Anda di halaman 1dari 11

Tanggal Praktikum

: Kamis, 01 Oktober 2015

Tanggal Laporan

: Kamis, 08 Oktober 2015


PERCOBAAN KE-1
PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB

I.

Tujuan
Mempelajari pengaruh timbal balik dari dua sol hidrofob yang berlawanan
muatan
Menentukan konsentrasi relatif kedua sol hidrofob pada saat terjadi pengendapan
timbal-balik sempurna

II.

Dasar Teori
Sol adalah sebutan untuk sistem koloid dengan fasa terdispersi zat padat dan medium
pendispersi zat cair. Partikel-partikel fasa terdispersi tidak menggumpal dan mengendap, ini
disebabkan karena sol mempunyai kestabilan tertentu. Berdasarkan kestabilan, sol dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu sol liofob (hidrofob jika mediumnya air) dan
sol liofil (hidrofil jika mediumnya air).
Kestabilan sol hidrofob disebabkan karena adanya lapisan rangkap listrik di
antara permukaan partikel dan medium pendispersinya. Permukaan partikel terdispersi
mengadsorpsi ion-ion tertentu sehingga partikel tersebut memperoleh muatan listrik
tertentu. Partikel-partikel koloid akan bermuatan sejenis maka satu sama lain saling
tolak-manolak dan ion-ion di sekitarnya terdistribusi membentuk lapisan rangkap listrik
menyesuaikan diri dengan muatan pada permukaan partikel tersebut. Jadi adanya
sedikit elektrolit dapat menstabilkan sol. Kestabilan sol hidrofil terutama disebabkan oleh
partikel-partikel terdispersi memiliki afinitas yang besar terhadap molekul-molekul air sehingga
menjadi partikel-partikel terhidrasi.
Sol hidrofob dapat diendapkan dengan menambahkan elektrolit. Antaraksi yang
terjadi antara partikel sol dengan ion yang berlawanan muatan akan mengakibatkan
penetralan muatan partikel dan menghilangkan kestabilan sol karena hilangnya gaya
tolak-menolak antar partikel dan sol tersebut akan mengalami flokulasi sehingga
akhirnya partikel-partikel sol akan mengendap. Efek yang sama akan dialami apabila ke
dalam suatu sol ditambahkan sol lain yang berlawanan muatan. Dalam hal ini akan terjadi
pengendapan sempurna bila kedua sol dicampurkan dengan perbandingan tertentu. Pada percobaan ini

akan ditentukan perbandingan kedua sol hidrofob yang berlawanan muatan untuk mengasilkan
pengendapan sempurna.
III.

Alat dan Bahan


Alat
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Pipet Ukur
Gelas Kimia
Botol Semprot
Sikat Tabung

IV.

Ukuran
10 mL
150 mL
-

Jumlah
9 buah
1 buah
2 buah
4 buah
1 buah
2 buah

Bahan
Sol positif [sol besi

Jumlah
22,5 mL

(III)oksida]
Sol negatif [sol arsen

22,5 mL

(III)sulfida]

Prosedur Kerja
1. Dibuat campuran dalam tabung reaksi seperti dalam daftar dibawah ini:
No Tabung Reaksi
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sol Positif (mL)


0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5

Sol Negatif (mL)


4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5

2. Dibalik-balikkan tabung reaksi sebanyak 2 atau 3 kali (jangan dikocok)


3. Dihidupkan stopwatch serta amati adanya endapan sempurna setelah 15 menit dan
titik optimumnya saat cairan atas tak berwarna
4. Dibandingkan banyaknya endapan dari setiap tabung reaksi

V.

Hasil Pengamatan
Perlakuan
0,5 mL sol positif (Fe) dimasukkan pada

Hasil Pengamatan
Larutan, berwarna kuning jambu

tabung reaksi 1
+ 4,5 mL sol negatif (Arsen)

(kuning kecoklatan)
Sol negatif (Arsen): larutan,

Dibalik-balikkan dan diamati yang

berwarna kuning.
Setelah dicampurkan berubah

terjadi

warna menjadi larutan kuning


keruh dan adanya endapan, dimana

semakin banyak arsen yang


ditambahkan maka endapannya
Dilakukan juga perlakuan yang sama

akan semakin banyak.


Hasil yang didapatkan yaitu adanya

pada tabung 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.

endapan pada:
Tabung 1 (+++++++++), kuning keruh
Tabung 2 (++++++++), kuning keruh
Tabung 3 (+++++++), kuning keruh
Tabung 4 (++++++), kuning keruh
Tabung 5 (+++++), kuning keruh
Tabung 6 (++++), kuning keruh
Tabung 7 (+++), kuning sedikit keruh
Tabung 8 (++), lar. kuning kecoklatan
Tabung 9 (+), lar. kuning kecoklatan
VI.

Pengolahan Data
a. Menentukan konsentrasi pengendapan
M p=

M pengendapan x V pengendapan
V total

dimana

Mpengendapan sol (+) =

9,19 g/L
Mpengendapan sol (-) = 3,33 g/L

Mp
Mp +

C=

9,19
1)

+=

g
x 0,5 mL
L
g
=0,919
5 mL
L

Mp

g
L x 4,5 mL
5 mL
Mp

3,33
=

g
L
C=
g
2,997
L

= 2,997

0,919

= 0,306

g
L

9,19
2)

+=

g
L x 1mL
g
=1,838
5 mL
L
Mp

3,33
=

g
L x 4 mL
g
=2,664
5 mL
L
Mp

g
L
C=
=0,6899
g
2,664
L
1,838

g
L x 1,5mL
g
=2,757
5 mL
L

Mp

9,19
3)

+=

3,33
=

g
L x 3,5 mL
g
=2,331
5 mL
L
Mp

g
L
C=
g
2,331
L
2,757

9,19
4)

+=

= 1,1828

g
L x 2mL
g
=3,676
5 mL
L
Mp
g
L x 3 mL
g
=1,998
5 mL
L

Mp

3,33
=

g
L
C=
=
g
1,998
L
3,676

9,19
5)

+=

1,8398

g
L x 2,5 mL
g
=4,595
5 mL
L
Mp

3,33
=

g
L x 2,5 mL
g
=1,665
5 mL
L
Mp

g
L
C=
=2,7598
g
1,665
L
4,595

9,19
6)

+=

g
L x 3 mL
g
=5,514
5 mL
L
Mp
g
L x 2 mL
g
=1,332
5 mL
L

Mp

3,33
=

g
L
C=
=4,1396
g
1,332
L
5,514

g
L x 3,5 mL
g
=6,433
5 mL
L
Mp

9,19
7)

+=

3,33
=

g
L x 1,5 mL
g
=0,999
5 mL
L
Mp

g
L
C=
=6,4394
g
0,999
L
6,433

9,19
8)

+=

g
L x 4 mL
g
=7,352
5 mL
L
Mp
g
L x 1 mL
g
=0,666
5 mL
L

Mp

3,33
=

g
L
C=
=11,0390
g
0,666
L
7,352

9,19
9)

+=

g
L x 4,5 mL
g
=8,271
5 mL
L
Mp

g
L x 0,5 mL
5 mL
Mp

3,33
=

= 0,333

g
L

g
L
C=
=24,837 8
g
0,333
L
8,271

VII.

Pembahasan
Koloid adalah suatu campuran yang keadaannya berada diantara larutan dan
suspensi/larutan kasar. Koloid terlihat sebagai campuran homogen, namun digolongkan
sebagai campuran heterogen secara mikrokopis serta umumnya bersifat tidak stabil dan
tidak dapat disaring. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
disebut sol. Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat padat disebut
sol padat.
Pada percobaan ini akan ditentukan nilai pengendapan ion-ion bervalensi satu, dua, dan tiga.
Pada percobaan ini digunakan besi (III) oksida sebagai sol positif dan arsen (III) sulfida sebagai sol
negatif. Besi (III) oksida disebut sebagai sol positf karena dalam sistem koloid terdapat muatan sejenis.
Oleh karena sejenis, maka akan terdapat gaya tolak-menolak antar partikel koloid. Hal ini
menyebabkan partikel-partikel tersebut tidak bergabung dan memberikan kestabilan pada sistem koloid
(mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap karena adanya gaya gravitasi). Selain
itu, kestabilan koloid juga disebabkan adanya lapis rangkap listrik pada permukaan partikel terdispersi
dengan medium pendispersi. Pertama sol positif (Besi (III) oksida) kemudian ditambahkan
dengan sol negatif (Arsen (III) oksida), maka interaksinya akan menyebabkan
penetralan muatan partikel, menghilangkan kestabilan sol karena hilangnya gaya tolakmenolak antar partikel dan sol-sol tersebut akan terflokulasi, akhirnya partikel-partikel
sol akan mengendap. Sistem koloid bersifat netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan
berinteraksi dengan muatan berlawanan pada medium pendispersi. Partikel-partikel koloid stabil

karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Ketika muatan listrik itu hilang, partikel-partikel koloid
akan bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan ini disebut flokulasi dan gumpalannya
disebut flok. Gumpalan ini mengendap disebabkan oleh gaya gravitasi dan peristiwa ini disebut dengan
koagulasi. Pertama-tama dilakukan perlakuan pada tabung 1 dengan memasukkan larutan
sol positif sebanyak 0,5 ml dan larutan sol negatif 4,5 ml di mana hasilnya terbentuk
banyak endapan. Hal ini terjadi karena ion yang valensinya lebih besar akan memiliki
kekuatan koagulasi lebih besar bergantung pada muatan solnya. Arsen dan besi samasama memiliki muatan +3, akan tetapi jika dalam air, arsen (III) sulfida akan menarik
anion sedangkan besi (III) oksida akan menarik kation. Akan tetapi, ukuran ion As3+
lebih besar dibandingkan Fe3+ sehingga ikatan As2S3 lebih mudah untuk dilepaskan,
sedangkan ikatan Fe2O3 akan semakin kuat. Selanjutnya dilakukan dengan variasi
volume sol positif dan sol negatif dimana jumlah total dari volume tersebut adalah 5 ml
pada setiap tabung reaksi.
Pada penambahan sel elektrolit, partikel-partikel koloid bermuatan positif akan berinteraksi
dengan ion negatif (anion) dari elektrolit dan partikel-partikel koloid bermuatan negatif akan
berinteraksi dengan ion positif (kation) dari elektrolit. Sol positif mengadsorpsi kation dari
medium pendispersinya, sedangkan sol negatif

mengadsorpsi anion dari medium

pendispersinya. Hal ini menyebabkan daerah tolak-menolak rangkap listrik menjadi berkurang dan
memungkinkan merapatnya jarak antar partikel serta ion-ion di sekitarnya akan terdistribusi
menyesuaikan diri dengan muatan pada permukaan partikel tersebut. Pemukaan partikel
terdispersi mengadsorpsi ion-ion tertentu sehingga partikel akan bermuatan. Partikelpartikel koloid dikelilingi oleh lapisan yang mengandung muatan berlawanan dengan partikel-partikel
koloid tersebut. Jika penambahan sol hidrofob yang berlawanan muatan dilakukan,
penambahan dalam jumlah yang sedikit mungkin dapat menstabilkan sol, namun pada
penambahan jumlah tertentu akan membuat sol terflokulasi karena terjadi penetralan
muatan partikel. Interaksi antara muatan yang berlawanan ini akan menyebabkan muatan keduanya
hilang sehingga terjadi koagulasi. Semakin banyak sol negatif yang ditambahkan maka
gumpalan yang dihasilkan juga semakin banyak, dan semakin sedikit sol negatif yang
ditambahkan maka gumpalannya pun semakin sedikit seperti pada tabung 9 dimana sol
positif yang digunakan adalah 4,5 ml dan sol negatifnya 0,5 ml sehingga hasil endapan
yang dihasilkan sangat sedikit bahkan hampir tidak terlihat. Oleh karena itu, dibutuhkan
jumlah As2S3 yang lebih banyak untuk bisa memutuskan ikatan Fe2O3 sehingga sol
positifnya bisa terkoagulasi oleh sol negatif. Nilai pengendapan merupakan konsentrasi
elektrolit minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya flokuasi sol hidrofob dalam waktu tertentu.

Dari hasil percobaan yang dilakukan, konsentrasi relatif hasil perhitungan pada
tabung 1 = 0,306; tabung 2 = 0,6899; tabung 3 = 1,1828; tabung 4 = 1,8398; tabung 5 =
2,7598; tabung 6 = 4,1396; tabung 7 = 6,4394; tabung 8 = 11,0390; dan tabung 9 =
24,8378 dengan warna larutan kunig keruh sedangkan pada tabung 8 dan 9 warna
larutan berwarna kuning jambu karena penggumpalan yang terjadi hanya sedikit. Dari
hasil perhitungan menunjukkan, nilai Konsentrasi realitf yang besar berarti semakin sulit terjadinya
penegendapan. Artinya, konsentrasi elektrolit yang dibutuhkan untuk terjadinya pengendapan lebih
besar.
Cara umum pada pembuatan sol dapat dilakukan dengan cara kondensasi membentuk
partikel koloid dan dispersi (dengan cara mekanik maupun dengan cara kimia). Untuk
penentuan sol dapat ditentukan dengan melakukan elektroforesis, dimana sol yang
bermuatan positif akan menuju pada katoda, lalu yang bermuatan negatif akan menuju
anoda. Bila sol bermuatan positif, pada katodanya akan terbentuk warna sol yang lebih
pekat dan pada anoda warna sol akan memudar/hilang, sebaliknya bila sol bermuatan
negatif pada anoda akan terbentuk warna sol yang lebih pekat dan pada katoda warna
sol akan hilang. Sifat-sifat khas koloid:
Efek tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Gerak brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
Adsorbsi. Beberapa partikel koloid mempunyai sifat absorbsi (penyerapan)
terhadap partikel atau ion senyawa yang lain. Contoh:
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya ion H+
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaanya menyerap ion S2
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan, dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid
yang berbeda muatan.
Koloid liofil dan koloid liofoh. Koloid ini terjadi pada sol (fase padat-cair).
Koloid liofil merupakan sistem koloid yang afinitas fase terdispersinya besar
terhadap medium pendispersi, contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat. Sedangkan
koloid liofoh adalah sistem koloid yang afinitas fase terdispersinya kecil terhadap
medium pendispersinya, contoh: sol belerang, sol emas.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan:

Penambahan sol hidrofob yang berlawanan muatan dalam jumlah yang sedikit
mungkin dapat menstabilkan sol, namun pada penambahan jumlah tertentu akan
membuat sol terflokulasi karena terjadi penetralan muatan partikel dimana
interaksi antara muatan yang berlawanan akan menyebabkan muatan keduanya hilang
sehingga terjadi koagulasi. Semakin banyak sol negatif yang ditambahkan maka
gumpalan yang dihasilkan juga semakin banyak, dan semakin sedikit sol negatif
yang ditambahkan maka gumpalannya pun semakin sedikit.
Konsentrasi relatif dari kedua sol hifdrofob pada saat terjadi pengendapan paling
sempurna terjadi pada tabung 1 dengan nilai Cp-nya = 0,306 larutan berwarna
kuning keruh dan banyak endapan kuning.
IX.

Daftar Pustaka
1. Anonim. 2015. Laporan Kimia Fisika.
http://documents.tips/documents/laporan-kimia-fisika.html. (Diakses pada tanggal
01 Oktober 2015 pukul 16.20)
2. Anonim. 2015. Percobaan h-1.
http://dokumen.tips/documents/percobaan-h-1.html (Diakses pada tanggal 01
Oktober 2015 pukul 16.30)
3. Bird, Tony.2012. Kimia Fisika untuk Universitas.Jakarta:PT. Gramedia
4. Mulyani, Sri. 2004. Kimia Fisik I. UPI. Jakarta
5. Septianingsih, Eka. 2013. Materi Pelajaran Sistem Koloid.
http://ekaseptya.blogspot.co.id/2013/11/materi-pelajaran-sistem-koloid_19.html
(Diakses pada tanggal 02 Oktober 2015 pukul 16.00)
6. Sudiarti, Tety. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisika II. UIN SGD. Bandung.

X.

Jawaban Tugas dan Pertanyaan


Pertanyaan
1. Sebutkan cara-cara umum membuat sol ?
2. Apa arti dan gunanya dialisis?
3. Bagaimana cara menentukan tanda muatan sol?
4. Apa arti dari potensial zeta ?
5. Sebutkan sifat-sifat khusus dari suatu dispersi koloid, dan apa perbedaannya
dengan larutan ?
Jawaban
1. Cara Kondensasi. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan
dengan reaksi hidrolisis, reaksi oksidasi, reaksi reduksi, kesetimbangan ion, dan
mengubah pelarut.

Cara Dispersi. Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik (pemecahan
dan penggilingan) serta peptisasi.
2. Dialisis adalah suatu teknik pemurnian koloid yang didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel-partikel koloid. Dialisis dilakukan dengan cara menempatkan
dispersi koloid dalam kantong yang terbuat dari membrane semipermeabel,
seperti kertas selofan dan perkamen. Selanjutnya merendam kantong tersebut
dalam air yang mengalir. Oleh karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih
kecil dari partikel koloid maka ion-ion tersebut dapat pindah melalui membran
dan keluar dari sistem koloid. Adapun partikel koloid akan tetap berada didalam
kantung membran. Gunanya untuk menghilangkan molekul-moleku terlarut.
3. Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan
listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka
koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di
elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal
(koagulasi).
4. Parameter muatan listrik antar partikel koloid atau area yang menunjukan adanya
beda potensial antara sistem layar dan difusi layar dari koloid.

5. Sifat-sifat khusus koloid


Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikelpartikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup
besar.
Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).
Adsorpsi
Zat-zat yang terdispersi dalam sistem koloid dapat memiliki sifat listrik pada
permukaannya. Sifat ini menimbulkan gaya Van der Waals bahkan ikatan valensi
yang dapat mengikat partikel-partikel zat asing. Gejala penempelan zat asing
pada permukaan partikel koloid disebut adsorpsi.
Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan
listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka
koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di
elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal
(koagulasi).
Perbedaan Koloid dengan Larutan yaitu:
Koloid
Bersifat Heterogen
Partikelnya berdimensi antara 1-100 nm
Dua fasa
Stabil tidak dapat disaring

Larutan
Bersifat Homogen
Partikelnya berdimensi < 1 nm
Satu fasa
Stabil tidak dapat dipisahkan

Tugas
Tentukan konsentrasi relatif dari kedua sol pada saat terjadinya pengendapan sempurna
setelah campuran dibiarkan selama 15 menit.
Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai