Anda di halaman 1dari 11

SOP DISPATCHER

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pengatur Distribusi Jl. Embong Wungu No. 4 Surabaya

SOP DISPATCH.2012

KATA PENGANTAR

Buku pedoman operasi khusus penyediaan tenaga listrik ini atau dikenal dengan istilah Standing Operation Prosedure (SOP) dibuat untuk mendukung kelancaran penyediaan tenaga listrik dalam urutan kerja DISPATCHER DCC Diharapkan buku pedoman operasi ini dapat dijadikan panduan bagi semua pihak yang terkait sehingga mutu penyediaan tenaga listrik dapat dicapai sebaik mungkin.

SOP DISPATCH.2012

DAFTAR ISI

I.

UMUM 1 2 3 4

Dispatcher DCC Operator GI Petugas APP Regu Pemeliharaan GI

hal. 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 6 7 8 9

II.

PENGOPERASIAN INSTALASI BARU A. Instalasi / Peralatan Baru B. Persyaratan Operasi

III. OPERASI GARDU INDUK A. Kondisi Normal B. Kondisi gangguan / Pemulihan C. Kondisi Pemeliharaan D. Kondisi Darurat IV. FASILITAS DAN TATA CARA KOMUNIKASI A. Fasilitas Telekomunkasi B. Tata Cara Berkomunikasi V. PENUTUP

VI. TERMINOLOGI VII. SINGLE LINE DIAGRAM GARDU INDUK

SOP DISPATCH.2012

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DISPATCHER 20 kV


I. UMUM Gardu Induk adalah Gardu Induk 150 kV, 70 kV, dan 20 kV yang dijaga dan disupervisi secara terus menerus oleh operator. Pengoperasian instalasi tegangan tinggi 150 kV, 70 kV dilakukan oleh petugas APP dan khusus incoming 20 kV dilaksanakan operator GI dan berkoordinasi dengan petugas APP. Pengoperasian instalasi tegangan menengah 20 kV penyulang dan bus kopel dilakukan oleh operator GI . Dalam kondisi normal pengoperasian tegangan 20 kV Gardu Induk dilakukan oleh Operator GI . Untuk Pemeliharaan Proteksi dan sumber DC 110 Volt dilaksanakan sesuai tanggung jawab dan wewenang masing masing pemilik asset . PT. PLN (PERSERO) APD Jawa Timur mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Dispatcher DCC a. Menentukan konfigurasi penyulang 20 kV. b. Mengatur tegangan 20 kV. c. Melaksanakan RC / Memberikan perintah / ijin pelepasan dan pemasukan PMT 20 kV incoming dan penyulang 20 kV untuk pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan / pemulihan gangguan. d. Melaksanakan RC / Memberikan perintah / ijin pengoperasian kopel bus 20 kV, disaat trafo dalam kondisi gangguan / perbaikan maupun pemeliharaan. e. Melaksanakan RC / Memberikan perintah / ijin pelepasan dan pemasukan PMT 20 kV khusus untuk penyulang 20 KV yang terkait dengan pembangkitan agar berkoordinasi dengan dispatcher APB f. Melaksanakan RC pada Key Point / LBS Motorized dalam melokalisir gangguan di JTM 20 kV g. Melaksanakan fungsi Disaster bila diperlukan 2. Operator GI a. Melakukan supervisi terhadap peralatan 20 kV . b. Melaksanakan perintah dispatcher DCC untuk pelepasan / pemasukan PMS dan PMT 20 kV penyulang, PMT Capasitor 20 kV.(yang tidak isa di RC) c. Melaksanakan perintah dispatcher DCC untuk pelepasan / pemasukan Incoming 20 kV trafo dan Bus kopel 20 kV, dalam hal mengatasi gangguan atau pekerjaan pemeliharaan / perbaikan dan berkoordinasi dengan petugas APP. (yang tidak isa di RC) d. Melaksanakan perintah dispatcher DCC untuk pelepasan / pemasukan PMS dan PMT 20 kV, Khusus untuk Penyulang 20 kV yang terkait pembangkit, harus berkoordinasi dengan operator pembangkit setempat. (yang tidak isa di RC) e. Melaporkan dimulainya pekerjaan pemeliharaan dan adanya gangguan atau kelainan operasi peralatan 20 kV kepada dispatcher DCC. f. Mencatat datadata pengusahaan 20 kV, setiap 1 jam dan dilaporkan ke dispatcher DCC.pada saat pelaporan eban puncak

SOP DISPATCH.2012

g. Menjaga Asset 20 kV Gardu Induk berikut alat-alat K2, Alat Komunikasi Operasi milik PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pengatur Distribusi dari kehilangan atau kerusakan.

3. Petugas APP a. Melaksanakan pemasukan dan pelepasan PMS Incoming 20 KV dan berkoordinasi dengan operator GI. b. Melaksanakan koordinasi dengan dispatcher DCC untuk pengoperasian OLTC trafo dalam pengaturan tegangan 20 KV 4. Regu Pemeliharaan GI a. Melaksanakan pemeliharaan rutin (prediktif dan preventif) terhadap seluruh peralatan 20 kV kecuali Incoming trafo . b. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan yang terganggu (unjuk kerja tidak normal) dan memberikan pernyataan laik / tidak laik operasi pada peralatan tersebut. II. PENGOPERASIAN INSTALASI BARU A. Yang dimaksud dengan instalasi / peralatan baru adalah : 1. Peralatan 20 kV baru yang sudah selesai dipasang dan siap dioperasikan. 2. Peralatan 20 kV lama atau pernah dioperasikan yang telah selesai diperbaiki atau dimodifikasi. 3. Peralatan 20 kV lama yang direlokasi dari tempat lain tanpa mengalami perubahan. B. Persyaratan Operasi : Setiap peralatan / instalasi baru yang akan dioperasikan harus memenuhi syarat operasi sebagai berikut: 1. Telah diuji / Commissioning test dengan hasil sesuai dengan persyaratan. 2. Telah dilakukan setting / resetting proteksi 20 kV. 3. Telah ada pernyataan laik operasi dari GI. III. OPERASI GARDU INDUK A. Kondisi Normal. Konfigurasi Gardu Induk sisi tegangan tinggi 150 kV, 70 kV dan tegangan menengah 20 kV adalah seperti gambar terlampir./ SLD display C. Kondisi Gangguan / Pemulihan 1. Gangguan Total ( Black Out ) a. Dispatcher DCC menginformasikan secara serempak melalui radio komunikasi bahwa telah terjadi gangguan total. b. Dispatcher DCC melakukan Disaster dalam penormakan system secara bertahap melalui RC

SOP DISPATCH.2012

c. Operator GI memeriksa dan memastikan bahwa penyulang-penyulang yang terpasang rele UFR telah bekerja (trip), jika masih masuk PMT penyulang 20 kV tersebut harus dilepas. d. Melaporkan ke dispatcher DCC dan melaksanakan perintah lebih lanjut. 2. Gangguan Penghantar 150 kV dan 70 kV yang mengakibatkan pemadaman a. Operator GI melaporkan jam tegangan hilang dan beban (amper) penyulang sebelumnya ke dispatcher DCC dan menunggu perintah lebih lanjut. b. Operator GI melaporkan kepada dispatcher DCC apabila tegangan sudah normal c. Dispatcher DCC memonitor pada SLD display 3. Pengurangan Beban (Over Load) a. Dispatcher DCC melaksanakan RC / menginformasikan ke petugas Area terkait bahwa terjadi pelepasa beban baik secara system / RC. b. Melakukan pelepasan LBS Motorized pada system JTM 20 kV 4. Pengurangan Beban (load curtailment / load sheding) a. Dispatcher DCC melaksanakan RC / memerintah Operator GI melaksanakan pelepasan PMT 20 kV penyulang sesuai skema atas perintah dispatcher DCC b. Operator GI Melaporkan jam pelepasan dan beban (amper) sebelumnya dan menunggu perintah lebih lanjut dari dispatcher DCC. 5. Gangguan Peralatan a. PMT 150 kV, 70 kV Trafo Tenaga Trip 1. Mencatat rele, indicator dan jam gangguan yang berhubungan dengan sistem 20 kV. 2. Membuka PMT incoming 20 kV trafo .(bila tidak bisa di RC oleh Dispatcher) 3. Membuka PMT 20 kV penyulang-penyulang. (bila tidak bisa di RC oleh Dispatcher) 4. Melaporkan ke dispatcher DCC dan menunggu perintah lebih lanjut dari dispatcher DCC b. PMT 20 kV Incoming Trafo Trip 1. Menghentikan alarm, mencatat rele, indicator dan jam gangguan. (bila tidak bisa dimonitor dari SCADA oleh Dispatcher) 2. Membuka Pmt penyulang-penyulang. bila tidak bisa di RC oleh Dispatcher) 3. Melaporkan ke dispatcher DCC dan menunggu perintah lebih lanjut dari dispatcher DCC. b. PMT 20 kV Penyulang Trip PMT 20 kV penyulang trip oleh rele OCR / DGR.: 1. Mereset Alarm, periksa dan catat indicator rele yang kerja.(bila tidak bisa dimonitor dari SCADA oleh Dispatcher)

SOP DISPATCH.2012

2. Jika recloser posisi dioperasikan, tunggu sampai PMT 20 kV normal kembali secara otomatis. 3. Jika recloser tidak dioperasikan / tidak terpasang dan tidak ada kelainan di sistem, maka Dispatcher DCC melakukan RC / memerintahkan operator GI memasukan PMT 20 kV 1 (satu) kali, jika gagal operator GI melaporkan ke dispatcher DCC dan menunggu perintah lebih lanjut. 4. Jika rele yang kerja OCR instan, maka Dispatcher DCC melaksanakan RC setelah 3 (tiga) menit / memerintahkan operator GI untuk penormalannya. 5. Melaporkan secara lengkap kronologis gangguan ke dispatcher DCC dan menunggu perintah lebih lanjut. (kondisi yang ada di Gardu Induk) PMT 20 kV penyulang trip bersamaan dengan PMT 20 kV Incoming trafo trip: 1. Mereset Alarm, memeriksa dan mencatat indicator rele yang kerja.(bila tidak bisa dimonitor dari SCADA) 2. Dispatcher melakukan RC / memerintahkan operator GI Membuka PMT 20 kV penyulang yang masih posisi masuk. 3. Melaporkan secara lengkap kronologis gangguan ke dispatcher DCC dan menunggu perintah lebih lanjut dari dispatcher DCC.(kondisi yang ada di Gardu Induk) C. Kondisi Pemeliharaan 1. Dispatcher DCC melaksanakan RC / memerintahkan operator GI melaksanakan pelepasan PMT penyulang 20 kV, dan Incoming 20 kV atas perintah dispatcher DCC dan selanjutnya menginformasikan pelepasan tersebut. 2. Operator GI Melepas PMS 20 kV penyulang dan bus kopel agar cubicle 20 kV bebas dari tegangan atas perintah dispatcher DCC sedang PMS Incoming dilaksanakan oleh petugas APP. 3. Operator GI memasukan PMS Ground bila diperlukan atas perintah dispatcher DCC. 4. Operator GI mencatat jam pelepasan lengkap dengan data data lainnya dan melaporkan ke dispatcher DCC. D. Kondisi Darurat Apabila terjadi kondisi darurat, misalnya; Banjir, Gempa Bumi, kebakaran, dan lain sebagainya yang dapat membahayakan keselamatan manusia maupun peralatan, maka Operator GI dapat membebaskan peralatan 20 kV dari tegangan tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada dispatcher DCC dan melaporkan kepada dispatcher DCC. IV. FASILITAS DAN TATA CARA KOMUNUKASI A. Fasilitas Telekomunikasi 1. Telekomunikasi utama operasional yang digunakan oleh dispatcher DCC adalah PLC dan radio Komunikasi Low Band.

SOP DISPATCH.2012

2. Fasilitas telekomunikasi Telepon Umum (PTT) digunakan sebagai sarana komunikasi cadangan atau alternative terakhir. 3. Fasilitas telekomunikasi operasional yang digunakan oleh dispatcher DCC dengan petugas Area adalah Radio Komunikasi Khusus Distribusi Jatim.

SOP DISPATCH.2012

B. Tata Cara Berkomunikasi 2. Alur Komunikasi / Operasi Real Time yang disesuaikan menurut batas wewenang Unit unit operasional adalah seperti pada Gambar berikut :

APD JATIM

Dispatcher APB

Dispatcher DCC

Operator GI

Area Terkait

Keterangan : Instruksi = Informasi = 3. Sistem Telekomunikasi Apabila fasilitas telekomunikasi PLC di Gardu Induk terganggu, maka pemantauan dan pengaturan operasi di Gardu Induk menggunakan sarana Radio dan / atau Telepon PTT Setiap gangguan fasilitas komunikasi dan Scada harus segera dilaporkan kepada Dispatcher DCC.

SOP DISPATCH.2012

SOP DISPATCH.2012

10

VI. TERMINOLOGI : 1.Operator GI : Pegawai PT. PLN (Persero) APD Jatim dan Tenaga Bantu (Outsourcing) yang ditugaskan sebagai operator Gardu Induk di seluruh wilayah Jawa Timur Pegawai PT. PLN (Persero) P3B APP yang ditugaskan sebagai petugas Gardu Induk di seluruh wilayah Jawa Timur dan menjadi tanggung jawab APP terkait Pegawai PT. PLN (Persero) GI Jatim dan Tenaga Bantu (Outsourcing) yang ditugaskan sebagai pengatur Distribusi di wilayah Timur, Tengah dan Barat PT. PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Jawa Timur yang berdomisili di Surabaya PT. PLN (Persero) Distribusi Control Center Jawa Timur yang berdomisili di wilayah Probolinggo, Surabaya dan Kertosono yang secara operasional dibawah APD Jatim. PT. PLN (Persero) Area Pengatur Beban Jawa Timur yang berdomisili di Waru Sidoarjo PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Pemeliharaan yang berdomisili di Probolinggo, Malang, Surabaya dan Madiun

2. Petugas APP :

3. Dispatcher DCC :

4. APD : 5. DCC :

6. APB : 7. APP :

SOP DISPATCH.2012

11

Anda mungkin juga menyukai