Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

DINAS
LINGKUNGAN HIDUP
Penyuluhan

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR


DAN UDARA

Program Peningkatan Pengendalian Polusi


Kegiatan Penyuluhan dan Pengendalian
Polusi dan Pencemaran
2018
Substansi Asal Air Limbah
Klorin Bebas Laudries, Industri Kertas, Pemutihan Tekstil
Ammonia Industri kimia, industri pupuk
Sianida Industri Pengolahan Gas, pelapisan logam, pencucian logam.
Sulfida Pewarnaan tekstil, Industri Pengolahan Gas, Industri rayon
Sulfit Pembuatan pulp, Manufaktur film viscose.
Asam Industri kimia, tambang, pemutihan tekstil, industri batrei
Alkalin Industri kertas, industri tekstil, merserisasi kapas, laudri
Krom Pelapisan logam, anodising aluminium, pembuatan kromat
Timbal Industri baterei, penambangan timbal, industri cat
Nikel Pelapisan logam
Kadmium Pelapisan logam
Seng Galvanisasi dan pelapisan seng, industri rayon, pemerosesan karet
Tembaga Pelapisan tembaga, industri rayon cuproammonium
Arsenat Racun serangga/tikus
Gula Industri minuman, industri glukose, industri gula
Kanji Industri makanan, industri tekstil, industri kertas
Minyak dan Grease Pencucian, industri tekstil, pengilangan minyak, bengkel mesin
Fenol Resin sintetik, penyulingan minyak, industri pewarna, plastik
Formaldehid Resin sintetik, industri penisilin
Tipe Kontaminan Limbah Cair

Tipe Kontaminan Substansi


Biologi
Suspended Solids
Dissolved Solids and Liquids
Non Biologi
Suspended Solids
Colloidal
Emulisified Oil and greases
Non Colloidal
Floating Oil
Metalic Sludge (viscous or granular)
Dissolved Solids and Liquids
Ionics Acids, Bases, Metals, Cyanides, Carbonates,
Chlorides, Ammonia, Sulfates, Phosphates,
Sulfides, Nitrates, Thiocyanides
Non Ionics Chlorine
Volatile Organics, Gasoline, Benzene,
Phenols,
Naphtha, Solvents.
Non Volatile (Hydrocarbone) Chlorinated,
Phospherated,
Metal-complexed Organics
LIMBAH

PERLAKUAN PERLAKUAN
PERLAKU PERLAKU DESIN PEMBUANG
AWAL KIMIA &
AN II AN III FEKSI AN AKHIR
(Pretreatment) FISIKA

PROSES
PENYARINGAN NETRALI SEDIMEN ULTRA BADAN
LUMPUR KLORINASI
SASI TASI FILTRASI AIR
AKTIF

PEMISAHAN FLOTASI
KOAGULASI & ADSORPSI OZONISASI TANAH
DAN
FLOKULASI 1. KOLAM
PEMILAHAN ANAEROBIK
2. KOLAM
AERASI 1. PENUKARAN ION
3. KOLAM
STABILISASI 2. FILTRASI DGN PASIR
3. DENITRIFIKASI
INCENERATOR
4. KOAGULASI &
SEDIMENTASI PENGISI LAHAN
KE LAUT
LUMPUR LUMPUR DIOLAH

PENYESUAIAN PENYESUAIAN PENGHILANGAN PENGHILANGAN


KEADAAN pH PENG- SENYAWA ORGA SENYAWA ORGANIK PENGHILANGAN
LIMBAH HILANGAN NIK TERLARUT TAK TERLARUT PEMUSNAHAN DAN AKUMULASI
NUTRISI & TERBIO TERBIODEGRA JASAD HIDUP BAHAN SISA
LOGAM DEGRADASI DASI, ION, WARNA PENGOLAHAN
BAU & NUTRISI

Bagan Tahapan Perlakuan untuk Limbah Cair


Pretreatment Primary treatment Secondary Tertiary
treatment treatment
KIMIA FISIKA
- Pemilahan Netralisasi Sedimentasi -Lumpur -Koagulasi
pasir Aktif & sedimen
tasi
-Pemisahan -Kolam -Filtrasi
minyak anaerobik
-Ekualisasi Koagulasi Flotasi -Saringan -Pertukaran
trickling ion
-Kolam -Absorpsi
aerasi karbon
-Tangki -Bakteri
stabilitas
09/21/23
-Filtrasi
pasir
Proses Pengolahan Metode Pengurangan Effluent
Sedimentasi Primary treament Lemak = 15-20 %
BOD5 = 20-30 %
SS = 20-50 %
Dissolved air floation Primary treament Lemak = 60 %
BOD5 = 30 %
SS = 30 %
Kolam aerobik dan Secondary treatment BOD5 = 95 %
anaerobik
Kolam anaerobik dan Secondary treament BOD5 = 99 %
aerobik aerasi
Lumpur aktif Secondary treatment BOD5 =90-95 %
Sand filter Secondary and tertiary BOD5 = 5-10 mg/l
treatment SS = 3-8 mg/l
Ammonia stripping Tertiary treament BOD5 = 90-95 %
Carbon absorption Tertiary treament BOD5 = 98 %
09/21/23

Chemical precipitation Tertiary treatment Phosfor = 85-95 %


Selain itu diperlukan pula cara-cara pengendalian di dalam pabrik
untuk mengurangi pencemaran antara lain :
 Sistem pengambilan kembali bahan kimia secara efisien
 Pembakaran limbah dan pemanfaatan panas yang dihasilkan.
 Pendaur-ulangan buangan
 Sistem deteksi dan pengambilan kembali tumpahan.
 Pemisahan dan penggunaan kembali air yang telah dipakai
 Mengurangi kehilangan minyak pelumas
 Pemeriksaan & pemeliharaan pompa konveyor, pipa & tangki secara teratur
 Pengendalian penggunaan air
 Daur ulang larutan penangas yang masih pekat
 Pemisahan limbah yang mengandung asam, alkali, sianida dan krom.
 Pemisahan pelarut minyak untuk digunakan kembali.
 Penggunaan krom bermartabat tiga menggantikan krom bermartabat enam.
 Penggunaan tembaga sulfat atau tembaga pirofosfat untuk menggantikan
tembaga sianida.
 Mengurangi kebocoran air maupun zat berminyak.
 Bersihkan tumpahan tanpa menggunakan air.
 Penggunaan katalis yang lebih baik
 Penggunaan teknologi pengolahan yang lebih baru
 Dsb
09/21/23
Pendekatan Teknologi: Pengolahan Air Limbah

 Pengolahan Secara Fisik dan Biologis


Pengendalian Pencemaran Udara
Lanjutan……
Pengendalian Pencemaran Udara

Meliputi 5 sub aspek, yaitu :


1.Pemantauan titik penaatan emisi; PP 41 tahun 1999, Kepmen LH
2.Pelaporan nomor 13 tahun 1995, Pemen LH
nomor 7 tahun 2007, Permen LH
3.Parameter baku mutu; nomor 17, 18, 21 tahun 2008,
4.Pemenuhan baku mutu emisi; Permen LH nomor 13 tahun 2009,
SK Gub Prov Jateng Nomor 10
5.Ketentuan teknis pengendalian Tahun 2000
pencemaran udara.
Pengawasan
(Psl. 71-75)

Menteri dapat melakukan


pengawasan terhadap
ketaatan izin lingkungan
yang diterbitkan Pemda
jika Pemerintah
menganggap terjadi
pelanggaran serius di
bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat......

Anda mungkin juga menyukai