(SNI 03-5012-1999)
1.1. Ruang Lingkup
Standardisasi ini merupakan pedoman untuk mengklasifikasikan potensi energi
panas bumi berdasarkan hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, teknik
reservoar serta estimasi kesetaraan listrik.
1.2. Definisi
Klasifikasi potensi energi panas bumi adalah pengklasifikasian potensi energi
panas bumi berdasarkan hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, teknik
reservoar, serta estimasi kesetaraan listrik.
1.3. Klasifikasi Potensi
1.3.1. Dasar-dasar Estimasi Potensi Energi Panas Bumi
Estimasi potensi energi panas bumi ini didasarkan pada kajian ilmu geologi,
geokimia, geofisika dan teknik reservoar.
Kajian geologi lebih ditekankan pada sistem vulkanis, struktur geologi, umur
batuan, jenis dan tipe batuan ubahan dalam kaitannya dengan sistem panas
bumi.
Kajian geokimia ditekankan pada tipe dan tingkat maturasi air, asal mula air
panas, model hidrologi dan sistem fluidanya.
panas bumi.
1.3.2. Metoda Estimasi Potensi Energi Panas Bumi
Estimasi potensi energi panas bumi dapat dilakukan dengan cara :
a) mengestimasi kehilangan panas (natural heat loss) yang dilakukan pada awal
eksplorasi
b) membandingkan dengan daerah panas bumi lain yang mempunyai kemiripan
lapangan dan telah diketahui potensinya
c) mengestimasi energi panas yang terkandung dalam batuan maupun fluida.
d) mengestimasi kandungan massa fluida dengan memperhitungkan energi panas
yang terdapat dalam fluida (air panas maupun uap).
1.3.3. Tahapan Penyelidikan Dan Pengembangan Panas Bumi
Tahapan penyelidikan dan pengembangan panas bumi yang berkaitan dengan
klasifikasi potensi energi (Gambar 3.1) adalah sebagai berikut :
a. Penyelidikan Pendahuluan/Rekonaisan
Kegiatan ini meliputi studi literatur dan peninjauan lapangan (geologi, geokimia).
Dari penyelidikan ini akan diperoleh peta geologi tinjau dan sebaran manifestasi (seperti:
air panas, steaming ground, tanah panas, fumarol, solfatar), suhu fluida permukaan dan
bawah permukaan serta parameter panas bumi lainnya yang berguna untuk panduan
penyelidikan selanjutnya.
b. Penyelidikan Pendahuluan Lanjutan
Dalam penyelidikan pendahuluan lanjutan ini dilakukan penyelidikan geologi,
geokimia, dan geofisika.
Penyelidikan geologi dilakukan dengan pendataan dari udara dan permukaan
yang menghasilkan peta geologi pendahuluan lanjutan, dilengkapi dengan penyelidikan
geohidrologi dan hidrologi yang menghasilkan peta hidrogeologi. Penyelidikan geokimia
meliputi pengamatan visual, pengambilan contoh dan analisis kimia air, gas serta tanah.
Hasilnya berupa peta anomali unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam air, gas dan
tanah, jenis fluida bawah permukaan, asal- usul fluida serta sistem panas bumi.
Penyelidikan geofisika yang digunakan adalah pemetaan geofisika dan menghasilkan
peta geofisika dengan interval yang memungkinkan untuk dibuat kontur.
c. Penyelidikan Rinci
Penyelidikan rinci dilakukan berdasarkan rekomendasi dari penyelidikan
sebelumnya, yang lebih dititik-beratkan pada penyelidikan ilmu kebumian terpadu
(geologi, geokimia, geofisika) dan dilengkapi pemboran landaian suhu.
Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi rinci dengan skala yang
lebih besar daripada peta pendahuluan lanjutan, termasuk di dalamnya pemetaan
batuan ubahan. Penyelidikan geokimia dilakukan dengan interval titik yang lebih rapat
dan lokasi penyelidikannya lebih terarah berdasarkan hasil penyelidikan sebelumnya.
Hasilnya berupa peta anomali unsur kimia dan model hidrologi. Penyelidikan geofisika
dilakukan dengan cara pemetaan dan pedugaan yang menghasilkan peta anomali dan
penampang tegak pendugaan sifat fisis batuan.
Pada sumur landaian suhu dilakukan juga penyelidikan geologi, geokimia dan
geofisika, yang menghasilkan penampang batuan, sifat fisis serta kimia batuan dan
fluida sumur. Analisis data terpadu dalam tahap penyelidikan ini menghasilkan model
panas bumi tentatif dan saran lokasi titik bor eksplorasi.
d. Pengeboran Eksplorasi (wildcat)
Pengeboran eksplorasi (wildcat) adalah kegiatan pengeboran yang dibuat
sebagai upaya untuk mengindentifikasi hasil penyelidikan rinci sehingga diperoleh
gambaran geologi, data fisis dan kimia bawah permukaan serta kualitas dan kuantitas
fluida.
e. Prastudi Kelayakan
Kajian mengenai potensi panas bumi berdasarkan ilmu kebumian dan kelistrikan
yang merupakan dasar untuk pengembangan selanjutnya.
f.
Pengeboran Delineasi
Kegiatan pada tahap ini adalah pengeboran eksplorasi tambahan yang dilakukan
untuk mendapatkan data geologi, fisik dan kimia reservoar serta potensi sumur dari
suatu lapangan panas bumi.
g. Studi Kelayakan
Kajian mengenai kelistrikan dan evaluasi reservoar untuk menilai kelayakan
pengembangan lapangan panas bumi dilengkapi dengan rancangan teknis sumur
produksi dan perancangan sistem pembangkit tenaga listrik.
h. Pengeboran Pengembangan
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah pengeboran sumur produksi dan sumur
injeksi
untuk
mencapai
target
kapasitas
produksi.
Pada
tahap
pengeboran
pengembangan ini dilakukan pengujian seluruh sumur yang ada sehingga menghasilkan
kapasitas produksi.
i.
Panas bumi dapat dimanfaatkan dengan dua cara yaitu dengan cara
pemanfaatan langsung dan tidak langsung.
Gambar 3.1. Alur kegiatan penyelidikan dan pengembangan panas bumi, menurut SNI
03-5012-1999.
1.3.4. Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi
klasifikasi
sumber
daya,
sedangkan
tahapan
penyelidikan
rinci
Kelas sumber daya spekulatif adalah kelas sumber daya yang estimasi
potensi energinya didasarkan pada studi literatur serta penyelidikan
pendahuluan.
Kelas sumber daya hipotetis adalah kelas sumber daya yang estimasi
potensi energinya didasarkan pada hasil penyelidikan pendahuluan
lanjutan.
b. Klasifikasi Cadangan
Cadangan panas bumi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu : kelas
terduga, mungkin dan terbukti.
Kelas cadangan terduga adalah kelas cadangan yang estimasi potensi energinya
didasarkan pada hasil penyelidikan rinci.
Kelas cadangan terbukti adalah kelas cadangan yang estimasi potensi energinya
didasarkan pada hasil penyelidikan rinci, diuji dengan sumur eksplorasi, delineasi
dan pengembangan serta dilakukan studi kelayakan.
1.4. Pelaporan
Dokumen klasifikasi potensi energi panas bumi di wilayah Indonesia ini disimpan
di instansi yang ditunjuk.
2.
cadangan terbukti pada panas bumi yang sudah mempunyai sumur telah berproduksi.
2.3.2. Metode Perbandingan
a. Prinsip Metode Perbandingan
Prinsip dasar metode perbandingan adalah menyetarakan besar potensi energi
suatu daerah panas bumi baru (belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain
(diketahui potensinya) yang memiliki kemiripan kondisi geologinya.
Besarnya potensi energi suatu daerah prospek panas bumi dapat diperkirakan dengan
cara sebagai berikut:
Hel = A x Qel
dengan catatan :
Hel
Qel
Persamaan dasar
H e A.h 1 r .c r .T L .u L .s L V .u V .s V
dimana:
He
SL
SV
uL
uv
cr
Prosedur Perhitungan
Estimasi potensi energi panas bumi metode volumetrik dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1.
H ei A.h 1 r .c r .Ti L .u L .s L V .u V .s V i
2.
H ef A.h 1 r .c r .Tf L .u L .s L V .u V .s V f
3.
4.
H re
5.
H de
t 365 24 3600 1000
Menghitung besarnya potensi listrik panas bumi yaitu besarnya
energi listrik yang dapat dibangk itkan selama perioda waktu t tahun (dalam satuan
MWe)
H el
H re
t 365 24 3600 1000
Dimana:
Ti
Tf
Hei
Hef
Hth
Hde
Hre
Hel
Rf
metode
ini
digunakan
model
pendekatan
parameter
heterogen
Dengan cara ini maka keanekaragaman permeabilitas, porositas, kandungan air dan
kandungan uap di dalam reservoar serta sifat fluidanya, baik secara lateral maupun
secara vertikal dapat diperhitungkan.
b. Penerapan Metode Simulasi Reservoar
Metode ini umumnya digunakan pada lapangan panas bumi yang mempunyai
sumur telah berproduksi, sehingga keanekaragaman sifat batuan dapat diketahui dari
data sumur bor. Dengan metode ini reservoar dimodelkan sebagai suatu sistim yang
terdiri dari sejumlah blok dan masing-masing saling berhubungan. Dalam proses
perhitungan, diperlukan simulator reservoar yang harganya relatif mahal dan diperlukan
keahlian khusus untuk mengoperasikannya.
Metode ini juga memberikan gambaran yang lebih baik mengenai penyebaran
permeabilitas di dalam reservoar dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya
pada saat diproduksikan.
Dengan
menggunakan
simulator
kemudian
dihitung
besarnya
tekanan,
temperatur, saturasi air dan saturasi uap di tiap blok serta laju alir masa dan laja alir uap
dari blok yang satu ke blok lainnya untuk berbagai variasi waktu. Hasil perhitungan yang
didapat berupa :
Perubahan tekanan, temperatur, laju alir masa dan entalpi fluida terhadap waktu.
Untuk mendapatkan kondisi awal reservoar (natural state), perlu dilakukan
perhitungan dengan waktu yang lama sehingga diperoleh kondisi setimbang (steady),
yaitu kondisi reservoar, yang tekanan dan temperaturnya tidak berubah terhadap waktu.
Model ini diuji validitasnya dengan cara membandingkan hasil perhitungan dengan data
sebenarnya, yaitu hasil pengukuran di lapangan pada keadaan awal (sebelum reservoar
diproduksi).
Kalibrasi dilakukan dengan mengubah- ubah parameter batuan dan aliran panas
ke dalam reservoar yang mempunyai tingkat ketidakpastian tinggi.
Setelah dibuat model reservoar pada kondisi awal, kemudian dilakukan perhitungan
untuk mengetahui kondisi reservoar pada tahap produksi.
Penyelarasan hasil simulasi dengan data lapangan (history matching) dilakukan
dengan mengubah-ubah harga aliran panas yang masuk ke dalam reservoar dan
parameter batuan, khususnya di daerah sekitar sumur. Model tersebut dinilai telah
4.
Interpretasi
dengan
mengintegrasikan
semua
data
ilmu
kebumian dan semua data sumur dengan data yang baru diperoleh.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
3. ANGKA PARAMETER
3.1. Ruang Lingkup
Standar ini dimaksudkan untuk menentukan angka parameter dalam estimasi
potensi energi panas bumi untuk masing-masing klasifikasi sumber daya dan cadangan
panas bumi.
3.2. Angka Parameter
3.2.1. Umum
Untuk melakukan estimasi potensi energi panas bumi dibutuhkan parameterparameter fisis yang selanjutnya digunakan dalam rumus-rumus yang ada. Parameterparameter ini dibagi menjadi dua yaitu parameter tetap dan variabel.
Parameter tetap dapat ditentukan dengan asumsi berdasarkan statistik data hasil
penyelidikan di berbagai lapangan/daerah panas bumi, sedangkan variabel ditentukan
berdasarkan pengukuran langsung dan atau hasil pengolahan data lapangan.
Status parameter pada suatu kelas sumber daya/cadangan tertentu dapat
berubah dari suatu parameter tetap menjadi variabel, apabila pada kelas tersebut angka
parameter dapat ditentukan dengan pengukuran langsung di lapangan atau dapat
dihitung berdasarkan data lapangan yang ada.
3.2.2. Angka Parameter pada Kelas Sumber Daya Spekulatif
Parameter yang diasumsikan dalam kelas sumber daya spekulatif ini adalah
rapat daya (MWe/km2) sedangkan parameter luas daerah (km2) ditentukan berdasarkan
data geologi tinjau. Dasar Penentuan Angka Parameter : rapat daya pada kelas sumber
daya spekulatif ditentukan dengan asumsi berdasarkan data lapangan panas bumi yang
telah ada.
Tabel 3. Asumsi Rapat Daya pada Kelas Sumber Daya Spekulatif
Angka-angka parameter pada kelas sumber daya hipotetis ini ditentukan dengan
alasan sebagai berikut :
-
Tebal
reservoar
didasarkan
kepada
ketebalan
rata-rata
Densitas
batuan
ditentukan
berdasarkan
hasil
rata-rata
Parameter yang ditentukan dengan asumsi pada kelas cadangan terduga adalah
: saturasi air, porositas batuan, kapasitas panas batuan, densitas batuan, umur
pembangkitan
dan
konversi
listrik.
Parameter
lainnya
ditentukan
berdasarkan
Faktor
konversi
listrik
ditentukan
berdasarkan
pada