Anda di halaman 1dari 3

EVIDENCE BASED MEDICINE

Semakin berkembangnya zaman, sistem pendidikan dokter di seluruh


dunia juga semakin berkembang. Demikian pula sistem pendidikan dokter di
Indonesia. Dulu proses pendidikan kedokteran di Indonesia cenderung masih
tradisional dan sangat mengandalkan kuliah yang berpusat pada dosen,
yang cenderung menekankan pada transfer pengetahuan, bukan pada
pemfasilitasan pembelajaran. Proses pendidikan kedokteran yang seperti itu
sudah tidak cocok dengan tuntutan keadaan saat ini. Untuk saat ini, didalam
pendidikannya, dokter sangat harus dididik dan dituntut untuk belajar secara
mandiri yang berkonsep pada konsep dasar belajar berbasis bukti ilmiah
(evidence based medicine), yang bertujuan agar mahasiswa kedepannya
dapat benar benar siap dan mampu untuk menjadi seorang dokter yang
dapat membantu pasien sesuai dengan yang diharapkan.
Bukan hanya didalam sistem pendidikan saja, demikian juga dengan
berkembangnya teknologi informatika yang dapat dilihat dari semakin
pesatnya perkembangan bioinformatika dan teknologi informasi yang
mempunyai kontribusi besar pada munculnya era ledakan informasi ilmiah
yang secara mendasar merubah cara dokter mendefinisikan, mendiagnosis,
memberikan terapi, dan mencegah penyakit. Semakin pesatnya
perkembangan informasi tentang cara melakukan praktik kedokteran dan
perubahan informasi juga sangat membantu dokter didalam mencari dan
mengambil informasi catatan-catatan medis elektronik melalui internet. Dari
semuanya tersebut, tujuan utama dari seorang dokter adalah mengobati
pasien sampai pasien benar-benar sembuh. Oleh karena itu, maka
berkembanglah seni kedokteran yang sangat diperlukan dalam praktik
kedokteran yang berbasis ilmiah atau yang sering disebut dengan Evidence
Based Medicine.
Definisi
Menurut Sackett et al. Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu
pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk
kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam
prakteknya, EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik
dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.
Pengertian lain dari evidence based medicine (EBM) adalah proses yang
digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan
memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan
klinik. Jadi secara lebih rincinya lagi, EBM merupakan keterpaduan antara (1)
bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research
evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai
yang ada pada masyarakat (patient values).
Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah

hasil pemikiran yang telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa


petimbangan
baik
dari
acountable
aspek
metodologi
maupun accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau
buku
yang
diakui.
Adapun accountable aspek ilmiah adalah mensurvey secara langsung
tentang suatu permasalahan dengan penelitian untuk mendapatkan dasar
yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Maksudnya adalah :
1.

Melalui evidence based medicine kita mengadakan survei tentang


keluhan sejumlah penderita.
2.
Melalui evidence based medicine kita mengadakan survei tentang
kelainan fisik sejumlah penderita penyakit tertentu.
3.
Selain mensurvei keluhan dan kelainan fisik penderita, melaui evidence
based medicine kita juga dapat mensurvei hasil terapinya.
Sedangkan accountable aspek metodologis adalah ilmu yang digunakan
untuk memperoleh kebenaran menggunakan tata cara tertentu dalam
pengumpulan data hasil penelitian yang telah ditelaah dan diakui
kebenarannya.

1.
2.
3.
4.
5.

Penerapan Evidence Based Medicine


Penerapan evidence based medicine dalam pembelajaran mahasiswa
diantaranya adalah
Dalam menyusun dan memformulasikan pertanyaan ilmiah yang
berkaitan dengan masalah
Menelusuri informasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi
Menelaah terhadap bukti-bukti ilmiah yang didapat
Penerapan hasil-hasil penelaah bukti-bukti ilmiah tadi yang sudah
dipercaya ke dalam praktek pengambilan keputusan
Kemudian pengevaluasian terhadap efficacy dan effectiveness

Pentingnya Evidence Based Learning


Beberapa alasan utama mengapa EBM diperlukan :
1.
Bahwa informasi-informasi tradisional (misalnya yang terdapat
dalam text-book) sudah sangat tidak akurat pada saat ini. Beberapa justru
sering keliru dan menyesatkan (misalnya informasi dari pabrik obat yang
disampaikan oleh duta-duta farmasi/cfete//er), tidak efektif (misalnya
continuing medical education yang bersifat didaktik), atau bisa saja terlalu
banyak sehingga justru sering membingungkan (misalnya jurnal-jurnal
biomedik/ kedokteran yang saat ini berjumlah lebih dari 25.000 jenis).
2.
Dalam pendidikannya, dengan bertambahnya pengalaman klinik
seseorang maka kemampuan/ketrampilan untuk mendiagnosis dan
menetapkan bentuk terapi (clinical judgement) juga meningkat. Namun pada
saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya informasi

yang dapat diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya mengandalkan


pengalaman, yang sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah)
menurun secara signifikan.
3.
Meningkatkan kinerja mahasiswa dalam mencari dan mengidentifikasi
literatur klinis terbaik untuk menyelesaikan masalah.

1.
2.
3.
4.

Cara Mencari Publikasi Ilmiah dan Penerpannya


Publikasi ilmiah dapat kita cari dari perpustakaan di kampus, internet, kuliah
pakar, dll. Pelacakan publikasi ilmiah yang baik diantaranya adalah
Pelacakan yang spesifik, akan lebih cepat dan berpeluang untuk
menemukan artikel yang diinginkan.
Penggunaan frase yang tepat agar memudahkan dalam pencarian
Pelacak memiliki pengetahuan dan pengalaman sebelumnya
Dengan menggunakan Boolean logic

Penerapan Publikasi Ilmiah


Dalam dunia perkuliahan, contoh penerapan publikasi ilmiah adalah sebagai
berikut
:
1. Karya Tulis
2. Paper
3. Makalah
4. Laporan
5. Skripsi
6. Tesis
7. Disertasi
8. Buku teks/text book
9. Diktat
10. Jurnal
11. Buletin
12. Referat, dll

Anda mungkin juga menyukai