mengakibatkan perubahan-perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep serta persyaratan CPOB. Konsep CPOB yang bersifat dinamis memerlukan penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan atau teknologi dalam bidang farmasi. Demikian pula perkembangan penerapan CPOB di Indonesia. Terkait dengan telah ditanda-tanganinya Harmonisasi pasar ASEAN 2008 oleh ke-11 pemimpin negara ASEAN, di mana kesehatan/produk farmasi, merupakan salah satu komoditi yang ikut serta dalam harmonisasi pasar ASEAN. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan industri farmasi nasional, Badan POM Republik Indonesia selaku regulator industri farmasi nasional, telah mencanangkan penerapan CPOB edisi tahun 2006 (CPOB Terkini) bagi industri farmasi di Indonesia mulai 1 Januari 2007 dengan surat keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.053.0027 tahun 2006. Dalam Pedoman CPOB edisi tahun 2006, acuan yang digunakan antara lain WHO Technical Report Series yaitu TRS 902/2002 Aneks 6, TRS 908/2003 Aneks 4, TRS 929/2005 Aneks 2,3,4, TRS 937/2006 Aneks 2,4 GMP for Medical Products PIC/S 2006, dan lain-lain. Apabila dilihat dari perjalanan sejarah penerapan CPOB di Indonesia, maka penerapan CPOB Terkini, merupakan CPOB edisi ke-3, sejak
diberlakukannya penerapan CPOB bagi industri farmasi di Indonesia tahun 1989. Berbeda dengan CPOB edisi 1988 maupun 2001 yang dikenal sekarang, c-GMP
atau CPOB terkini (2006) lebih menekankan pada sistem atau manajemen (management/system) pada setiap kegiatan di industri serta konsistensi industri farmasi yang bersangkutan dalam melaksanakan berbagai peraturan dan persyaratan tersebut. Hal-hal baru yang diatur dalam CPOB Terkini antara lain adalah Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System/QMS), Sistem Tata Udara (Air Handling System/AHS), terutama untuk produk-produk steril serta persyaratan Air Untuk Produksi (water system). CPOB merupakan pedoman yang harus diterapkan dalam seluruh rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat jadi, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 43/Menkes/SK/II/1988 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik. Pedoman CPOB bertujuan untuk menghasilkan produk obat yang senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Obat yang berkualitas adalah obat jadi yang benar-benar dijamin bahwa obat tersebut : mempunyai potensi atau kekuatan untuk dapat digunakan sesuai tujuannya. Memenuhi persyaratan keseragaman, baik isi maupun bobot. Memenuhi syarat kemurnian. Memiliki identitas dan penandaan yang jelas dan benar. Dikemas dalam kemasan yang sesuai dan terlindung dari kerusakan dan kontaminasi. Penampilan baik, bebas dari cacat atau rusak. Berikut adalah perbedaan antara masing-masing CPOB dibahas menurut perbabnya:
Tidak diatur
Manajemen bertanggung jawab agar obat dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan, memenuhi persyaratan dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya, karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif.
Manajemen membuat Kebijakan Mutu perusahaan dan Manajemen Mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar.
Kebijakan Mutu
Konsep keterkaitan antara Manajemen Mutu Pemastian Mutu CPOB Pengawasan Mutu
Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal, baik secara tersendiri maupun kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan
Pemastian Mutu (QA) mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain, seperti desain dan pengembangan produk, Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB) atau Good Clinical Practices (GCP), Good Laborary
Tujuan: membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi; untuk melihat trend dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.
Pengkajian Mutu Produk dilakukan secara berkala, setiap 1 tahun sekali disebut Pengkajian Produk Tahunan (PPT)
Penanggung Jawab Produksi Penanggung Jawab Pengawasan Mutu Penanggung Jawab Pemastian Mutu
Bab 3. Bangunan dan Fasilitas Persyaratan Kelas Kebersihan Kaskade (Perbedaan) Tekanan Udara CPOB 2001
Tidak diatur secara spesifik Non beta-laktam : Ruang Produksi Liquid/Semi Solid (tidak berdebu) > Koridor > Ruang Produksi Solid (berdebu) > Udara luar (black area)
Beta-laktam : Ruang produksi (solid) < Koridor < Udara Luar (black area)
CPOB 2006
Prinsip : Clean koridor Tekanan udara di Koridor > Ruang Produksi (solid maupun liquid/semisolid)
CPOB 2006
Penimbangan bahan dilakukan di area terpisah yang didesain khusus untuk kegiatan tersebut.
Peralatan harus dikualifikasi (KI, KO, dan KK) sebelum digunakan Persyaratan
Bab 5. Sanitasi dan Higiene Secara umum, untuk bab 5 ini tidak banyak perbedaan antara CPOB: 2001 dengan CPOB: 2006, kecuali beberapa hal misalnya tentang Label Bersih (sedikit beda), dan persyaratan fasilitas sanitasi (locker, tempat sepatu, wastafel, dan lainlain). CPOB: 2001 Personalia Bangunan Peralatan Validasi dan Keandalan Prosedur
CPOB: 2006 Higiene Perorangan Sanitasi Bangunan dan Fasilitas Pembersihan dan Sanitasi Peralatan Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi
Pada bab ini terdapat banyak sekali perbedaan antara CPOB: 2001 dengan CPOB: 2006. Perbedaan utama di antaranya adalah dihilangkannya klausul tentang Produk Steril, dimana pada CPOB: 2006 di buat dalam bab tersendiri (Anneks 1 Pembuatan Produk Steril) sehingga jauh lebih lengkap. Perbedaan lain yang utama adalah perubahan beberapa Glosarium (pengertian istilah), di antaranya : Bahan Awal terbatas pada bahan baku aktif dan bahan baku pembantu (pada CPOB: 2001, bahan awal adalah bahan baku aktif, bahan penolong dan bahan pengemas) Bahan pengemas dipisahkan dari bahan cetak (etiket dan leaflet) Istilah contoh diganti dengan sampel
Istilah Obat Jadi diganti dengan Produk Jadi Perbedaan lain, Validasi Proses, pada CPOB: 2006 dibuat Bab tersendiri (Bab 12. Kualifikasi dan Validasi). Di samping itu, pada CPOB: 2006 juga di atur tentang Penggunaan Fasilitas Bersama dengan produk Non Obat, misal kosmetika, produk komplemen (food supplement/complimentary products), dan obat tradisional non simplisia, harus mendapat persetujuan dari Otoritas Pengawas Obat (Badan POM). b. Bahan Awal CPOB: 2001 Tidak ada ketentuan mengenai Daftar Pemasok Yang Disetujui dan Nama Pemasok Persyaratan suhu ruangan penyimpanan :
Label status bahan awal, untuk zat berkhasiat harus tiap wadah. Sedangkan untuk wadah bahan awal lain, direkatkan paling sedikit satu label pada wadah terbawah dari tumpukan wadah yang tersimpan di atas satu palet. Kalibrasi timbangan, tidak ada ketentuan lembaga yang melakukan kalibrasi Bahan awal yang Ditolak, di simpan di tempat khusus (tidak ada ketentuan harus terkunci).
CPOB : 2006 Harus dibuat Daftar Pemasok yang disetujui dan Nama Pemasok yang dicantumkan dalam Spesifikasi Bahan Persyaratan suhu ruangan penyimpanan :
Label status bahan awal, tiap wadah bahan awal harus ada status. Kalibrasi timbangan, dibagi menjadi 2 macam, yaitu kalibrasi internal dan kalibrasi eksternal. Kalibrasi internal dilakukan rutin tiap 6 bulan dengan menggunakan batu timbang standar terkalibrasi. Kalibrasi eksternal hanya boleh dilakukan oleh laboratorium kalibrasi terakreditasi (memiliki sertifikat KAN), pemasok/perusahaan lain yang terakreditasi atau oleh Badan Metrologi untuk memenuhi legalitas oleh pemerintah. Bahan Awal yang Ditolak harus tersimpan ditempa khusus yang terkunci. c. Penimbangan dan Penyerahan
CPOB: 2001 Tidak ada persyaratan ruang khusus untuk menyimpan bahan yang sudah ditimbang atau dihitung (Staging Area) CPOB: 2006 Sesudah ditimbang atau dihitung, semua bahan untuk tiap bets disimpan dalam
satu kelompok dalam ruang khusus (Staging Area) dan diberi penandaan yang jelas (lihat Bab 3. Bangunan dan Fasilitas) d. Pengolahan CPOB: 2001 Tidak ada ketentuan pemantauan suhu dan kelembaban udara, sebelum dilakukan proses pengolahan. Persyaratan Air Untuk Produksi :
Tidak ada ketentuan mengenai jenis pelumas mesin yang digunakan. Tidak ada ketentuan khusus mengenai Batas Waktu dan Kondisi
Penyimpanan
Produk-Dalam-Proses
(produk
antara
sebelum
dilakukan
pengemasan primer). Proses pengolahan produk steril CPOB: 2006 Sebelum dilakukan proses pengolahan, dilakukan pemantauan suhu dan kelembaban ruangan produksi. Persyaratan Air untuk Produksi
Pelumas mesin yang digunakan harus food grade. Batas Waktu dan Kondisi Penyimpanan Produk-Dalam-Proses, harus ditetapkan agar produk tidak mengalami penurunan mutu selama penyimpanan sebelum dilakukan proses selanjutnya. Pembuatan Produk Steril diatur dalam Bab tersendiri (Anneks 1). e. Bahan Pengemas
CPOB: 2001 Dimasukkan dalam Bahan Awal CPOB: 2006 Bahan Pengemas dibedakan Bahan Pengemas Primer, Bahan Pengemas Cetak (leaflet dan etiket), dan Bahan Cetak Lain. Bahan Pengemas Cetak harus disimpan dengan kondisi pengamanan memadai (terkunci) dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Kodifikasi (pemberian kode nomor bets) dilakukan di ruangan terpisah dan hanya bahan cetak tertentu saja yang boleh diletakkan di tempat kodifikasi pada saat yang sama.
Bab 7. Pengawasan Mutu Salah satu perubahan pokok dalam CPOB 2006, bila dibandingkan dengan CPOB 2001 adalah Bab mengenai Pengawasan Mutu. Perubahan fundamental tersebut di antaranya adalah mengenai adanya Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik (dalam CPOB 2001 tidak ada), metode pengambilan sampel, dan program stabilitas. Untuk Validasi Metode Analisa, pada CPOB 2006 dibahas dalam bab
tersendiri (Bab 12. Kualifikasi dan Validasi). Hal lain yang berbeda adalah Bagian QC hanya berhak untuk meluluskan/menolak Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara dan Produk Ruahan, sedangkan untuk Produk Jadi yang berhal meluluskan atau menolak adalah Bagian QA (Quality Assurance). Pada CPOB 2006 ini juga dikenal istilah Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik (CBPMB), yang mengacu pada GLP (Good Laboratory Practices). Aspek-aspek dalam CBPMB adalah Bangunan dan fasilitas, Personil, Peralatan, Pereaksi dan Media Perbenihan, Baku Pembanding, Spesifikasi dan Prosedur Pengujian, serta Catatan Analisis. Cara Berlaboratorium Pengawasan Mutu Yang Baik (CBPMB) a. Bangunan dan Fasilitas
CPOB : 2001 Persyaratan untuk ruang Pengambilan Sampel, Ruang Pengujian Mikrobiologi tidak di atur secara spesifik Bangunan Laboratorium pengujian untuk hewan boleh dalam satu bangunan (gedung) dengan syarat menggunakan sistem pengendalian udara terpisah dan dilengkapi dengan ruang penyangga. Suhu ruangan Laboratorium: 24 28 derajat C, Kelembaban Nisbi (RH : 60 80 %) CPOB : 2006 Persyaratan Ruang Pengujian Mikrobiologi dan Ruang Pengambilan Sampel di atur lebih spesifik.
Bangunan Laboratorium Pengujian Hewan HARUS TERPISAH dengan sistem pengendalian udara yang terpisah dan dilengkapi ruang antara sebagai ruang penyangga. Suhu ruangan Laboratorium : Max. 28 derajat Celcius, Kelembaban Nisbi: Maksimum 80%. b. Personil Hampir sama, hanya saja pada CPOB: 2006, dijelaskan mengenai Uraian Tugas masing-masing Kepala Seksi. Harus ada personil pengganti apabila pejabat yang bersangkutan berhalangan. c. Peralatan
CPOB: 2001 Tidak ada ketentuan lokasi Protap untuk mengoperasikan tiap instrumen atau peralatan Tidak ada persyaratan Kualifikasi/Validasi peralatan, instrumen atau perangkat lunak terkait Syarat kalibrasi alat tidak jelas dan spesifik CPOB: 2006 Protap (Prosedur Tetap) untuk pengoperasian tiap instrumen dan peralatan
tersedia dan DILETAKKAN Di DEKAT instrumen atau peralatan yang bersangkutan Peralatan, instrumen dan perangkat lunak (software) terkait HARUS dikualifikasi/divalidasi, dirawat dan dikalibrasi dalam selang waktu yang telah ditetapkan serta didokumentasikan. Tanggal kalibrasi, perawatan dan kalibrasi ulang HARUS sesuai dengan jadwal dan tertera dengan jelas pada peralatan ybs. d. Pereaksi dan Media Perbenihan CPOB: 2001 = CPOB: 2006 e. Baku Pembanding
CPOB : 2001 Tidak dijelaskan secara rinci prosedur pembuatan Baku Pembanding (primer, sekunder, maupun kerja) Tidak ada persyaratan pencantuman tanggal penerimaan dan pertama kali wadah dibuka pada tiap wadah bahan yang digunakan. CPOB: 2006 Baku Pembanding terdiri dari Baku Pembanding Primer, Baku Pembanding Sekunder dan Baku Kerja. Baku Kerja dapat dibuat dari bahan aktif yang telah dibakukan terhadap Baku Pembanding Primer atau Baku Pembanding Sekunder, minimal dilakukan 6 x pengulangan dengan RSD < 2%. Tanggal penerimaan dan pertama kali wadah dibuka HARUS dicantumkan pada tiap wadah bahan yang digunakan.
f.
Pengambilan Sampel
CPOB: 2001 Pola pengambilan contoh Bahan Baku (bahan baku aktif dan bahan tambahan) dan Bahan Pengemas
Uji Identitas: Contoh diambil dari tiap wadah, tidak ada aturan tentang validasi yang menjamin tidak ada wadah dengan penandaan yang salah. Diatur mengenai jumlah contoh yang harus diambil. Kegiatan pengambilan contoh dapat dilakukan di Ruang Kelas IV dengan memanfaatkan teknik udara laminar. Tidak ada aturan khusus mengenai validasi pembersihan alat pengambil sampel dan batas waktu penyimpanan. CPOB: 2006 Pola pengambilan sampel Bahan Awal (bahan baku aktif dan bahan tambahan) dan Bahan Pengemas, dilakukan menurut pola sebagai berikut:
Uji Identitas : Sistem pengambilan sampel dari sebagian jumlah wadah yang diterima secara proporsional diperbolehkan apabila telah dilakukan validasi yang menjamin tidak ada wadah dengan penandaan yang salah. Kegiatan pengambilan sampel harus dilakukan di dalam Ruang Pengambilan Sampel (Ruang Sampling) yang setara dengan kelas kebersihan jenis produk yang diproduksi dan dilengkapi dengan dust extractor dan LAF (Laminar Air Flow). Harus dilakukan Validasi Pembersihan Alat Pengambil Sampel dan alat yang sudah dibersihkan diberi batas waktu penyimpanan. g. Persyaratan Pengujian
CPOB: 2001 Tidak ada aturan mengenai pengurangan parameter pengujian Bahan Awal (Bahan Baku Aktif dan Bahan Baku Penolong). Tidak ada aturan mengenai batas waktu pengujian (lama penyimpanan) Produk Antara/Produk Ruahan. Tidak ada aturan mengenai pengurangan pengujian produk jadi yang telah disetujui pada saat pemberian izin edar. CPOB: 2006 Parameter pengujian tertentu untuk Bahan Awal dapat dikurangi bila tren seluruh parameter yang diuji telah memenuhi syarat tertentu. Batas waktu pengujian (lama waktu penyimpanan) Produk Antara/Produk Ruahan harus ditetapkan dan divalidasi Parameter pengujian untuk produk jadi yang telah disetujui pada saat pemberian izin edar dapat dikurangi bila tren seluruh parameter yang diuji telah memenuhi
persyaratan tertentu, antara lain: Proses Pembuatan sudah divalidsi, uji stabilitas memenuhi syarat dan tersedia data validsi retrospektif atau peninjauan produk tahunan. h. Studi Stabilitas CPOB: 2001 Kriteria pengujian: ICH Guideline (ICH QIA) Tidak ada aturan mengenai jenis perubahan yang memerlukan uji stabilitas Tidak ada aturan yang spesifik mengenai studi stabilitas produk yang beredar. CPOB: 2006 Kriteria pengujian : ASEAN Guideline on Stability Study of Drug Product dan Guideline resmi lain, misalnya ICH. Beberapa perubahan, harus dilakukan uji stabilitas :
Studi Stabilitas produk yang beredar, dibedakan antara lain: Uji stabilitas untuk produk yang beredar dengan didukung data Pengkajian Produk Tahunan (Annual Product Review), kondisi penyimpanan sampel sesuai dengan yang disyaratkan (on going stability), Follow Up Study (FUS), In-use stability dan study survaillence.
BAB 8. INSPEKSI DIRI DAN AUDIT MUTU a. Aspek Untuk Inspeksi Diri
CPOB 2006
c.
Audit Mutu
CPOB: 2001 Tidak diatur CPOB: 2006 Audit Mutu digunakan untuk melengkapi program Inspeksi Diri
Audit Mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari Sistem Manajemen Mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. Audit Mutu dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. d. AUDIT DAN PERSETUJUAN PEMASOK CPOB: 2001 Diatur dalam Bab 7. Pengawasan Mutu CPOB: 2006 Harus dibuat Prosedur Tetap (Protap). Merupakan tanggung jawab Bagian Pemastian Mutu (QA). Dibuat Daftar Pemasok Yang Disetujui (Approved Supplier) dan ditinjau ulang secara berkala. Dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui. Kemampuan pemasok memenuhi standar CPOB.
BAB 9. PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK, PENARIKAN KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN CPOB : 2001 Penanggung jawab tidak diatur Tidak definisi mengenai Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian CPOB: 2006 Penanggung jawab : Kepala Bagian Pemastian Mutu Definis: Lihat halaman Bab 9.
BAB 10. DOKUMENTASI Tidak ada perbedaan signifikan antara CPOB: 2001 dengan CPOB: 2006
BAB 11. PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK CPOB: 2001 Bagian dari Bab 6. Produksi: Pembuatan Obat Berdasarkan Kontrak CPOB: 2006
BAB 12. KUALIFIKASI DAN VALIDASI CPOB: 2001 Tersebar dalam beberapa Bab. CPOB : 2006 Kualifikasi Kualifikasi desain : unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. POP CPOB 2006 : spesifikasi fasilitas, sistem dan alat yang akan digunakan Lampiran 12.8 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah operasional :
Bukti yang mendukung dan memverifikasi parameter dan batas variabel kritis pengoperasian alat Kalibrasi, prosedur pengoperasian, pembersihan, perawatan preventif , Prosedur dan catatan pelatihan operator Validasi Prinsip : berlaku untuk proses baru, perubahan proses dan validasi ulang. Fasilitas, sistem dan peralatan telah terkualifikasi Metode analisis sudah tervalidasi Personil sudah mendapat pelatihan Prospektif Ukuran bets sama dengan ukuran bets produksi yang direncanakan. Bila bets akan dipasarkan maka pembuatan sesuai CPOB, hasil validasi memenuhi spesifikasi dan sesuai izin edar. Konkuren Bets diluluskanberdasarkan hasil serangkaian uji Pengawasan Mutu yang intensif, pengkajian kondisi pembuatan, dan persetujuan dari Pemastian Mutu. POP CPOB 2006 : Dalam hal tertentu, Validasi Konkuren dilakukan terhadap produk yang sudah diproduksi secara rutin, misal: perubahan pabrik pembuat eksipien dengan spesifikasi yang sama; dan perubahan mesin dengan spesifikasi yang sama. Retrospektif Hanya untuk produk yang sudah mapan, tidak berlaku bila ada perubahan formula, prosedur pembuatan, peralatan, pemasok bahan awal. Berdasar riwayat
produk, perlu protokol khusus dan laporan hasil kajian data. Bets yang dipilih mewakili seluruh bets yang dibuat termasuk yang tidak memenuhi persyaratan Pada umumnya 10 30 bets berurutan untuk menilai konsistensi dan kehandalan POP CPOB 2006 : mencakup analisis kecenderungan (trend analysis) dengan menggunakan control chart dari data riwayat pembuatan dan pengendalian mutu (misal hasil uji kadar, uji disolusi, pH dan bobot jenis). Kehandalan proses (process capability/Cpk) hendaklah mencapai minimal 1,33. Validasi Pembersihan Validasi Pembersihan : konfirmasi efektivitas prosedur pembersihan Metode analisis tervalidasi, batas deteksi peka untuk mendeteksi tingkat residu atau cemaran. Dapat dilakukan dengan pendekatan kondisi terburuk dengan memerhatikan isu kriitis. Batas perolehan kembali (recovery) pada validasi metode analisis pemeriksaan residu hendaklah tidak kurang dari 80%. (POP 12.36). Dilakukan 3 kali berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan (12.39) Kriteria penerimaan : Lihat penjelasan pada POP butir 12.38 Pengendalian Perubahan Validasi Ulang secara berkala, perubahan signifikan yang memerlukan validasi ulang ditetapkan melalui pengkajian risiko. Validasi Metode Analisa Uji identifikasi Uji kuantitatif kandungan impuritas Uji batas impuritas
Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen tertentu dalam obat. Karakteristik validasi yang perlu diperhatikan untuk tiap uji. Lampiran 12.45a : Protap validasi Metode Analisis Lampiran 12.45b : Protokol Validasi Metode Analisis Penetapan kadar