Pembimbing :
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
1
DAFTAR ISI
BAB 3 KESIMPULAN......................................................................... 15
3.1. Kesimpulan ............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15
LAMPIRAN.............................................................................................. 16
2
BAB 1
PENDAHULUAN
seluruh dunia juga semakin berkembang. Demikian pula sistem pendidikan dokter
tradisional dan sangat mengandalkan kuliah yang berpusat pada dosen, yang
kedokteran yang seperti itu sudah tidak cocok dengan tuntutan keadaan saat ini.
Untuk saat ini, didalam pendidikannya, dokter sangat harus dididik dan dituntut
untuk belajar secara mandiri yang berkonsep pada konsep dasar belajar berbasis
kedepannya dapat benar – benar siap dan mampu untuk menjadi seorang dokter
yang dapat membantu pasien sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu Kita bisa
Dari semuanya tersebut, tujuan utama dari seorang dokter adalah mengobati
pasien sampai pasien benar-benar sembuh. Oleh karena itu, maka berkembanglah
3
seni kedokteran yang sangat diperlukan dalam praktik kedokteran yang berbasis
ilmiah atau yang sering disebut dengan Evidence Based Medicine (Wiryo,2002).
1.2 Tujuan
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling
Pengertian lain dari evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan
hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik. Jadi secara lebih
rincinya lagi, EBM merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah, yang
berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence); dengan (2) keahlian
klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada masyarakat
suatu permasalahan dengan penelitian untuk mendapatkan dasar yang valid dan
sejumlah penderita.
5
3. Selain mensurvei keluhan dan kelainan fisik penderita, melaui evidence
diantaranya adalah :
dengan masalah
book) sudah sangat tidak akurat pada saat ini. Beberapa justru sering keliru
education yang bersifat didaktik), atau bisa saja terlalu banyak sehingga
6
bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya informasi yang dapat
signifikan.
baik agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan
cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien
bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar. Metodologi yang benar
Pengambilan keputusan klinis yang didukung oleh bukti ilmiah yang kuat
7
panjang, lebih sehat, lebih produktif, dengan kehidupan yang bebas dari gejala
bukti yang dicari dalam EBM bukan bukti-bukti yang berorientasi penyakit
hubungan antara pasien sebagai ‗principal‘ dan dokter sebagai ‗agent‘ yang
which lead to trust, hope, and a sense of being known. (Sackett et al., 2000).
pandangan yang independen dalam membuat keputusan klinis, dan bersikap kritis
nilai-nilai, ekspektasi, dan keunikan biologis individu pasien. Sistem nilai pasien
meliputi pertimbangan biaya, keyakinan agama dan moral pasien, dan otonomi
pasien, dalam menentukan pilihan yang terbaik bagi dirinya (Sackett DL,1997).
2.3Kelebihan EBM
Evidence Based Medicine (EBM) diantaranya dapat dimanfaatkan seoptimal
mungkin untuk memperbaiki tata laksana pasien, bisa menemukan informasi yang
8
mutakhir dan sahih tentang kemajuan ilmu pengetahuan, bisa menanamkan
Hambatan yang jelas dirasakan adalah mengenai dana, yaitu keperluan dana
penelitian di bidang kedokteran. Selain itu, tidak adanya akses yang cukup untuk
Dari sisi dokternya, dokter merasa memiliki kemampuan klinik yang cukup untuk
menangani pasien karena dokter sibuk dengan berbagai macam kegiatan. Mereka
perawatan yang kadang-kadang salah dan ketinggalan zaman. Dokter baru akan
menyadari pentingnya evidence based medicine, jika ada pasien yang dirugikan dan
dijawab.Pertanyaanlatarbelakangdikemukakanuntukmemperolehpengetah
9
Contohnya adalah pertanyaan bagaimana diagnosis tuberkulosis paru,
yang lebih akurat antara MRI dan CT – scan dalam mengidentifikasi stroke
kecil dalam otak, manakah yang lebih efektif antara parasetamol dan
Agar jawaban yang benar atas pertanyaan klinis latar depan bisa diperoleh dari data
base, maka pertanyaan itu perlu dirumuskan dengan spesifik, dengan struktur terdiri
diagnostik dapat berupa tes skrining, alat atau prosedur diagnostik, dan
dan pelayanan kesehatan lain. selain itu intervensi dapat juga berupa
10
Comparison: adalah melakukan perbandingan untuk memperoleh
(ketidaknyamanan).
b. Intervention: ibuprofen
c. Comparison: parasetamol
2. Mencari bukti
ilmiah yang dicari dalam EBM memiliki ciri – ciri EUREKA (Evidence that
11
3. Menilai kritis bukti
dasar “VIA”:
a. Validity
Setiapartikellaporanhasilrisetperludinilaikritistentangapakahkesim
hasil riset yang salah tentang akurasi tes diagnosis, efektivitas intervensi,
12
Untuk memperoleh riset yang valid, maka riset tersebut harus
maka bukti yang baik menggunakan desain seperti meta analisis, RCT,
b. Importance
klinis dan statistik dengan signifikan, tidak hanya salah satunya saja
(Murti, 2010).
c. Applicability
Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika
2010).
4. Menerapkan bukti
13
Selainitu, penerapanbuktiintervensiperlumempertimbangkankelayakan
pasien:
diakibatkannya?
14
2) Apakah hasil intervensi yang akan diberikan sesuai dengan keinginan
diberikan pasien:
intervensi?
tersebut?
bukti namun kualitas bukti tidak memenuhi VIA (Hollowing dan Jarvik,
2007).
dasar praktik klinis. Dalam audit klinis dilakukan kajian pelayanan yang
15
maka audit klinis memberikan saran agar dilakukan upaya perbaikan
2007).
lebih baik, efektif, dan efisien, sehingga EBM menjadi program perbaikan
16
BAB III
KESIMPULAN
kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling
dapat dipercaya
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik
agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
1. Langkah yang pertama, kita bisa membuka jendela Mozilla atau bisa
menggunakan jendela lainnya. Kemudian ketikkan nama website pubmed,
www.pubmed.com
2. Langkah selanjutnya, ketikkan kata kunci yang ingin dicari bisa menggunakan
syntax Boolean logic.
3. Setelah muncul daftar jurnalnya, kemudian kita klik pada limit agar lebih
spesifik lagi.
4. Setelah di-limit kemudian isi checklist yang ada. Lalu tekan tombol “GO” atau
enter.
19
5. Setelah itu, akan muncul beberapa jurnal yang sudah kita tentukan kriterianya,
sesuai dengan apa yang kita isi pada checklist limit.
6. Langkah selanjutnya, pilih atau klik pada salah satu jurnal yang dirasa sesuai
dengan apa yang ingin dicari.
7. Setelah muncul jurnal yang diinginkan, jangan lupa klik pada tulisan free
fulltext agar kita bisa mengetahui, apakah jurnalnya memang benar-benar
yang kita cari atau tidak.
20
8. Setelah bisa membuka jurnal dalam bentuk html, jangan lupa klik pada full text
PDF. Kemudian di-download dan di simpan jika sesuai dengan apa yang kita
cari.
21