Anda di halaman 1dari 16

MODUL STRATEGI PEMASARAN

(ARS302)

MODUL SESI 11
CONSUMER PERCEIVED VALUE

DISUSUN OLEH
Dr. HASYIM.,MM.,M.Ed

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 16
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

1. Memahami teori persepsi


2. Memahami pentingnya value dalam marketing
3. Memahami pengertian persepsi konsumen
4. Memahami komponen perceived value_ Benefit and Cost
References:

1. Lovelock,Ch. et al.,(2005), Services Marketing in Asia, Managing People,


Technology and Strategy, 2nd ed. Perason, Prentice Hall
2. Kotler,Ph.,et al, (2008) Strategic Marketing for Health Care
Organizations, Building a Customer-Driven Health System.Jossey Bass,
AWiley in print.
3. Kotler,Ph., and Kevin Lane Keller (2009) Marketing Management,
Perason, Prentice Hall
4. Peter JP and jerry C.Olson,(2010), Consumer Behavior and Marketing
Strategy, 9th ed, McGraw Hill
5. Fitzsimmons, J.A, and Mona J. Fitzsimmons, (2011),Service Management,
Operations, Strategy, Information Technology, 7th ed. McGraw Hill
6. Palmatier, Robert W. (2008) Marketing Relationship :
7. Hunt, Shelby.,D and Dennis B. Arnet, (2006)., The Explanantory
Foundations of Relationship Marketing Theory.,Journal of Business and
Industrial Marketing

Pengantar

Sama dengan seluruh mahluk didunia Manusia senantiasa melakukan


kegiatan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan yaitu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Dalam melaksanakan
kegiatannya manusia memiliki sumber daya untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Permasalahannya adalah mencapai tujuan dengan berawal dari
keinginan si pelaku sering mengalami hambatan, bahwa apa yang menjadi tujuan
sering tidak tercapai atau jika tercapai maka tidak tepat guna dan hasil guna
(efektif dan efisien). Ilmu manajemen muncul mengatasi permasalahan tersebut,
dengan menawarkan suatu paradigma baru yaitu dalam melaksanakan kegiatan
seharusnya berangkat dari akhir yaitu terlebih dahulu menetapkan tujuan
kemudian mundur ke depan mengalokasikan sumber daya. Asumsi dari

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 16
paradigma tersebut adalah dengan menetapkan tujuan terlebih dahulu, akan dapat
dengan mudah mengetahui berapa dan apa sumberdaya yang diperlukan sehingga
akan memunculkan suatu kegiatan yang efektif dan efisien. Paradigma ini
sebenarnya bukan hal baru akan tetapi baru dibukukan dalam suatu bentuk teori
yang dikemas dalam teori manajemen baru. Sejak awal para pelaku kegiatan pada
dasarnya menetapkan tujuan terlebih dahulu kemudian selanjutnya melakukan
menetapkan sumber daya yang dibutuhkan. Sebagai contoh pembangunan sebuah
gedung, para arsitek terlebih dahulu menyusun kerangka konsep dengan
menetapkan bentuk gedung, maksud dan tujuan pembangunan gedung selanjutnya
menetapkan sumber daya yang diperlukan melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian dan pelaksanaan kegiatan.

Pengertian Persepsi

Perception is the process by which an individual selects, organizes, and interprets


stimuli into a meaningful and coherent picture of the world or Perception is How
we see the world around us ((David, 2011) Persepsi adalah suatu proses untuk
memilih, mengorganisir, dan menafsirkan rangsangan yang diterima dari luar dan
merepleksikan ke dalam pengetahuan dan kemampuan seseorang sehingga
menjadi sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri
individu (David, 2011).
Persepsi juga berarti bagaimana seseorang memandang dunia sekelilingnya yang
diterima oleh pancainderanya dan menafsirkan nya sesuai pengetahuan dan
pengamlamannya. Persepsi yang muncul dipengaruhi oleh berbagai faktor selain
dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, persepsi juga dipengaruhi oleh
pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut. Satu objek dapat dipersepsi
berbeda oleh dua orang,akibat perbedaan pengetahuan yang dimiliki masing-
masing orang mengenai objek itu. Persepsi secara umum disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal,faktor internal berasal dari dalam
diri individu, misalnya pengalaman dan ingatan, suasana hati, perhatian, dan
kemauan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu yang meliputi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 16
stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi antara lain :
a. Pelaku persepsi (perceiver) antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati
perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi
b. Objek atau yang dipersepsikan.
c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.
Customer Perceived Value

Customer Perceived Value adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas
semua manfaat serta semua biaya yang ditawarkan dan alternatif-alternatif lain
yang dipikirkan (KK2009). Proses evaluasi tersebut melibatkan pertukaran apa
yang diterima konsumen (customer total value, service value, image value) dan
apa yang telah dikorbankan (customer total cost, monetary cost dan non monetary
cost yang mencakup biaya waktu, energi dan mental). Dilihat dari sisi konsumen,
memiliki value yang tinggi merupakan faktor utama dalam melakukan transaksi
jual beli (Hollbrook: 1994). KK (2009 )Customer Perceived Value berupa
harapan dari konsumen terhadap produk atau jasa yang dapat memuaskan
mereka.
Ziethmal (1988) dalam Li (2010 ) menyatakan bahwa Customer Perceived Value
merupakan penilaian secara keseluruhan dari nilai guna produk berdasarkan
persepsi yang diterimanya atau atas apa yang telah diterima oleh konsumen
tersebut. Ducoffe (1996), mengatakan bahwa Customer Perceived value sebagai
nilai terhadap produk atau jasa yang diterima konsumen berdasarkan iklan dari
produk atau jasa tersebut. Li (2010: 20) yang sejalan dengan teori dari Lemon,
et.al (2001), bahwa Customer Perceived Value memegang peranan kunci dalam
hubungan antara pembeli dengan perusahaan, yang tercipta dari beberapa faktor,
yaitu ‘quality, price and convenience’.Cronin (2000) mengkaitkan Customer
Perceived Value pada sistem belanja on line sebagai keseluruan penilaian
konsumen terhadap kualitas dan pengorbanan yang dikeluarkan dalam berbelanja;
‘customer’s overall judgment of quality and sacrifice to shop Sedangkan Moliner
(2007) mengatakan bahwa Customer Pereived Value lebih kepada pengalaman
setelah mengkonsumsi, dimana didalamnya termasuk penilaian subyektif dan
reaksi emosional setelah mengkonsumsi sebuah produk atau jasa. Monroe (1990)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 16
mengatakan bahwa Customer Perceived Value adalah sebuah ‘tradeoff ’ dari
kualitas atau benefit yang diterima dari sebuah produk dibandingkan dengan
pengorbanan konsumen tersebut atas harga yang dikeluarkan. Woodruff yang
mengatakan bahwa Customer Perceived Value merupakan evaluasi dari
keseluruhan atribut produk, atribut kinerja dan konsekuensi yang diterima oleh
konsumen tersebut setelah mengkonsumsi produk itu dan keunggulan yang
didapatnya dibandingkan produk lain. Ringkasnya dapat dikatakan bahwa :
Perceived Value adalah proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih,mengorganisasi dan meninterprestasikan masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler & Keller,2009).
Nilai pelanggan merupakan kombinasi kualitas,pelayanan,harga dari suatu
penawaran produk. Nilai terhantar pada pelanggan adalah selisih antara jumlah
nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan,dan jumlah nilai bagi
pelanggan adalah serangkaian keuntungan yang diharapkan pelanggan dari barang
atau jasa tertentu. Nilai pelanggan atau customer perceived value yaitu persepsi
pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan harus mempertimbangkan nilai
dalam mengembangkan produk dan jasanya sehingga sesuai dengan apa yang
diharapkan pelanggan (Vanessa, 2007). Value digambarkan sebagai penilaian
keseluruhan pelanggan atas nilai bersih layanan berdasarkan manfaat yang dicari
dan biaya dalam memperoleh dan memanfaatkan layanan (Hellier, 2003) . Value
adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua
biaya tawaran tertentu dengan alternative-alternative lain yang dipikirkan.
Sehingga nilai yang dipikirkan pelanggan dilihat berdasarkan apa yang mereka
dapat dengan apa yang mereka keluarkan.

Figure 3.2
Nilai yang dipersepsikan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id
4 / 16
Terdapat 7 indikator nilai pelanggan yaitu:

1. Nilai produk, yaitu manfaat yang bisa didapat jika pelanggan menggunakan
produk/jasa. : diantara komponen yang dinilai oleh konsumen adalah daya
tahan produk,kualitas kenyamana, kualitas kemanan, kelengkapan Fitur
(feature), Desain produk, Kemasan, Desain
2. Nilai layanan,yaitu manfaat yang didapat pelanggan setelah mendapat layanan,
komponen yang dinilai oleh konsumen adalah Tanggap (Responsiveness)
Kemampuan penyedia jasa untuk memberikan layanan sesuai dengan standar
layanan yang di sampaikan dalam hal kecepatan dan ketepatan pelayanan
Reliabilitas (Reliability): Keandalan layanan seperti tidak ada unsur-unsur
tipuan (cheating) di dalam memberikan layanan, Empati (emphaty)
kemampuan penyedia layanan memberikan bantuan seperti yang diharapkan
oleh konsumen, Assurance: adanya perasaan kepercayaan dari konsumenm
bahwa layanan yang diperoleh dari produsen sangat terjamin. Bukti Phisik
(Tangible) Layanan berupa bukti phisik yang diperoleh konsumen sesuai
dengan yang seharus nya diterima
3. Nilai personel, adalah manfaat yang bisa didapat pada saat berinteraksi dengan
karyawan. manfaat yang didapat pelanggan setelah mendapat layanan,
komponen yang dinilai oleh konsumen antara lain apresiasi yang diberikan
oleh penyedia jasa yang dapat memberikan perasaan puas dan terapresiasi yang
dirasakan oleh konsumen dari interaksi antara penyedia jasa dengan konsumen
pada saat transaksi berlangsung
4. Nilai moneter (moneter value),yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan
untuk produk/jasa yang didapatkannya. Penilaian Konsumen terhadap
pengorbanan dalam bentuk moneter (rupiah) yang mereka keluarkan dibanding
dengan apa yang diberikan oleh penyedia jasa /produk
5. Nilai energy (cost of energy),yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan
berupa energy yang dikorbankan dalam upaya memperoleh produk atau jasa
yang di konsumesi. Penilaian ini diukur dari energy yang dikeluarkan oleh
konsumen

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 16
6. Biaya waktu (cost of time),yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan
berupa waktu yang dikorbankan untuk memperoleh produk atau jasa yang di
konsumesi. Penilaian ini diukur dari kesesuaian waktu yang seharusnya
dikeluarkan oleh penyedia jasa dengan starndar atau ukuran yang seharusnya
7. Biaya Psikis yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan yang berkaitan
dengan pengorbanan fisik untuk memperoleh produk jasa yang dikonsumsi

Figure 3.3
Determinan Customer Perceived Value

Total Customer Benefit artinya: Keseluruhan komponen yang akan


diperoleh konsumen dari produk yang dibelinya berdasarkan persepsi konsumen
terhadap produk tersebut, sedangkan Total Customer cost berarti besarnya
pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk berdasarkan
persepsi konsumen masing-masing. Persepsi konsumen terhadap total keuntungan
yang akan diperoleh jika membeli suatu produk dibandingkan dengan total
pengorbanan yang akan dikeluarkan jika membeli suatu produk. Perbandingan
kedua hal tersebut disebut dengan total customer perceived value.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 16
Konsumen akan membeli suatu produk jika ia menganggap bahwa
keuntungan yang akan diperoleh dengan memiliki produk tersebut lebih besar jika
dibandingkan dengan total pengorbanan yang akan dikeluarkan. Demikian
sebaliknya konsumen tidak akan mebeli suatu produk apabila ia menganggap
bahwa pengorbanan yang akan dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk
bernilai sama atau lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh.
Persepsi keuntungan yang akan diperoleh seorang konsumen terhadap
suatu produk tidak semata-mata dari segi harga atau nilai moneter akan tetapi
tergantung pula pada komponen lain. Ada 4(empat) komponen yang dipersepsikan
oleh seorang konsumen dalam membeli suatu produk (Kottler and Keller, 2009)
Pertama; Seorang konsumen akan membandingkan antara kualitas suatu
produk (product benefit) dengan harga (monetary cost) dari produk tersebut atau
perbandingan antara persepsi terhadap nilai produk dengan persepsi terhadap nilai
moneter dari produk yang akan dibeli.
Kedua ; Seorang konsumen tidak saja membandingkan antara produk dengan nilai
moneter produk yang akan dibeli, akan tetapi konsumen juga akan
membandingkan antara layanan (service benefit) yang diperoleh dibandingkan
dengan pengorbanan waktu (time cost) yang akan dikeluarkan.
Ketiga ; Seorang konsumen tidak saja membandingkan antara layanan (service
benefit) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan waktu (time cost) yang
akan dikeluarkan, akan tetapi juga akan membandingkan antara keuntungan fisik
(personal cost) yang akan diperoleh dengan pengorbanan tenaga (energy cost)
yang akan dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk.
Keempat ; Seorang konsumen tidak saja membandingkan antara keuntungan fisik
(personal benefit) yang akan diperoleh dengan pengorbanan tenaga (energy cost)
yang akan dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk. akan tetapi seorang
konsumen juga akan membandingkan antara keuntungan phsykologis (image
benefit ) yang akan diperoleh dengan pengorbanan phsykologis ( psycological
cost) yang akan dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk.
Konsumen akan membeli suatu produk jika ia menganggap bahwa total
benefit (product, Service, personal, Image benefit) yang akan diperoleh dengan
memiliki produk tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan total cost

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 16
(monetary, time, energy, psychological cost) yang akan dikorbankan. Demikian
sebaliknya konsumen tidak akan mebeli suatu produk apabila ia menganggap
bahwa pengorbanan yang akan dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk
bernilai sama atau lebih besar daripada keuntungan yang akan diperoleh.
Persepsi (perception) merupakan tahap paling awal dari serangkaian
pemproses informasi. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang
telah dimiliki oleh seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses
rangsangan yang diperoleh oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung.
Persepsi dapat dikatakan sebagai suatu proses menafsirkan informasi yang telah
diperoleh dari system alat indera manusia (Suharnan, 2005). Persepsi juga
merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh
organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan
aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (David,Goldstein, 2011).

Persepsi merupakan serangkaian proses rumit yang dilalui dimana kita


memperoleh dan menginterpretasikan atau memberi makna dari informasi yang
didapatkan melalui indra. Dalam hal ini pun persepsi dapat diartikan sebagai
proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan
indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap
stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke
dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses
yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Persepsi pun bersifat sangat cepat
dan otomatis (Ling, J & Catling,J,2012).

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka perspsi mencakup dua proses yang


berlangsung secara serempak antara keterlibatan aspek-aspek dunia luar
(stimulus-informasi) dengan dunia di dalam diri seseorang (Suharnan, 2005). Dua
proses dalam persepsi itu disebut bottom-up atau driven processing (aspek
stimulus)dan top-down atau conceptually driven processing (aspek pengetahuan
seseorang). Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping
dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang
mengenai objek tersebut. Dengan demikian,suatu objek dapat dipersepsi berbeda

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 16
oleh dua orang,akibat perbedaan pengetahuan yang dimiliki masing-masing orang
mengenai objek itu.

Persepsi secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya pengalaman
dan ingatan, suasanan hati, perhatian, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun
fisik. Meskipun individu memandang pada satu benda / hal yang sama, mereka
dapat mempersepsikan benda/hal tersebut dengan berbeda-beda (Thoha, 2003).
Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-
balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari:
a. Pelaku persepsi (perceiver).
b. Objek atau yang dipersepsikan.
c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.
Persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi,
dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan
karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang
mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda
satu sama lain (Goldstein, 2011)
Persepsi selalu dipengaruhi oleh dua proses yang saling melengkapi dan bukan
berjalan sendiri-sendiri (Suharnan, 2005). Proses-proses tersebut adalah bottom-
up processing dan top-down processing. Hal ini berarti suatu persepsi atau
interpretasi mengenai suatu stimulus akan ditentukan oleh kombinasi antara sifat-
sifartr yang ada pada stimulus yang dipersepsi itu (bottom- up) dengan
pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan seseorang dengan stimulus yang
ada (top-down).
Dengan kata lain faktor-faktor-faktor yang memengaruhi yaitu (1) informasi yang
ditampilkan oleh stimulus pada waktu itu dan, (2) pengetahuan serta pengalaman
yang relevan yang dimiliki dan telah disimpan di dalam ingatan seseorang. Selain
itu ada pula prinsip tambahan antara lain familiaritas, ukuran,intensitas dan gerak.
Proses terjadinya persepsi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis
dan proses psikologis. Proses fisik berupa objek menimbulkan stimulus, lalu
stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologis berupa stimulus

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 16
yang diterima oleh indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Sedangkan
proses psikologis berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus
yang diterima.
Manusia merupakan mahluk social yang juga seorang mahluk individual, oleh
sebab itu terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Adanya perbedaan itulah yang menyebabkan seseorang menyenangi sesuatu dan
orang lain tidak menyenanginya. Hal ini tergantung bagaimana seorang individu
menanggapi sesuatu dengan kemampuan kognitif yang ia miliki. Manusia di
lengkapi dengan kemampuan kognitif untuk memproses infomasi yang diperoleh
dari lingkungannya melalui alat indera yang dimilikinya. Salah satu kemampuan
kognitif yang dimiliki oleh seorang manusia adalah persepsi (Anderson, 2010).
Perceived Value adalah proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih,mengorganisasi dan meninterprestasikan masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler & Keller,2009). Nilai
pelanggan merupakan kombinasi kualitas,pelayanan,harga dari suatu
penawaran produk. Nilai terhantar pada pelanggan adalah selisih antara
jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya dari pelanggan,dan jumlah nilai
bagi pelanggan adalah sekelompok keuntungan yangdiharapkan pelanggan
dari barang atau jasa tertentu. Nilai pelanggan atau Customer perceived value
yaitu persepsi pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan harus
mempertimbangkan nilai dalam mengembangkan produk dan jasanya
sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (Vanessa 2007).
Value digambarkan sebagai penilaian keseluruhan pelanggan atas nilai bersih
layanan berdasarkan manfaat yang dicari dan biaya dalam memperoleh dan
memanfaatkan layanan (Hellier,2003). Perceived value customer adalah
perbedaan antara evaluasi calon pelanggan terhadap semua manfaat dan
semua biaya penawaran dan alternative yang dipersepsikan ( Kotler&
keller,2009). Perusahaan sering mendefinisikan bisnis mereka dalam hal
produk dan mereka berada dalam bisnis mobil atau bisnis pakaian tetapi
Profesor pemasaran terkenal Harvard,Ted Levitt berpendapat bahwa
perbedaan pasar dari suatu bisnis lebih unggul dari pada definisi produk.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 16
Dengan kata lain,perusahaan harus melihat bisnis mereka sebagai proses yang
memuaskan pelanggan,bukan proses memproduksi barang.

Customer Perceived value merupakan suatu kerangka kerja bermanfaat yang


berlaku untuk banyak situasi dan menghasilkan wawasan,berikut adalah
implikasinya:
1. PeNjual harus menilai total manfaat pelanggan dan total biaya pelanggan
yang terkait dengan setiap tawaran pesaing untuk mengetahui bagaimana
harga penawarannya dalam pikiran pembeli

2. Dimana penjual yang dirugikan oleh nilai-nilai pelanggan memiliki dua


alternative yaitu untuk meningkatkan total manfaat pelanggan dan untuk
mengurangi total biaya.

A. Cost Benefit Analysis

1. Pengertian Cost Benefit Analysis

Pengertian Cost Benefit analysis menurut pendapat para ahli antara lain:
Cost Benefit Analysis adalah suatu tehknik untuk menganalisis biaya dan
manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait
dengan alternative tindakan yang akan dilakukan. Tehknik ini
membandingkan nilai manfaat kini dengan investasi dari biaya investasi yang
sama sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan (J. Schniederjans et al
2004). Pada pengertian lain Cost Benefit Analysis adalah sebagai analisis
yang menjabarkan alasan bisnis,kenapa atau kenapa tidak pilih spesifik suatu
investasi harus dipilih ( Keen, 2003)
Cost Benefit analysis juga dapat menentukan apakah hasil yang
menguntungkan dari sebuah alternative,akan cukup untuk dijadikan alasan
dalam menentukan biaya pengambilan alternative. Analisa ini telah dipakai
secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal (Siegel dan
Shim,1994), Berdasarkan pengertian Cost Benefit Analysis yang disampaikan
para ahli diatas,dapat disimpulkan bahwa Cost Benefit Analysis memiliki
pengertian suatu analisis sistematis yang berupa perbandingan antara manfaat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 16
dan biaya yang dikeluarkan dalam menyelenggarakan kegiatan proyek.
Tujuan Cost Benefit Analysis yaitu menentukan atau mengatur apakah
kemanfaatan suatu proyek,program atau kegiatan merupakan suatu investasi
(biaya) yang baik atau tidak. Cost Benefit Analysis juga bertujuan untuk
memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek. Termasuk
membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total
keuntungan yang diharapkan,untuk mengetahui apakah keuntungan
melampaui biaya serta berapa banyaknya.
Manfaat Cost Benefit Analysis yaitu memasukkan keuntungan dan biaya sosial.
Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislative atau
sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai
proyek. Cost Benefit Analysis digunakan untuk mengevaluasi penggunaan
sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan secara
efisien. Penyedia pelayanan kesehatan (Health Provider) mempunyai banyak
program atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia
sangat terbatas. Dengan analisis ini Health Provider menjamin penggunaan
sumber-sumber ekonomi yang efisiensi dengan memilih program-program
yang memenuhi kriteria efisiensi. Cost Benefit Analysis merupakan alat bantu
untuk membuat keputusan public dengan mempertimbangkan kesejahteraan
pasien dan konsumen. Ada dua pihak yang menaruh perhatian pada analisis
ini,yaitu pertama,para praktisi teknis dan ekonom yang berperan dalam
mnegembangkan metode analisis,pengumpulan data,dan membuat analisis
serta rekomendasi. Kedua,pemegang kebijakan yang berwenang untuk
membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan keputusan tersebut.
Total benefit customer adalah nilai moneter yang dipersepsikan dari bundle
manfaat ekonomi,fungsional,dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari
penawaran pasar tertentu karena produk,layanan,personel dan citra yang
terlibat (Kottler and Keller,2009). Total cost customer adalah kumpulan
biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh pelanggan dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan membuang penawaran pasar
yang diberikan,termasuk biaya moneter,waktu,energy,dan psikologis (Kottler
and Keller,2009).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 16
2. Prinsip Dasar melakukan Cost Benefit Analysis

Prinsip dasar dalam melakukan Cost Benefit Analysis antara lain:


a) Mencapai keuntungan yang maksimal (termasuk kesejahteraan sosial)
dan biaya yang minimal

b) Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi


biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu
periode tertentu (membutuhkan ukuran khusus,biasanya adalah uang)

c) Pareto Improvement,sebuah proyek dikatakan Pareto Improvement


jika proyek tersebut meningkatkan kualitas hidup dari beberapa
orang,tapi tidak membuat orang lain rugi. Jelasnya masyarakat harus
dapat mencapai pareto Improvement, sebab mereka menolong
oranglain,tapi juga tidak menyakiti yang lainnya. Namun
demikian,dalam masyarakat yang kompleks,setiap proyek atau
kebijakan pasti akan membuat orang lain merugi. Sebuah proyek atau
kebijakan dikatakan menciptakan Pareto Improvement yang potensial
jika yang untung lebih banyak daripada yang rugi

3. Kelebihan dan Kekurangan

a. Kelebihan Cost Benefit Analysis:

a) Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat


meningkatkan)

b) Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih


alternative terbaik dari pilihan yang ada,yang dalam hal ini
pemilihan alternative terbaik dilakukan berdasarkan alasan
perbandingan antara life cycle’s benefit dengan biaya yang
dikeluarkan,melainkan juga dapat membandingkan alternative-
alternatif tersebut.

c) Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan


pada tahun-tahun kedepan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 16
d) Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat
kualitatif maupun intangible

e) Merupakan alat yang berharga dalam pengambilan keputusan. Hali


ini berguna karena memberikan titik awal dari mana untuk
memulai evaluasi proyek.

b. Kekurangan Cost benefit Analysis :

a) Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan


Cost Benefit Analysis sulit untuk dilakukan

b) Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti


keberlangsungan, etika, partisipasi public dalam pembuatan
keputusan dan nilai-nilai sosial yang lain.

c) Cost Benefit Analysis berfungsi memberikan informasi kepada


pengambil keputusan tidak dengan sendirinya membuat keputusan.

d) Potensi ketidakakuratan dalam mengidentifikasi dan mengukur


biaya dan manfaat sebuah analisis biaya manfaat mensyaratkan
bahwa semua biaya di identifikasi dan diukur tepat.
Sayangnya,kesalahan manusia sering menyebabkan kesalahan
umum biaya analisis manfaat seperti sengaja menghilangkan biaya
tertentu dan manfaat karena ketidakmampuan untuk meramalkan
hubungan kausal langsung.

e) Peningkatan subjektifitas untuk biaya tidak berwujud dan manfaat

f) Jumlah subyektifitas yang terlibat ketika mengidentifikasi,


mengukur, dan memperkirakan biaya dan manfaat berbeda.

g) Perhitungan akurat present value menghasilkan analisis


menyesatkan. Karena metode ini evaluasi memperkirakan biaya
dan manfaat untuk proyek selama periode waktu,maka perlu untuk
menghitung nilai sekarang. Ini menyetarakan semua biaya
sekarang dan masa depan dan manfaat dengan mengevaluasi semua

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 16
item dalam masa kini nilai-nilai,yang menghilangkan kebutuhan
untuk memperhitungkan inflasi atau keuntungan finansial
spekulatif.

h) Sebuah analisis manfaat biaya mungkin serahkan ke anggaran


proyek.

i) Kelemahan lain terlihat ketika memanfaatkan analisis biaya


manfaat adalah kemungkinan bahwa mekanisme evaluative
berubah ke anggaran yang di usulkan. Ketika seorang manajer
proyek menempatkan bersama-sama analisis manfaat biaya dan
menyajikan kepadatim kepemimpinan, tim kepemimpinan
mungkin melihat biaya yang diharapkan sebagau sebenarnya
daripada estimasi,yang dapat menyebabkan menggelapkan biaya
dan menetapkan tujuan realistis ketika menyetujui dan
melaksanakan anggaran proyek

======hsm=====

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 16

Anda mungkin juga menyukai