Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM REFRAKTOMETRI dan POLARIMETRI

Dosen pembimbing Tanggal Praktikum Tanggal Pengumpulan : Bu Dewi : 20 Maret 2012 : 27 Maret 2012

Kelas : 1A-TKPB Kelompok \

Disusun oleh: Dini Khairida Lubis Fauzi Yusupandi Husain Akbar sumeru Kamalul Hasan 111424005 111424006 111424007 111424009

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012

REFRAKTOMETRI
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Apabila sebatang stik dicelupkan ke dalam air di dalam sebuah gelas, maka stik tersebut akan kelihatan melengkung. Jika stik tersebut dicelupkan ke dalam larutan gula, maka stik tersebut akan kelihatan lebih melengkung, semakin kental larutan gula kelengkungn akan semakin tinggi. Fenomena ini timbul dari perbiasan (pengubahan arah) sinar terang. Penerapan prinsip ini dapat digunakan untuk keperluan praktikum dalam menentukan indeks bias suatu cairan, salah satu fisik yang dimiliki oleh zat cair. Alat yang digunakan untuk menemtukan indeks bias zat cair disebut refraktometer. Alat ini pertama kali dirancang oleh Dr. Ernst Abbe (German) diawal abad ke-20. Kegunaan analisis indeks bias dilaboratorium maupun industri biasanya diperlukan untuk menentukan kemurnian bahan yang dianalisis, misalnya kemurnian minyak atsiri atau minyak nilam.

1.2 Tujuan
1. Mengoperasikan refraktometer secara benar. 2. Mengukur indeks bias zat cair organik menggunakan refraktometer. 3. Menentukan konsentrasi zat cair organik berdasarkan indeks biasnya.

II. DASAR TEORI


Refraktometer adalah suatu alat untuk menentukan indeks bias. Jika sinar terang menembus suatu medium tertentu x pada tekanan udara 1 atm, maka perbandingan antara sinus sudut bias dan sinus sudut datang untuk garis normal dinamakan indeks bias medium.

n=1 Udara

nX=

Medium X

Perbandingan antara sudut sinar datang dan sudut sinar bias dapat dituliskan sebagai;

=n
Karena perubahan indeks bias tergantung pada panjang gelombang cahaya dan temperature, maka indeks bias dinyatakan sebagai berikut :

n tD

Dimana : n t = indeks bias = temperatur

D = D sinar natrium (589 nm)

Untuk perubahan 1 C, harga indeks bias berubah sebesar 4X10-4. Jika temperatur nak maka harga indeks bias berkurang.demikian sebaliknya, jika temperatur turun maka harga indeks bbias akan bertambah.

Bentuk bagian gelap pada refraktometer

Ketelitian refraktometer perlu dikontrol secarateratur.cara pengontrolannya dengan mengukur indeks bias air.harga indeks bias air destilasi pada beberapa temperatur ialah:

Suhu ( C) 10 20 25 30

Indeks bias (nD) 1,3337 1,3330 1,3325 1,3320

Untuk yemperatur yang terletak diantara harga-harga tersebutt dalam tabel, indeks bias air dapat dihitung dengan cara interpolasi linier.jika terdapt penyimpangn,maka refraktometer harus diputar sehingga teropongnya menjadi (kira-kira) horisontal sistem prisma dibuka, setelah itu permukaan gelas atau kaca tera dan permukaan prisma kerja dibersihkan dengan teliti.

III. PERCOBAAN
3.1 Susunan alat dan bahan yang digunakan Gambar Refraktometri

3.2 Alat 1. Refraktometer 2. Labu takar 25 mL (5 buah)

3. Gelas kimia 250 mL (1 buah) 4. Pipet ukur 10 mL (1 buah) 5. Pipet ukur 5 mL (1 buah) 6. Pipet ukur 25 mL (1 buah) 7. Pipet tetes 8. Batang pengaduk 9. Bola hisap 10. Botol semprot

Bahan 1. Ethanol 98 % 2. Aseton 3. Aquadest 4. Tissue halus (khusus untuk lensa refraktometer)

IV. SKEMA KERJA


Sambungkan refraktometer dengan sumber listrik Refraktometer Bersihkan bagian tutup refraktometer dengan tissue yang dibasahi ethanol

Tutup refraktometer Teteskan beberapa tetes larutan cuplikan pada permukaan prisma Putar tombol pengatur warna sampai terbentuk perpotongan titik silang X Baca nilai indeks bias sampel pada skala bagian atas (3 desimal) Lakukan pengukuran indeks bias terhadap semua larutan etanol

V. DATA PERCOBAAN
Penentuan Indeks Bias Etanol 98 % Indeks Bias (n) No 1 2 3 4 5 7 Sampel Konsentrasi Ethanol (%) 5 10 15 20 25 t = 27,5 C 1.334 1.337 1.339 1.341 1.344 1.3373

VI. DATA PERHITUNGAN


Pembuatan Larutan Standar Ethanol dari larutan ethanol 98% 1. Konsentrasi 5 % V1 x N1 V1 x 98 V1 = V2 x N2 = 25 ml X 5 = 1,2755 ml

2. Konsentrasi 10 % V1 x N1 V1 x 98 V1 = V2 x N2 = 25 ml X 10 = 2,5510 ml

3. Konsentrasi 15 % V1 x N1 V1 x 98 V1 = V2 x N2 = 25 ml X 15 = 3,8265 ml

4. Konsentrasi 20 % V1 x N1 V1 x 98 V1 = V2 x N2 = 25 ml X 20 = 5,1020 ml

5. Konsentrasi 25% V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 98 V1 Metoda Grafik

= 25 ml X 25 = 6,3775 ml

Dari grafik tersebut sudut putar optic aktif dapat dimasukan/disisipkan ke dalam grafik tersebut, sehingga kita dapat mengetahui konsentrasinya. Konsentrasi dari penyisipan sudut optik aktif larutan sampel adalah 12,5%

Grafik Kalibrasi Indeks Bias terhadap C


1.346 1.344 Indeks Bias 1.342 1.34 1.338 1.336 1.334 1.332 0% 5% 10% 15% Konsentrasi (C) 20% 25% 30% y = 0.048x + 1.3318 R = 0.9931

Diketahui : indeks bias larutan sampel = 1,337 Ditanya Jawab : konsentrasi larutan sampel :

Berdasarkan rumus kurva diatas y = 0,048x+1,331 dengan y = indeks bias x=C maka, y = 0,048x+1,331

1,337 = 0,048x + 1,331 x = 0,125 konsentrasi larutan sampel adalah = 12,5%.

VII. Pembahasan Dini Khairida Lubis (111424005)


Percobaan yang kami lakukan adalah menentukan indeks bias suatu larutan dengan menggunakan refraktometer. Adapun cara kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya dan mengukur sudut kritis, yaitu sudut terkecil dari luas bidang dengan garis normal dalam medium yang indeks biasnya terbesar, dimana sinar dipantulkan seluruhnya. Sampel yang diukur indeks biasnya adalah sampel dari masing-masing larutan ethanol 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Dari pengamatan didapat data sebagai berikut: No Konsentrasi etanol (%V/V0) 1 2 3 4 5 6 sampel 5% 10% 15% 20% 25% Indeks bias

(n) 1.334 1.337 1.339 1.341 1.344 1.337

Menurut pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan sebanding dengan indeks biasnya; semakin tinggi konsentrasi larutan etanol maka semakin tinggi pula indek bias nya. Hal ini disebabkan karena jika larutan memiliki konsentrasi yang tinggi maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Dari kurva kalibrasi, didapatkan persamaan y = 0,048x+1,331 dan R = 0,993. Y merupakan indeks bias dan x adalah konsentrasi. Dengan menggunakan persamaan tersebut, didapatkan konsentrasi sampel yang mempunyai indeks bias 1,337 adalah sebesar 12.5%.

Fauzi Yusupandi (1114242006)


Refraktometer adalah suatu alat untuk menentukan indeks bias. Jika sinar terang menembus suatu medium tertentu x pada tekanan udara 1 atm, maka perbandingan antara sinus sudut bias dan sinus sudut datang untuk garis normal dinamakan indeks bias medium Pada alat ini terdapat dua objek yang bila dilihat didalam lensa. Objek pertama digunakan untuk mengamati warna terang dan warna gelap. Sedangkan objek kedua untuk mengetahui indeks bias suatu larutan. Pada praktikum ini praktikan menguji larutan etanol dengan berbagai konsentrasi yang berbeda. Untuk menentukan indeks bias masing-masing larutan menggunakan larutan dengan konsentrasi mulai dari etanol 5%,10%,15%,20% dan 25 %. Serta larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya. Dalam praktikum ini didapat nilai indeks bias dari masing-masing konsentrasi larutan. Larutan 5% didapat nilai indeks bias sebesar 1,334, larutan 10% nilai indeks bias sebesar 1,337, larutan 15% didapatnilai indeks bias sebesar 1,339, larutan 20% didapat nilai indeks bias sebesar 1,341, dan larutan 25% didapat nilai indeks bias sebesar 1,344 serta indeks bias larutan sampel didapat 1,337. Semua pengukuran dilakukan pada suhu kamar sekitar 27.50C. Dengan metode grafik, persamaan grafik yang didapat yaitu Y=0,048x + 1,331, dimana Y=indeks bias dan x=konsentrasi. Didapat konsentrasi sampel sebesar 12,5%. Jadi, semakin besar konsentrasi etanol maka semakin besar juga nilai indeks biasnya.

Husain Akbar (111424007)

Percobaan ini bertujuan mencari konsentrasi suatu jenis larutan yang telah diketahui jenis larutannya. Sebelum menentukan konsentrasi suatu jenis larutan, dalam percobaan ini larutan alcohol, dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan mengukur indeks bias dari beberapa konsentrasi yang berbeda namun masih larutan alcohol. Dalam kalibrasi ini, interval antar larutan yang akan dikalibrasi harus sama. Dalam percobaan ini digunakan interval 5 %, dimulai dengan larutan alcohol 5% hingga 25%. Setelah masing masing indeks bias diketahui, dibuatlah suatu grafik kalibrasi, grafik kalibrasi tersebut harus membagi rata titik-titik yang diatas garis dan dibawah garis grafik kalibrasi dan

dimulai dari titik (0,0). Dari grafik kalibrasi ini, didapatkan persamaan garisnya, dalam percobaan ini didapatkan persamaan : y = 0,048x +1,331, dengan y sebagai indeks bias dan x konsentrasi. Persamaan tersebutlah yang akan digunakan untuk mengukur konsentrasi larutan yang telah diketahui indeks biasnya. Pada percobaan ini, larutan sample yang digunakan memiliki indeks bias senilai 1,337. Sehingga dengan persamaan diatas didapatkan konsentrasi alcohol sample senilai 12,5%. Dan dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsentrasi alcohol, maka semakin tinggi pula indeks biasnya, karena semakin banyak partikel-partikel alcohol yang membiaskan cahaya. Dan berdasarkan kesimpulan diatas pula, indeks bias berbanding terbalik dengan suhu, karena dengan semakin tinggi suhu, maka akan semakin renggang pula hubungan antar partikel-partikelnya dan menyebabkan banyak cahaya yang diteruskan secara lurus. Data Percobaan Refraktometri Indeks Bias (n) No 1 2 3 4 5 7 Konsentrasi Ethanol (%) 5 10 15 20 25 Sampel t = 27,5 C 1.334 1.337 1.339 1.341 1.344 1.3373

Kamalul Hasan (111424009)

Refraktometer adalah suatu alat untuk menentukan indeks bias. Jika sinar terang menembus suatu medium tertentu x pada tekanan udara 1 atm, maka perbandingan antara sinus sudut bias dan sinus sudut datang untuk garis normal dinamakan indeks bias medium pada alat ini terdapat dua objek yang bila dilihat didalam lensa. Objek pertama digunakan untuk mengamati warna terang dan warna gelap. Sedangkan objek kedua untuk mengetahui indeks bias suatu larutan. Pada praktikum ini praktikan menguji larutan etanol dengan berbagai konsentrasi yang berbeda. Untuk menentukan indeks bias masing-masing larutan , praktikan menggunakan

larutan dengan konsentrasi mulai dari etanol 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Serta larutan sampel yang belum diketahui konsentrasinya. Alat ini menggunakan prinsip pembiasan cahaya. Lapisan film yang dibentuk oleh larutan pada prisma utama akan membentuk bayangan gelap terang yang menunjukkan kesesuaian dengan indeks bias larutan tersebut yang dibaca minimal 3 desimal. Dalam menentukan indeks bias diperlukan ketelitian dalam meneropong tampilan pembiasan sampai ada batas yang jelas pada tampilan pembiasan tersebut dimana ada perubahan yang jelas dari daerah terang ke daerah gelap atau sebaliknya. Didapat indeks bias dari masing-masing pelarutan 5%, 10%, 15%, 20%,dan 25% yaitu: 1,334, 1,337, 1,339, 1,341, dan 1,344 serta didapat indeks bias sampel sebesar 1.3373. Semua pengukuran dilakukan pada suhu kamar sekitar 27.50C. Dari data hasil percobaan dibuat kurva kalibrasi yang mana bisa menunjukan Sudut putar optic aktif sehingga kita dapat mengetahui konsentrasinya.Konsentrasi dari penyisipan sudut optik aktif larutan sampel adalah 12,5%

VIII. Kesimpulan
Refraktometer adalah suatu alat untuk menentukan indeks bias. Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan kecepatan cahaya diudara dengan kecepatan sahaya pada larutan yang diukur. Dari percobaan didapatkan data : Indeks bias etanol 5% pada suhu ruangan 27,50C sebesar 1,334. Indeks bias etanol 10% pada suhu ruangan 27,50C sebesar 1,337. Indeks bias etanol 15% pada suhu ruangan 27,50C sebesar 1,339. Indeks bias etanol 20% pada suhu ruangan 27,50C sebesar 1,341. Indeks bias etanol 25% pada suhu ruangan 27,50C sebesar 1,344. Indeks bias sampel pada suhu ruangan 27,50C sebesar 1,3373.

Konsentrasi sampel menurut grafik kalibrasi yaitu 12,5%

DAFTAR PUSTAKA Brink,O.G, Dasar-dasar Ilmu Instrumen, Bina Cipta, 1985 Atago, Abbe Refractometer Instruction Manual, Atago Co, USA

Anda mungkin juga menyukai