Anda di halaman 1dari 6

2.2.

Hemostatik Lokal
Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan

meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler,


sehingga mampu untuk mengurangi waktu perdarahan dan kehilangan
darah. Tidak efektif untuk pendarahan arteri maupun vena. Obat
hemostatik yang mekanisme kerjanya yaitu menghentikan perdarahan
dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala seratserat. Indikasi hemostatik lokal ialah mengatasi perdarahan yang berasal
dari pembuluh darah kecil.
2.2.1. Hemostatik serap
2.2.1.1. Mekanisme kerja
Hemostatik serap (absorbable hemostatik) menghentikan
perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jala serat-serat yang mempermudah bila diletakkan
langsung pada pembekuan yang berdarah. Dengan kontak pada
permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor
yang memulai proses pembekuan darah.
2.2.1.2.Indikasi
Hemostatik golongan ini berguna

untuk

mengatasi

perdarahan yang berasal dari pembuluh darah kecil saja misalnya


kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahan arteri atau
vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar.
2.2.1.3.Contoh obat
Antara lain spon, gelatih, oksi sel (seluloisa oksida) dan
busa fibrin insani (kuman fibrin foam). Spon, gelatih, dan oksisel
dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan
diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan

penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang


terjadi pada penggunaaan kain kasa.
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan
waktu 1-6 jam. Selulosa oksida dapat memperngaruhi regenerasi
tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan
jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat
menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan untuk
digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang
berbentuk spon, setelah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapat
menutup permukaan yang berdarah.
2.2.2. Astringent
2.2.2.1.Mekanisme kerja
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan sehubungan dengan cara
penggunaannya, zat ini dinamakan juga styptic.
2.2.2.2.Contoh Obat
Berbagai jenis astringent yang digunakan dalam kedokteran
gigi adalah :
a. Asam Tanat
Asam Tanat merupakan zat nabati yang diperoleh dari
nutgalls. Kerjanya dengan mengendapkan protein dan gelatin
sebagai tannates karena asam radikal. Sementara pengerasan selsel superfisial membentuk pelikel pada mereka. Gliserin tannic
acid (30% asam tanat) dan obat kumur / gum cat yang mengandung
1-5% dari asam tanat digunakan untuk memperkuat gusi dan

memeriksa pendarahan. Persiapannya digunakan sebagai mencuci


zat mulut, pasta gigi astringent, hemostatik lokal, mummifying
agen dan obtundent. Zat lain yang berasal dari sayuran yaitu
catechu juga digunakan sebagai zat obat kumur.
b.

Zink Klorida
Merupakan zat kaustik, digunakan sebagai solusi 5-

10% pada gingivitis ulseratif, kantong pyorrhoeal dan ulkus


Apthous.
c.

Zink Sulfat
Hal ini digunakan sebagai astringent dalam konsentrasi 0,5-1%

dalam bentuk obat kumur dan lotion pada mastoiditis, stomatitis


dan abses alveolar kronis.
d.

Tembaga Sulfat
Hal ini digunakan sebagai mulut astringent dalam
konsentrasi 0,5-2% pada ulkus malas gusi

2.2.2.1.
kapiler

Indikasi
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan
tetapi

kurang

efektif

bila

dibandingkan

dengan

vasokontriktor yang digunakan local.


2.2.3 Koagulan
2.2.3.1.Mekanisme kerja:
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan
hemostatid dengan 2 cara yaitu dengan mempercepat perubahan
protrombin

menjadi

thrombin

dan

secara

langsung

menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor protrombin, ekstrak yang

mengandung aktifator protrombin dapat dibuat antara lain dari


jaringan ortak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberapa
racun ular memiliki pula aktifitas tromboplastin yang dapat
menimbulkan pembekuan darah. Salah satu contoh adalah
russellsvipervenomn yang sangat efektif sebagai hemostatik local
dan dapat digunakan misalnya untuk alveolus gigi yang berdarah
pada pasien hemofilia.
2.2.3.2.Cara pemakaian:
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1%
dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. Trombin zat ini
tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal.
Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segera menimbulkan
bahaya emboli.
2.3.4. Vasokonstiktor
2.2.4.1.Definisi
Vasokonstriktor adalah obat yang dapat mengkontraksikan
pembuluh darah dan mengontrol perfusi jaringan. Epinephrin dan
Levonordephrin merupakan vasokonstriktor yang paling poten dan
dipergunakan secara luas di kedokteran gigi.
2.2.4.2. indikasi
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat
digunakan

untuk

menghentikan

perdarahan

kapiler

suatu

permukaan.
2.2.4.3.Cara pemakaian:
Cara penggunaannya ialah dengan mengoleskan kapas yang
telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan

yang berdarah. Vasopresin, yang dihasilkan oleh hipofisis, pernah


digunakan untuk mengatasi perdarahan pasca bedah persalinan.
Perkembangan terakhir menunjukkan kemungkinan kegunaanya
kembali bila disuntikkan langsung ke dalam korpus uteri untuk
mencegah perdarahan yang berlebihan selama operasi korektif
ginekologi.
2.3.5. Adapun hal-hal yang diperhatikan setelah pemberian obat :
- Respon klien terhadap reaksi obat yang diberikan. Perawat
hendaknya senantiasa mengobservasi keadaan klien setelah
diberikan obat, apakah tampak tanda-tanda kemerahan, sesak
-

nafas, gatal ataupun respon alergi lain yang ditunjukkan.


Reaksi obat yang diberikan pada klien, apakah setelah
pemberian obat klien merasa keadaannya lebih baik dan tubuh
merespon obat yang diberikan dengan baik sehingga proses

penyembuhan klien dapat berjalan dengan baik.


Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus dilakukan
kepada pasien, misalnya waktu pemberian obat selanjutnya,
efek samping obat yang harus dilaporkan pada tim medis dan
lain sebagainya.

Risiko utama obat hemostatik menyebabkan koagulasi berlebihan


yang membentuk trombosis pada system vena dan arteri. Meta-analisis
oleh Zufferey et Al tidak menunjukkan

peningkatan statsistik yang

signifikan dalam risiko tromboemboli vena baik pada penggunaan


aprotinin, asam traneksamat, atau asam e-aminokaproat. Haas juga tidak

menemukan hubungan antara penggunaan aprotinin dan prevalensi


thrombosis vena dalam.

Anda mungkin juga menyukai