Anda di halaman 1dari 3

RIZKI RINA FURI

106103003705

ECT (Electro Convulsive Therapy)

Terapi Kejang Listrik adalah suatu terapi dalam ilmu psikiatri yang dilakukan dengan cara
mengalirkan listrik melalui suatu elektroda yang ditempelkan di kepala penderita sehingga
menimbulkan serangan kejang umum.

Sejarah :

 Skizofrenia dianggap tidak bisa bersamaan dengan epilepsi.


 Dr. Oliver memberi kampor peroral pada penderita melankolia  kejang-kejang  gejala
menghilang  eksitus.
 Eduna memberi kampor 25% i.m pada penderita skizofrenia  kejang-kejang  gejala
hilang  eksitus.
 Carletti dan Binni (1938) membuat kejang-kejang dengan arus listrik  pasien skizofrenia 
terapi elektro shock  ECT  + monitor.
Alat ECT memakai aliran listrik yang melaui 2 elektroda yang diletakkan secara bifrontral.
 Dengan alat ECT yang lebih modern  besarnya arus (ampere, voltase, dan lamanya) 
dapat diatur otomatis.
 Orang muda mempunyai ambang kejang lebih rendah dan wanita lebih banyak daripada
pria.

Indikasi :

 Skizofrenia akut dan katatonik


 Gangguan afektif baik depresi maupun mania. Terutama dengan gejala psikotik.
 Gengguan lainnya + depresi.

Kontra Indikasi :

 Absolut = tumor otak dan MCI


 Relatif = hamil, ulkus peptikum, demam tinggi, epilepsi dan kelainan tulang.

Persiapan ECT :

 Persiapan alat
 Persiapan penderita

Pelaksanaan :

 Persiapan alat
o Mesin ECT
o Karet lunak, larutan garam/pasta
o Alkohol dan oksigen lengkap
o Tempat tidur yang keras
 Persiapan penderita
o Puasa sejak pukul 22.00 s/d selesai
o Saat akan dilakukan, kandung kemih dan rektum harus dikosongkan dahulu, gigi
palsu dilepaskan.
 Pelaksanaan
o Penderita dibaringkan telentang, pakaian dilonggarkan
o Kening kiri dan kanan, pada pertemuan os.frontalis dan os.temporalis dibersihkan
dengan alkohol  dioleskan dengan pasta atau larutan garam.
o Tempatkan karet lunak diantara kedua rahang  fiksasi.
o Fiksasi persendian bahu, lutut, lengan dengan baik.
o Tentukan dosis pada alat  mvolt dan waktu.
o Elektroda ditempatkan kedua kening  tombol ditkan dan alat akan mati sendiri
sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan tadi.

Frekuensi ECT :

 1 – 2 x/ hari pada keadaan akut


 2 – 3 x/ minggu
 Pemeliharaan 2 – 4 x/ minggu
 Jumlah dapat 10 – 20 x tergantung kondisi penderita

Komplikasi :

 Gangguan memori sementara


 Fraktur/dislokasi
 Apnoe  sesudah kejang umum
 Aspirasi pneumonia
 Mati tiba-tiba  1/100.000

Fase-fase ECT :

 Fase laten = 2’’ – 5’’  tremor yang kuat


 Fase tonik = 10’’  kejang tonik seluruh otot
 Fase klonik = 30’’  kejang klonik menyeluruh
 Fase diam  belum bernapas dan belum sadar
 Fase bernapas spontan
 Fase sadar, tapi masih disorientasi
 Fase tidur ½ - 1 jam
 Fase sadar penuh

Anda mungkin juga menyukai