kepatuhan sejalan dengan peraturan K3 dan pelestarian lingkungan.

Mengupayakan perbaikan berkelanjutan. Menetapkan dan pengkajian sasaran, penilaian dan pelaporan kinerja K3 serta pelestarian lingkungan. Sasaran utama keselamatan kerja yang digunakan dalam industri pupuk ZA

(Ammonium Sulfat) antara lain :

Kemanusiaan : berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja dengan demikian mencegah terwujudnya keamanan.

Ekonomi : Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Sosial : berupaya menciptakan kesejahteraan sosial memberikan perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.

Hukum : berupaya menerapkan aturan pemerintah.

Limbah Industri Dalam pabrik pembuatan pupuk ZA ini selama proses produksi menghasilkan beberapa limbah, antara lain limbah gas dan limbah cair. 1. Limbah gas Limbah gas adalah suatu limbah yang berasal dari debu-debu hasil produksi yang ikut keluar bersama dengan udara luar. Debu ini di olah terlebih dahulu sebelum dibuang ke udara. Proses pengolahan limbah debu terlebih dahulu melalui proses yakni wet Cyclone dimana debu tersebut dibasahi dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tangki penampung dan dapat dibuang. 2. Limbah cair Limbah cair ini diperoleh dari proses flushing peralatan yang dilakukan secara berkala dan juga berasal dari oli. Oli ini didapat dari hasil oil separator. Kelompok 4 17

INDUSTRI PUPUK ZA
Proses pengolahan limbah cair ini yakni melalui proses netralisasi dimana limbah cair tersebut ditambahkan dengan Ca(OH)2 kemudian masuk ke kolam aerasi. Kolam aerasi ini terdapat bakteri yang dapat menyerap racun atau zat yang berbahaya yang ada pada limbah tersebut sebelum di buang. Setelah melalui kolam aerasi, maka limbah cair tersebut akan menjadi terendapkan dan tidak berbahaya lagi untuk lingkungan. 3. Limbah Padat Limbah padat dapat bersumber dari bahan baku, proses dan produk samping yang tidak diinginkan. Limbah padat terdiri dari limbah non B3 yakni kapur dan gipsum. Pengelolaannya dapat menggunakan prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) atau dumping. Sedangkan untuk limbah B3 yakni katalis bekas dapat dikelola dengan cara 3R atau dikirim ke PT PPLI Cileungsi Bogor.

Kelompok 4

18

INDUSTRI PUPUK ZA

Kelompok 4

19

Anda mungkin juga menyukai