Anggota Kelompok:
Defri Fajar S
(09965)
(10061)
Aditya Priantomo
(10117)
Danny Yoga W
(10177)
Agung Widhi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam tugas mata kuliah perencanaan dan pengembangan produk, kelompok kami
mendapatkan tugas untuk mengembangakan catering bus pariwisata. Dimana diketahui
bahwa terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan dalam jasa catering yaitu produk (makanan dan
minuman) dan layanan. Dalam tugas ini kelompok kami akan mencoba untuk
mengembangkan jasa catering dalam aspek produk makanan. Sehingga untuk produk
minuman serta layanan tidak ada perubahan dengan yang sebelumnya. Alasan dipilihnya
pengembangan jasa catering dengan aspek produk makanan adalah kelompok kami
mempercayai bahwa bentuk fisik (yang nyata dapat dilihat), sehingga konsumen dapat
merasakan perubahan dari pengembangannya jika memilih produk makanan (termasuk
kemasan dan fasilitas penunjang lainnya). Jika layanan yang dikembangkan, kelompok kami
melihat bahwa orang yang terlibat didalamnya adalah jasa catering dengan agen bus
pariwisata saja. Selain itu layanan yang diberikan oleh jasa catering hampir seluruhnya
menerapkan untuk ketepatan waktu, kemudahan pemesanan serta adanya customer service
(untuk mengatasi complain pelanggan). Sedangkan produk minuman, kelompok kami merasa
bahwa selama ini minuman yang di berikan oleh tiap jasa catering selalu standar (aqua gelas).
Selain itu, selama ini tidak terdapat protes dari pelanggan mengenai hal tersebut. Sehingga
kelompok kami merasa bahwa yang paling krusial untuk dilakukan pengembangan dalam
jasa catering adalah produk makanan.
BAB II
DASAR TEORI
Jasa merupakan suatu hasil yang diciptakan melalui aktifitas dalam keterkaitan
diantara pemasok dan pelanggan dan melalui aktifitas internal pemasok, untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. (Gaspersz, 1997). Jasa sebagai setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. (Tjiptono,1997).
Adapun sifat-sifat dari jasa, yaitu jasa lebih bersifat abstrak dari pada fisik, jasa
bersifat sementara daripada permanen, dan lebih bersifat subyektif dari pada obyektif.
Pandangan tentang jasa yaitu lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan,
kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat
dicapai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian
khusus pada standar kinerja pelayanan baik standar pelayanan internal maupun standar
pelayanan eksternal (Yamit, 2001).
Kualitas atau mutu sering ditafsirkan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk
atau jasa. Kualitas yang baik belum berarti kualitas yang terbaik untuk produk atau
jasa. Kualitas produk dan jasa tersebut harus mampu menciptakan loyalitas pelanggan secara
penuh untuk jangka panjang. Konsep lain tentang kualitas menurut Philip B. Crosby
(1979) adalah conformance to requirement, yaitu kesesu aian dengan yang disyaratkan
atau distandarkan. Yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan cost
effectiveness.
Setelah memahami definisi kualitas, maka perlu diketahui apa saja yang termasuk
dalam dimensi kualitas. Dimensi kualitas menurut Garvin (Gasperz, 1997) adalah
sebagai berikut:
1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli
suatu produk.
2. Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
fungsi
yang
ada
serta
memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total minim. (Heller, 1971)
VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan
untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan
sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Selain itu VE juga dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja, kualitas dan Life cycle cost. Menurut DellIsola
(1974) ada 3 elemen dasar yang diperlukan untuk mengukur sebuah nilai (value) yaitu fungsi
(function), kualitas (quality) dan biaya (cost). Tiga elemen ini dapat diinterpretasikan melalui
hubungan dibawah ini:
Dimana:
Function
Quality
Cost
Elemen-elemen VE ini digunakan untuk membantu dalam analisis VE. Elemen ini
terdiri dari (Ustoyo, 2007):
1. Pemilihan komponen proyek untuk studi VE
2. Pembiayaan untuk nilai
3. Permodelan biaya
4. Pendekatan fungsional
5. Teknik system analisis fungsi (Functional Analysis System Technique FAST)
6. Rencana kerja VE
7. Kreativitas
8. Penentuan dan pembiayaan program VE
9. Kedinamisan manusia, dan
10. Pengaturan hubungan antara pemilik, perancang dan konsultan VE
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Identifikasi
Masalah
Perumusan
Masalah
Penentuan tujuan
penelitian
Studi pustaka tentang konsep Value
Engineering
Menentukan faktor yang digunakan dalam
Kuesioner
Pengumpulan Data
VALI
D?
TIDA
K
YA
Pengolahan Data : pembuatan ranking,
persentase kepentingan relatif, kuesioner
sekunder
Pengumpulan Data
Seles
ai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fase dalam Value Engineering (Studi Kasus: Jasa Catering Bus Pariwisata)
A. Fase Informasi: Identifikasi Kebutuhan Konsumen
Dalam pengembangan produk untuk jasa catering bus pariwisata, sebelumnya
sebagai peneliti perlu mengetahui kebutuhan konsumen sebagai bahan kajian dalam
pengembangan produk yang sesuai. Metode yang akan digunakan dalam
pengembangan produk ini menggunakan metode Value Engineering (VE). Dalam fase
pertama metode VE ini, untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen maka
diperlukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara dengan pihak terkait
(para ahli) ataupun dengan menggunakan kuesioner. Maka dari itu, peneliti membuat
kuesioner dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan. Pertama-tama peneliti
membuat kuesioner terbuka sebagai acuan dalam pembuatan kuesioner tertutup. Jenis
pertanyaan dalam kuesioner terbuka umumnya berupa essay, sehingga responden
dapat mengisinya sesuai dengan kehendak responden. Target dari kuesioner terbuka
adalah para ahli (dalam hal ini yang dimaksud para ahli adalah dari pihak manajemen
catering yang menangani bus pariwisata). Penyusunan kuesioner tertutup ini
menggunakan Skala Likert untuk pengukuran tingkat kepentingan menurut
responden. Target dari kuesioner tertutup ini adalah penumpang bus pariwisata atau
yang sudah pernah menggunakan jasa bus pariwisata. Sehingga target kuesioner tidak
hanya berasal dari satu kelompok mahasiswa saja tetapi juga kalangan yang lain
dengan kondisi bahwa responden sudah pernah menggunakan jasa bus pariwisata.
Sistem penyebaran kuesioner itu sendiri berupa accidental, dimana peneliti meminta
responden yang ditemuinya untuk mengisi kuesioner dengan kondisi tertentu. Berikut
kuesioner tertutup yang digunakan oleh peneliti:
1. Kuesioner tertutup
Keterangan:
Sangat Penting
=5
Tidak Penting
=2
Penting
Netral
No
1
=4
=3
Pernyataan
Bentuk Kemasan
Kemasan mendukung agar makanan tidak
=1
4
5
8
9
10
2. UJI VALIDITAS
Hasil dari kuesioner yang berupa Skala Likert kemudian diolah dengan
menggunakan software SPSS 19 untuk diuji validitas dan reliabilitasnya.
Verifikasi data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji validitas. Data dikatakan
valid jika Rhitung > Rtabel. Nilai Rtabel (nilai korelasi kritis) dapat diperoleh dari tabel R
product moment. Responden berjumlah 50 orang, maka nilai df yang di lihat pada tabel R
product moment adalah df 48 dengan nilai sebesar 0,279. Jika dilihat pada tabel ItemTotal Statistics maka keseluruhan 9 pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid karena
nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukan bahwa semua nilai yang
didapat lebih besar dari nilai R tabel sebesar 0,279. Kecuali pada pernyataan no 3 nilai
Rhitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukan angka yg lebih kecil
dibandingkan Rtabel dengan nilai -0,174. Sehingga terdapat 2 pilihan antara pernyataan
tersebut dihapuskan atau pernyataan tersebut diubah lalu kuesioner disebar kembali.
Pilihan yang diambil peneliti adalah menghapus pernyataan yang tidak valid (pernyataan
no 5). Hasil dari uji validitas dengan mengunakan SPSS 19 dapat dilihat dibawah ini
3. UJI RELIABILITAS
Setelah dilakukan pengujian validitas, selanjutnya adalah penyujian
reliabilitas. Pengujian reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Nilai uji
reliabilitas yang diinginkan dapat dilihat pada nilai alpha coefficient. Butir
pernyataan dianggap reliable jika memiliki nilai Cronbachs Alpha > 0,6. Jika
dilihat pada tabel Reliability Statistics, nilai pada Cronbachs Alpha melebihi 0,6
yaitu dengan nilai keseluruhan 0,700 sehingga memenuhi persyaratan. Hasil dari
uji reliabiilitas dengan SPSS 19 dapat dilhat dibawah ini.
rata-ratanya. Jika sudah maka dapat diketahui urutan ranking dari keempat atribut
primer tersebut yang perlu dilakukan pengembangan. Hasil pengolahan data disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini
Atribut
Kualitas
Kepraktisan
Kenyamanan
Bentuk kemasan
Total Nilai
627
204
840
215
Rata-rata atribut
12,54
4,08
16,8
4,3
Ranking Prioritas
2
4
1
3
Kepentingan Relatif
Persentase
Kepentingan Relatif
(%)
33,24
10,82
44,54
11,4
100
Kualitas
12,54
Kepraktisan
4,08
Kenyamanan
16,8
Bentuk kemasan
4,3
Total
37,72
2. Alternatif Pengembangan Atribut Sekunder
Setelah diketahui ranking prioritas pada atribut yang perlu dilakukan
pengembangan maka langkah selanjutnya adalah penyebaran kuesioner sekunder
yang ditampilkan dalam bentuk pilihan ganda. Isi dari kuesioner sekunder ini
lebih detail dibandingkan kuesioner tertutup dalam bentuk Skala Likert. Jika pada
kuesioner sebelumnya peneliti berusaha untuk mencari tahu mengenai kebutuhan
konsumen, maka pada kuesioner sekunder ini peneliti ingin mengetahui preferensi
konsumen mengenai pengembangan produk yang ditawarkan oleh peneliti.
Pertanyaan yang diajukan memperdalam atribut sekunder pada kuesioner. Bentuk
kuesioner sekunder ini berupa multiple choice, sehingga responden diberi batasan
untuk memilih diantara pilihan yang sudah disediakan. Hasil dari kuesioner
sekunder tersebut diolah lalu di masukan kedalam tabel Alternatif Pengembangan
Atribut Sekunder yang berupa persentase berikut ini
Atribut Mutu
Bahan Kemasan Primer
Atribut Mutu
Kardus sebagai kemasan
sekunder
Atribut Mutu
Bentuk kemasan
Atribut Mutu
Bentuk ergonomis
Atribut Mutu
Kemasan sekali pakai
Atribut Mutu
Adanya fasilitas penunjang
berupa meja portable
Atribut Mutu
Meja portabel
Alternatif pengembangan
Mika Trasnparan
Mika tebal + tutup
Sterofoam
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Kotak
Bulat
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Presentase
Jawaban (%)
21,32
52,37
26,31
Presentase
Jawaban (%)
100
0
Presentase
Jawaban (%)
73,21
26,79
Presentase
Jawaban (%)
100
0
Presentase
Jawaban (%)
81,06
18,94
Presentase
Jawaban (%)
88,47
11,53
Presentase
Jawaban (%)
37,52
Menggantung di leher
(Asongan)
Menggantung di kursi depan
46,82
Diletakkan di kursi pengguna
15,66
Dari tabel diatas, kelompok kami sudah menyeragamkan mengenai bentuk,
ukuran dan desain pada kemasan maupun fasilitas penunjang (meja portable).
Untuk bentuk kemasan adalah berbentuk kotak, dengan ukuran panjang, lebar dan
tinggi yang telah disamakan untuk semua jenis bahan kemasan (18184 cm,
dengan 4 sekat). Sedangkan untuk meja portable desain/kondisi meja telah
disesuaikan yakni adanya spot/lekukan yang ukurannya telah disamakan dengan
ukuran kemasan dan tempat minum. Dimensi meja portable panjang meja 40cm,
lebar 20 cm, tebal 3 cm dan panjang max tiang penyangga 60cm. Bahan meja
portable terbuat dari bahan plastik yang kokoh (jenis plastik PVC) dengan berat
tidak lebih dari 2 kg. Ukuran meja portable dibuat ergonomis dengan luasnya
membuat penumpang tetap dapat leluasa bergerak, begitu juga dengan tinggi tiang
penyangga yang bisa diatur agar sesuai dengan yang diinginkan (adjustable max
20 cm). Tiang penyangga berbahan metal holder. Meja portable sangat fleksibel
(meja dapat dilipat jika sudah tidak dipakai makan) untuk penumpang agar
posisinya
mengikuti
kenyamanan
penumpang.
Sehingga
kami
tidak
C. Fase Analisis : Pemetaan Fungsi FAST (Function Analysis and System Technique)
1. Diagram FAST Jasa Catering Bus Pariwisata
Produk
Ukuran
potonga
n
Kecilkecil
Mika Transparan
Primer
Mika tebal +tutup
Jasa
Catering
Bus
Pariwisata
Kemasan
Bahan
kemasa
n
Bentuk
Sekunde
r
Kardus
PrimerSekunder
Ergonom
is
Sterofoam
Kotak
(p l xt
=18x18x4) cm
Menggantung dileher
Fasilitas
Penunjan
g
Meja
Poratab
el
Menggantung dikursi
depan
Diletakkan dikursi
pengguna
Ukuran
Bentuk Kemasan
Potongan
Kemasan sekali
pakai
Bahan Kemasan
Primer
Bahan Kemasan
Mika tebal
Kardus
Sekunder
Makanan
Konsep
Kecil-kecil
Kotak
(18184) cm
Iya
Di Leher pengguna
Di kursi depan
pengguna
konsep
pengembangan mengenai meja portable sebagai fasilitas penunjang jasa catering yang
nantinya akan ditanyakan kembali terhadap responden untuk memilih salah satu dari 2
konsep berikut ini yang lebih diinginkan oleh konsumen catering bus pariwisata.
Adapun perbedaan antara Konsep I dan Konsep II ialah penyangga meja portable. Jika
pada konsep meja portable yang diletakan dibahu penumpang bagian penyangga
diberi lapisan spons pada metal holder, supaya bahu penumpang tidak sakit.
Pembuatan desain konsep ini menggunakan tools AutoCAD 2002 dan aplikasi Sweet
home 3D.
a. Konsep I (meja portable yang diletakan di bahu penumpang)
Tampak belakang
Tampak samping
Tampak depan
Tampak belakang
Tampak samping
Konsep I
Konsep II
Tampilan Desain
96
101
Kepraktisan
87
121
Kualitas
113
105
Kenyamanan
91
117
Total
387
444
Konsep 1
Konsep 2
Jumlah
Indeks
Desain
Konsep 1
Konsep 2
0
-
0
1
1
Performansi
0
100
100
2
Kepraktisan
Konsep 1
Konsep 2
Jumlah
Indeks
Konsep 1
Konsep 2
0
-
0
1
1
Performansi
0
100
100
Kualitas
Konsep 1
Konsep 2
Jumlah
Indeks
Konsep 1
Konsep 2
1
-
1
0
1
Performansi
100
0
100
4
Kenyamanan
Konsep 1
Konsep 2
Jumlah
Indeks
Konsep 1
Konsep 2
0
-
0
1
1
Performansi
0
100
100
maka selanjutnya adalah membuat tabel yang menampilkan pembagian antara nilai bobot
dengan indeks performansi dari matriks Zero-One. Adapun rumus dari perhitungan nilai
bobot adalah sebagai berikut
Atribut
Tampilan
Kepraktisan
Kualitas
Kenyamanan
Total
11,4
10,82
33,24
44,54
100
33,24
33,24
Desain
Bobot
Konsep
0
2
11,4
10
0
0
10,82
10
0
10
0
0
44,54
66,76
10
0
3. Nilai Faktor
Selanjutnya yaitu mencari nilai factor, dengan cara membagi total nilai (dilihat pada
tabel Total Nilai Prototipe Konsep Meja Portabel) dengan jumlah responden yang
berpartisipasi dalam pengisian kuesioner ini (yang berjumlah 40 orang responden).
Perhitungan dilakukan untuk setiap konsep. Rumus beserta hasil perhitungan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Nilai Faktor
Atribut
Konsep I
Konsep II
Tampilan Desain
2,4
2,525
Kepraktisan
2,175
3,025
Kualitas
2,825
2,625
Kenyamanan
2,275
2,925
Total
9,675
11,1
4. Hasil Performansi
Jika sebelumnya sudah dicari nilai bobot dan nilai factor maka berikutnya adalah
menghitung nilai performansi. Nilai performansi dapat diketahui dengan menghitung
seuruh jumlah dari perkalian antara nilai factor dengan nilai bobot dari tiap atribut.
Perhitungan dilakukan untuk setiap konsep. Setelah itu nilai performansi dari perhitungan
setiap konsep dimasukan kedalam tabel.
Rumus:
Performansi = (nilai factor bobot factor)
Perhitungan:
a. Performansi prototype Konsep I = {(2,4 11,4) + (2,175 10,82) + (2,825 33,24)
+ (2,275 44,54)} = 235,7
b. Performansi prototype konsep II = {(2,525 11,4) + (3,025 10,82) + (2,625
33,24) + (2,925 44,54)} = 274,76
Performansi
Atribut
Penumpang bus
Konsep I
Konsep II
235,7
274,76
5. Rincian Biaya
Langkah berikutnya adalah menguraikan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi 1 unit meja portable. Adapun komponen-komponen penyusun pengeluaran
biaya dari tiap konsep yaitu bahan baku yang terdiri atas metal holder (tiang penyangga),
PVC (alas meja) dan spons (pelapis penyangga pada metal holder), lalu terdapat biaya
pembuatan termasuk pada biaya tukang. Biaya ini merupakan asumsi yang digunakan
oleh kelompok kami karena keterbatasan pengetahuan mengenai biaya per unit dari
masing-masing bahan baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Komponen
Konsep I
Konsep II
Metal Holder
100.000
100.000
PVC
200.000
200.000
Spons
50.000
Biaya pembuatan
100.000
100.000
Total
450.000
400.000
Performansi
Atribut
Penumpang bus
Konsep I
Konsep II
235,7
274,76
Value
Konsep I
Konsep II
Berdasarkan atas syarat pemilihan konsep seperti yang dijelaskan sebelumnya maka
dari antara 2 konsep tersebut, konsep yang dipilih/direkomendasikan adalah Konsep II.
Dikarenakan pada Konsep II memiliki nilai performansi dan value yang besar, selain itu
juga menghasilkan biaya yang lebih murah dibandingkan Konsep I. Oleh karena itu,
keputusan final konsep yang dipilih adalah Konsep II.
BAB V
KESIMPULAN
1. Dalam pengembangan jasa catering bus pariwisata, hal yang paling krusial untuk dilakukan
pengembangan adalah produk makanan. Alasan dipilihnya pengembangan jasa catering
dengan aspek produk makanan adalah kelompok kami mempercayai bahwa bentuk fisik
(yang nyata dapat dilihat), sehingga konsumen dapat merasakan perubahan dari
pengembangannya jika memilih produk makanan (termasuk kemasan dan fasilitas
penunjang lainnya).
2. Metode pengembangan jasa catering yang digunakan adalah Value Engineering (VE)
dimana terdapat 4 tahapan/fase didalamnya yaitu Fase Informasi, Fase Kreatif, Fase
Analisis dan Fase Rekomendasi.
3. Terdapat 2 konsep pengembangan pada meja portable sebagai fasilitas penunjang dalam
produk makanan yaitu Konsep I meja portable yang diletakkan dibahu penumpang dan
Konsep II meja portable yang diletakkan di kursi depan penumpang.
4. Berdasarkan perhitungan nilai performansi, value dan total biaya maka konsep yang akan
direkomendasikan/dipilih adalah Konsep II
DAFTAR PUSTAKA
DellIsola, A.J. 1974. Value Engineering in the Construction Industry. Construction Pub
Co. New York
Elias, Samy E.G. 1998. Value Engineering a Powerful Productivity Tool. Yogyakarta:
Kanisius.
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen kualitas: penerapan konsep-konsep kualitas dalam
manajemen bisnis total. Jakarta: Gramedia
Heller, E.D. 1971. Value Management, Value Engineering and Cost Rreduction.
McGraw-Hill. New York
Jubilee Enterprise. 2010. 30 Bisnis Berbasis Ide Bagi Siapapun. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Philip B. Crosby. 1979. Quality is Free: The Art of Making Quality Certain. McGrawHill. New York
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Ustoyo, Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen Plat dan Fondasi
Pada Proyek Pembangungan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: CV Adipura
LAMPIRAN
Hasil kuesioner
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
1
2.0
4.0
5.0
2.0
2.0
4.0
4.0
4.0
3.0
4.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
3.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
4.0
5.0
2
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
3.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
3.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
5.0
4.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
3.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
3
2.0
3.0
1.0
2.0
3.0
4.0
1.0
2.0
3.0
2.0
3.0
3.0
1.0
5.0
4.0
3.0
3.0
3.0
2.0
2.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
2.0
3.0
4.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
3.0
4.0
3.0
3.0
2.0
3.0
2.0
4.0
2.0
3.0
4
5.0
5.0
4.0
2.0
3.0
4.0
4.0
5.0
3.0
3.0
3.0
3.0
5.0
5.0
5.0
4.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5
5.0
5.0
5.0
2.0
3.0
5.0
4.0
5.0
5.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
5.0
5.0
5.0
3.0
5.0
4.0
2.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
5.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
6
5.0
4.0
5.0
2.0
3.0
5.0
4.0
5.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
3.0
4.0
4.0
3.0
4.0
5.0
5.0
2.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
3.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
3.0
7
5.0
4.0
5.0
2.0
4.0
4.0
4.0
5.0
3.0
4.0
3.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
4.0
3.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
8
5.0
4.0
4.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
3.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
9
5.0
4.0
4.0
1.0
3.0
4.0
4.0
4.0
5.0
3.0
5.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
3.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
3.0
10
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
3.0
5.0
5.0
3.0
5.0
5.0
3.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
3.0
3.0
5.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
44
45
46
47
48
49
50
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
4.0
4.0
2.0
3.0
2.0
3.0
1.0
3.0
3.0
5.0
5.0
4.0
3.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
3.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
4.0
3.0
3.0
5.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
3.0
3.0
4.0
3.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
5.0