Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK


JASA CATERING BUS PARIWISATA

Anggota Kelompok:
Defri Fajar S

(09965)

Bernadetta Aprilia Indah

(10061)

Aditya Priantomo

(10117)

Danny Yoga W

(10177)

Agung Widhi

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tugas mata kuliah perencanaan dan pengembangan produk, kelompok kami
mendapatkan tugas untuk mengembangakan catering bus pariwisata. Dimana diketahui
bahwa terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan dalam jasa catering yaitu produk (makanan dan
minuman) dan layanan. Dalam tugas ini kelompok kami akan mencoba untuk
mengembangkan jasa catering dalam aspek produk makanan. Sehingga untuk produk
minuman serta layanan tidak ada perubahan dengan yang sebelumnya. Alasan dipilihnya
pengembangan jasa catering dengan aspek produk makanan adalah kelompok kami
mempercayai bahwa bentuk fisik (yang nyata dapat dilihat), sehingga konsumen dapat
merasakan perubahan dari pengembangannya jika memilih produk makanan (termasuk
kemasan dan fasilitas penunjang lainnya). Jika layanan yang dikembangkan, kelompok kami
melihat bahwa orang yang terlibat didalamnya adalah jasa catering dengan agen bus
pariwisata saja. Selain itu layanan yang diberikan oleh jasa catering hampir seluruhnya
menerapkan untuk ketepatan waktu, kemudahan pemesanan serta adanya customer service
(untuk mengatasi complain pelanggan). Sedangkan produk minuman, kelompok kami merasa
bahwa selama ini minuman yang di berikan oleh tiap jasa catering selalu standar (aqua gelas).
Selain itu, selama ini tidak terdapat protes dari pelanggan mengenai hal tersebut. Sehingga
kelompok kami merasa bahwa yang paling krusial untuk dilakukan pengembangan dalam
jasa catering adalah produk makanan.

BAB II
DASAR TEORI

Jasa merupakan suatu hasil yang diciptakan melalui aktifitas dalam keterkaitan
diantara pemasok dan pelanggan dan melalui aktifitas internal pemasok, untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan. (Gaspersz, 1997). Jasa sebagai setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. (Tjiptono,1997).
Adapun sifat-sifat dari jasa, yaitu jasa lebih bersifat abstrak dari pada fisik, jasa
bersifat sementara daripada permanen, dan lebih bersifat subyektif dari pada obyektif.
Pandangan tentang jasa yaitu lebih menekankan pada kata pelanggan, pelayanan,
kualitas dan level atau tingkat. Pelayanan terbaik pada pelanggan dan tingkat kualitas dapat
dicapai secara konsisten dengan memperbaiki pelayanan dan memberikan perhatian
khusus pada standar kinerja pelayanan baik standar pelayanan internal maupun standar
pelayanan eksternal (Yamit, 2001).
Kualitas atau mutu sering ditafsirkan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk
atau jasa. Kualitas yang baik belum berarti kualitas yang terbaik untuk produk atau
jasa. Kualitas produk dan jasa tersebut harus mampu menciptakan loyalitas pelanggan secara
penuh untuk jangka panjang. Konsep lain tentang kualitas menurut Philip B. Crosby
(1979) adalah conformance to requirement, yaitu kesesu aian dengan yang disyaratkan
atau distandarkan. Yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability dan cost
effectiveness.
Setelah memahami definisi kualitas, maka perlu diketahui apa saja yang termasuk
dalam dimensi kualitas. Dimensi kualitas menurut Garvin (Gasperz, 1997) adalah
sebagai berikut:
1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli
suatu produk.
2. Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.

3. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi


secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.
4. Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
5. Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk.
6. Kemampuan pelayanan (service ability), merupakan karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan atau kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam
perbaikan.
7. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat
subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi d ari
preferensi atau pilihan individual.
Bisnis catering merupakan bisnis yang memberikan jasa pelayanan penyediaan
makanan dan minuman. Jasa catering dapat digunakan untuk skala besar maupun skala kecil.
Pelayanan yang diberikan dapat berupa prasmanan atau dalam bentuk snack. Umumnya jasa
catering sudah menyediakan beberapa paket yang bisa dipilih untuk acara tertentu. Prospek
dari menjalankan bisnis ini sangat menjanjikan karena makanan dan minuman merupakan
konsumsi utama setiap orang (Jubilee E, 2010).
Value Engineering pertama kali muncul pada saat Perang Dunia tahun 1939-1945.
Pada masa itu, terjadi peningkatan kebutuhan yang tidak diimbangi dengan persediaan
sumber daya yang cukup, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia (Elias,
1998). Value Engineering (VE) adalah penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai terhadap
masing-masing

fungsi

yang

ada

serta

mengembangkan sejumlah alternatif yang

memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total minim. (Heller, 1971)
VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan
untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan
sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Selain itu VE juga dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja, kualitas dan Life cycle cost. Menurut DellIsola
(1974) ada 3 elemen dasar yang diperlukan untuk mengukur sebuah nilai (value) yaitu fungsi
(function), kualitas (quality) dan biaya (cost). Tiga elemen ini dapat diinterpretasikan melalui
hubungan dibawah ini:

Dimana:
Function
Quality
Cost

= pekerjaan tertentu yang sebuah desain/item harus dilakukan


= kebutuhan, keinginan dan harapan pemilik atau pengguna
= biaya siklus hidup dari sebuah produk/proyek

Elemen-elemen VE ini digunakan untuk membantu dalam analisis VE. Elemen ini
terdiri dari (Ustoyo, 2007):
1. Pemilihan komponen proyek untuk studi VE
2. Pembiayaan untuk nilai
3. Permodelan biaya
4. Pendekatan fungsional
5. Teknik system analisis fungsi (Functional Analysis System Technique FAST)
6. Rencana kerja VE
7. Kreativitas
8. Penentuan dan pembiayaan program VE
9. Kedinamisan manusia, dan
10. Pengaturan hubungan antara pemilik, perancang dan konsultan VE

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Mulai

Identifikasi
Masalah
Perumusan
Masalah
Penentuan tujuan
penelitian
Studi pustaka tentang konsep Value
Engineering
Menentukan faktor yang digunakan dalam
Kuesioner
Pengumpulan Data

Pengolahan Data : Uji Validitas dan


Reabilitas

VALI
D?

TIDA
K

YA
Pengolahan Data : pembuatan ranking,
persentase kepentingan relatif, kuesioner
sekunder
Pengumpulan Data

Pengolahan data : Tabel alternatif pengembangan atribut


sekunder, diagram FAST, diagram Zero Level
Pembuatan prototipe dan
diuji
Kesimpulan

Seles
ai

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Fase dalam Value Engineering (Studi Kasus: Jasa Catering Bus Pariwisata)
A. Fase Informasi: Identifikasi Kebutuhan Konsumen
Dalam pengembangan produk untuk jasa catering bus pariwisata, sebelumnya
sebagai peneliti perlu mengetahui kebutuhan konsumen sebagai bahan kajian dalam
pengembangan produk yang sesuai. Metode yang akan digunakan dalam
pengembangan produk ini menggunakan metode Value Engineering (VE). Dalam fase
pertama metode VE ini, untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen maka
diperlukan pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara dengan pihak terkait
(para ahli) ataupun dengan menggunakan kuesioner. Maka dari itu, peneliti membuat
kuesioner dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan. Pertama-tama peneliti
membuat kuesioner terbuka sebagai acuan dalam pembuatan kuesioner tertutup. Jenis
pertanyaan dalam kuesioner terbuka umumnya berupa essay, sehingga responden
dapat mengisinya sesuai dengan kehendak responden. Target dari kuesioner terbuka
adalah para ahli (dalam hal ini yang dimaksud para ahli adalah dari pihak manajemen
catering yang menangani bus pariwisata). Penyusunan kuesioner tertutup ini
menggunakan Skala Likert untuk pengukuran tingkat kepentingan menurut
responden. Target dari kuesioner tertutup ini adalah penumpang bus pariwisata atau
yang sudah pernah menggunakan jasa bus pariwisata. Sehingga target kuesioner tidak
hanya berasal dari satu kelompok mahasiswa saja tetapi juga kalangan yang lain
dengan kondisi bahwa responden sudah pernah menggunakan jasa bus pariwisata.
Sistem penyebaran kuesioner itu sendiri berupa accidental, dimana peneliti meminta
responden yang ditemuinya untuk mengisi kuesioner dengan kondisi tertentu. Berikut
kuesioner tertutup yang digunakan oleh peneliti:

1. Kuesioner tertutup
Keterangan:
Sangat Penting
=5

Tidak Penting

=2

Penting
Netral
No
1

=4
=3

Sangat Tidak Penting

Pernyataan
Bentuk Kemasan
Kemasan mendukung agar makanan tidak

=1

tercampur (adanya sekat yang memisahkan)


2

Ukuran potongan lauk dan sayur kecil (tidak

perlu memotong lauk)


Bahan kemasan sekali pakai

4
5

Menu yang variatif (banyak pilihan menu)


Menu yang ditawarkan memenuhi standar gizi

(tersedia sayur, buah, lauk)


Kemasan mampu menahan goncangan saat
diperjalanan

Jenis makanan yang disajikan memudahkan

8
9

dikonsumsi saat diperjalanan


Kemasan mudah dibawa dalam perjalanan
Adanya peralatan makan penunjang yang

10

sesuai (sendok, tusuk gigi, garpu, tisu)


Adanya meja portable

2. UJI VALIDITAS
Hasil dari kuesioner yang berupa Skala Likert kemudian diolah dengan
menggunakan software SPSS 19 untuk diuji validitas dan reliabilitasnya.
Verifikasi data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji validitas. Data dikatakan
valid jika Rhitung > Rtabel. Nilai Rtabel (nilai korelasi kritis) dapat diperoleh dari tabel R
product moment. Responden berjumlah 50 orang, maka nilai df yang di lihat pada tabel R
product moment adalah df 48 dengan nilai sebesar 0,279. Jika dilihat pada tabel ItemTotal Statistics maka keseluruhan 9 pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid karena
nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukan bahwa semua nilai yang
didapat lebih besar dari nilai R tabel sebesar 0,279. Kecuali pada pernyataan no 3 nilai

Rhitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation menunjukan angka yg lebih kecil
dibandingkan Rtabel dengan nilai -0,174. Sehingga terdapat 2 pilihan antara pernyataan
tersebut dihapuskan atau pernyataan tersebut diubah lalu kuesioner disebar kembali.
Pilihan yang diambil peneliti adalah menghapus pernyataan yang tidak valid (pernyataan
no 5). Hasil dari uji validitas dengan mengunakan SPSS 19 dapat dilihat dibawah ini

3. UJI RELIABILITAS
Setelah dilakukan pengujian validitas, selanjutnya adalah penyujian
reliabilitas. Pengujian reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Nilai uji
reliabilitas yang diinginkan dapat dilihat pada nilai alpha coefficient. Butir
pernyataan dianggap reliable jika memiliki nilai Cronbachs Alpha > 0,6. Jika
dilihat pada tabel Reliability Statistics, nilai pada Cronbachs Alpha melebihi 0,6
yaitu dengan nilai keseluruhan 0,700 sehingga memenuhi persyaratan. Hasil dari
uji reliabiilitas dengan SPSS 19 dapat dilhat dibawah ini.

B. Fase Kreatif : Penentuan Prioritas Pengembangan Jasa Catering Bus Pariwisata


Dalam fase kreatif ini, maka ketiga atribut primer dalam kuesioner yaitu produk,
kemasan dan fasilitas penunjang diolah hasil Skala Likert yang telah diperoleh dalam
kuesioner. Untuk membantu pengolahan data dapat menggunakan Microsoft Excel
untuk mempermudah perhitungan. Data yang sudah diperoleh kemudian dilakukan
perhitungan pada masing-masing atribut. Yang perlu dihitung adalah total nilai dan

rata-ratanya. Jika sudah maka dapat diketahui urutan ranking dari keempat atribut
primer tersebut yang perlu dilakukan pengembangan. Hasil pengolahan data disajikan
dalam bentuk tabel berikut ini
Atribut
Kualitas
Kepraktisan
Kenyamanan
Bentuk kemasan

Total Nilai
627
204
840
215

Rata-rata atribut
12,54
4,08
16,8
4,3

Ranking Prioritas
2
4
1
3

1. Kepentingan Relatif dan Persentase


Dari tabel diatas maka dibuat tabel kepentingan relatif dan persentase. Pada
kolom kepentingan relatif didapatkan dari nilai rata-rata tiap atribut yang
kemudian diubah dalam bentuk persentase. Jika nilai sudah diubah dalam bentuk
persentase maka nilai tersebut diisikan kedalam kolom Persentase Kepentingan
Relatif (%).
Atribut

Kepentingan Relatif

Persentase
Kepentingan Relatif
(%)
33,24
10,82
44,54
11,4
100

Kualitas
12,54
Kepraktisan
4,08
Kenyamanan
16,8
Bentuk kemasan
4,3
Total
37,72
2. Alternatif Pengembangan Atribut Sekunder
Setelah diketahui ranking prioritas pada atribut yang perlu dilakukan
pengembangan maka langkah selanjutnya adalah penyebaran kuesioner sekunder
yang ditampilkan dalam bentuk pilihan ganda. Isi dari kuesioner sekunder ini
lebih detail dibandingkan kuesioner tertutup dalam bentuk Skala Likert. Jika pada
kuesioner sebelumnya peneliti berusaha untuk mencari tahu mengenai kebutuhan
konsumen, maka pada kuesioner sekunder ini peneliti ingin mengetahui preferensi
konsumen mengenai pengembangan produk yang ditawarkan oleh peneliti.
Pertanyaan yang diajukan memperdalam atribut sekunder pada kuesioner. Bentuk
kuesioner sekunder ini berupa multiple choice, sehingga responden diberi batasan
untuk memilih diantara pilihan yang sudah disediakan. Hasil dari kuesioner
sekunder tersebut diolah lalu di masukan kedalam tabel Alternatif Pengembangan
Atribut Sekunder yang berupa persentase berikut ini

Atribut Mutu
Bahan Kemasan Primer
Atribut Mutu
Kardus sebagai kemasan
sekunder
Atribut Mutu
Bentuk kemasan
Atribut Mutu
Bentuk ergonomis
Atribut Mutu
Kemasan sekali pakai
Atribut Mutu
Adanya fasilitas penunjang
berupa meja portable
Atribut Mutu
Meja portabel

Alternatif pengembangan
Mika Trasnparan
Mika tebal + tutup
Sterofoam
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Kotak
Bulat
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan
Iya
Tidak
Alternatif pengembangan

Presentase
Jawaban (%)
21,32
52,37
26,31
Presentase
Jawaban (%)
100
0
Presentase
Jawaban (%)
73,21
26,79
Presentase
Jawaban (%)
100
0
Presentase
Jawaban (%)
81,06
18,94
Presentase
Jawaban (%)
88,47
11,53
Presentase
Jawaban (%)
37,52

Menggantung di leher
(Asongan)
Menggantung di kursi depan
46,82
Diletakkan di kursi pengguna
15,66
Dari tabel diatas, kelompok kami sudah menyeragamkan mengenai bentuk,

ukuran dan desain pada kemasan maupun fasilitas penunjang (meja portable).
Untuk bentuk kemasan adalah berbentuk kotak, dengan ukuran panjang, lebar dan
tinggi yang telah disamakan untuk semua jenis bahan kemasan (18184 cm,
dengan 4 sekat). Sedangkan untuk meja portable desain/kondisi meja telah
disesuaikan yakni adanya spot/lekukan yang ukurannya telah disamakan dengan
ukuran kemasan dan tempat minum. Dimensi meja portable panjang meja 40cm,
lebar 20 cm, tebal 3 cm dan panjang max tiang penyangga 60cm. Bahan meja
portable terbuat dari bahan plastik yang kokoh (jenis plastik PVC) dengan berat
tidak lebih dari 2 kg. Ukuran meja portable dibuat ergonomis dengan luasnya
membuat penumpang tetap dapat leluasa bergerak, begitu juga dengan tinggi tiang

penyangga yang bisa diatur agar sesuai dengan yang diinginkan (adjustable max
20 cm). Tiang penyangga berbahan metal holder. Meja portable sangat fleksibel
(meja dapat dilipat jika sudah tidak dipakai makan) untuk penumpang agar
posisinya

mengikuti

kenyamanan

penumpang.

Sehingga

kami

tidak

menanyakannya kembali di kuesioner. Yang kami tanyakan kepada responden


adalah letak dari meja portable untuk kenyamanan dari penumpang selama
diperjalanan.
Sedangkan untuk pembahasan mengenai bentuk ergonomis yang dimaksud
pada kemasan adalah ukuran kemasan yang tepat yang dapat memudahkan
konsumen untuk membawa, memegang ataupun menjinjing kemasan tersebut.
Kemasan yang diinginkan konsumen berbentuk kotak dengan dimensi 18 18 4
cm dengan terdapat 4 sekat. Bahan kemasan berupa mika tebal dengan tutup
dengan kemasan sekunder berupa kardus. Selain itu, kelompok kami memutuskan
untuk membuat kemasan yang sekali pakai. Dikarenakan kemasan jika digunakan
kembali akan membutuhkan banyak tempat karena bentuknya yang kaku.
Terutama jika dilihat dari ukuran bus yang tidak terlalu lebar dan tidak
memungkinkan untuk ditambahkan dengan kemasan catering. Selain itu, jika
ditumpuk kembali ada kemungkinan jenis makanan merupakan makanan yang
berlemak (daging) dan mempunyai bau yang kuat yang dapat mengganggu
penumpang bus pariwisata terutama bus pariwisata umumnya merupakan ruang
tertutup dan ber AC.

C. Fase Analisis : Pemetaan Fungsi FAST (Function Analysis and System Technique)
1. Diagram FAST Jasa Catering Bus Pariwisata

Produk

Ukuran
potonga
n

Kecilkecil
Mika Transparan
Primer
Mika tebal +tutup

Jasa
Catering
Bus
Pariwisata

Kemasan

Bahan
kemasa
n

Bentuk

Sekunde
r

Kardus

PrimerSekunder
Ergonom
is

Sterofoam
Kotak
(p l xt
=18x18x4) cm

Menggantung dileher
Fasilitas
Penunjan
g

Meja
Poratab
el

Menggantung dikursi
depan
Diletakkan dikursi
pengguna

2. Diagram Zero Level Jasa Catering Bus Pariwisata


Atribut

Ukuran

Bentuk Kemasan

Potongan

Kemasan sekali
pakai

Bahan Kemasan
Primer

Bahan Kemasan

Mika tebal

Kardus

Letak Meja Portabel

Sekunder

Makanan

Konsep

Kecil-kecil

Kotak
(18184) cm

Iya

Di Leher pengguna
Di kursi depan
pengguna

3. Analisa Perencanaan Konsep Pengembangan Jasa Catering Bus Pariwisata


Berdasarkan diagram zero level konsep maka terdapat 2

konsep

pengembangan mengenai meja portable sebagai fasilitas penunjang jasa catering yang
nantinya akan ditanyakan kembali terhadap responden untuk memilih salah satu dari 2
konsep berikut ini yang lebih diinginkan oleh konsumen catering bus pariwisata.
Adapun perbedaan antara Konsep I dan Konsep II ialah penyangga meja portable. Jika
pada konsep meja portable yang diletakan dibahu penumpang bagian penyangga
diberi lapisan spons pada metal holder, supaya bahu penumpang tidak sakit.
Pembuatan desain konsep ini menggunakan tools AutoCAD 2002 dan aplikasi Sweet
home 3D.
a. Konsep I (meja portable yang diletakan di bahu penumpang)

Tampak belakang meja posisi lipat


Tampak depan

Tampak belakang

Tampak samping

b. Konsep II (meja portable yang diletakan didepan kursi pengguna)

Tampak depan

Tampak belakang

Ilustrasi peletakan meja portable didepan kursi


pengguna dari kiri ke kanan (saat dilipat, saat
digunakan)

Tampak samping

Ilustrasi saat meja tidak digunakan, meja dapat


dilipat Prototipe
seperti gambar diatas
D. Fase Rekomendasi : Pengujian
Pada fase ini, pengujian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kembali kepada
pengguna jasa catering bus pariwisata sebanyak 40 responden. Kuesioner yang
disebarkan untuk menguji kesukaan dari 2 konsep yang ditawarkan dan untuk melihat
respon dari responden. Untuk uji kesukaan kuesioner menggunakan skala Likert dengan
nilai 5 merupakan nilai positif (sangat suka). Dari hasil kuesioner akan diperoleh
perbandingan nilai dari kedua konsep. Atribut yang digunakan sebagai pembanding
kedua konsep yaitu tampilan desain, kepraktisan kualitas dan kenyamanan. Hasil
kuesioner dapat dilihat pada tabel Total Nilai Prototipe Konsep Meja Portabel dibawah
ini
Total nilai
Atribut

Konsep I

Konsep II

Tampilan Desain

96

101

Kepraktisan

87

121

Kualitas

113

105

Kenyamanan

91

117

Total

387

444

Berdasarkan tabel diatas, maka selanjutnya menghitung bobot pada masing-masing


atribut yang diperoleh dari hasil kali antara nilai indeks performansi yang diperoleh dari

matriks Zero-One dengan persentase kepentingan relatif. Kemudian dilakukan


penjumlahan nilai bobot dari tiap atribut dalam 1 konsep sehingga diperoleh total bobot
masing-masing prototipe konsep. Matriks Zero-One untuk pengujian prototype ini
dilakukan dengan cara, jika konsep dirasa baik maka diberikan nilai 1 sedangkan jika
konsep dirasa kurang baik diberi nilai 0.
1. Metode Zero-One
1
Tampilan

Konsep 1

Konsep 2

Jumlah

Indeks

Desain
Konsep 1
Konsep 2

0
-

0
1
1

Performansi
0
100
100

2
Kepraktisan

Konsep 1

Konsep 2

Jumlah

Indeks

Konsep 1
Konsep 2

0
-

0
1
1

Performansi
0
100
100

Kualitas

Konsep 1

Konsep 2

Jumlah

Indeks

Konsep 1
Konsep 2

1
-

1
0
1

Performansi
100
0
100

4
Kenyamanan

Konsep 1

Konsep 2

Jumlah

Indeks

Konsep 1
Konsep 2

0
-

0
1
1

Performansi
0
100
100

2. Matriks Evaluasi Prototipe


Setelah atribut tiap konsep sudah dibuat matriks Zero-One maka selanjutnya adalah
dihitung nilai bobot. Nilai bobot diperoleh dari perhitungan persentase kepentingan relatif
(%) (dapat dilihat pada tabel di fase kreatif) yang dibagi dengan jumlah total nilai
persentase kepentingan relatif (%) dari setiap atribut. Jika nilai bobot sudah diketahui

maka selanjutnya adalah membuat tabel yang menampilkan pembagian antara nilai bobot
dengan indeks performansi dari matriks Zero-One. Adapun rumus dari perhitungan nilai
bobot adalah sebagai berikut

Atribut

Tampilan

Kepraktisan

Kualitas

Kenyamanan

Total

11,4

10,82

33,24

44,54

100

33,24

33,24

Desain
Bobot
Konsep

0
2

11,4
10
0

0
10,82
10
0

10
0

0
44,54

66,76

10
0

3. Nilai Faktor
Selanjutnya yaitu mencari nilai factor, dengan cara membagi total nilai (dilihat pada
tabel Total Nilai Prototipe Konsep Meja Portabel) dengan jumlah responden yang
berpartisipasi dalam pengisian kuesioner ini (yang berjumlah 40 orang responden).
Perhitungan dilakukan untuk setiap konsep. Rumus beserta hasil perhitungan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

Nilai Faktor
Atribut

Konsep I

Konsep II

Tampilan Desain

2,4

2,525

Kepraktisan

2,175

3,025

Kualitas

2,825

2,625

Kenyamanan

2,275

2,925

Total

9,675

11,1

4. Hasil Performansi
Jika sebelumnya sudah dicari nilai bobot dan nilai factor maka berikutnya adalah
menghitung nilai performansi. Nilai performansi dapat diketahui dengan menghitung
seuruh jumlah dari perkalian antara nilai factor dengan nilai bobot dari tiap atribut.
Perhitungan dilakukan untuk setiap konsep. Setelah itu nilai performansi dari perhitungan
setiap konsep dimasukan kedalam tabel.
Rumus:
Performansi = (nilai factor bobot factor)
Perhitungan:
a. Performansi prototype Konsep I = {(2,4 11,4) + (2,175 10,82) + (2,825 33,24)
+ (2,275 44,54)} = 235,7
b. Performansi prototype konsep II = {(2,525 11,4) + (3,025 10,82) + (2,625
33,24) + (2,925 44,54)} = 274,76
Performansi
Atribut
Penumpang bus

Konsep I

Konsep II

235,7

274,76

5. Rincian Biaya
Langkah berikutnya adalah menguraikan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi 1 unit meja portable. Adapun komponen-komponen penyusun pengeluaran
biaya dari tiap konsep yaitu bahan baku yang terdiri atas metal holder (tiang penyangga),
PVC (alas meja) dan spons (pelapis penyangga pada metal holder), lalu terdapat biaya
pembuatan termasuk pada biaya tukang. Biaya ini merupakan asumsi yang digunakan
oleh kelompok kami karena keterbatasan pengetahuan mengenai biaya per unit dari
masing-masing bahan baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Komponen

Konsep I

Konsep II

Metal Holder

100.000

100.000

PVC

200.000

200.000

Spons

50.000

Biaya pembuatan

100.000

100.000

Total

450.000

400.000

6. Performansi dan Value Prototipe


Langkah terakhir dari fase rekomendasi adalah perhitungan nilai value prototype
masing-masing konsep. Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai performansi
dengan value dari masing-masing konsep. Konsep yang dipilih untuk direkomendasikan
jika konsep mempunya nilai performansi maupun value yang lebih besar dibandingkan
konsep lainnya. Adapun perhitungan value prototype dari tiap konsep seperti berikut.
Perhitungan:
a.
b.

Performansi
Atribut
Penumpang bus

Konsep I

Konsep II

235,7

274,76

Value
Konsep I

Konsep II

Berdasarkan atas syarat pemilihan konsep seperti yang dijelaskan sebelumnya maka
dari antara 2 konsep tersebut, konsep yang dipilih/direkomendasikan adalah Konsep II.
Dikarenakan pada Konsep II memiliki nilai performansi dan value yang besar, selain itu
juga menghasilkan biaya yang lebih murah dibandingkan Konsep I. Oleh karena itu,
keputusan final konsep yang dipilih adalah Konsep II.

BAB V
KESIMPULAN
1. Dalam pengembangan jasa catering bus pariwisata, hal yang paling krusial untuk dilakukan
pengembangan adalah produk makanan. Alasan dipilihnya pengembangan jasa catering
dengan aspek produk makanan adalah kelompok kami mempercayai bahwa bentuk fisik
(yang nyata dapat dilihat), sehingga konsumen dapat merasakan perubahan dari
pengembangannya jika memilih produk makanan (termasuk kemasan dan fasilitas
penunjang lainnya).
2. Metode pengembangan jasa catering yang digunakan adalah Value Engineering (VE)
dimana terdapat 4 tahapan/fase didalamnya yaitu Fase Informasi, Fase Kreatif, Fase
Analisis dan Fase Rekomendasi.
3. Terdapat 2 konsep pengembangan pada meja portable sebagai fasilitas penunjang dalam
produk makanan yaitu Konsep I meja portable yang diletakkan dibahu penumpang dan
Konsep II meja portable yang diletakkan di kursi depan penumpang.
4. Berdasarkan perhitungan nilai performansi, value dan total biaya maka konsep yang akan
direkomendasikan/dipilih adalah Konsep II

DAFTAR PUSTAKA

DellIsola, A.J. 1974. Value Engineering in the Construction Industry. Construction Pub
Co. New York
Elias, Samy E.G. 1998. Value Engineering a Powerful Productivity Tool. Yogyakarta:
Kanisius.
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen kualitas: penerapan konsep-konsep kualitas dalam
manajemen bisnis total. Jakarta: Gramedia
Heller, E.D. 1971. Value Management, Value Engineering and Cost Rreduction.
McGraw-Hill. New York
Jubilee Enterprise. 2010. 30 Bisnis Berbasis Ide Bagi Siapapun. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Philip B. Crosby. 1979. Quality is Free: The Art of Making Quality Certain. McGrawHill. New York
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Ustoyo, Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen Plat dan Fondasi
Pada Proyek Pembangungan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah
Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: CV Adipura

LAMPIRAN

Hasil kuesioner
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

1
2.0
4.0
5.0
2.0
2.0
4.0
4.0
4.0
3.0
4.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
3.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
4.0
5.0

2
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
3.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
3.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
5.0
4.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
3.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0

3
2.0
3.0
1.0
2.0
3.0
4.0
1.0
2.0
3.0
2.0
3.0
3.0
1.0
5.0
4.0
3.0
3.0
3.0
2.0
2.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
2.0
3.0
4.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
3.0
4.0
3.0
3.0
2.0
3.0
2.0
4.0
2.0
3.0

4
5.0
5.0
4.0
2.0
3.0
4.0
4.0
5.0
3.0
3.0
3.0
3.0
5.0
5.0
5.0
4.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0

5
5.0
5.0
5.0
2.0
3.0
5.0
4.0
5.0
5.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
5.0
5.0
5.0
3.0
5.0
4.0
2.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
5.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0

6
5.0
4.0
5.0
2.0
3.0
5.0
4.0
5.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
3.0
4.0
4.0
3.0
4.0
5.0
5.0
2.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
3.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
3.0

7
5.0
4.0
5.0
2.0
4.0
4.0
4.0
5.0
3.0
4.0
3.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
4.0
3.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0

8
5.0
4.0
4.0
3.0
3.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
3.0
3.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0

9
5.0
4.0
4.0
1.0
3.0
4.0
4.0
4.0
5.0
3.0
5.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0
3.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
4.0
3.0

10
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
3.0
5.0
5.0
3.0
5.0
5.0
3.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
5.0
4.0
4.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
3.0
3.0
5.0
5.0
4.0
4.0
5.0
5.0

44
45
46
47
48
49
50

5.0
4.0
5.0
4.0
5.0
5.0
5.0

4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
4.0

4.0
2.0
3.0
2.0
3.0
1.0
3.0

3.0
5.0
5.0
4.0
3.0
4.0
4.0

5.0
4.0
4.0
4.0
4.0
3.0
3.0

3.0
4.0
5.0
5.0
4.0
3.0
3.0

5.0
4.0
5.0
5.0
3.0
5.0
5.0

4.0
5.0
4.0
4.0
3.0
3.0
4.0

3.0
4.0
5.0
4.0
4.0
5.0
3.0

4.0
5.0
4.0
5.0
4.0
3.0
5.0

Anda mungkin juga menyukai