PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radio Farmasi atau Farmasi Nuklir adalah penggunaan prinsip dan caracara farmasi dan radiokimia untuk membuat obat yang mengandung zat radioaktif
(radiofarmaka)
bagi
keperluan
zat
radioaktif
(radiofarmaka)
bagi
133
Xe atau
85
131
1-
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Senyawa apa saja yang berlabel Senyawa berlabel
99m
1.3.2
Tc
Untuk mengetahui Senyawa apa saja yang senyawa terradioiodinasi
BAB 2
ISI
99m
Tc-O4-
dengan stanoklorida dalma media asam dan kemudian ditambahkan campuran ini
ke dalam larutan 1% albumin serum manusia. Kemudian pH diatur menjadi 6
dengan NaOH encer. Radioaktivitas
99m
99m
99m
Tc-
O4- dan 0,1% albumin larutan menggunakan elektroda zerconium dengan adanya
HCl encer. 99mTc7+ direduksi menjadi valensi yang lebih rendah dengan elektrolisis
dan technetium yang tereduksi diikat dengan albumin. Akhirnya, pH larutan diatur
menjadi 6-7 dengan NaOH.
Kedudukan valensi technetium didalam albumin berlabel 99mTc tidak
diketahui dengan pasti. Maka, telah dipostulatkan menjadi 5 +. Adanya beberapa
agen oksidasi atau pemberian oksidan kedalam sediaan dapat mengoksidasi
technetium tereduksi, menghasilkan pecahan komplek. Larutan albumin berlabel
harus disimpan antara 2 dan 8C untuk memperkecil degradasi dan pertumbuhan
bakteri. Sediaan baik hanya untuk 3-6 jam, terutama karena pendeknya waktu
paruh dari 99mTc. Tidak ada zat pengawet ditambahkan dan komplek bisa encerkan
dengan larutan garam fisiologis.
Kit albumin untuk labeling 99mTc secara komersial baik. Labeling
dikerjakan dengan penambahan sederhana dari
99m
90%-99%.
Albumin berlabel banyak digunakan untuk mengukur volume darah dan
cardiac out put. Pemakaian lain termasuk pool darah dan gambaran plasenta dan
studi mengenai fungsi ventricular dari hati.
2.1.2 Albumin makroagregat berlabel 99mTc
99m
mengatur
Ph
menjadi
5,5
(titik
isoelektrik
99m
T c dengan pertama
albumin)
dan
kemudian
99m
dengan menambahkan
Hasil dari
99m
99m
stabil untuk 4-8 jam dan harus disimpan pada 2-8C. Sebab ukuran partikel
adalah besar, sediaan ini umumnya didespensikan dengan 18-21 gauge needles.
Selebihnya, darah harus tidak di aspirasikan dalam jarum suntik selama sediaan di
injeksikan sebab is cenderung untuk membentuk clots (cendalan) dalam kontek
dengan darah. Bila dinjeksikan, cendalan ini dapat menghasilkan dalam hot spots
dalam scanning.
Ini adalah agen pilihan untuk gambaran perfusi jantung dan secara tidak
teratur digunakan untuk mendeteksi klot dalam ekstrinitas yang lebih rendah,
prosedur ini di sebutnya fenography.
99m
Tc-tripolifosfat, yang
99m
dalam media asam dan kemudian dibiarkan mereduksi technetium untuk mengikat
senyawa fosfat. pH akhir diatur menjadi 7 dengan NaOH encer. Difosfonat dan
pirofosfat adalah umumnya tersedia dalam bentuk kit.
Labeling dari senyawa fosfat dengan
99m
dengan menambahkan 99mTc-O4- kedalam kit dan kemudian digojog larutan selama
beberapa menit. Hasil labeling lebih dari 90% dan sediaan umumnya baik untuk
3-6 jam setelah labeling. Kit mempunyai waktu hidup 6 bulan setelah diproduksi.
99m
99m
Tc-HEDP,
991n
Tc-MDP, dan
99m
99m
99mTc
99m
99m
3+ dari bukti studi analitik. Agen chelat DTPA berlabel dengan 99mTc digunakan
untuk otak dan gambaran ginjal.
2.1.6 Sel darah merah berlabel 99mTc
Ada dua metoda dari labeling sel darah merah dengan 99mTc tambahan
dari tin sebelum penambahan
99m
pretinning. Dan penambahan dari tin setelah penambahan 99mTc-O4 -- pada sel.
Pada metoda pritinning
99m
99m
Tc-O4- dan
Sn2+ basil kecil atau tidak ada setelah sel dilabel. Sebab label sel merah di
aglutinasikan dengan alumunium, adanya alumunium dalam eluat-99mTc dari
generator moly harus dihindari.
Untuk mekanisme labeling sel darah merah dengan
dipostulatkan bahwa
99m
Tc, telah
99m
99m
99m
99m
99m
dengan metoda elektroforesis bahwa rasio HIDA pada technitium dalam komplek
99mTc-HIDA adalah 2:1 dan formula kimianya diperkirakan menjadi
99m
99m
Tc
Tc
99m
99m
99m
Tc-
99m
Tc-dimerkapto suksinat
Tc-Fe-ascorbate, asam askorbat dll sebagai agen reduksi dengan adanya Fe3+.
dari carrier-free iodida pada bagian dalam dinding kapsul gelatin. Aktivitas tinggal
hampir tetap, dan kapsul sangat baik dan safe untuk penggunaan dalam keduanya
dosis diagnostik dan terapetik.
Larutan
131
dengan fisiologis salin. Iodium askorbat atau sodium tiosulfat ditambahkan untuk
menghindari addisi iodida pada iodine, yang dapat hilang dengan volatilisasi, pH
dijaga antara 7,5 dan 9,0. Radiasi (sinar W) dapat menyebabkan keduanya larutan
dan wadah gelap waktu hidup dari sediaan
131I
kalibrasi.
Agen ini digunakan sebagian besar untuk mengukur pengambilan thyroid
dan skanning thyroid setelah pemberian oral. Baik kapsul atau larutan untuk
penggunaan oral digunakan sebagai obat pilihan oleh dokter, walaupun absorpsi
iodine jelek, telah dilaporkan dengan kapsul. Penggunaan
131
131
I-
131
yang sering disebut, banyak digunakan dalam kedokteran klinik. Ini dibuat dengan
iodinasi albumin serum manusia menggunakan metoda Kloramin-T pada 10C
dalam media alkali. lodida bebas dibuang dengan ion-exchange resin dan filtrasi
Millipore
digunakan
untk
mensterilkan
produk.
Sediaan
perdagangan
mengandung 0,9% benzyl alkohol sebagai preservative dan 0,45% larutan sodium
klorida untuk isotonisitas. Larutan hams disimpan pada 2- 8C untuk mengurangi
degradasi. Waktu hidup setelah iodinasi adalah 120 hari untuk
hari untuk
123
I-RISA dan 30
131
garam isotonik yang mengandung sejumlah kecil albumin serum manusia. Yang
terakhir ini ditambahkan untuk mencegah adsorpsi RISA pada dinding dari
wadah.
RISA tampak jernih, tak berwarna sampai larutan agak kuning. Radiasi
dapat menyebabkan keduanya larutan albumin dan wadah menggelapkan dengan
waktu. Menurut USP XDC, pH larutan harus antara 7,0 dan 8,5 dan bentuk lain
dari aktivitas, termasuk iodida dan iodate, tidak lebih dari 3% dari total
radioaktivitas.
Volume darah dan output jantung diukur dengan RISA. Ini adalah agen
pilihan untuk skanning otak sampai
197
99m
Tc-
O4- menggantikannya sebab tingginya dosis radiasi pada pasien. Ini juga
digunakan dalam placental localization dan cistermography, tetapi banyak diganti
oleh agen lain yang baik.
2.2.3 Albumin makroagregat berlabel 131I
Albumin serum manusia adalah pertama dilabel dengan
131
I dan kemudian
99m
berlabel-99mTc
2.2.4 Rose Bengal 131I
Zat warna rose bengal mempunyai nama kimia tetra iodo, tetra kloro,
fluorescein. Ini diiodinasi oleh metoda pertukaran isotop menggunakan potasium
iodat sebagai oksidan. Iodinasi dikerjakan dengan inkubasi larutan etanol dari rose
bengal dengan potasium iodat dan
131
setelah kalibrasi. Warna larutan deepred dan beberapa perubahan warna akan
terjadi sebagai perubahan kimia dalam zat warna. Menurut USP XIX, bentuk lain
dari radioaktivitas tidak boleh lebih 10% dari radioaktivitas total. Ini hanya
dikerjakan untuk studi fungsi liver, terutama dalam jaundice dan biliary
obstruction.
2.2.5 131I Sodium orto iodo hipurat
Struktur molekul dari
diiodinasi dengan
131
131
131
131
aseton direfluk dibawah atmosfir nitrogen selama 4 jam, dan iodo kolesterol
berlabel di rekoveri dengan ekstraksi eter dengan hasil mendekati 50% - 60%.
Senyawa 6 B-iodometil-19-nor kolesterol (NP-59) disintesa dengan
merefluk koles-5- en- 3 B, 19-dio1-19-toluen-p-solfunat dalam etanol selama 4
jam. NP-59 dimurnikan dan kemudian diiodinasi dengan
131
I dengan metoda
pertukaran isotop. Ini diformulasi dalam alkohol dan mengandung tween 80. Pada
4C
131
131
skanning glandula adrenal dan disuply oleh Universitas Michigan, Ann Arbor,
Machigan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Senyawa berlabel 99mTc
1. Sirum albumin manusia berlabel 99mTc
2. Albumin makroagregat berlabel 99mTc
3. Mikrosper albumin berlabel 99mTc
4. Senyawa fosfat berlabel 99mTc
5. DTPA berlabel 99mTc
6. Sel darah merah berlabel 99mTc
7. HI DA berlabel 99mTc
8. Senyawa berlabel 99mTc lain
3.1.2 Senyawa terradioiodinasi
1. Sodium iodida 131I
2. Albumin terradioiodinasi
3. Albumin makroagregat berlabel 131I
4. Rose Bengal 131I
5. 131I Sodium orto iodo hipurat
6. Asam oleat dan triolein berlabel 125I atau 131I
3.2 Saran
3.2.1 Mahasiswa agar lebih mempelajari lebih lanjut tentang materi Karakteristik
dan radio farmasetik spesifik