Anda di halaman 1dari 14

3

Rangkaian Resonansi
Rangkaian resonansi adalah rangkaian dasar di dalam rangkaian frekuensi radio. Rangkaian ini dapat ditemui di pemancar, penerima, filter, dan lain-lain. Rangkaian resonansi ideal terdiri dari komponen L dan C ideal, yang dihubungkan secara seri atau paralel. Untuk rangkaian praktis, L dan C akan mengandung unsur resistif, R. Komponen resistif ini akan meredam sinyal. Jika pada rangkaian resonansi ideal faktor kualitasnya tak berhingga, maka pada rangkaian praktis faktor kualitasnya akan berhingga. Hubungan seri atau paralel dari L dan C yang membentuk rangkaian resonansi disebut resonator. Pada frekuensi tinggi ( microwave , resonator direalisasikan dengan elemen terdistribusi, yaitu berupa saluran transmisi (kabel sesumbu, saluran strip, atau saluran mikrostrip . Pada pela!aran ini kita hanya akan membahas resonator (rangkaian resonansi yang terdiri dari R, L, dan C. 3.1 Rangkaian Resonansi Seri Rangkaian resonansi seri diperlihatkan pada "ambar #.$, terdiri dari komponen R, L, dan C yang dihubungkan secara seri. Komponen R merupakan bagian resistif dari L dan%atau C.

Gambar 3.1 Rangkaian resonansi seri Jika pada rangkaian tersebut diberikan arus sinusoidal, maka akan ter!adi disipasi daya pada R, dan penyimpanan energi magnetik pada L dan energi listrik pada C. &nergi yang disimpan dalam bentuk energi listrik dan energi magnetik dinyatakan dengan

We = 1 V V C 4 C C Wm = 1 LII 4
dengan VC adalah tegangan pada kapasitor, sedangkan I adalah arus pada rangkaian. 'anda astrik (( menun!ukkan kon!ugat kompleks. Jika reaktansi kapasitif adalah XC = 1/jC, maka
VC = IX C = I j C

sehingga We = II*/(42C). )aya disipasi pada resistor adalah


1 P l = 2 II R

)engan demikian, impedansi masukan rangkaian

Z in =
(#.$

Pl + 2 j (Wm We )
1 2

II

= R + jL j

1 C

Pada keadaan resonansi, energi yang tersimpan dalam bentuk energi listrik sama dengan energi magnetik sehingga impedansi masukan akan murni resistif. *rekuensi sinyal pada keadaan resonansi ini disebut frekuensi resonansi, f0 = 0/2, dengan satuan her+t (H+ , disebut frekuensi anguler dengan satuan radian%detik. )ari (#.$ diperoleh frekuensi resonansi
f0 = 1 2 LC

(#.Rangkaian ini bersifat resistif hanya pada frekuensi resonansi. Jika frekuensi berubah, maka impedansi rangkaian tidak lagi resistif, tapi akan kompleks, dengan sifat reaktif induktif atau kapasitif. Parameter yang berhubungan dengan sifat selekti.itas rangkaian adalah faktor kualitas, Q. )efinisi umum untuk faktor kualitas adalah
Q=

(energi yang tersimpan dalam sistem )


rugi - rugi energi perdetik dalam sistem

(#.# Pada keadaan resonansi, We / Wm, maka energi total yang tersimpan dalam sistem adalah -We atau -Wm. Jadi faktor kualitas rangkaian resonansi seri adalah

Q=
(#.0

0 L 1 = R 0CR

Untuk rangkaian ideal, nilai resistansi sama dengan nol sehingga tidak ter!adi disipasi pada resistor. )engan demikian, nilai R menun!ukkan nilai redaman dari rangkaian, demikian !uga dengan Q. )i sekitar frekuensi resonansi, katakanlah / 1 2 , impedansi masukan dapat dinyatakan men!adi

Z in = R + jL j

1 1 = R + j0 L + jL j (0 + )C C

)engan pendekatan $%(1 2 ($ %1 %1, dan j0L = j/0C, maka impedansi masukan dapat ditulis men!adi

1 = Z in = R + j 2L Z in = R + jL1 + 2 LC 0
(#.3 karena 02LC / $. )inyatakan dengan faktor kualitas, (#.3 men!adi

Z in = R 1 + j 2Q 0
(#.4 "ambar #.- memperlihatkan plot impedansi Zin sebagai fungsi dari %1. "ambar #.-a adalah plot dari 5Zin5, dan "ambar #.-b plot dari fasa Zin. Ketika 5Zin5 naik men!adi $,0$ dari nilai minimumnya, fasanya 6 03 o untuk < 1 dan 2 03o untuk > 1. )ari (#.4 , fasa Zin diperoleh dari tan$ (2Q%0 / 03o, atau

2Q

=1

dan, karena fractional bandwidth, FBW = 2/0, maka

Q=
(#.7

0 1 = 2 FBW

1,41R R

(a)

(b)

Gambar 3.2 Plot Zin terhadap / 0; (a) |Zin| ; (b) fasa (Zin) Hubungan ini memberikan definisi lain untuk faktor kualitas, yaitu bah8a Q merupakan kebalikan dari factional band8idth, antara titik-titik dengan 5 Zin5 sebesar $,0$R. Resistor pada "ambar #.$ adalah bagian dari rangkaian resonansi, yaitu merupakan bagian dari L atau C, atau dari keduanya. 9leh sebab itu faktor kualitas pada (#.0 disebut unloaded Q. Jika rangkaian resonansi ini dihubungkan dengan rangkaian luar yang menyerap daya !uga, maka dia (rangkaian luar tersebut men!adi beban bagi rangkaian resonansi. &fek pembebanan ini dapat direpresentasikan dengan penambahan resistansi eksternal Rext, yang dihubungkan secara seri dengan R. )engan demikian faktor kualitasnya disebut loaded Q dan dinyatakan dengan QL. )inyatakan dengan faktor kualitas eksternal dan unloaded Q, loaded Q men!adi

1 1 1 = + QL Qu Qext
(#.: dengan

Qext =
(#.;

0 L 1 = Rext 0CRext

Contoh 3.1 <ebuah rangkaian resonansi seri terdiri dari induktansi, L / $1 nH, kapasitor ideal $11 p*. =nduktansi mengandung resistansi sebesar 1,$ 'entukanlah (a frekuensi resonansi rangkaian, faktor kualitas rangkaian, band8idth rangkaian. (b Jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber beban yang ber-resistansi masing-masing $1 , tentukanlah faktor kualitas band8idth rangkaian. Solusi

dan . dan dan dan

(a

frekuensi resonansi, faktor kualitas, dan band8idth rang-kaian, masingmasing dicari sebagai berikut>
f0 = 1 2 LC = 1 2 10
8

1010

= 159 ?H+

Qu =

0 L
R

159 106 10 8 =15,9 16 0,1

FBW =
(b

1 = 0,0625 BW = f 0 FBW = 10 ?H+ Qu

loaded @ dan band8ith rangkaian

Rext = 20, Qext =


maka,

0 L
Rext

= 0,0795

QL =

Qu Qext = 0,079 Qu + Qext f0 = 12,6 ?H+ QL

BW =

3.2 Rangkaian Resonansi Paralel Rangkaian resonansi paralel diperlihatkan pada "ambar #.#. Resistor paralel merupakan bagian dari induktansi atau kapasitansi. Resistansi ini sebenarnya terhubung seri dengan induktor atau kapasitor, tapi dengan transformasi dari seri ke paralel (atau sebaliknya diperoleh resistor yang paralel dengan L dan C. Hal ini akan kita bahas pada seksi berikutnya. )engan cara yang sama seperti pada rangkaian resonansi seri, frekuensi resonansi rangkaian diperoleh
f0 = 1 2 LC

(#.$1 dan faktor kualitas

Q=
(#.$$

R = 0CR 0 L

Gambar 3.3 Rangkaian resonansi parallel =mpedansi masukan dari rangkaian resonansi di sekitar frekuensi resonansi, dengan pendekatan yang sama seperti pada rangkaian resonansi seri, adalah

Z in =
(#.$-

R 1 + j 2Q 0

Kur.a respons frekuensi dari Zin diperlihatkan pada "ambar #.0. "ambar #.0a adalah respons 5Zin5 sedangkan "ambar #.0b memperlihatkan respons fasanya.

(a)

(b)

Gambar 3.4 Plot Zin terhadap / 0; (a) |Zin| ; (b) fasa (Zin) Hubungan antara faktor kualitas dengan band8idth untuk rangkaian resonansi paralel sama seperti pada rangkaian resonanasi seri, dan diberikan oleh (#.7 . Persamaan (#.: !uga berlaku untuk rangkaian resonansi paralel, dengan faktor kualitas eksternal

Qext =
(#.$-

Rext = 0CRext 0 L

dan Rext adalah kombinasi paralel dari resistansi-resistansi eksternal, !uga dihubung paralel dengan rangkaian resonansi. Contoh 3.2 Rancanglah sebuah rangkaian resonansi paralel dengan menggunakan induktor dengan faktor kualitas :1 dan kapasitor ideal. )iinginkan faktor kualitas terbebani

(loaded Q sebesar #1 pada frekuensi resonansi $11 ?H+. )iketahui resistansi sumber dan beban masing-masing $111 . Solusi <oal pada contoh #.- ini digambarkan pada "ambar #.3.

Gambar 3.5 Rangkaian untuk contoh 3.2 Pada contoh ini kita harus menentukan R, L, dan C berdasarkan data yang ada. Aerdasarkan data yang ada,

Rext = 1000 // 1000 = 500


dan faktor kualitas eksternal diperoleh dari (#.: , yaitu

Qext =

Qu QL 80 30 = = 48 Qu QL 50

)engan menggunakan (#.$- induktansi dan kapasitansi didapat

Rext 500 = = 16,6 nH 0Qext 2 108 48 Qext 48 C= = = 152,8 p* 0 Rext 2 108 500 L=
)engan menggunakan (#.$$ diperoleh resistansi paralel

R = 0 LQu = 2 108 16,6 10 9 80 = 834,4


3.3 Trans ormasi Seri!Paralel <eperti telah disebutkan, resistansi parasitik pada induktor dan kapasitor terhubung secara seri. )engan transformasi seri-paralel, kita dapat mentransformasi rangkaian seri men!adi rangkaian paralel. "ambar #.4 memperlihatkan transformasi ini.

Gambar 3." Trans ormasi seri!paralel Untuk rangkaian seri, impedansi dapat dinyatakan dengan

Z s = Rs jX s
'anda plus untuk reaktansi induktif, dan tanda minus untuk reaktansi papasitif. Untuk rangkaian parelel

Zp =

jR p X p R p jX p

Rp X 2 p
2 R2 p +Xp

R2 pX p
2 R2 p +Xp

karena kedua rangkaian tersebut merupakan dual, maka keduanya harus sama. Aegitu !uga faktor kualitas kedua rangkaian tersebut sama. Jadi Qs = Qp = Q. )ari (-.$$ , Q / Rp/Xp. )engan demikian,
R p = Rs (1 +Q 2 )

(#.$# dan
X p = X s 1 +1 Q 2

(#.$0 Untuk Q yang besar ( $1 , Xp Xs sehingga Lp Ls dan Cp Cs, !uga


R p Q 2 Rs , Q 10

(#.$3 Contoh 3.3 <ebuah induktor $11 nH pada $11 ?H+ memiliki resistansi seri $1 . 'entukan faktor kualitas induktor tersebut. Kemudian transformasikan men!adi komponen paralel. Solusi *aktor kualitas untuk induktor adalah

Xs 2 108 10 7 = = 6,28 = Q p Rs 10 Komponen paralelnya Qs =


R p = Rs (1 +Q 2 ) =10(1 +6,282 ) = 404,4
L p = Ls (1 +1 / Q 2 ) =100(1 +1 / 6,282 ) =102,5 nH

Btau

Lp =

Rp

0Q

404,4 2 108 6,28

= 102,5 nH

3.4 Rugi!rugi Sisipan #Insertion Loss$ =nsertion loss atau rugi-rugi sisipan, merupakan rugi-rugi yang ter!adi !ika kita sisipkan sebuah blok di antara sumber dan beban. Pada rangkaian resonansi, rugirugi sisipan diakibatkan oleh adanya disipasi pada rangkaian resonansi. Jadi pengaruh faktor kualitas dari rangkaian menyebabkan timbulnya rugi-rugi sisipan. "ambar #.7 memperlihatkan sebuah sumber dengan resistansi sumber RS dihubungkan dengan sebuah beban RL.

Gambar 3.% Sumber &ang terhubung dengan beban langsung 'egangan yang diserap beban adalah

VL =
(#.$4

RL V VS VL = S , !ika RL = RS RL + RS 2

Jika sekarang kita sisipkan rangkaian resonansi paralel, dengan faktor kualitas Qu, maka pada keadaan resonansi, resistansi beban men!adi

= R p // RL = RL
sehingga

0 LQu RL < RL RL + 0 LQu

= VL
(#.$7 dan rugi-rugi sisipan (insertion loss dinyatakan dengan

RL V + RS S RL

VL IL = 20 log V L
(#.$: "ambar #.: memperlihatkan rangkaian yang disisipi rangkaian resonansi paralel pada keadaan resonansi.

Gambar 3.' Rangkaian eki(alen pada keadaan resonansi Contoh 3.4 <ebuah sumber dengan resistansi $111 dihubungkan dengan beban $111 !uga. )i antara sumber dan beban ini disisipkan rangkaian resonansi paralel yang terdiri dari induktor 31 nH, faktor kualitas $11, dan kapasitor ideal -3 p*Cchris bo8ickD. Solusi 'anpa rangkaian resonansi, VL = 0,5VS. Rangkaian resonansi akan ber-resonansi pada frakuensi

0 =
dan sehingga

1 LC

1 50 10
9

25 10 12

= 894,4 rad%detik

R p = 0 LQ = 4472

= R p // RL = 817,3 RL

= VL
)engan demikian

RL V = 0,45VS + RS S RL
0,45 = 0,92 dA 0,5

IL = 20 log

3.5 Trans ormasi )mpedansi

Pada contoh #.-, untuk rangkaian resonansi paralel, resistansi eksternal (beban dan sumber akan menurunkan faktor kualitas dan menaikkan band8idth. )engan impedansi sumber dan beban yang rendah, faktor kualitas akan turun secara drastis. )engan demikian, akan sangat sulit merancang sebuah rangkaian dengan faktor kualitas yang tinggi. ?etoda yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mentransformasi impedansi sumber dan beban sehingga terlihat oleh rangkaian resonansi impedansinya men!adi besar. Bda dua rangkaian yang dapat mentransformasi impedansi beban (sumber , yaitu rangkaian kapasitor ter-tap dan rangkaian induktor ter-tap. 3.5.1 Rangkaian *apasitor ter!tap "ambar #.; memperlihatkan rangkaian kapasitor ter-tap. Pada rangkaian tersebut, kapasitor mentransformasi impedansi beban RL men!adi RL, dengan menganggap komponen rangkaian resonansi berupa komponen ideal.

Gambar 3.+ Trans ormator kapasitor ter!tap Rangkaian paralel antara RL dan C2 kita ubah men!adi rangkaian seri dengan mengunakan transformasi paralel ke seri. "unakan (#.$# dan (#.$0 diperoleh

Rs =
(#.$;

RL
2 1 + Qp

1 + Q2 p C s = C2 2 Qp
(#.-1

dengan Qp = 0C2RL. Hasil transformasi ini diperlihatkan pada "ambar #.$1a. "ambar #.$1b eki.alen dengan "ambar #.$1a, dengan kapasitor

Ceki =
(#.-$

C1Cs C1 + Cs

(a)

(b)

Gambar 3.1, Rangkaian trans ormasi antara Kemudian "ambar #.$1b, antara Ceki dan Rs kita transformasi kembali men!adi rangkaian paralel sehingga diperoleh hasil akhir transformasi pada "ambar #.$$, dan

Rs =
(#.-dengan Q1, untuk rangkaian berfaktor kualitas tinggi, adalah

RL 1 + Q12

Q1 =
(#.-#

RL 0 L

Gambar 3.11 -asil akhir trans ormasi )ari (#.$; dan (#.-- kita peroleh pernyataan untuk Rs. )engan demikian kita dapat menentukan Qp dinyatakan dalam Q1.

Qp =
(#.-0 *rekuensi resonansi rangkaian, dengan faktor kualitas tinggi, adalah

RL 1 + Q12 1 RL

02 =
(#.-3

1 2 LC L2 RL

1 LC

dengan C = Ceki, merupakan kombinasi seri dari C1 dan Cs. )engan pendekatan ini, kita substitusikan frekuensi resonansi pada (#.-3 ke (#.-# , didapatkan

= Q1 = 0CRL
(#.-4

f0 f

)i sini f adalah band8idth dalam H+, dan f0 frekuensi resonansi rangkaian (!uga dalam H+ . Prosedur Perancangan Transformator C ter-tap <ebagai rangkuman untuk perancangan rangkaian transformer kapasitor ter-tap, disini kita rangkumkan tahap-tahap perancangan> $. 'entukan faktor kualitas rangkaian yang diinginkan, berdasarkan frekuensi resonansi dan band8idth rangkaian. "unakan (#.-4 . 2. #. 4. 5. 'entukan nilai kapasitor rangkaian, setelah Q1 ditentukan, dengan menggunakan (#.-4 . Hitung nilai induktansi induktor, berdasarkan frekuensi resonansi dan nilai kapasitor yang diperoleh pada langkah -. "unakan (#.-3 . Hitung Qp dengan menggunakan (#.-0 . 'entukan C2 dengan persamaan

C2 =
(#.-7 6. 7. Hitung Cs dengan menggunakan (#.-1 . 'erakhir hitung C1 menggunakan (#.-$ .

Qp

0 RL

Contoh 3.5 Rancanglah sebuah transformer kapasitor ter-tap untuk men-transformasikan impedansi beban 31 ke impedansi $111 pada frekuensi $11 ?H+ dan band8idth $1 ?H+. Solusi )engan mengikuti tahap-tahap perancangan yang telah disebut-kan, diperoleh nilai-nilai L, C1 dan C2 sebagai berikut>

Q1 =

100 ?H+ = 10 $1?H+

C=
L=

Q1 10 = = 16 p* 0 RL 2 108 1000

1 1 = = 158 nH 2 8 2 0 C (2 10 ) 16 10 12

Qp =

RL 50 1 + Q12 1 = (1 + 10 2 ) 1 = 4,05 RL 1000


C2 = Qp

0 RL

4,05 2 108 50

= 31,8 p*

2 1 + Qp C s = C2 2 Qp

2 = 31,8 1 + 4,05 = 33,74 p* 4,052

C1 =

Cs C 33,74 16 = = 30,4 p* Cs C 33,74 16

3.5.2 Trans ormer Tertala!Ganda Paralel

Anda mungkin juga menyukai