Anda di halaman 1dari 3

Penegakan Diagnosis Seminoma Testis Transiluminasi, ultrasonografi dan pemeriksaan endapan kemih sangat berguna untuk membedakan tumor

dari kelainan lain. kadang tumor testis disertai hidrokel, karena itu ultrasonografi sangat berguna. Sebaiknya diagnostik laboratorium dikerjakan dulu sebelum menjalankan orkidektomi. Pada penderita dengan non-seminoma zat-zat penanda tumor spesifik dapat ditunjukkan dalam serum yaitu Human Chorion Gonadotropin (HCG) dan -1-fetoprotein (AFP). Pada penderita dengan seminoma kadar HCG dapat naik sedikit, sering juga terdapat kenaikan Placenta Like Alkaline Phosphatase (PLAP). Pada semua penderita tumor sel embrional Laktat Dehidrogenase (LDH) dapat naik. Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan histologik sediaan biopsi. Setiap benjolan testis yang tidak menyurut dan hilang setelah pengobatan adekuat dalam waktu dua minggu harus dicurigai dan dibiopsi. Biopsi harus dilakukan dari tetis yang didekati melalui sayatan inguinal. Testis diinspeksi dan dibuat biopsi insisi setelah funikulus ditutup dengan jepitan klem untuk mencegah penyebaran limfogen atau hematogen. Tidak boleh diadakan biopsi langsung melalui kulit skrotum karena bahaya pencemaran luka bedah dengan sel tumor dengan implantasi lokal atau penyebaran ke regio inguinal. Bila ternyata ganas dilakukan orkidektomi, yang disusuli pemeriksaan luas untuk menentukan jenis tumor, derajat keganasan dan luasnya penyebaran. Jika diagnosis tumor sel embrional telah ditetapkan, perlu dilakukan pemeriksaan tambahan penetapan stadium. Ini berarti di samping pemeriksaan fisik lengkap juga pemeriksaan pencitraan terdiri atas CT-scan toraks dan abdomen. Pemeriksaan ini tergantung pada simtomatologinya. Penanda tumor pada karsinoma testis germinal bermanfaat untuk membantu diagnosis, penentuan stadium tumor, monitoring respons pengobatan dan sebagai indikator prognosis tumor testis. Penanda tumor yang paling sering diperiksa pada tumor testis adalah : o FP (Alfa Feto Protein) adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh karsinoma embrional, teratokarsinoma atau tumor yolk sac, tetapi tidak diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni. Penanda tumor ini mempunyai masa paruh 5-7 hari.
o

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) adalah suatu glikoprotein yang pada keadaan normal

diproduksi oleh jaringan trofoblas. Penanda tumor ini meningkat pada semua pasien koriokarsioma, pada 40%-60% pasien karsinoma embrional, dan 5%-10% pasien seminoma murni. HCG mempunyai waktu paruh 24-36 jam. Pemeriksa ultrasonografi yang berpengalaman dapat membedakan dengan jelas lesi intra atau ekstratestikuler dan masa padat atau kistik, namun ultrasonografi tidak dapat memperlihatkan tunika

albuginea, sehingga tidak dapat dipakai untuk menentukan penderajatan tumor testis. Berbeda halnya dengan ultrasonografi, MRI dapat mengenali tunika albuginea secara terperinci sehingga dapat dipakai untuk menentukan luas ekstensi tumor testis. Pemakaian CT scan berguna untuk menentukan ada tidaknya metastasis pada retroperitoneum. Sayangnya pemeriksaan CT tidak mampu mendeteksi mikrometastasis pada kelenjar limfe retroperitoneal. Semula stadium perluasan tumor sel embrional didasarkan atas lokalisasi metastasis, jika tidak dapat ditunjukkan metastasis dan zat-zat penanda tumor HCG dan AFP tidak dapat ditunjukkan dalam serum atau menjadi normal setelah orkidektomi, maka dikatakan stadiumnya adalah stadium I. Pada stadium II dapat ditetapkan adanya metastasis kelenjar limfe retroperitoneal, pada stadium III metastasis kelenjar limfe di atas diafragma, pada stadium IV metastasis di paru, hepar, otak atau tulang. Tanda Gejala Seminoma Testis Pasien biasanya mengeluh adanya pembesaran testis yang seringkali tidak nyeri, namun 30% mengeluh nyeri dan terasa berat pada kantung skrotum, sedang 10% mengeluh nyeri akut pada skrotum. Tidak jarang pasien mengeluh karena merasa ada massa di perut sebelah atas (10%) karena pembesaran kelenjar para aorta, benjolan pada kelenjar leher dan 5% pasien mengeluh adanya ginekomastia. Ginekomastia adalah manifestasi dari beredarnya kadar HCG didalam sirkulasi sistemik yang banyak terdapat pada koriokarsinoma. Pada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada palpasi dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. Diperhatikan adanya infiltrasi tumor pada funikulus atau epididimis. Perlu dicari kemungkinan adanya massa di abdomen, benjolan kelenjar supraklavikuler, ataupun ginekomasti. Simtomatologi dari tumor primer :

Permulaan akut ( gambaran seperti orkitis, epididimitis, torsio testis ). Permulaan yang diskret seperti pembengkakan tanpa nyeri testikal atau pengerasan lokal atau deformasi testikel.

Hidrokel simtomatik ( sesudah pungsi palpasi testis ). Nyeri lokal, sering menyebar di sisi yang sama ke krista iliaka. Kadang-kadang sama sekali tanpa keluhan atau kelainan ; metastasis merupakan manifestasi pertama penyakitnya.

Simtomatologi mengenai metastasis :

Nyeri punggung yang samar akibat metastasis kelenjar retroperitoneal. Kolik ginjal sebagai akibat bendungan atau penutupan ureter oleh metastasis kelenjar retroperitoneal.

Nyeri yang menyebar ke tungkai. Tumor yang palpabel di perut sebagai akibat metastasis kelenjar limfe. Pembengkakan subklavikular, terutama kiri. Dispnoe, hemoptoe, iritasi pleura oleh metastasis paru. Malaise umum dengan anemia dan laju enap darah yang tinggi.

Pada dasarnya, diagnosis karsinoma testis mudah karena merupakan benjolan di dalam testis yang tidak nyeri dan yang tidak diafan pada uji transiluminasi. Biasanya tumor terbatas di dalam testis sehingga mudah dibedakan dari epididimis pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk dan ibu jari. Gejala dan tanda lain seperti nyeri pinggang, kembung, dispnoe atau batuk dan ginekomasti menunjukkan pada metastasis yang luas. Metastasis paraaorta sering luas dan besar sekali menyebabkan perut menjadi kembung. Metastasis di paru kadang tertabur luas dan cepat menjadi besar, sehingga sesak nafas. Gonadotropin yang mungkin disekresi oleh sel tumor dapat menyebabkan ginekomasti. Kadang keadaan umum menurunt cepat dengan penurunan berat badan. Daftar Pustaka Sjamsjulhidayat R., Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Tumor Ganas Testis, Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1997 Purnomo B., Dasar-dasar Urologi, Tumor Urogenitalia, Edisi kedua, CV. Sagung Seto, Jakarta, 2003 Van de Velde C.J.H., Bosman F.T., Wagener D.J., Onkologi, Tumor Testis, Edisi 5 Revisi, Panitia Kanker RSUP Sardjito Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai