II.
III.
Judul Percobaan
: KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Hari/Tanggal
: Rabu, 12 Maret 2014
Tujuan Percobaan :
1. Menentukan komposisi eluen yang tepat dengan metode cincin terkonsentrasi
2. Menentukan nilai Rf dari zat warna pada tanaman dengan menggunakan pelat
KLT.
IV.
Dasar teori
Pengertian
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen
menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah
satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak
keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam
kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.
Peralatan KLT
Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti
silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai
fasa diam.
Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen
didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang
berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara
trial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.
Faktor Retensi
Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak
yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:
Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut
dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa
yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga
sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan
tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.
Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus
dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.
Cara Menggunakan KLT
KLT sangat berguna untuk mengetahui jumlah komponen dalam sampel. Peralatan
yang digunakan untuk KLT adalah chamber (wadah untuk proses KLT) , pinset, plat KLT, dan
eluen. Inilah langkah-langkah memakai KLT:
1. Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat selebar 1 cm.
Berarti jika menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan plat selebar 3 cm.
2. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan
3.
atas base line. Jika sampel padat, larutkan pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.
4. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-masing eluen ke dalam chamber dan
campurkan.
5. Tempatkan plat pada chamber berisi eluen. Base line jangan sampai tercelup oleh ulen.
Tutuplah chamber.
6. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, di sana pemisahan akan
7.
terlihat.
Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot.
Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan
pewarna tertentu seperti kalium kromat atau ninhidrin.
V.
2. ALAT :
Pelat kaca yang berukuran 7x 2 cm 2 lembar dan 3 x 5 cm 2 lembar
Pipa kapiler untuk menotolkan noda 6 buah
Gelas yang memiliki dasar rata,lurus,diameter 7 cm,tinggi 10 cm.
Corong pemisah 100 mL
Kertas saring Whatman selebar bagian dalam gelas
Gelas ukur 10 mL 2 buah
Gelas kimia 50 mL 2 buah
Pelat kaca untuk menutup gelas
Vial-vial kecil 6 buah yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan
Pinset panjang
Penumbuk
VI.
ALUR / CARA KERJA
1. Persiapan sampel
Kunyit 15 gram
- + 25 mL etanol
- + 25 mL metanol
Filtrat
Lapisan atas
Filtrat
- dimasukkan dalam
corong pisah
- dimasukkan dalam
corong pisah
- ditambahkan 5 mL
kloroform
- ditambahkan 5 mL
kloroform
- dieks-traksi sambil
sekali-kali dibuka
tutup krannya
- dieks-traksi sambil
sekali-kali dibuka
tutup krannya
- didiamkan
(digantung)
- didiamkan
(digantung)
Lapisan bawah
-diambil
Sampel 1
2. Persiapan pelat
Lapisan atas
Lapisan bawah
-diambil
Sampel 2
Pelat
Ukuran 3 x 5 cm
(Penentuan Rf)
Ukuran 2 x 7 cm
(Cincin terkonsentrasi)
-dimasukkan dalam
oven (sekitar 10 menit)
Pelat untuk
penentuan Rf
3. Persiapan eluen
a. Cincin terkonsentrasi
Perbandingan heksana : kloroform : etanol
Pelarut
Heksana
Kloroform
Etanol
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
b. Penentuan Rf
Gelas
- diberi kertas saring pada dinding
- dimasukkan 5 mL pelarut yang
sesuai berdasarkan hasil percobaan
pada cincin terkonsentrasi
-ditutup dengan kaca sampai kertas
saring basah
Hasil
4. Tahap penotolan dan pengembangan sampel
a. Untuk cincin terkonsentrasi
Pelat ukuran 3 x 5 cm
- ditotoli sampel 1 untuk plat 1 dan
sampel 2 untuk plat 2 sebanyak 2-3 kali
dengan pipa kapiler pada 6 titik yang
diberi tanda ( titik A- F)
Pelat 1 ukuran 3 x 5 cm
dengan noda sampel 1
- ditotoli eluen dengan ketentuan noda A
ditotoli campuran pada vial A, noda B
ditotoli campuran vial B, dst
- diamati dan dibandingkan bentuk cincin
yang terjadi
- dipilih eluen yang cocok untuk sampel
dari bentuk cincin terkonsentrasi
Cincin terkonsentrasi
b. Untuk penentuan Rf
Pelat ukuran 2 x 7 cm
- ditotoli sampel 1 (kunyit) pada pelat 1
dan sampel 2 (daun pandan) pada pelat 2
pada batas bawah pelat KLT sebanyak 23 kali
- dimasukkan dalam gelas dengan
terlebih dahulu membuka kaca yang
menutupi gelas dan gelas ditutup lagi
dengan kaca
- dibiarkan mengembang sampai eluen
menyentuh batas atas
- diambil dari gelas
- dikeringkan
- ditutup dengan selotip
- dihitung nilai Rf setiap komponen yang
dihasilkan
Hasil
VII.
HASIL PENGAMATAN
NO Prosedur Percobaan
1.
2.
3.
4.
Hasil pengamatan
Dugaan/reaksi
Kesimpulan
Persiapan Sampel
A. 25g pandan suji yang telah
dihaluskan , direndam dengan
25ml methanol. Ambil
filtratnya.
Dimasukkan kecorong pemisah,
tambahkan 25ml
diklorometana, kocok searah.
Ambil lapisan yang bawah.
Persiapan Pelat
a.Pelat ukuran 3x5cm
Dimasukkan dalam oven
selama 5 menit. Diberi titiktitik dengan pensil untuk tempat
menotolkan noda, jarak antar
titik 1 cm dan tiap pelat
memuat 6 titik
Pelat 3x5 cm
Pelat 2x5 cm
Persiapan Eluen
A. Cincin terkonsentrasi
Heksan + kloroform + etanol
dicampur dengan perbandingan
tertentu.
Untuk kunyit:
A = 1 : 4,5 : 4,5 (kurang polar)
B = 3 : 4 : 3 (terlalu polar)
C = 3 : 3 : 4 (terlalu polar)
D = 4 : 3 : 3 ( kurang polar)
E = 4,5 : 4,5 : 1 (polar)
F = 4,5 : 1 : 4,5 (terlalu polar)
B. Penentuan Rf
5ml eluen yg sesuai
dimasukkan ke chamber yg
ditutupi kertas saring dan tutup
dengan pelat kaca
Penotolan dan pengembangan
sampel
a.Cincin terkonsentrasi
sampel ditotolkan dengan ppipa
kapiler pada plat KLT. Lalu
ditotolkan eluen A-F pada ke 6
titik. Bandingkan cincin yg
terbentuk.
Rf = Jarak tempuh
komponen / jarak tempuh
eluen
b.Penentuan Rf
-sampel ditotolkan pada plat klt
-dimasukkan kedalam chamber
yang telah berisi eluen dengan
menggunakan pinset.
-diambil setelah eluen
menyentuh batas atas pada plat
-keringkan
-hitung nilai Rf
Harga Rf (kunyit)
Rf1 = 0,070
Rf2 = 0,194
Rf3 = 0,231
Rf4 = 0,305
Rf5 = 0,389
Rf6 = 0,453
Rf7 = 0,639
Harga Rf (pandan suji)
Rf1 = 0,370
Rf2 = 0,500
Rf3 = 0,537
Rf4 = 0,629
Rf5 = 0,666
Rf6 = 0,722
Rf7 = 0,777
Rf8 = 0,833
Pelarut
Heksana
Kloroform
Etanol
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
4,5
menyakinkan bahwa kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Kondisi jenuh
ini dapat mencegah penguapan pelarut.
Selanjutnya dipersiapkan 2 pelat untuk sampel pandan dan kunyit yang berukuran 2
x 7 cm, dan diberi batas bawah 1 cm dan batas atas 0,5 cm dengan menggunakan pensil, karena
noda yang dihasilkan pensil tidak akan akan bercampur dengan sampel maupun eluen sehingga
tidak mempengaruhi hasil dari yang diperoleh.
Kemudian pada batas bagian bawah pada masing masing pelat diberi 2 tanda titik
A dan B untuk perbandingan dan kemudian ditotolkan sampel pandan serta kunyit, lalu chamber
dibuka dan dimasukkan masing masing pelat tersebut pada chamber dalam posisi agak miring
dan chamber ditutup kembali, ditunggu sampai terbentuk beberapa noda dan eluen mencapai
batas atas kemudian pelat diambil dengan pinset dan dilapisi dengan selotip agar warna noda
yang dihasilkan tidak pudar, kemudian diukur nilai Rf pada masing pelat pandan dan kunyit.
Didapatkan nilai Rf untuk pandan sebagai berikut:
Rf1 : A = 0,370 ; B = 0,370
Rf6 : A = 0,722 ; B = 0,722
Rata-rata = 0,370
Rata-rata = 0,722
Rf2 : A = 0,5 ; B = 0,5
Rf7 : A = 0,777 ; B = 0,777
Rata-rata = 0,5
Rata-rata = 0,777
Rf3 : A = 0,537 ; B = 0,537
Rf8 : A = 0,833 ; B = 0,833
Rata-rata = 0,537
Rata-rata = 0,833
Rf4 : A = 0,629 ; B = 0,629
Rata-rata = 0,629
Rf5 : A = 0,666 ; B = 0,666
Rata-rata = 0,666
Didapatkan nilai Rf untuk kunyit sebagai berikut:
Rf1 : A = 0,070 ; B = 0,070
Rf6 : A = 0,462 ; B = 0,444
Rata-rata = 0,070
Rata-rata = 0,453
Rf2 : A = 0,203 ; B = 0,185
Rf7 : A = 0,639 ; B = 0,639
Rata-rata = 0,194
Rata-rata = 0,639
Rf3 : A = 0,240 ; B = 0,222
Rata-rata = 0,231
Rf4 : A = 0,315 ; B = 0,296
Rata-rata = 0,305
Rf5 : A = 0,389 ; B = 0,389
Rata-rata = 0,389
IX.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan cincin terkonsentrasi baik sampel pandan ataupun kunyit keduanya cocok
menggunakan pelarut (eluen) E yang terdiri dari heksana : kloroform : etanol dengan
perbandingan 4,5 : 4,5 : 1, karena pada eluen E ini noda yang terbentuk cukup polar.
2. Nilai Rf pada masing masing sampel adalah sebagai berikut :
a.
DAFTAR PUSTAKA
JR. Day R A dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif (edisi ke-enam). Jakarta:
Erlangga.
Pecsok, Robert L.1976. Modern Methods Of Chemicalanalysis (edisi kedua). New York.John
Wiley & Sons.
Sianita, Maria Monica. 2008. Kromatografi. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Negeri Surabaya.
Svehla, G. 1979. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi
Kelima. Terjemahan oleh Ir. L. Setiono dan Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka. 1985.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Underwood, A. L. dkk. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT
LAMPIRAN
(kunyit + etanol )
(ekstrak kunyit)