Anda di halaman 1dari 16

Kumpulan Soal Sidang Teknik

Pertambangan (Part 3)
1.

Prospeksi

Adalah kegiatan penyelidikan, pencarian, dan penemuan, endapan-endapan mineral berharga.


2.

Eksplorasi

Adalah pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral berhaga yang antara lain
meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar
rata-rata dan cadangan dari endapan tersebut.
3.

Development

Pekerjaan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang antara lain; pembuatan lobanglobang bukaan ke arah dan dalam endapan bijih yang sudah pasti ada.
4.

Eksploitasi

Adalah kegiatan penambangannya sendiri yaitu mengambil dan membawah kepermukaan bumi,
kadang-kadang sampai pada pemasarannya.
5.

Round

Adalah suatu pola lobang bor yang meliputi lokasi dan arah jumlah bor yang digunakan untuk
memperoleh bukaan pada suatu batuan/ore.
6.

Country rock

Semua lapisan batuan yang mengelilingi endapan bijih.


7.

Gangue mineral

Adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna yang terdapat bersama-sama mineral
berharga/bagian dari endapan bijih.
8.

Waste (barren rock)

Batuan yang tidak mengandung mineral berhaga bagian lain dari endapan bijih yang kadarnya
sangat rendah.

9.

Vein

Adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk dan menyerupai urat/pipa, umumya miring,
agak tajam terhadap bidang datar. (>450).
10.

Overburder

Adalah semua material /batuan yang menutupi bagian atas dari suatu endapan.
11.

Hanging wall

Lapisan batuan yang terletak dibagian atas vein disebut roof atau batubara.
12.

Foot wall

Adalah lapisan batuan yang terletak dibagian bawah vein disebut floor untuk endapan batubara.
13.

Dip (kemiringan)

Sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih/lapisan batuan dengan bidang datar.
14.

Strike (jurus)

Arah mendatar dari suatu endapan/batuan yang tegak lurus terhadap kemiringan.
15.

Shaft (sumuran)

Adalah suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan
berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan
penirisan.
16.

Tunnel (terowongan)

Adalah suatu lubang bukaan mendatar/hampir mendatar yang menembus bukit.


17.

Adit

Adalah suatu lubang bukaan mendatar/hampir mendatar yang menghubungkan tambang bawah
tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus sebelah bukit saja.
18.

Drift

Adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat endapan bijih dan arah sejajar dengan
jurus/dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.

19.

Cross cut

suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang atau memotong jurus endapan bijih,
suatu lubang bukaan yang menghubungkan shaft dengan endapan bijih
suatu lubang bukaan mendatar yang menyilang/memotong jalan pengangkutan utama.
20.

RaiSe

Suatu lubang bukaan vertikal /agak miring yang dibuat dari level bawah kelevel atas.
21.

Winze

Suatu lubang bukaan vertikal /agak miring yang dibuat dari level atas ke level bawahnya.
22.

Blind shaft

Adalah raize/winze yang berfungsi sebagai shaft, tetapi tidak menembus sampai kepermukaan
bumi.
23.

Stope

Adalah suatu tempat atau ruangan dimana endapan bijih sedang ditambang tetapi bukan tempat
penggalian yang dilakuakan selama devolopment.
24.

Sump

Adalah sumuran dangkal untuk menampung air untuk kemudian dipompa kepermukaan bumi,
biasanya dibuat ditempat terendah dari shaft dekat shaft/level.
25.

Shaft collar

Adalah bagian paling atas suatu shaft yang diperkuat dengan beton, kayu/babu/timber.
26.

Slope stability

Adalah usaha yang dilakukan sehingga kemiringan dari suatu lereng akan tetap stabil dan tidak
terjadi longsor.
27.

Creep

Adalah peristiwa dimana apabila lapisan di bawah lunak dan pillar mendapatkan tekanan yang kuat
dari atas maka lantai pada kiri-kanan akan naik.

28.

Thrust

Adalah batubara/pillar yang kurang kuat tekanan dari atas yang besar dan lantai kuat, akibat pillar
akan pecah.
29.

Geologi

Ilmu pengetahuan yang menyelidiki lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi/lapisan batuan
pembentuk kulit bumi, tetang adanya suatu endapan, patahan, lipatan dan/dapat juga dikatakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tetang zat pembentuk kulit bumi.
30.

Hubungan geografi dengan topografi

Topografi merupakan detail dari geografi itu sendiri, jadi topografi merupakan pekerjaan lanjutan dari
penyelidikan geografi dan geologi.
31.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi shaft

Faktor permukaan :

Topografi : apakah perlu alar kerta api, lori, truck dan belt conveyor.

Permukaan shaft harus terhindar dari bahaya kelongsoran juga:

Dip dan strike dari deposit.

Waktu yang tersedia

Biaya yang tersedia

Faktor di bawah tanah :

Keadaan bawah tanah yang meliputi;

Geologi (keadaan batuan, patahan dan lain-lain)

Hydrologi

Keadaan tempat, apakah mengandung air, patahan.

Keadaan daerah yang akan ditambang apakan ada subsidance.

Kemungkinana hilangnya mineral-mineral barharga yang ditinggalkan dalam bentuk pilar

Pengeringan shaft, usahanya yaitu dengan pembuatan shaft collar (shaft dipermukaan) yang

harus lebih tinggi dari permukaan sungai.


32.

Shaft terbagi dua yaitu :

Rectanguler (

Rounded

) dan

Kentungan shaft bulat (rounded)

Lebih kuat terhadap lateral pressure (tekanan horizontal) dibandingan dengan rectangular.

untuk batubara.

Kalau dibutuhkan pipa-pipa untuk ventilasi kabel-kabel maka hal tersebut akan lebih mudah

dilakukan untuk shaft yang bulat.

Bilah shaft bulat diperkuat dengan semen maka shaft tersebut bersifat kedap air (dapat menahan

air tanah).

Ongkos perawatan lebih murah.

Keuntungan rectangular shaft

Bisa dengan muda dibagi atas beberapa bagian/compartement, sesuai dengan kebutuhan, untuk
vertikal shaft.
Inciland shaft umumnya dipakai rectangular.
33.

Faktor-faktor yang menentukan ukuran dari pada shaft

Tujuan dari pembuatan shaft yaitu untuk eksplorasi, taransportasi (hoisting)

Kapasitas tambang yang diinginkan

Suplai udara untuk ventilasi

Cara hoisting (apakah sistem cage/skip)

Jumlah buruh yang akan diturunkan melalui shaft

Jumlah air yang akan dipindahkan

Sifat tanah dan batuan sekitarnya

Biaya yang tesedia untuk pembuatan shaft

Kedalaman dari pada shaft

Wending ongine (mesin pengangkat).

34.

Skip

Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah yang menghubungkan dari level
bawah ke level atas dengan mempunyai kemiringan 90o
35.

Cage

Suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah untuk mengangkat material dan
pekerja, yang dipakai pada vertikal shaft (90o).
36.

Perbedaan Drift dan Cross Cut dengan Tunnel.

drift dan cross cut kurang dari pada tunnel (dalam hal ukuran)

tunnel lebih parmanen dari pada drift dan cross cut

tunnel lebih besar dari pada drift dan cross cut karena juga untuk ventilasi.

tunnel keluar dipermukaan bumi, sedangkan drift dan cross cut tidak.

37.

Breast

Istilah lain dari pada front (fases) bagian dari pada stope yang digali kearah horizontal.
38.

Floor

Bagian bawah dari semua lubang bukaan


39.

Rib

Bagian samping/dinding dari suatu drift/tunnel.


40.

Ore pass/ore chute

Yaitu lubang bukaan yang dipakai untuk melewatkan bijih dari bagian atas ke bawah, ore pass
dilengkapi dengan chute gate.
41.

Underhand stoping

Yaitu suatu cara penambangan dimana arah penggalian/penambangan maju ke bawah.


42.

Overhand stoping

Yaitu cara penambangan yaitu arah penggaliannya horizontal.


43.

Rill stoping

Cara penambangan yang merupakan variasi overhand stoping dimana bentuk atapnya tidak rata tapi
bertangga-tangga, bila rata disebut; Falt Back Stoping.
44.

Dilution

Yaitu dinding dari pada stope yang pecah/runtuh akibatnya runtuhan ini bercampur dengan ore
sehingga kadar ore akan turun.
45.

Spalling

Yaitu retakan-retakan kecil pada dinding stope, biasanya karena getaran-getaran peledakan.
46.

Cara penambangan untuk endapan bijih


Open stope methode

Penambangan untuk endapan bijih yang kuat, pada tambang bawah tanah, dimana dalam
penambangannya tidak diperlukaan penyanggaan.

Underground glory hole : suatu sistem penambangan yang merupakan kombinasi antara open pit

dengan underground.

Gophering : cara penambangan untuk endapan bijih yang kecil yaitu lebih dari 3 meter,

bentuknya tidak teratur dan terpisah-pisah tapi batuannya keras dan bijihnya memiliki nilai tinggi.

Shringkage stoping : bagian dari open stope methode penambanganya dilakukan selapis demi

selapis kemudian dibor dan diledakkan.

Sublevel stoping : penambangan dilakuakan dengan menggunakan

superted methode :

Cut end fill stoping : cara penambangan dengan mengambil/menggali bagian demi bagian, diamana
setiap kali bagian digali itu dikeluarkan, material pengisi dimasukkan sebelum penggalian berikutnya.
Stull stoping : cara penambangan dimana dinding tempat penggalian (stopes) disangga dengan
penyangga kayu dari foot wall langsung ke hanging wall. Penyangga tersebut disebut : stull.
Square set stoping : cara penambangan dengan menyangga secara sistematism, setiap bagian yang
telah ditambang dengan timber yang berbentuk kubus atau empat persegi panjang.

Caving method :

cara penambangan untuk endapan bijih dimana penambangan dilakuakn pertama-tama dengan
melakuakan penggalian bagian bawah (under cutting) yang Kemudian menyebabkan runtuhnya
batuan dibagian atas akibat berat batuan itu senndiri/tekanan dari samping/ gabungan dari
keduanya.
Top slicing : penambangan untuk endapan bijih dan country rock terutama apabila overburdennya
lemah, dimana penambangan dilakuakan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada stope yang
disangga.
Sub level caving : penambangan dari puncak ore body menuju ke bawah seperti pada top slicing,
biasanya untuk batuan yang keras.
Blok caving : penambangan diamana batuan dibagi dalam blok-blok besar yang kemudian
dikeluarkan melalui drow point yang letaknya pada dasar blok.
o

Vertikal dan inclined shaft :

First cost (investation cost/ongkos pembuatan)


Cost of eguipment (pada vertikal lebih sedikit menggunakan hosting rope)
Operation cost = ongkos hoisting pada vertikal shaft lebih kecil karena jaraknya pendek dan geseran
yang kecil
Relatife capasity :
a.

Inclined shaft : kecepatan skip 3000 3500 ft/menit

b.

Vertikal shaft : kecepatan cage 6000 ft/menit

Maintenance = pemilihan vertikal shaft lebih sedikit dari pada inclined shaft dimana perlu diadakan

pemilihan terhadap pilar-pilar


Kedalaman shaft bervariasi terhadap kondisi batuan setempat
47.

Batuan amorf

Batuan yang tidak mempunyai bentuk kristal


48.

Proses deffrensiasi

Proses pemisahan antara batuan beku (asam) sebelah atas, dan batuan beku (basa) di bawah.
Pemisahan ini berdasarkan kristalisasi dan grafitasi.
49.

Proses asimilasi

Penelanan batuan-batuan sekeliling oleh magma yang menujuh kepermukaan


50.

Sedimen mekanik (klastik)

Batuan-batuan yang terdiri dari bagian fragment batuan tanah liat, konglomerat, bereksi dan lainlain.
51.

Sedimen kimia (non-klastik)

Batuan yang langsung mengendap dari larutan-larutan yang mengandung berbagai unsur kimia,
misalnya ; garam dapur, gamping dan gypsum.
52.

Pelapukan mekanik

Suatu pelapukan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan-pengerjaan mekanik yang mengkibatkan
pecehnya batuan yang dinamakan desentegrasi.
53.

Pelapukan kimia

Pelapukan yang disebabkan oleh pengerjaan-pengerjaan kimia.


54.

Skala waktu relatif

Yaitu perhitungan waktu geologi dengan membandingkan usia lapisan yang satu dengan yang lain.
55.

Waktu absolut

Struktur itu terbentuk beberapan tahun yang lalu.


56.

Daur geologi

Orogenesa : proses pembentukan pegunungan

Cliptogenesa : proses penghancuran relief-relif


Till : Loggikan bahan sedimen besar dan halur.
Erosi : Yaitu pengikisan daratan-daratan yang disebabkan oleh air yang melaluinya.
Abrasi : Yaitu perusakan di pantai-pantai dan daratan didekat pantai yang disebabkan oleh ombak.
Denudasi : Yaitu pengerjaan oleh air dimana relief-relief yang tinggi oleh sebab adanya pecahanpecahan ombak maka relief-relief yang tinggi menjadi daratan.
Erosi glacial : Pengikiran dataran yang disebabkan oleh es yang melaluinya.
Deflasi : Pengikisan oleh angin yang dapat membawa material-material.
Meander : Yaitu perpisahan suatu daratan/daerah oleh sungai karena dilalui air.
Stalaktit dan Stalaknit: Pengerjaan air antara lain dari gamping larutan dimana H2O dan CO2
menguap sehingga reaksi kimia tersebut beralih.
Stalaktif : tergantung di atap suatu gua
Stalaknit : yang tumbuh dari dasar gua.
57.

Lava

Magma yang sampai pada permukaan bumi masih didalam keadaan cair.
58.

Daur batuan

Cyclus dari kejadian-kejadian yang tidak berakhir, pertama -tama menbentuk batuan beku
(pendinginan magma), kemudian mengalami proses pelapukan fisika dan kimia terbentuklah
sedimen klastik, dan dengan pertolongan jasad-jasad terbentuklah sedimen organik sedangkan
laruatan lain karena penguapan dan proses kimia terbentuk sedimen kimia. Kemudian dari batuan
beku/sedimen dengan adanya tekanan dan temperatur yang tinggi, maka dapat dapat berubah
menjadi batuan metamorf, dari batuan metamorf kemudian akan terbentuk magma kembali.
59.

High grade ore

Yaitu bijih yang mempunyai kadar diatas kadar menurut kontrak penjualan.
60.

Low grade ore

Yaitu bijih yang mempuyai kadar terletak antara kadar penjualan menurut kontrak dari kadar
rejektion point (penolakan).
61.

Metalic mineral

Yaitu mineral yang mempunyai spesifik gravity yang tinggi serta mempunyai kilap logam.

62.

Non metalic

Kurang dimiliki sifat-sifat metal di atas contohnya; carbon, aspal, intan


63.

Mineral industri

Mineral yang tanpa mengalami banyak pengolahan dan langsung dapat dipergunakan, contoh :
batukapur, granit, tanah liat, pasir.
64.

Precious mineral (logam mulia)

Mineral yang sangat kuat bertahan terhadap oksidasi contohnya; emas, perak, platina.
65.

Tracing float

Yaitu kegiatan untuk mencari sumber mineral dengan mengikuti potongan dengan endapan bijih.
Syaratnya; keras, density tinggi, tidak larut dalam asam/basa lemah. Biasa usaha ini dimulai dari
sungai dan alat yang dipakai adalah pen/dulang.
66.

Persyaratan yang harus dipenuhi pada proses pelapukan.

Mineral yang terkandung dalam batuan haruslah mudah lapuk. Artinya tidak stabil pada kondisi yang
dapat kena udara/atmosfer.
67.

Sampling

Pengambilan suatu bagian yang terkecil dari suatu subjek yang besar dimana bagian yang terkecil
itu dapat mewakili keseluruhan.
Sampling itu tidak representative dalam hal :

Dalam hal pengambilan sampel

Kesalahan dalam analisa

kesalahan yang muncul di dalam sampling :

Satling/contoh yang salah

Tidak cukup contoh yang diambil

Tidak tepat mengambil lokasi

Kesalahan analisa kimia

Tidak tepat dalam perhitungan assay

68.

Dilution

Penambangan tonase sehingga menyebabkan penambahan keuntungan tonage, tetapi jumlah metal
berharga tidak sebanding dengan tonage ditambahkan tersebut.
Penyebab dilution

Pengotor pada bijih sehingga kadarnya akan turun, hal ini disebabkan terambilnya overburden dan
bed rock oleh alat gali/muat (power shovel/front shovel).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar bijih : inpuritis dan dilution
69.

Macam-macam sampling :

grab sampling : pengambilan sampel pada lori/truck dalam interval tertentu.

channel sampling : pengambilan sample dalam bentuk ukuran tertentu.

chip sampling : pengambilan sample dalam bentuk berat yang sama.

dump sampling : pengambilan sample dalam /pada tempat penimbunan (stock pile)

bulk sampling : pengambilan sample dalam bentuk bongkahan-bongkahan.

core sampling : pengambilan sample berdasarkan alat bor. Alat bor yang digunakan adalah :

diamond drill, chilled shot drill dan hydrolic rotary drill.


70.

Ore bearing mineral

Ore yang mengandung logam yang tidak menguntungkan dan belum menguntungkan pada saat
ditinjau dari segi teknis dan ekonomis.
71.

Krigging pada pekerjaan sampling

Pemelajaran terhadap penyebaran kadar dari suatu endapan secara horizontal dan secara vertikal.
72.

Faktor-faktor yang mempengaruhi umur tambang

Bentuk dan ukuran dari bijih

Cara penambangan

Keadaan penambangan

Penyediaan tenaga kerja

Kapasitas dari shaft, alat-alat angkut

Mill, pengangkutan, kapasitas pengolahan/peleburan

Pasaran hasil produksi

73.

Usaha pertambangan bahan galian dapat meliputi

1.

penyelidikan umum

2.

eksplorasi

3.

eksploitasi

4.

penambangan

5.

pemurnian dan pengolahan

6.

penjualan

a.

Fase-fase penyelidikan pendahuluan pada tambang dapat di lakukan antara lain:

i.

Penyelidikan prospek

ii.

Penyelidikan tambang tua

iii.

Penyelidikan tambang yang sedang berjalan

1.

Penyelidikan prospek :

a.

Penyelidikan geologi

b.

Penyelidikan peralatan dan pemboran

c.

Meninjau ongkos-ongkos yang meliputi ongkos trasportasi dan ongkos-ongkos lain

d.

Pengambilan contoh dari out crop/sumur-sumur uji

e.

Meninjau keadaan pemasaran

74.

Assay value pada tambang batubara adalah mengenai

Fixed carbon

Volatile mater (zat terbang)

Moisture content (kadar air)

Ash content (kadar abu)

Calorific value (nilai kalor)

75.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pelapukan

Mineral-mineral yang terkandung dalam batuan haruslah mudah lapuk. Artinya tidak stabil pada
kondisi yang dapat kena udara antmosfir.
76.

Syarat-syarat lapangan kapal keruk

Alluvial deposite

Kedalaman tidak melebihi kemampuan ladder max.

Kekayaan 1.5 10 kw/1000 m3

Cadangan 3.5 5 tahun

kapasitas penggalian 2.105 m3/thn

77.

Syarat lapangan semprot

Alluvial deposite

Kedalaman kurang lebih 15 meter (situasi)

Kekayaan 2.5 3 kw/1000 m3

Tersedia sumber air

ada tempat pembuangan tailing

kapasitas min 100.000 m3/thn

78.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat bor

Harga alat bor

Kedalaman lubang bor yang diinginkan

Formasi batuan yang akan dibor

Macam keterangan yang ingin diperoleh

Kecepatan pemboran yang diinginkan

Cara pengangkutan alat bor yang tersedia

Ongkos pemboran yang tersedia

79.

Blasting agent

Apabilah berdiri sendiri tidak merupakan bahan peledak, tapi setelah dicampur dengan unsur bahan
peledak yang lain baru merupakan bahan peledak.
1.

Kekuatan bahan peledak dapat dikontrol dengan

a.

Besarnya lubang bor

b.

Jenis bahan peledak

i.

Untuk memperbesar kekuatan bahan peledak

1.

diameter lubang bor diperbesar (d)

2.

Kedalaman lubang bor ( H )

3.

Burden (B)

4.

Spasing (E)

5.

Rock faktor ( c )

6.

Weight strength ( s )

7.

Degree of packing (P )

80.

Sifat-sifat bahan peledak :


Sensitivute

Dorongan yang dibutuhkan untuk suatu reaksi peledakan yang dapat mengakibatkan bahan peledak
itu meledak.

Strength

Kekuatan bahan peledak untuk memindahkan suatu batuan/ material.

Stability

Suatu senyawa bahan peledak yang tidak mudah berdecomposisi terhadap pengaruh luar. Misanyal;
dingin, makin stabil bahan peledak makin mudah penyimpananya/handling dan aman.

Hydroskopicity

Sifat bahan peledak yang mudah bereaksi/berpengaruh terhadap lingkungan luar khususnya
terhadap kelembaban udara (air).

Valatility

Sifat bahan peledak yang mengeluarkan zat-zat padat setelah peledakan (jarang terjadi).

Reaktivity

Sifat mudah bahan peledak untuk bereaksi,

Detonation velocity

Kecepatan detonasi/kecepatan gelombang detonasi yang menjalar/bereaksi melalui kolom bahan


peledak itu sendiri (bahan, bentuk, ukuran butir, density, diameter, packeging, temperatur, dll). Sifat
tersebut sangat penting dalam menentukan kwalitas bahan peladak.

Water resistance

Ketahanan / kemampuan suatu bahan peledak untuk rembesan air dari luar.

Fume

Gas-gas hasil peledakan dan ini dalam berupa fume dan amoks, gas-gas beracun yang dihasilakan ;
CO, NO, NO2

Packaging

Pembungkus bahan peledak dan ini sudah dianggap bagian dari bahan peledak didalam campuran
bahan peledak itu sendiri.
81.

wIre line (core barrel dengan kawat baja)

Dasar dari core barrel type adalah penggunaan tabung ganda dan dirancang agar tabung bagian
dalam dapat diangkut kepermuakaan sesudah melepas rodnya. Proses ini dilakuakan oleh kawat
baja dan kerak yang bergerak bebes. Pada tangkai rod, tabung bagian luar dan bir tunggal di dasar
sumur.

Keuntungan :

Cara pengeluaran tabung bagian dalam yang berisi core lebih sederhana

Menyebabkan bertambahnya umur coring bit, karena mengurangi diamond yang lepas.

Rod terletak lebih lama didalam lubang yang akan mengurangi kerusakan

Kerusakan pada sumur, karena casing/rod yang jarang diangkat

Dapat dikombinasiakan dengan alat survey lubang bor, seperti kompas

Pengetesan permeability

Macam-macam crade/kadar :

Computeted grade

Effektife grade

Run of minegrade

Pit head grade

: hasil ekplorasi data

: hasil sesudah ditambang


: hasil dari lapangan

: hasil dari tumpukan

Mill grade

Cut of grade.

82.

: hasil dari mill

Langkah-langkah dalam melakuakan pemboran

Menentukan lokasihnya

Pembersihan tempat

Pengukur jarak lubang bor

Pengeboran

83.

Tujuan pemboran

Produksi (untuk bor minyak)

Sampel (dalam hal cadangan)

Peledakan (untuk material kompak)

Ventilasi

Pengeringan

Pembuatan shaft

Sand filling

Pemadaman kebakaran dibawah tanah

84.

Cara pemboran

Manual driver (dengan tangan)

Mechine driver (dengan mesin) : percusife (menumbuk), rotary (putar), dan gabungan percusife

dan ritary.
85.

Macam-macam drill

Manual :

Bangka bor (impire drill)

Auger drill

Machine :

1.

Percusife : Chrun drill, Hammer drill

Rotary : Hidroulic drill, Diamond drill, Jet pieree drill


Rotary percusif drill : Jack hammer.
86.

Kecepatan pemboran tergantung pada


Jenis alat bornya (rotary/percusif/gabungan keduanya

Batuannya (keras atau lunak)

Kondisi geologi (apakah ada patahan dll)

87.

Cara pemakaian jackhammer

Drifter (pemboran horizontal)

Stopper (pemboran ke atas)

Sinker (pemboran ke bawah)

88.

Kesukaran-kesukaran yang terdapat pada saat pemboran

Struktur geologi batuannya (patahan, joint dll)

Faktor topografi (bentuk permukaan bumi)

Sifat-sifat material yang akan dibor (kekerasan, kelembaban)

Terjepitnya catting pada pipa bor

Materialnya banyak mengandung air

Anda mungkin juga menyukai