PENDAHULUAN
simbol yang sering tidak berfungsi secara optimal. Pada hampir semua
sekolah, fungsi bimbingan dan konseling hanya muncul jika seorang siswa
hal-hal lain yang berada di luar batas kewajaran. Akibatnya, bimbingan dan
akan bertindak jika siswa melanggar tata tertib sekolah. Di sisi lain, warga
sekolah lainnya seperti kepala sekolah, guru-guru, dan para staf sekolah
lain selalu menunjuk guru bimbingan dan konseling jika didapati adanya
harrydfauzi@gmail.com 1
profesional pula. Guru adalah jabatan yang memerlukan keahlian khusus.
Itulah yang terjadi dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat
kelas serta guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan guru mata pelajaran
harrydfauzi@gmail.com 2
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
multikompleks.
2. Rumusan Masalah
(Suyatna, 2000:7).
harrydfauzi@gmail.com 3
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan
sebagai berikut.
C. Tujuan Penelitian
sejauh mana tingkat pemahaman dan aplikasi guru kelas, guru olah raga,
tenaga pengajar.
harrydfauzi@gmail.com 4
D. Manfaat Penelitian
guru-guru sekolah dasar terhadap kosep dan aplikasi tugas bimbingan dan
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
harrydfauzi@gmail.com 5
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Variabel Independen:
Tingkat Pemahaman Guru SD Variabel Dependen:
tentang Bimbingan dan Pembinaan Belajar Siswa
Konseling
Subvariabel (X): Subvariabel (Y):
(1) Pemahaman guru tentang (1) Peningkatan motivasi belajar
Fungsi dan Peranan siswa.
Bimbingan dan Konseling. (2) Perkembangan hasil belajar
(2) Pemahaman tentang tugas siswa.
guru kelas sebagai (3) Perkembangan kreativitas siswa.
pembimbing (4) Pemecahan masalah kesulitan
belajar siswa.
harrydfauzi@gmail.com 6
Konstelasi masalah berdasarkan variabel di atas dapat digambarkan
sebagai berikut.
(1) X Y
(2) X1 Y1
(3) X2 Y2
Y3
Y4
Keterangan:
Konseling
harrydfauzi@gmail.com 7
1. Asumsi
dapat diterima oleh semua pihak tanpa harus diuji lagi kebenarannya
(Suyatna, 2000:7).
sebagai berikut.
harrydfauzi@gmail.com 8
kepada siswa sehingga tanpa dipaksa siswa akan menilai dirinya
yang baik.
2. Hipotesis Penelitian
harrydfauzi@gmail.com 9
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada tingkat pe-mahaman
Bab II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
harrydfauzi@gmail.com 10
pendapatnya mengenai bimbingan (guidance) sebagaimana dikutip
berikut ini.
can best accomplish his purpose; it assist him to solve problem that
counselore to an individual or any age to help him direct his own life,
develope his own point of view, make him own decisions, and carry his
own burdens.
harrydfauzi@gmail.com 11
b. mengembangkan pandangannya sendiri;
suatu proses yang berjalan lama. Proses itu berkisar pada persoalan
masyarakat sekitarnya.
harrydfauzi@gmail.com 12
bebas. Konselor adalah katalisator dari suatu proses perkembangan
individu anak.
dan menyesuaian diri yang bijaksana. Hal ini didasarkan kepada prinsip
belakang dan bakatnya yang khas. Kegiatan ini membantu anak dalam
pada titik berat dan bukan pada jenis kegiatannya. Kegiatan mengajar
harrydfauzi@gmail.com 13
mempersiapkan anak untuk melakukan pilihan atas sesuatu
bimbingan dan banyak diarahkan oleh guru sebagai suatu fungsi guru
kelas. Oleh karena itu, sukar sekali untuk menarik garis pemisah yang
keadaan dunianya pribadi dan dunia luar. Bantuan untuk mengenal diri
siswa yang dilayani dan personil yang terlihat, nilai bangunan dan
proses yang penting untuk mencapai tujuan pribadi dan aspirasi individu.
harrydfauzi@gmail.com 14
Secara filsafat dan historis, pendidikan mungkin lebih dari faktor lain
muda. Salah satu alasannya ialah untuk mengurangi kenakalan anak dan
harrydfauzi@gmail.com 15
sikap, kepercaya-an, keterampilan dan tujuan yang sama. Masyarakat
Sekolah bukan mempersiapkan anak-anak untuk masa kini saja, tetapi juga
mereka. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa anak, guru, dan orang
ambilan keputusan.
harrydfauzi@gmail.com 16
memanfaatkan data psikologis dan sosial bagi guru dan pembimbing untuk
harrydfauzi@gmail.com 17
Dalam Association for Educational Communications and
baik dan mencapai sasarannya jika dirancang dengan baik. Seels dan
harrydfauzi@gmail.com 18
proses belajar mengajar adalah guru. Oleh karena itu, guru harus
terlibat secara langsung, dan (5) periang. Dengan karakteristik ini guru
guru pengelola dan bila guru itu secara fisik mengajar di kelas, maka ia
harrydfauzi@gmail.com 19
Guru sebagai pengelola dan pelaksana, memiliki empat fungsi
Merencanakan
Mengawasi Mengorganisasikan
Memimipin
fungsi lain dan setiap fungsi memiliki peran yang sangat besar.
harrydfauzi@gmail.com 20
dan (5) menjalin keempat hal satu sama lain untuk memperoleh
ditekuninya, (g) menjadi anggota dari suatu organisasi profesi, dan (h)
digunakan.
harrydfauzi@gmail.com 21
berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam kegiatan untuk
berikut.
instruksional.
(d) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik dalam
(Davies, 1971:49).
harrydfauzi@gmail.com 22
Dalam keseluruhan proses pendididkan di sekolah, belajar
harrydfauzi@gmail.com 23
secara progresif. Bertolak dari berbagai definisi dan tafsiran yang telah
diuraikan oleh para ahli tersebut, secara umum belajar dapat dipahami
yang berupa memori itu membekas dalam diri individu sehingga dapat
dipanggil kembali.
lingkungannya.
ukuran baku (standard norm) yang akan menjadi daya penarik dan
proses belajar;
penunjang.
harrydfauzi@gmail.com 25
3. Motivasi Belajar
dari tingkah lakunya. Menurut para ahli, motif itu dapat dibedakan
beristirahat.
makhluk hidup. Motif darurat timbul karena adanya tantangan dari luar,
baik sosial maupun non-sosial secara efektif. Di sini minat, hasrat dan
motif terdapat dua golongan, yaitu motif bawaan dan motif yang
harrydfauzi@gmail.com 26
dipelajari. Motif bawaan adalah motif yang ada pada diri manusia
adalah motif yang timbul karena dipelajari seperti motif belajar, motif
semata, seperti lapar dan haus, melainkan juga oleh kebutuhan psikis
seprti rasa ingin tahu, kasih sayang, dan keinginan untuk memuja.
dasar manusia ini. Secara garis besar, potensi-potensi dasar itu dapat
diklasifikasikan menjadi:
1) Motif-motif biologis yang terdiri atas rasa lapar dan dahaga, rasa
2) Motif ingin tahu, yaitu motif untuk mengerti, menata, dan menduga
harrydfauzi@gmail.com 27
Perasaan mampu ini amat bergantung kepada perkembangan
4) Motif cinta yaitu dorongan yang tumbuh dalam diri manusia untuk
pertumbuhan kepribadian.
yang dimaksud dengan harga diri, dan bersamaan dengan itu pula
hidup.
harrydfauzi@gmail.com 28
7) Kebutuhan akan pemenuhan diri. Manusia hidup dan berusaha
pengalaman batin;
orang-orang lain;
berbagai teori motivasi yang titik tolaknya berbeda satu sama lain. Ada
harrydfauzi@gmail.com 29
teori yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasan.
Namun ada pula yang titik tolaknya pada azas kebutuhan, yang saat ini
banyak dianut orang. Banyak teori motivasi yang didasarkan pada azas
diperlukan proses interaksi dari ebberapa unsur. Hal ini sesuai dengan
proses yang dimulai dari kebutuhan fisik atau kegiatan tingkah laku
memuaskan.
maksimal dan sebaik mungkin. Contoh dari penerapan teori ini adalah
sebagai berikut.
harrydfauzi@gmail.com 30
a. Profesionalitas guru dan kematangan dalam melaksanakan tugas-
belajar.
harrydfauzi@gmail.com 31
b. Harapan untuk berhasil, yang berisi:
1) kesuksesan program;
2) tujuan pembelajaran;
3) remedial sosialisasi.
pekerjaannya;
gaya yang berbeda, tetapi esensinya menuju kepada maksud yang sama,
harrydfauzi@gmail.com 32
b. suatu keadaan kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan
diuraikan berikut.
stimulasi tertentu.
Kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau lega.
harrydfauzi@gmail.com 33
ketiga itu demikian, bahkan mingkin sebaliknya, yakni terjadinya
Motif
Rasa puas/
kecewa/ lega
Lingkaran
Motivasi Perilaku
Instrumental
Insentif
tertentu, seperti:
harrydfauzi@gmail.com 34
b. frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
waktu tertentu);
dilakukan;
negatif).
misalnya:
harrydfauzi@gmail.com 35
2) kuesioner dan inventori terhadap subjeknya untuk men-dapat
4) tes prestasi dan skala sikap untuk mengetahui kualifikasi dan arah
sikapnya.
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
harrydfauzi@gmail.com 36
1. Metode Penelitian
deskritif survei.
harrydfauzi@gmail.com 37
b. mengidentifikasikan masalah-masalah atau untuk men-dapatkan
berlangsung; dan
dipertanyakan.
politik dari suatu kelompok atau suatu daerah yang bisa digunakan
hipotesis.
hubungan antara variabel yang satu dan variabel yang lain, baik secara
2. Teknik Penelitian
harrydfauzi@gmail.com 38
Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah
sebagai berikut.
1. Tempat Penelitian
harrydfauzi@gmail.com 39
Sesuai dengan rumusan masalah dan batasan masalah serta
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
harrydfauzi@gmail.com 40
Pelaksanaan Bulan ...
No Jenis Kegiatan Keterangan
Juli Jan
Agst Sept Okt Nop Des
2004 2005
Analisis dan
6 Interpretasi Data X X
Hasil Penelitian
Penulisan
7 X X X X
Laporan
1. Populasi Penelitian
(Vincent, 1989).
penelitian.
harrydfauzi@gmail.com 41
Cianjur, baik guru kelas maupun guru Pendidikan Jasmani dan
2. Sampel Penelitian
ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
populasi penelitian ini dijadikan sampel. Dengan kata lain, sampel yang
C. Instrumen Penelitian
1. Bentuk Instrumen
Cianjur atas Bimbingan dan Konseling pada tahun pelajaran 2004 – 2005.
sosial.
harrydfauzi@gmail.com 42
Selain dari angket, digunakan pula observasi dan studi dokumentasi.
Begitu pula studi dokumentasi digunakan untuk melihat salah satu hasil
kinerja.
harrydfauzi@gmail.com 43
a. Merumuskan definisi operasional setiap variabel penelitian hingga
harrydfauzi@gmail.com 44
KISI-KISI ANGKET
TINGKAT PEMAHAMAN GURU TERHADAP BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMBINAAN BELAJAR SISWA SD NEGERI 1 PAWENANG, KECAMATAN CIANJUR
9
Pemahaman • Menyusun program bimbingan dan koseling secara khusus. 10 Selalu
tentang tugas guru • Menyusun program bimbingan dan konseling terintegrasi Sering
kelas sebagai dengan mata pelajaran. 11 Kadang-
pembimbing kadang
• Melaksanakan bimbingan secara terintegrasi dalam mata
pelajaran. 12 Jarang
• Melakukan penelitian tentang perilaku siswa secara khusus. Tidak pernah
13
• Melakukan pengamatan tentang prestasi belajar siswa tertentu
harrydfauzi@gmail.com 45
Variabel Subvariabel Indikator Nomor Parameter
secara khusus.
• Menyusun studi kasus siswa yang memiliki permasalahan 14
yang khas.
• Melakukan diagnosis atas permasalahan siswa yang memiliki 15
kasus khusus. 16
• Membuat pemetaan masalah dalam kelas (termasuk kesulitan
belajar dan masalah pribadi) 17
• Membuat pemecahan masalah kesulitan belajar siswa.
• Mengkonsultasikan masalah dengan kepala sekolah atau guru 18
lain. 19
• Membuat laporan perkembangan siswa sesuai dengan prinsip
bimbingan. 20
Pembinaan Belajar Peningkatan • Siswa menunjukkan minat belajar yang tinggi. 1 Selalu
Siswa motivasi belajar • Siswa menunjukkan minat belajar pada mata pelajaran 2 Sering
siswa. tertentu. Kadang-
• Siswa menunjukkan gairah/semangat belajar tinggi setiap 3 kadang
hari. Jarang
• Siswa menunjukkan keingintahuan yang kuat untuk 4 Tidak pernah
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya.
• Siswa menunjukkan kemauan kuat untuk menyelesaikan 5
masalahnya sendiri dalam pembelajaran.
Perkembangan • Siswa menunjukkan hasil belajar rata-rata di atas nilai 6 Selalu
hasil belajar siswa. minimum yang dipersyaratkan (misalnya > 6,0).
harrydfauzi@gmail.com 46
Variabel Subvariabel Indikator Nomor Parameter
• Perkembangan hasil belajar siswa setiap saat menunjukkan 7 Sering
kenaikan. Kadang-
• Siswa memiliki kecenderungan untuk mengikuti lomba-lomba 8 kadang
yang berhubungan dengan materi mata pelajaran. Jarang
• Siswa memahami sesuatu makin bertambah cepat dan cermat. 9 Tidak pernah
• Perkembangan keterampilan siswa makin bertambah setiap
waktu. 10
Perkembangan • Siswa menunjukkan perkembangan imajinasi yang baik. 11 Selalu
kreativitas siswa. • Siswa menunjukkan aktivitas kreasi yang cenderung naik. 12 Sering
• Siswa melakukan berbagai eksplorasi dalam pembelajaran. 13 Kadang-
14 kadang
• Siswa memiliki perkembangan kreativitas yang baik dalam
bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Jarang
Tidak pernah
Pemecahan • Siswa memiliki kemampuan untuk mengenali diri sendiri. 15 Selalu
masalah kesulitan • Siswa menyadari kemampuan yang dimilikinya sehingga 16 Sering
belajar siswa tumbuh keberanian untuk melakukan sesuatu yang positif. Kadang-
• Siswa berani tampil dan tidak merasa malu di hadapan umum. 17 kadang
• Siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan Jarang
masalah yang dihadapinya. 18 Tidak pernah
• Siswa tidak mengeluh setiap menghadapi permasalah-an yang
dianggap sulit atau rumit (misalnya menghadapi soal-soal 19
sulit)
harrydfauzi@gmail.com 47
Variabel Subvariabel Indikator Nomor Parameter
• Siswa memiliki kesanggupan untuk menyelesaikan masalah 20
sendiri.
harrydfauzi@gmail.com 48
D. Pengumpulan Data dan Analisis Data
diawali dengan deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk
1. Uji Normalitas
normal atau tidak, melalui uji Lilifors dengan menentukan nilai Lo seperti
Lo = | F(z) – S(z) |
tabel Lilifors jika Lo < L1, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
dianalisis berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam pengujian
berikut.
harrydfauzi@gmail.com 49
Untuk taraf nyata α = 0.05 kemudian kita bandingkan dengan nilai
pada tabel. Jika χ2hitung < χ2tabel, maka sampel berasal dari populasi
homogen.
r n−2
t=
1− r2
signifikansi 0.05 dan (n-2). Apabila thitung > ttabel, maka koefisiensi korelasi
variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas melalui regresi linier
harrydfauzi@gmail.com 50
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial digunakan rumus sebagai
berikut.
berikut.
JK(reg)
Fh =
JK(S)/(n − 2)
Harga Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, apabila Fhitung > Ftabel maka
JK(TC)/(k - 2)
Fh =
JK(G)/(n − k)
harrydfauzi@gmail.com 51
Kemudian hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dan apabila Fhitung
< Ftabel, maka koefesian regresi linier. Selanjut-nya uji signifikansi regresi
JK(reg)/2
Fh =
JK(S)/(n − 3)
Setelah Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dan apabila Fhitung > Ftabel, maka
F. Hipotesis Statistik
belajar siswa.
siswa
Keterangan:
harrydfauzi@gmail.com 52
ρy1 = Koefisien korelasi antara X1 dengan Y
Bab IV
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut.
teoritis antara 20 sampai dengan 100. Rentang skor teoritis ini diperoleh
harrydfauzi@gmail.com 53
d. untuk jawaban Jarang (J) diberi skor diberi skor 2; dan
deviasi sebesar 8,72 dan modus sebesar 72 serta median 63. Banyak
Tabel 4.1
1 48 - 52 2 11,765 11,765
2 53 - 57 2 11,765 23,529
3 58 - 62 4 23,529 47,058
4 63 - 67 4 23,529 70,587
5 68 - 72 2 11,765 82,353
6 73 - 77 3 17,647 100
harrydfauzi@gmail.com 54
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
49,5 54,5 59,5 64,5 69,5 74,5
Gambar 4.1:
Histogram sebaran data variabel Pemahaman Guru tentang
Bimbingan dan Konseling
terendah adalah 48 dan skor teringgi adalah 77, maka diperoleh nilai
tengah teoritis yaitu 60 dan nilai tengah empiris adalah 63. Dengan
rentang skor teoritis antara 20 sampai dengan 100. Rentang skor teoritis
ini diperoleh dari jumlah item yang terdapat dalam instrumen penelitian
harrydfauzi@gmail.com 55
a. untuk jawaban Selalu (SL) diberi skor 5;
yang diperoleh adalah 64,76 dengan standar deviasi sebesar 5,82 dan
modus sebesar 67 serta median 65. Banyak kelas yang diambil adalah 4
Tabel 4.3
1 56 - 60 4 23,529 23,529
2 61 - 65 5 29,412 52,941
3 66 - 70 5 29,412 82,353
4 71 - 75 3 17,647 100
harrydfauzi@gmail.com 56
6
5
4
3
2
1
0
57,5 62,5 67,5 72,5
Gambar 4.1:
terendah adalah 56 dan skor teringgi adalah 75, maka diperoleh nilai
tengah teoritis yaitu 60 dan nilai tengah empiris adalah 65. Dengan
bulan Agustus 2004 sampai dengan Oktober 2004, atau lebih kurang
harrydfauzi@gmail.com 57
Jumlah Jumlah Guru yang
Kompon
No Aspek yang Diamati yang Melaksa- Kadang- Tidak
en
diamati nakan kadang Pernah
1 Membuat rencana
bimbingan dan kon-
17 2 5 10
seling siswa secara
khusus
2 Membuat renaca bim-
bingan dan konseling
17 2 6 9
secara terintegrasi de-
ngan mata pelajaran
3 Melaksanakan
bimbingan secara 17 5 7 5
khusus
4 Melaksanakan bim-
bingan sambil mem- 17 13 3 1
berikan pembelajaran
Komponen Guru
5 Melaksanakan bim-
bingan dalam kegiat-an 17 6 2 9
ekstrakurikuler
6 Melaksanakan bim-
bingan khusus atas dasar 17 0 2 15
studi kasus
7 Melaksanakan pene-
litian tentang per- 17 0 0 17
kembangan siswa
8 Membuat pemetaan
17 6 6 5
kerawanan kelas
9 Membuat analisis
perkembangan pri-badi 17 12 5 0
siswa
10 Membuat laporan
pelaksanaan bim-bingan 17 6 6 5
dan konseling
Jumlah 170 52 42 76
harrydfauzi@gmail.com 58
Jumlah Guru yang
Kompon
Jumlah
No Aspek yang Diamati yang Melaksa- Kadang- Tidak
en
12 Siswa menunjukkan
12 5 5 2
semangat dalam belajar
13 Siswa menunjukkan
12 5 4 3
hasil belajar yang baik
14 Siswa meningkat daya
12 5 2 5
ciptanya
15 Siswa berani tampil di
12 2 4 6
muka umum
Jumlah 48 21 20 19
terbesar yang disimbulkan dengan L lebih kecil dari Ltab dengan taraf
harrydfauzi@gmail.com 59
Dari perhitungan diperoleh nilai Lo = 0,0714 dengan n = 17
Ltab
Galat taksiran N Lhitung Keterangan
(0,05)
Keterangan :
Y = Pembinaan Belajar Siswa
X = Pemahaman Guru tentang Bimbingan dan Konseling
normal karena Lhitung lebih kecil dari Ltabel dengan taraf signifikan 0.05.
dengan uji Bearlet yang mempergunakan uji Chi Kuadrat. Kriteria yang
harrydfauzi@gmail.com 60
Proses pengujian yang di tempuh pertama-tama dengan cara
dihitung χ2hitung.
lebih kecil dari χ2tabel = 19,675 untuk 0,05 dengan dk 11, sehingga Ho
(Y).
Total 541,059 16
Tuna
147,718 9 12,310 0,626 0,758
Cocok
harrydfauzi@gmail.com 61
Galat 59,000 8 19,667
taraf signifikan 0,05 sebesar 6,189 ternyata Fhitung regresi lebih besar
signifikansi 0,05 sebesar 5,47. Ternyata Fhitung tuna cocok lebih kecil
Linier.
harrydfauzi@gmail.com 62
Kekuatan hubungan antara bimbingan belajar siswa (X) dengan
ttabel
Korelasi Koefisien Koefisien
thitung α
Antara Korelasi Determinasi α =0,05
=0,01
X dan Y 0,0113 0,592 4,952** 2,120 2,921
** Koefisien korelasi signifikan (thit = 4,952 > ttab = 2,120)
1,66 Oleh karena thitung lebih besar dari ttabel maka dapat disimpulkan
harrydfauzi@gmail.com 63
Hasil pengamatan yang dilakukan mengacu kepada dua
a. Komponen Guru
Dari 17 orang guru yang diamati, ternyata hanya 2 orang guru yang
Dari 17 orang guru yang diamati, ternyata hanya 2 orang guru yang
harrydfauzi@gmail.com 64
Jumlah Jumlah Guru yang
No Aspek yang Diamati yang Melaksa- Kadang- Tidak
diamati nakan kadang Pernah
3 Melaksanakan bimbing-
17 5 7 5
an secara khusus
khusus.
harrydfauzi@gmail.com 65
kegiatan ekstrakurikuler, dan 9 orang guru lainnya tidak pernah
6 Melaksanakan bim-
bingan khusus atas dasar 17 0 2 15
studi kasus
Dari 17 orang guru kelas dan guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani
kadang saja, dan 15 orang sama sekali tidak pernah melakukan studi
konseling.
harrydfauzi@gmail.com 66
6 orang guru kelas membuat pemetaan kerawanan kelas sesuai dengan
b. Komponen Siswa
harrydfauzi@gmail.com 67
Pengamatan atas komponen siswa dilakukan secara klasikal sehingga
jumlah kelas yang diamati adalah 12 kelas yang terdiri atas masing-
masing dua kelas untuk setiap tingkatan dari kelas I hingga kelas VI.
11 Siswa memperlihatkan
perkembangan 12 4 5 3
kemampuan belajar
12 Siswa menunjukkan
12 5 5 2
semangat dalam belajar
harrydfauzi@gmail.com 68
Memper- Kadang- Tidak
lihatkan kadang Pernah
13 Siswa menunjukkan
12 5 4 3
hasil belajar yang baik
yang baik, dan 3 kelas lainnya tidak pernah menunjukkan hasil belajar
yang baik.
kadang saja, dan 6 kelas lainnya tida berani tampil di muka umum.
harrydfauzi@gmail.com 69
Berdasarkan hasil uji signifikansi dan linearitas di atas
taraf signifikan 0,05 sebesar 6,189 ternyata Fhitung regresi lebih besar dari
signifikansi 0,05 sebesar 5,47. Ternyata Fhitung tuna cocok lebih kecil dari
harrydfauzi@gmail.com 70
ttabel
Korelasi Koefisien Koefisien
thitung α
Antara Korelasi Determinasi α =0,05
=0,01
X dan Y 0,0113 0,592 4,952** 2,120 2,921
** Koefisien korelasi signifikan (thit = 4,952 > ttab = 2,120)
“t” dengan dk 16 pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh t sebesar 1,66 Oleh
karena thitung lebih besar dari ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variasi
tentang bimbingan dan kon-seling (Y) atau dengan kata lain makin tinggi
siswa.
harrydfauzi@gmail.com 71
52
adalah 52 orang guru dari jumlah 170 guru atau sebesar x 100 % =
170
kadang saja, dan 76 orang lainnya (44,71 %) tidak melakukan tugas dan
D. Pembuktian Hipotesis
sebesar 6,189 ternyata Fhitung regresi lebih besar dari harga Ftabel, maka
harrydfauzi@gmail.com 72
dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi Y atas X1 sangat berarti
signifikansi 0,05 sebesar 5,47. Ternyata Fhitung tuna cocok lebih kecil
Linier.
4. Harga thitung yang diperoleh adalah 4,952 sedangkan dari tabel ditribusi
1,66 Oleh karena thitung lebih besar dari ttabel (4,952 > 1,66) maka dapat
59,2%.
Bab V
harrydfauzi@gmail.com 73
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peran dan tugas guru kelas (serta guru Pendidikan Jasmani dan
tenaga pengajar.
harrydfauzi@gmail.com 74
faktor yang menentukan keberhasilan pembinaan dan bmbingan belajar
siswa.
4. Pengujian yang dilakukan atas data yang diperoleh dari hasil penelitian
berasal dari data yang homogen. Hal ini dijelaskan oleh pengujian
guru tentang bimbingan dan konseling (X) diperoleh nilai hitung χ2hitung
= 3,471 lebih kecil dari χ2tabel = 19,675 untuk 0,05 dengan dk 11,
sebesar 6,189 ternyata Fhitung regresi lebih besar dari harga Ftabel, maka
signifikansi 0,05 sebesar 5,47. Ternyata Fhitung tuna cocok lebih kecil
Linier.
harrydfauzi@gmail.com 75
8. Harga thitung yang diperoleh adalah 4,952 sedangkan dari tabel ditribusi
1,66 Oleh karena thitung lebih besar dari ttabel (4,952 > 1,66) maka dapat
59,2%.
B. Saran
sebagai berikut.
1. Seorang guru adalah sosok yang harus memiliki visi tepat yang
global.
itu sendiri.
harrydfauzi@gmail.com 76
secara formal melalui jalur kedinasan maupun pember-dayaan diri.
lebih baik.
harrydfauzi@gmail.com 77