Tujuan :
Pada akhir praktikum mahasiswa mampu melakukan identifikasi simplisia nabati
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
Bahan :
Campuran serbuk simplisia
Pelaksanaan :
Untuk tujuan identifikasi simplisia maka dilakukan perbandingan profil kromatogram
ekstrak simplisia ‘x’ dengan simplisia standar yang telah diketahui menggunakan
beberapa jenis zat penyari dan fasa gerak yang berlainan. Ekstrak simplisia ‘x’ dan
ekstrak simplisia standar harus ditempatkan pada plat KLT yang sama. Semakin
banyak jenis fasa gerak yang digunakan maka hasil identifikasi semakin terpercaya.
Kesamaan profil kromatogram hanya pada satu jenis penyari dan satu jenis fasa gerak
saja sebenarnya belum dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Pada praktikum
ini hanya digunakan satu penyari dan satu fasa gerak saja yang dimaksudkan sebagai
contoh pelaksanaan KLT.
Tugas dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 4 mahasiswa per kelompok.
Setiap kelompok akan mendapatkan satu campuran yang terdiri dari 2 - 3 serbuk
simplisia untuk dianalisis secara KLT dan mikroskopi.
Cara kerja
I. Identifikasi Kandungan Senyawa dengan KLT
1. Uji Kandungan alkaloid
Dua gram serbuk diekstraksi dengan 5 ml etanol + larutan NH4OH 5%
dalam tabung reaksi. Dikocok selama 5 menit, filtrat dipisahkan. Ekstrak
yang diperoleh ditambah pelarut kloroform (sama banyak), kocok selama 5
menit. Biarkan hingga terjadi pemisahan. Ekstrak kloroform yang ada di
lapisan bawah diambil dengan pipet panjang, selanjutnya ekstrak kloroform
ini yang digunakan untuk KLT.
Fase gerak : Etil asetat : Metanol : Air (100:18,5:13,5)
Fase diam : silika gel GF 254
Penampak noda : sinar uv dan pereaksi dragendorf
Warna noda : jingga (dengan pereaksi dragendorf)
2. Uji Kandungan Flavonoid
Dua gram serbuk + 10 ml metanol dikocok dalam tabung reaksi selama lima
menit. Ekstrak metanol yang diperoleh dipisahkan dan dimasukan dalam
vial kering. Ekstrak metanol ini yang digunakan untuk KLT.
Fase gerak : Metanol : air = 4 : 1
Fase Diam : silika gel GF-254
Penampak noda : uap NH4OH (amoniak)
Warna noda : kuning intensif (dengan pereaksi uap amoniak)
3. Uji kandungan terpenoid, steroid, minyak atsiri
Dua gram serbuk + 10 ml heksan, dikocok dalam tabung reaksi selama lima
menit. Ekstrak heksan yang diperoleh dipisahkan dengan cara peyaringan
dan dimasukan ke dalam vial kering. Ekstrak heksan ini selanjutnya
digunakan untuk KLT.
Fase gerak : Heksan : Etil asetat = 4 : 1
Fase diam : silika gel GF-254
Penampak noda : sinar uv dan pereaksi anisaldehida-asam sulfat
Warna noda : biru – ungu (dengan pereaksi anisaldehid-H2SO4)
A. HASIL KLT
N Harga Warna bercak dengan pereaksi anisaldehid-H2SO4
o Rf
Simplisia ‘x’ Pemband. A Pemband. B Pemband. C Pemband. D
IV. KESIMPULAN
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
Referensi
• Departemen Kesehatan R.I., Materia Medika Indonesia.
• Wagner, Bladt and Zgainski. Plant Drug Analysis. Springer Verlag, Berlin, 1984.
B. Format Laporan Tugas VIII
1. Judul
2. Tujuan
3. Tinjauan Pustaka (Klasifikasi Tanaman, Ciri-ciri Morfologi dan
Anatomis Tanaman, Manfaat, Metode Kromatografi Lapis Tipis,
Identifikasi Golongan Senyawa Metabolit Sekunder)
4. Prosedur Kerja
5. Hasil (disertai dengan dokumentasi gambar)
6. Pembahasan