Anda di halaman 1dari 18

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. dan salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan

endrometrium (dinding rahim bagian dalam) yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr/dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg/g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali

sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguangangguan lainnya.

B. Definisi Para Ahli Beberapa pengertian menstruasi menurut para ahli dari berbagai sumber yaitu: 1) Sarwono (2007) menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. 2) Prasetyaningtyas (2007) mendefinisikan haid menurut logat, haid itu asalnya ialah mengalir, yang dimaksud adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan saat sehat, bukan karena melahirkan anak ataupun robek selaput dara. Definisi klinis dari haid adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari rahim disertai pelepasan endometrium. 3) Maulana (2008) menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. 4) Manuaba (2009) menstruasi adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan berhenti sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi. 5) Kusmiyati, dkk (2008) menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium yang nekrotik.

C. Fisiologi Siklus Menstruasi Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memegang peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi. Ovarium menghasilkan hormone steroid, terutama estrogen dan progesterone. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium yang

mengandung

ovum

yang

sedang

berkembang

dan

oleh

sel-sel

yang

mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesterone juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesterone merupakan hormone yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesterone berperan penting terhadap plasenta dan untuk

mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormone endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita. Menstruasi diserati ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun sampai menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkinkan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada partum umum menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 3040 cc. puncak pendarahannya pada hari ke-2 atau hari ke-3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.

D. Aspek Ovarium dalam Siklus Menstruasi Ovarium mengalami perubahan perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu terdapat perubahan perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Adapun perubahan tersebut dibagi dalam :

a.

Ovarium dalam masa neonatus. Pada bayi baru lahir terdapat 400.000 folikel pada kedua ovarium. Diameternya kurang lebih 1 cm, dan beratnya sekitar 250 350 mg pada waktu lahir. Dalam kortex hampir seluruh oosit terdapat dalam bentuk follikel primordial.

b.

Ovarium dalam masa anak anak Pada masa anak anak ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Ovarium sebagian besar terdiri atas kortek yang mengandung banyak follikel primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah dan kemudian mengalami atresia insitu. Hormon hipofise yang diperlukan untuk ovulasi belum berfungsui dengan baik. Pada usia kira kira 9 tahun kadar hormon gonadotropin mulai meningkat, sehingga produksi estrogen juga meningkat. Peningkatan ini menyebabkan perkembangan kelenjar mamma dan alat genital. Menarche biasanya terjadi kira kira 2 tahun setelah perubahan tersebut. Usia pubertas bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor genetik sosio ekonomi dan kesehatan dalam beberapa dekade terahir usia menarche terjadi pada usia yang lebih muda. Dengan ultrasonografi dapat dilihat ukuran follikel antara 2 sampai 15 mm. Oosit pada periode ini sangat aktif berkembang.

c.

Ovarium dalam masa dewasa/masa reproduksi Masa reproduksi dimulai dari masa pubertas pada umur kira kira 12 16 tahun dan berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada ovarium terjadi perubahan perubahan, kortek relatif lebih tipis dan mengandung banyak follikel follikel primordial. Follikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak mengalami atresia, biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus membentuk ovum dan pecah pada waktu ovulasi. Pada awal pubertas germ cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000 unit. Selama usia reproduksi yang berkisar antara 35 40 tahun, 400 sampai 500 akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai menjelang menopause dan tinggal beberapa ratus pada saat menopause. Kira kira 10 15 tahun sebelum menopause sudah terjadi peningkatan jumlah follikel yang hilang. Ini berhubungan dengan meningkatnya hormon FSH. Dalam

tahun reproduksi, pematangan follikel akibat interaksi antara hipotalamus pituitari gonad. d. Pertumbuhan Follikel

Pemasakan follikel primordial terjadi sebagai berikut : Mula mula sel sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian diantara sel-sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan ialah, liquor folliculi. Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel. Tumpukan sel dengan sel telur didalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi ruang follikel disebut membrane granulosa. Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan ialah theca interna yang banyak mengandung pembuluh darah dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel yang masak ini disebut follikel de Graaf . Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat pembuatannya terdapat di theca interna. Sebelum pubertas follikel de Graaf hanya terdapat pada lapisan dalam dari kortek ovarium dan tetap tinggal dilapisan tersebut. Setelah pubertas juga terbentuk dilapisan luar dari kortek. Karena liquor follikuli terbentuk terus maka tekanan didalam follikel makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel follikel. Pada permukaan ovarium sel sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya follikuli bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel sel oophorus. Keluarnya sel telur dari folikel de Graaf disebut ovulasi. Setelah ovulasi maka sel sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning disebut corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan hormon yang disebut progesterone disamping estrogen. Tergantung apakah terjadi liquor cumulus

konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum graviditatum atau corpus luteum menstruationum. Jika terjadi konsepsi, corpus luteum dipelihara oleh hormon Chorion Gonadotropin yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion.

E. Aspek Endrokrin dalam Siklus Menstruasi Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula supra renalis dan kelenjar kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hubungan antara (hyopothalamic-pituitary-ovarian axis). Siklus haid (siklus ovarium) normal di bagi menjadi : 1. Fase follikuler 2. Fase Luteal Tidak lama sesudah haid mulai, pada fase follikuler dini, beberapa follikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya follikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH. Pada saat ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam follikel. Perkembangan follikel berahir setelah kadar estrogen dalam plasma meninggi. Pada awalnya estrogen meninggi secara berangsur angsur, kemudian dengan cepat mencapi puncaknya. Ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik dan dengan mendadak terjadi puncak pelepasan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus yang mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan perubahan morfologik pada follikel atau mungkin juga akibat umpan balik negatif yang pendek dari LH terhadap hipotalamus. hipotalamus, hipofisis dan ovarium

LH-surge yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; follikel hendaknya pada tingkat yang matang agar dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel terjadi antara 16 24 jam setelah LH-surge. Pada fase luteal, setelah ovulasi sel sel granulasa membesar membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein), follikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulose juga bertambah dan mencapi puncaknya pada hari 8 9 setelah ovulasi . Luteinized granulose cells dalam korpus luteum membuat progesterone banyak, dan luteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak sehingga kedua hormon itu meningkat pada fase luteal. Mulai 10 12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur angsur disertai dengan berkurangnya kapiler kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesterone dan estrogen. Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin. Pada kehamilan hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari sinsiotrofoblast. Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pasca ovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 10 minggu kehamilan. Kemudian fungsi ini diambil alih oleh plasenta. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dibuat oleh

Siklus endometrium terdiri dari 4 fase : 1. Fase menstruasi atau deskuamasi Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium dan lendir dari cervik. Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan potongan mukosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah haid.

2.

Fase post menstruasi atau stadium regenerasi Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung 4 hari.

3.

Fase intermenstruum atau stadium proliferasi Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu:

a.

Fase proliferasi dini Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit. b. Fase proliferasi akhir Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat 4. Fase pramenstruum atau stadium sekresi Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan

ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas : 1. Fase sekresi dini Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya 4 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu : a. stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan

dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar. b. stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di antaranya. c. stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran salurankelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema. 2. Fase sekresi lanjut Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan. F. Bagian Bagian Siklus Menstruasi Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi yaitu: SIKLUS ENDOMENTRIUM Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Siklus endomentrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase yaitu: a. Fase menstruasi Pada fase ini endomentrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar

estrogen, progesterone, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat. b. Fase ploriferasi Fase ploriferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari njadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. c. Fase sekresi/luteal Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. d. Fase iskemi/premenstrual Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

G. Siklus Ovulasi Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih.

Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

H. Siklus Hipofisis-Hipotalamus Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini

menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (GnRH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi

estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.

I. Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain: FAKTOR ENZIM Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang

berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone,

enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme perdarahan. endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan

J.Faktor Vaskuler Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.

FAKTOR PROSTAGLANDIN Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan

berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

MENARCHE Usia saat anak perempuan mulai mendapat menstruasi pertama kali (Menarche) sangat bervariasi. Menarche, biasanya terjadi pada usia 8-14 tahun (Prasetyaningtyas, 2007). Menstruasi merupakan tanda seorang wanita memasuki masa pubertas, biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih kurang usia 15-16 tahun (Proverawati,2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE Usia menarche dipengaruhi oleh genetik, gizi, lingkungan sosial dan status sosial ekonomi (Proverawati, 2009). 1) Faktor genetik Mempengaruhi terjadinya menarche karena anak wanita yang mempunyai kelainan tertentu selama dalam kandungan mendapatkan menarche pada usia yang lebih lambat. 2) Faktor gizi Usia dalam mandapatkan menarche sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi. Semakin tinggi kualitas gizi yang dikonsumsi masyarakat saat ini memicu menstruasi dini. Penelitian Alin Yaotu Padmavati menyatakan bahwa wanita yang vegetarian kejadian menarche lebih lama, orang yang non vegetarian menarche nya lebih awal daripada yang vegetarian. 3) Faktor lingkungan sosial Menurut sebuah penelitian bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche. Salah satunya lingkungan keluarga, lingkungan

keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat memperlambat terjadinya menarche dini. 4) Faktor status sosial ekonomi Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan, hal ini telah diteliti di India berdasarkan pendapatan perkapita.

DATING ENDOMETRIUM Untuk menentukan hari yang tepat dari siklus menstruasi disebut dating endometrium. Dating dilakukan pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase proliferasi, fase ini menunjukkan perubahan perubahan yang nyata setiap harinya dengan perubahan morfologi tertentu. Jika siklus haid 28 hari dan perkiraan ovulasi terjadi pada hari ke 14, maka 36 48 jam setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol pada endometrium. Karena itu dating hari ke 14 dan ke 15 tidak berguna dilakukan, dan sebaliknya baru dilakukan pada hari ke 16. Hari ke 16 : Vakuola basal subnukleus terlihat pada banyak kelenjar. Hari ini hari terahir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar kelenjar dan stroma. Hari ke 17 : Nukleus dari kelenjar kelenjar tersusun dalam satu baris, dengan sitoplasma yang homogen diatasnya dan vakuola yang besar besar di bawahnya. Pseudostratifikasi menghilang, mitosis di kelenjar dan stroma jarang. Hari ke 18 : Sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan ke arah sitoplasma sekitar lumen dan kemudian termasuk ke dalam lumen. Karena vakuola subnukleus ini mengecil maka nukleus mendekati basis dari sel. Tidak terlihat mitosis pada saat ini. Hari ke 19 : Hanya sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya menyerupai hari ke 16. Dapat terlihat pseudostratifikasi dan mitosis. Hari ke 20 : Vakuola subnukleus hanya satu satu. Sekresi intraluminal tampak jelas. Hari ke 21 : Mulai terlihat perubahan perubahan pada stroma. Sel sel stroma mempunyai nukleus yang gelap dan padat. Mulai adanya edema stroma. Hari ke 22 : Edema stroma mencapai maksimum. Sel sel stroma tampak kecil, padat. Mulai terlihat arteri spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi intaluminal aktif, tetapi mulai berkurang. Hari ke 23 : Edema stroma menetap. Kondensasi stroma pada sekitar arteri sekresi intraluminal. Tidak terdapat

spiralis. Dapat juga dijumpai mitosis. Hari ke 24 : Kumpulan sel sel pradesidua tampak jelas disekeliling arteriola. Mitosis aktif, edema berkurang. Endometrium akan mulai berinvolusi, kecuali terjadi kehamilan. Hari ke 25 : Sel-sel pradesidua mulai terdapat di bawah sel sel epitel

permukaan. Sedikit edema sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit pada stroma. Hari ke 26 : Sel sel pradesidua mengelompok di seluruh stroma disertai infiltrasi sel sel leukosit polinuklear. Hari ke 27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan di bawah epitel permukaan. Jelas terlihat infiltrasi sel sel leukosit polinuklear. Hari ke 28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis), dan daerah daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Infiltrasi sel sel leukosit polinuklear sangat banyak. Kelenjar kelenjar kelihatan mengalami secretory exhaustion.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah: FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin

II. PENUTUP Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, Itu adalah sesuatu yang kotoran . Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri dari istri di tempat haidnya. Dan janganlah kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci (dari haid). Apabila mereka telah bersuci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian. (QS. Al-Baqarah: 222)
Primolut nama obat pencegah haid Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan

memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

TUGAS : SISTEM REPRODUKSI

FISIOLOGI MENSTRUASI DAN HORMON YANG BERPERAN

OLEH : KELOMPOK III

1. LAODE TRISNO SAPUTRA 2. IRNAYANTI 3. WAODE NURTINA 4. LAODE HABIBA 5. HARDIANTO 6. IKHSAN 7. RIDA ROYANI 8. JUSAK SAKPAN P. 9. PETRUS R.R

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI

Anda mungkin juga menyukai