Anda di halaman 1dari 2

1.

Pembuatan Fase gerak


sebanyak 5 ml

Kel. 1 : Toluen : Etil Asetat


(93:7)
Toluen : 93/100 x5 ml =4,65 ml ~4ml +13
tetes Etil Asetat :7/100 x 5 ml = 0,35 ml
~7tetes

Kel 2 : Kloroform : Benzen : Etanol (45 : 45 :


10) Kloroform : 45/100 x 5 ml =2,25 ml ~2
ml +5 tetes Benzen : 45/100 x 5 ml
=2,25 ml ~2ml +5tetes Etanol : 10/100 x 5
ml = 0,5 ml ~10 tetes
Masukkan masing-masing pelarut sesuai volumenya ke dalam beaker glass (atau langsung
dalam bejana kromatografi), aduk hingga homogen.

2. Penjenuhan Bejana
Pindahkan 5 ml fase gerak tersebut ke dalam bejana kromatogafi, diamkan dalam keadaan
tertutup selama 1 jam.

3. Persiapan Lempeng KLT


Siapkan lempeng KLT dengan ukuran : p: 1o cm dan L : 4 cm, jarak noda ; 1 cm, Jarak
titik totol 1 cm dari dasar plat, dan Jarak elusi 8 cm.

4. Pembuatan Larutan Percobaan


Buat larutan percobaan dengan konsentrasi ekstrak 1-5% dengan cara timbang 50 mg
ekstrak, larutkan dengan metanol hingga larut sempurna. Bagian cairan yang bening siap
untuk ditotolkan.

5. Penotolan (Spotting)
Totolkan larutan penotolan dengan pipa kapiler. Keringkan dengan bantuan hair dryer agar
totolan tidak melebar. Beri tanda sesuai nama ekstrak

6. Elusi
Masukkan plat KLT yang telah ditotolkan ke dalam bejana kromatografi dengan bagian
alumunium menempel pada dinding bejana, dengan bagian bawah menyentuh dasar
bejana. Biarkan fase gerak naik hingga jarak elusi 8 cm. Angkat plat KLT, biarkan
mengering dengan bantuan hair dryer, amati hasil di bawah sinar UV 254 nm dan 366
nm. Beri tanda pada noda dengan pensil. Hitung Rf-nya!

Anda mungkin juga menyukai