id 081905232618 page
(Skripsi)
Oleh
MULYANTO YANSYAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2008
Oleh
MULYANTO YANSYAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi
Pada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2008
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
ABSTRAK
Oleh
Mulyanto Yansyah
Pajak penghasilan merupakan salah satu dari komponen pajak pusat yang
memberi kontribusi yang cukup besar untuk menyokong APBN dari sektor
penerimaan perpajakan. Pajak penghasilan adalah pungutan resmi yang ditujukan
kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima dan
diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam
hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
Selama 20 tahun terakhir pajak penghasilan menjadi primadona penerimaan
negara sektor perpajakan dengan persentase diatas 50 persen pertahunnya.
Meskipun memberikan kontribusi yang cukup besar, namun penerimaan pajak
penghasilan tak lepas dari variabel-variabel makroekonomi yang mempengaruhi
perekonomian. Beberapa variabel makroekonomi tersebut diantaranya inflasi,
pertumbuhan ekonomi, dan harga minyak internasional.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series Pendapatan
PPh, inflasi, pertumbuhan ekonomi, Harga minyak internasional mulai tahun
1986-2007. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data
sekunder.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik regresi linier
berganda, yaitu digunakan untuk mengetahui pengaruh inflasi, pertumbuhan
ekonomi, Harga minyak internasional terhadap Pendapatan PPh dalam kurun
waktu 1986 hingga 2007.
5
Judul Skripsi : PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN
EKONOMI, DAN HARGA MINYAK
INTERNASIONAL TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI
INDONESIA
Fakultas : Ekonomi
Pembimbing
Penulis lahir di Kesugihan, Kalianda pada tanggal 8 Oktober 1985, merupakan putra
bungsu dari sepuluh bersaudara pasangan M. Yansyah (Alm) dan
Siti Zainab (Alm). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri
Terbanggi Besar tahun 1997, SLTP Negeri 01 Terbanggi Besar tahun 2000 dan SMU Negeri
01 Terbanggi Besar tahun 2003. Pada tahun yang 2004 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung tahun
akademik 2004/2005 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di beberapa lembaga kemahasiswaan intra kampus
diantaranya : Rohani Islam (ROIS) Fakultas Ekonomi periode 2004/2005 dan 2005/2006
sebagai Anggota Departemen Kreativitas ROIS FE, Kepala Biro Dana Usaha Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HIMEPA) periode 2005/2006.
Pada bulan November 2007, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kunjung Lapangan
(KKL) mata kuliah Ekonomi Keuangan Internasional (EKI) ke Jakarta. Tempat yang
dikunjungi antara lain: Bank Indonesia (BI), Bank Mandiri, dan Sekolah Tinggi Ekonomi
Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI).
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
MOTTO
Lakukanlah hal-hal biasa dengan kasih yang luar biasa. (Mother Teresa)
Pohon terkuat dihutan bukanlah yang terlindungi dari matahari. Pohon terkuat adalah yang
berdiri di tempat terbuka yang mengharuskan ia berjuang hidup melawan angin dan hujan
dan terik mentari. (Napoleon Hill)
Sukses tidak diukur dari kemenanganmu, tetapi dari pulihnya dirimu dari kegagalanmu.
(Vic Preisser)
Ketika hati gundah; pertama, sujudlah pada Tuhanmu. Kedua, Peluk Ibumu, dan ketiga,
tertawalah dengan sahabat-sahabatmu. (Julian Mulia, my self)
sahabat-
sahabat-sahabatku,
dan
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan kehendak-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul
salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis, dengan
segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
11
Sulton Desti, Irya, Ahmad, Surya, Wahid, Putrawan, Mahes, Harun, Bowo,
Reman, Ewin, Hera, Wayan, Tika, Gita, Tiwi. Pengalaman satu asrama tak
akan pernah aku lupakan. N anak2 baru 2009: fadil, dedi, abdul, sandy, ibnu,
roecahan mbakyu, pus, iskandar, radit,
16. Teman-teman IESP 04: Hendri Supendi, S.E., Edi Susanto, S.E., Mimit,
Iwan, Jonis S, Erdiyanto, Bule’ (Abdur), Agung Konter, Aldo, Aldous, Karel,
Kindi, P-Man, Nanta, Dicky. Cory, friestha, ocha, desiayu, Teman-teman di
Rois: Hendri, Hasyim, Habudin, Rudi, Edi Mulan, Bemby, Reza, Azis, Faisal,
Opik, Yayan, Awien. Teman-teman HIMEPA 2004: Edi Ketum, Hendri,
Mimit, Radith, Jonis, Hendri, Aldo, Iwan, Bule, Windi, Ate’, Neno, Iin, Ayu,
Febby, Anggi, Ses mina, Puppy, Grace, Amie, Wirda, Diah, Riska, Rahma,
Desta, Rini, Endah, Desi, Irma, Indah, Nike, Erwin, Ridwan, Jaya, Ranto, Tua,
Bram, Firman, Aldous, Agung, Sugi, Abu, Yudy, Bakrie, Bagas, Farid, Kindi,
Kiay, Dicky, Danial, Yudi, Bagas, Riki, Rio, Rosa, Desta. EP 2005: Ferdi,
Firman, Robby, Edi, Leon, Rian, Anam, Risman, Asri, Site, Renti, Dini,
Loren, Selvi, Afni, Devi, Odah, Nisa, Nesa, Kristin, Emi, Ana, Emil, Tika,
Lisdi, Wesi, Yunie, Dwi, Dewi, Oshin, Tri, Rio, Budi, Tiani, Budi dan Tim
Himepa 2006. Teman teman manejemen: Faisal K, Reza, Mega, Lulus, Techa,
Trie, Nanda, Indah, Bregi.n himepa crew 2009 yudha teams…
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita
semua. Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam skripsi ini,
Penulis,
Mulyanto Yansyah
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................. 14
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 15
D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 15
E. Hipotesis .......................................................................................... 19
13
IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 71
A. Hasil dan Pembahasan ................................................................. 71
1. Hasil Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) ...................... 71
1.1. Uji Asumsi Normalitas ............................................... 71
1.2. Uji Asumsi Heteroskedastisitas .................................. 72
1.3. Uji Asumsi Autokorelasi ............................................ 73
1.4. Uji Asumsi Multikolinieritas ...................................... 73
B. Pembahasan ................................................................................. 78
C. Implikasi Hasil perhitungan ......................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang cukup berpotensi
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat dilihat bahwa sumber penerimaan
negara Indonesia sekitar 60 % sampai 70 %-nya berasal dari sektor pajak, seperti
pada tabel 1.
% terhadap % terhadap
Tahun anggaran Perpajakan penerimaan Bukan pajak penerimaan jumlah
1991/1992 24.919,3 58,5 17.662,7 41,5 42.582,0
1992/1993 30.091,5 61,6 18.771,1 38,4 48.862,6
1993/1994 36.665,1 65,3 19.448,0 34,7 56.113,1
1994/1995 44.442,1 66,9 21.975,9 33,1 66.418,0
1995/1996 48.686,3 66,7 24.327,6 33,3 73.013,9
1996/1997 57.339,9 65,4 30.290,4 34,6 87.630,3
1997/1998 70.934,2 63,2 41.341,3 36,8 112.275,5
1998/1999 102.394,4 64,8 55.648,0 35,2 158.042,5
1999/2000 125.951,0 61,6 78.481,6 38,4 204.432,6
2000 115.912,5 56,5 89.422,0 43,5 205.334,5
2001 185.540,9 61,7 115.058,6 38,3 300.599,5
2002 210.087,5 70,4 88.440,0 29,6 298.527,5
2003 242.048,1 71,0 98.880,2 29,0 340.928,3
2004 280.558,8 69,6 122.545,8 30,4 403.104,6
2005 347.031,1 70,3 146.888,3 29,7 493.919,4
2006 409200.4 64.3 227113.2 35.7 636313.6
2007 509.462,0 70,7 210.927,0 29,3 720.389,0
Rata-rata 63,77 36,23
Sumber: nota keuangan dan RAPBN 2008
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
15
dalam tabel 1memperlihatkan perkembangan penerimaan Pajak dari tahun 1991
sampai dengan tahun 2007. Pada tahun 2007 merupakan puncak tertinggi
Hal ini menunjukkan bahwa sektor pajak masih merupakan sektor yang sangat
telah terjadi gejolak politik dan ekonomi, bahkan selama dasa warsa tersebut
telah terjadi lima kali masa pemerintahan, tetapi secara khusus peranan
dominan.
pajak, diantaranya pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan
bangunan, cukai, pajak lain, bea masuk, dan pajak ekspor. Dapat kita lihat pada
Tabel 2.
Dari Tabel 2, dapat kita melihat bahwa porsi terbesar didapat dari pajak
Pajak Pertambahan nilai (PPN), selanjutnya Cukai, Pajak Bumi dan bangunan,
bea masuk, pajak lain, dan terakhir yang terkecil didapat dari pajak ekspor.
Pajak Penghasilan menjadi sumber terbesar dari penerimaan perpajakan. Hal ini
Pada tahun 2008 ditargetkan penerimaan negara dari pajak sebesar Rp 583,701
triliun (Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2008). Sedangkan penerimaan
sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 6,8%, laju inflasi 6,0%, suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan 8,5%, nilai tukar rupiah Rp 9.100,00 per
dolar AS, harga minyak 60 dolar AS per barel, dan produksi minyak sebesar
17
Umumnya, di negara berkembang sebagian besar penerimaan pajaknya berasal
dari jenis pajak tidak langsung. Hal ini disebabkan pada negara berkembang
di Indonesia bahwa pada tahun 1967 jumlah penerimaan negara yang berupa
penerimaan rutin berasal dari pajak langsung sebesar 25% dan yang berasal dari
pajak tidak langsung sebesar 73%. Sedangkan untuk tahun 1968 peranan dari
pajak langsung nampak meningkat dalam arti bahwa jumlah penerimaan rutin
yang berasal dari pajak langsung meningkat dari 25% pada tahun 1967 menjadi
35% pada tahun 1968. Sedangkan peranan pajak tidak langsung nampak
berkurang dalam arti penerimaan rutin yang berasal dari pajak tidak langsung
menurun dari 73% menjadi 61% dari jumlah seluruh penerimaan rutin pada tahun-
pergeseran dari dominasi pajak tak langsung menjadi pajak langsung sesuai
Sebagai sumber utama penerimaan negara maka pajak mempunyai peranan yang
sangat strategis bagi kelangsungan pembangunan saat ini. Oleh karena itu pajak
harus dikelola dengan baik dan benar. Dalam struktur keuangan negara, tugas dan
penerimaan negara terus dilakukan serta untuk dapat mencapai sistem perpajakan
yang memenuhi rasa keadilan, kesamaan, dan kepastian hukum maka dilakukan
1983, 1991, 1994, 1997, dan 2000 kemudian akan diperbaharui lagi dengan
Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, maka setiap
orang yang mempunyai penghasilan baik dari usaha maupun pekerjaan bebas,
wajib mendaftarkan diri ke kantor pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak
sekaligus diberi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Wajib pajak
jumlah pajak yang harus dibayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang
terutang.
Pajak Penghasilan diatur dalam UU No. 7 Tahun 1983 yang telah diperbaharui
maksud bahwa UU pajak mengemban beberapa visi antara lain. Pertama, negara
hukum, yaitu menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara dan pajak
merupakan manifestasi dari kewajiban itu. Kedua, keadilan, yaitu siapapun yang
memperoleh penghasilan akan dikenakan pajak dengan tarif yang adil. Ketiga,
sesuai kemampuan, yaitu pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara
adil dan merata. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan
19
waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem
melakukan reformasi di tiga bidang utama, yakni pajak, bea dan cukai, serta
anggaran. perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi
penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung
asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak.
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak, yang telah dimulai
sejak tahun 2003. Sejalan dengan itu, pemerintah juga terus berupaya untuk
melalui kampanye sadar dan peduli pajak. Selain dilakukan melalui billboard,
videotron, highway information system, dan komik pajak untuk konsumsi anak-
anak, kampanye sadar dan peduli pajak tersebut juga dilaksanakan melalui media
Sejak reformasi perpajakan tahun 1983 sampai sekarang pemerintah baru mampu
menjaring 6,4 juta Wajib Pajak (WP), dengan perincian 5,11 juta adalah WP
pribadi dan sisanya WP badan. Masih banyak subyek pajak potensial yang tidak
berpartisipasi menjadi wajib pajak, dan beberapa obyek pajak yang belum
dilaporkan atau dihitung secara benar, maupun banyaknya utang pajak yang
belum dibayar.
Upaya untuk menghindarkan pajak merupakan suatu hal yang alamiah mengingat
pajak merupakan suatu pungutan paksaan dan sesuatu yang dipaksakan pastilah
sedangkan bagi wajib pajak yang mengalami kerugian maka tidak akan dikenakan
Pajak Penghasilan. Oleh karena itu Pajak Penghasilan dipengaruhi pula oleh
diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam
hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
(sumber: Mey Tri wulandari: pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
21
penerimaan PPh hal. 15)
dipengaruhi oleh variabel-variabel makro ekonomi oleh karena itu, tiap tahunnya
suku bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, dan yang terakhir
Pada tingkat internasional, harga minyak dalam negeri rentan terhadap kenaikan
perkembangan harga minyak internasional dari tahun 1990 hingga tahun 2007.
Perkembangan harga minyak mentah dunia secara umum sangat sulit diprediksi
karena sifatnya yang sangat fluktuatif. Sejak tahun 1990 hingga tahun 1999,
harga mninyak internasional masih berkisar antara dibawah 24 USD/ barel. Pada
tahun 2000 harga minyak mentah internasional sebesar 28 dollar per barrel.
mengalami peningkatan hingga pada tahun 2007 harga minyak mentah dunia
Pada harian Inggris The Guardian edisi 29 Oktober 2007 disebutkan, kenaikan
harga minyak disebabkan faktor yang terkait pada empat hal. Pertama,
Irak, tekanan AS pada isu nuklir Iran, dan kasus Kurdi dan Turki. Ketiga, dollar
Imbas kenaikan minyak dunia sangat besar bagi perekonomian kita. Kenaikan
Indonesia selama semester kedua tahun depan (2008). Mungkin akan tidak akan
mempengaruhi pada semester pertama tahun depan. Tapi jika harga naik terus,
investasi 2008 akan terpengaruh, apalagi tren investasi memang menurun pada
2008 sesuai pola tahunan. Kenaikan harga minyak bumi satu dolar saja akan
sangat mempengaruhi biaya produksi dan daya saing Indonesia sebagai negara
23
Namun jika harga BBM meningkat, dilihat dari segi pendapatan negara tentu saja
Herawaty, bunga rampai kebijakan fiskal. Hal 65) mengingat salah satu objek
B. ilyas dan Rudy S, Panduan komprehensif PPh sesuai UU no.17 tahun 2000.
Hal 87)
persen, kecuali ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997.
Dibandingkan dengan penurunan inflasi pada tahun 1999, yaitu dari 77, 54 persen
pada tahun 1998 menjadi 2,01 persen pada tahun 1999, maka penurunan inflasi
mencapai 12,55 persen, kemudian menurun menjadi 10,03 persen pada tahun 2002
Inflasi yang terjadi di indonesia bila kita lihat secara tahunan, pergerakan inflasi
berfluktuatif. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998, yakni sebesar 77,6 persen
bawah. Selain itu, ekspansi yang dilakukan oleh para pelaku dunia usaha pun akan
Kondisi bisa semakin runyam bila dunia usaha mengompensasi inflasi yang
hubungan kerja (PHK) terhadap 1.417 pekerja. Pada 2007 setidaknya tercatat
Kenaikan harga BBM diperkirakan akan menambah jumlah PHK tahun ini yang
Mudrajad Kuncoro. Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika & Bisnis
UGM) adanya PHK yang terjadi dapat membuat perubahan struktur Wajib pajak
pribadi yang tadinya potensial, menjadi wajib pajak yang tidak potensial atau
Faktor lain yang perlu diperhatikan pula, yang mempengaruhi penerimaan pajak
25
merupakan persentase kenaikan GDP dalam nilai riil tahun tertentu dibanding
Dapat kita lihat gambaran pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1990
Tahun Pertumbuhan
Ekonomi (persen)
1990 8,18
1991 7,87
1992 7,37
1993 7,4
1994 7,34
1995 8,42
1996 7,98
1997 4,54
1998 -13,13
1999 0,85
2000 4,77
2001 3,38
2002 4,5
2003 4,8
2004 5,0
2005 5.7
2006 5,55
2007 5.6
Sumber: BPS BandarLampung , tahun 2008
pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 4,5 persen. Tahun 1998 posisi terendap
sektor riil, dan sebagainya. Adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat dapat
Pendapatan masyarakat yang meningkat dapat membuat daya beli masyarakat ikut
Mengingat jumlah penduduk yang semakin besar dan pertumbuhan ekonomi yang
harus tetap berlanjut, maka diperkirakan penerimaan PPh masih bisa diharapkan
dapat meningkat atau dengan kata lain potensi penerimaan PPh yang belum tergali
masih cukup tinggi dan potensial sekali. Di masa yang akan datang masih sangat
maka dalam upaya memobilisasi penerimaan pajak ini, aspek yang perlu
penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan (PPh), hal ini penting untuk
dapat mengestimasi potensi penerimaan pajak pada tingkat makro. Oleh karena
itu penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil judul skripsi
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
27
“ Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Harga Minyak
B. Permasalahan
perpajakan selalu meningkat. Untuk itu, perlu diketahui apa sajakah faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Dari beberapa hal yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh rumusan
C. Tujuan Penulisan
Penghasilan di Indonesia.
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Purwiyanto dan Tity Hernawati dalam buku Bunga Rampai Kebijakan
Fiskal (bab 5 halaman 71) beberapa variabel makro yang mempengaruhi
penerimaan Perpajakan antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi.
2. Tingkat inflasi
yaitu inflasi. Menurut ekonom Ari Kuncoro dari Universitas Indonesia, adanya
pertumbuhan dunia usaha yang terhambat dan berat, karena pengusaha menaikkan
harga barang jauh di atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), justru akan
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
29
semakin memicu inflasi tinggi. Dia memperkirakan, dalam jangka panjang dunia
laku terjual. Selain karena harga tinggi, barang produksi tidak laku karena daya
beli masyarakat sangat menurun. Di sisi lain, dia memprediksi pula angka
pengangguran akan naik. Hal itu disebabkan barang-barang produksi yang telah
mengurangi tenaga kerja. Hal ini tentunya akan berakibat pada menurunnya
Todaro (1997), Nasution (2004), dan Wulandari (2005). Variabel inflasi dan
wajib pajak adalah variabel tambahan. Penelitian ini memakai analisis regresi
linier berganda. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut
Dalam periode tertentu, tingkat inflasi yang tidak terlalu tinggi berpengaruh
pendapatan pajak dan konsumsi. Akan tetapi, dalam jangka waktu yang lebih
umum naik seperti bahan pangan, bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, dan
Untuk itu, apabila inflasi meningkat, maka otomatis bagi badan usaha semua
ongkos produksi meningkat. Bahkan apabila inflasi yang semakin parah melanda
masyarakat.
31
menambah beban wajib pajak, hal ini akan mendorong masyarakat untuk
menghindari pajak. Hal ini tentu akan berpengaruh pada penerimaan Pajak
disebut dengan equity effect, sedangkan dampak inflasi terhadap alokasi faktor
positif dan dampak negatif atau dengan kata lain terdapat pihak yang dirugikan
dan terdapat pula pihak yang diuntungkan. Pihak yang diuntungkan yaitu pihak
yang memiliki prosentase pendapatan yang lebih besar dari laju inflasi.
tunai. Pengaruh inflasi terhadap alokasi faktor produksi (output effect) akan
ekonomi jangka panjangnya (long run rate of economic growth) (Nanga, 2001).
pemerintah.
E. Hipotesis
Penghasilan di Indonesia”
F. Sistematika Penulisan
33
Bab I. Pendahuluan. Bagian ini terdiri dari Latar Belakang, Permasalahan,
Bab II. Tinjauan Pustaka. Berisikan Teori-teori yang sesuai dengan PPh,
Bab III. Metode Penelitian berisikan Jenis dan Sumber Data, Batasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pendapatan PPh
Penghasilan
Pertumbuhan
ekonomi Harga Minyak
internasional
inflasi
Mulyanto ys mulyanto_0411021082@yahoo.co.id 081905232618 page
35
DAFTAR PUSTAKA
Chairuddin Syah Nasution, 2003. Jurnal ekonomi dan keuangan. Edisi juni 2003.
Analisis Potensi Dan Pertumbuhan Penerimaan Pajak Penghasilan
(PPh) di Indonesia Periode 1990 – 2000. Jakarta.
Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2007, www.pajak.go.id, diakses tanggal
25 Agustus 2007 dan 12 mei 2008.
Data Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2008, www.pajak.go.id, diakses tanggal
10 Juni 2008.
Gunawan Setiaji dan Hiayat Amir. 2005. Jurnal ekonomi Indonusa, Evaluasi
Kinerja Sistem Perpajakan di Indonesia.,Jakarta.
Ilyas, Wirawan. 2007. Panduan komprehensif dan Praktis PPh. Lembaga Penerbit
FEUI. Jakarta.
Purwiyanto dan Tity Hernawati . 2002. Bunga Rampai Kebijakan Fiskal. (BAB 5.
Pendapatan Negara dan Hibah). Departemen keuangan RI dan Japan
International Cooperation Agency (JICA), Jakarta