Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI 

PRAKTIKUM FITOKIMIA 
“KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PREPARATIF (KLTP) DAN KRISTALISASI”

DOSEN PENGAMPU : 
apt. GHANI NURFIANA FADMA SARI, S.Farm., M.Farm

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 & 5


1. DILA VIRONIKA 27216656A
2. ELOK RIHADATUL MASTUTI 27216657A
3. ALIFIA ADELIA SEPHIA PUTRI 27216658A
4. PRISCILLA KANZHA RENANDITIA P 27216660A
5. ZEFANYA KRISNA NUGRAHA 27216661A
6. RAISSA INDI RACHMA WIBOWO 27216662A
7. AWANDA RUSMIN 27216663A
8. CINDI SISILIA RAMBU NDAWU 27216665A
9. MELISA DOSMARIA TAMPUBOLON 27216666A
10. AGUSTIN DWI RACHMAWATI 27216667A
11. NURUL MUSTA'IN ALFATUS S 27216668A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Fitokimia


Kelompok / kelas : 4 & 5 / Praktek J
Program studi/jurusan : S1 Farmasi
Fakultas : Farmasi
Tanggal pengesahan : 6 Juni 2023

                                                              Surakarta, 6 Juni 2023


                                                                                                  Mengetahui,
                                                                                              Dosen Pengampu

                                                           apt. GHANI NURFIANA FADMA SARI, S.Farm., M.Farm


I. Judul
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) Dan Kristalisasi

II. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi komponen kimia dari fraksi herba
ciplukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
2. Mahasiswa mampu melakukan kristalisasi dari senyawa yang diperoleh

III. Landasan Teori


Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan
kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat
terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar, 2008). Kromatografi
melibatkan pemisahan terhadap campuran berdasarkan perbedaan-perbedaan tertentu
yang dimiliki oleh senyawanya. Perbedaan yang dapat dimanfaatkan meliputi kelarutan
dalam berbagai pelarut serta sifat polar. Fase gerak membawa komponen suatu campuran
melalui fase diam, dan fase diam akan berikatan dengan komponen tersebut dengan
afinitas yang berbeda- beda. Jenis kromatografi yang berlainan bergantung pada
perbedaan jenis fase, namun semua jenis kromatografi tersebut berdasar pada asas yang
sama (Bresnick, 2002).
Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah salah satu metode yang
memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling dasar. Walaupun
KLTP dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakainya hanya
dalam jumlah miligram. KLTP bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih
dijumpai dalam sebagian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam (Hostettmann,
2006). Pada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan
berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus
pada garis cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita
ditampakkan dengan cara yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap
yang mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari
penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran reaksi
sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah pendahuluan, untuk menyiapkan
cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang lazimnya berjumlah kecil dan
campurannya rumit dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk mengkalibrasi
kromatografi lapis tipis kuantitatif (Gritter, 1991).
Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat
menampung beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara
pengembangan berulang. Harus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak
dengan penyerap maka semakin besar kemungkinan penguraian (Hostettman, 2006).
Seperti halnya KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase
gerak. Dimana fase diamnya adalah sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi.
Untuk jumlah sampel 10-100 mg, dapat dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif
dengan adsorben silika gel atau aluminium oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1
mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya sampel yang dapat dipisahkan
bertambah 50%, seperti halnya KLT biasa, adsorben yang paling umum digunakan pada
KLT Preparatif adalah silika gel (Gritter, 1991).
Kelebihan dari penggunaan KLT Preparatif adalah biaya yang digunakan murah
dan memakai peralatan paling dasar. Sementara kekurangannya antara lain adanya
kemungkinan senyawa yang diambil dari plat adalah senyawa beracun, waktu yang
diperlukan dalam proses pemisahan cukup panjang adanya pencemar setelah proses
ekstraksi senyawa dari adsorben dan biasanya rendemen yang diperoleh berkurang dari
40%-50% dari bahan awal (Gritter, 1991).
Kristalisasi merupakan proses collision. Molekul berbenturan untuk membentuk
kumpulan yang disebut nukleus, yang kemudian berkembang menjadi kristal dengan
karakteristik bentuk internal dan eksternal (Sarker et al, 2006). Rekristalisasi adalah
teknik pemurnian suatu zat padan dan campuran atau pengotornya yang dilakukan
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
(sovlen) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat digunakan
dalam proses rekristalisasi, yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar
antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotornya tidak meninggalkan zat pengotor
pada kristal dan mudah dipisahkan dari kristalnya (Setyo et al, 2017).

IV. Alat dan Bahan


a) Alat
1) Lempeng KLTP (ukuran 20 x 20 cm)
2) Pipa kapiler
3) Chamber
4) Erlenmeyer
5) Beaker glass
6) Kertas saring
b) Bahan
1) Fraksi atau subfraksi herba ciplukan
2) Fase gerak n-heksan dan etil asetat
V. Prosedur Kerja
a) Kromatografi Lapis Tipis Preparatif

Timbang Wadah untuk melarutkan sampel

Larutkan sampel pada pelarut yang cocokdalam wadah tersebut

Kemudian totolkkan larutan sampel tersebut pada lempeng KLTP yang telah diberi
tanda secara perlahan-lahan, dimana disetiap tahap penotolon dikitu dengan
pengeringan. Penotolan dilakukan pada daerah 3 cm dari sisi bawah papan KLTP dalam
bentuk garis melintang.

Setelah semua larutan ditotolkan pada papan KLTP, sisanya dikeringkan lalu ditimbang

Masukkan fase gerak (n-heksan : etil asetat 7:3) ke dalam chamber besar yang telah
disiapkan dalam kondisi bersih, lalu dimasukkan kertas saring. Diamkan beberapa saat
hingga kertas saring dibasahi pelarut sampai atas, sebagai indicator bahwa pelarut telah
jenuh.

Masukkan papan KLTP yang telah ditotoli ke dalam chamber.

Lakukan elusi dengan pelarut n-heksan : etil asetat (7:3) dan hentikan elusi apabila
pelarut mencapai daerah sekitar 1 cm dari sisi atas papan KLTP. Papan KLTP diangkat
dan dikeringkan.

Amati noda dibawah lampu UV 254 nm dan 366 nm, beri tanda pada noda yang
terlihat.
Kerok lapisan pada daerah yang bertanda, hasil kerokan dikumpulkan dan dimasukkan
kedalam labu Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 50 ml pelarut yang sesuai, aduk sampai
homogen, kemudian disaring, tampung filtrat dalam beaker glass.

Residu penyaringan dimasukkan dalam labu Erlenmeyer Kembali ditambah 50 ml


pelarut yang sesuai, saring dan tamping fltrat, kumpulkan dengan filtrat pertama.
Uapkan filtrat sampai diperoleh kristal kasar.

Timbang kristal kasar dan hitung rendemen kristal kasar

b). Kristalisasi

Masukkan kristali kasar dalam Erlenmeyer kemudian larutkan dengan sejumlah pelarut
yang cocok untuk kristalisasi. Jika perlu, proses pelarutan dilakukan dengan pelarut
yang dipanaskan.

Panaskan diatas waterbath hingga homogen (kurang lebih 10 menit)

Saring menggunkan kertas saring, kemudian fiiltrat dimasukkan dalam gelas ( yang
sudah ditimbang dan disimpan dalam (freezer) sampai terbentuk kristal murni.

Timbang kristal murni dan hitung % rendemen kristal = berat fraksi murni/berat bahan
awal x 100%

Cek kemurnian kristal secara KLT dan hitung % kemurnian kristal


VI. Hasil

Fraksi PengamatanWarna JumlahPita


N-heksana : Etil asetat Biru, Ungu, Merah, Hijau 6
Etil asetat : Metanol Biru, Merah, Merah Muda 4

VII. Pembahasan

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Fisika. Hipokrates. Jakarta.

Gritter J.R, dkk.1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung.


Hostettman. M, Hostettmann. K, Marston. A., Cara Kromatografi Preparatif. 2006: ITB
Bandung

Khopkar, S. M. 2008. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta. Erlangga.

Sarker, S.D., Latif, Z., and Gray, A.L. 2006. Natural Product Isolation. New Jersey:
Humana Press.

Setyoprotomo, Puguh, dkk. 2017. "Studi Eksperimen Pemurnian Garam NaCl dengan
Cara Rekristalisasi". Surabaya.

X. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai