Anda di halaman 1dari 73

http://apriansyaabdullah.blogspot.co.id/2014/03/contoh-laporan-praktikumpengenalan.

html
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005, hal : 30 ).
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal- hal yang tidak
diinginkan. Contohnya jika pada alat alat tersebut masih tersisa zat zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum ( Anonim,
2012 )
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil
yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini
digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila
terjadi kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam
pemakaian dan penggunaan alat alat dan bahan yang dilakukan dalam
suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya,
disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
(Anonim, 2012).
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi ala- alat laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui jenis,sifat dan fungsi zat kimia
3. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat
laboratorium

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam
proses penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan
alat-alatlaboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi
adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak
diinginkan (Anonim.2013).
Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya
mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum
atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau
buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten
dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur
yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau
hukum yang tidak diketahui sebelumnyadari data empiris yang mereka
kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai
kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum
alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam
juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas yang
dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan
yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi,
merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang
hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari
sekumpulan data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan
asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses penelitian.Banyak sekali alatalat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agardalam proses
penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat
ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja
alat tersebut beserta fungsinya. tentu dari sini kita bisa belajar bagaimana
penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasilyang
akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung dari proses
penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil
pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan
jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan
mebutuhkan pengetahuan

Bagaimana mengunakan alat tersebut agar tidak terjadi salah penggunaan


dan pemakainnya.Alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya seperti
alat yang harus seteril maka sebelum menggunakan alat tersebut kita harus
mensterilkan tangan kita.jika tidak hal itu bisa mengganggu proses suatu
penelitian dan tentunya akan berdampak pada hasil penelitian
tersebut.perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium harus
diperhatikan guna keselamatan dan keberhasilan kerja atau penelitian.
Dalam praktikum pengenalan alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi
akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing
alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahandari
mikrobia yang tidak diinginkan (Anonim,2013).
Jadi Alat-alat sterilisasi adalah alat yang digunakan untuk membebaskan
suatu bahan atau alat lain dari mikroba yang tidak diinginkan.Pada
umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan padaupaya supaya
mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum
atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau
buku teks.Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen
adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang
sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum
yang tidak diketahui sebelumnya dari data empiris yang mereka kumpulkan
hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar
dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat
dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat
diuji hanya dengan jumlah percobaan yangterbatas yang dilakukan oleh
mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan,keterampilan yang dipunyai,
waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi,merupakan keterbatasan
percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa
bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data
mentah hasil percobaan.Maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen
sangat dibutuhkan dalam proses penelitian (Anonim,2013).

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)

Gelas piala
Erlenmeyer
Labu ukur
Petridish
Gelas ukur
Kaca arloji
Tabung reaksi
Cawan penguap
Mortal
Krush
Pipet tetes
Pipet volum
Pipet gondok
Batang pengaduk
Sudip
Corong pisah
Desikator
Buret
Corong
Rak tabung raeksi
Penjepit tabung reaksi
Statif dan klem
Sikat tabung reaksi
Segitiga
Bola hisap
Lampu spiritus
Bunsen
Kaki tiga
Botol semprot
Kawat kasa

31)
32)
33)
34)
35)

Klem utilitas
Oven
Tanur
Hot plate
Timbangan analitis

3.2 Cara kerja


3.2.1 Gelas Kimia
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan
dengan lap. Simpan larutan didalamnya.
3.2.2 Labu Erlenmeyer
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan
dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian
digoyangkan memutar labu erlenmeyernya.
3.2.3 Gelas Ukur
Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur.
Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan
melihat meniscus ke bawah.
3.2.4 Pipet
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan
dengan kertas isap. Lalu celupkan ke dalam larutan. Tekan pilernya lalu
longgarkan.
3.2.5 Buret
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan
dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan
kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan
larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada
gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
3.2.6 Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi
dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian
sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3.2.7 Kaca Arloji


Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue atau
lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup
gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca
arloji tersebut.
3.2.8 Corong
Letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan perlahan
lahan ke dalam mulut corong.
3.2.9 Cawan
Masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu
panaskan atau uapkan ke dalam oven.
3.2.10 Mortar dan Pastle
Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke
dalam lumpang (mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (pastle).

3.2.11 Spatula
Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian
letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
3.2.12 Batang pengaduk
Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu
amati.
3.2.13 Kawat Kasa
Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu
diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.
3.2.14 Kaki Tiga
Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.
3.2.15 Labu Ukur
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan
dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau
masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada
dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya.
Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
3.2.16 Termometer

Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu


larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi.
3.2.17 Rak Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang
lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
No

Nama

Gelas piala

Erlenmeyer

Fungsi

Tempat menyimpan larutan

Tempat untuk memanaskan larutan


kimia,untuk menguapkan solven/pelarut atau
untuk memekatkan

Tempat mereaksikan zat dan atau


mencampur zat

Digunakan sebagai tempat zat yang akan

Labu ukur

di titrasi

Tempat membuat larutan dan

Petridish

mengencerkan larutan

Tempat untuk membiakkan mikroba

Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan

Kaca arloji

Sebagai wadah untuk menimbang

Tabung reaksi

Untuk mereaksikan dua atau lebih zat

Cawan penguap

dalam skala kecil

Untuk mengeringkan suatu bahan dalam

9
10

Mortal
Krush

ovenda desikator

Untuk menghaluskan zat yang masih


bersifat padat atau kristal

Terbuat dari porselein,bersifat inert.

Digunakan untuk memanaskan logam

Pipet tetes

logam,misalnya kandungan abu suatun logam


dan bahan lain

Untuk meneteskan atau mengambil larutan

12

Pipet volum

dalam jumlah kecil

Untuk mengukur volume larutan

13

Pipet gondok

Batang pengaduk

tertentu

Untuk mengaduk atau mengocok suatu

Sudip

bahan yang direaksikan

Untuk mengambil bahan kimia dalam

Corong pisah

bentuk padatan,misalnya dalam bentuk kristal

Untuk memisah kan dua larutan yang tidak

Desikator

bercampur karena adanya perbedaan massa


jenis,biasanya digunakan pada proses ekstraksi

Untuk menyimpan bahan bahan yang

Buret

harus bebas dari air dean mengeringkan zat zat


dalam laboratorium,desikator ada 2 jenis yakni
desikator biasa bdan desikator vakum

Digunakan untuk titrasi .dan pada kadar

Corong

tertentu dapat juga digunakanuntuk mengukur


volume suatu larutan

Untuk memasukkan atau memindahkan

20

Rak tabung reaksi

larutan dari suatu tempat ketempat lain dan


juga digunakan untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saring pada bagian atas

Untuk menempatkan tabung reaksi

21

Penjepit tabung reaksi

Menjepit tabung reaksi

22

Statif dan klem

Menjepit soklet pada proses ekstraksi


Menjepit buret pada proses titrasi
Menjepit kondensor pada proses destilasi

11

14
15
16

17

18

19

Untuk mengambil larutan pada volume

23
24

Sikat tabung reaksi

Segitiga

mencucinya

Untuk meletakkan gelas piala /erlenmeyer

Untuk menyikat tabung reaksi ketika

ketika dipanaskan
Bola hisap

26

Lampu spritus

dipindahkan dari botol larutan

Untuk membakar zat/memanaskan larutan

27

Bunsen

25

Untuk menghisap larutan yang akan

Untuk memanaskan larutan,dan dapat juga

digunakan untuk sterillisasi dalam suatu proses


28

Kaki tiga

Untuk penyangga pembakar spritus

29

Botol semprot

Tempat meletakkan aquades

30

Kawat kasa

Untuk menahan labu atau beaker pada

Klem utilitas

waktu pemanasan ,menggunakan pemanas


spritus atau pemanas Bunsen

Untuk menjepit alat alat gelas

31

seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll.
Oven

33

Tanur

digunakan ,dan untuk mengeringkan bahan


yang dalam keadaan basah

Menentukan kadar abu

34

Hot plate

Sebagai pemanas

35

Timbangan analitis

Untuk menimbang zat

32

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum

BAB V
PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu
mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai
macam alat yang ada di laboratorium. Sebelum menggunakan alat
laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar steril. Alat-alat laboratorium
dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat pemanas dan alat
lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot. Alat-

alat seperti statif digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk


menyedot cairan pada pipet.
1. Gelas kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat
dari kaca borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung
zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Simpan larutan didalamnya.
2. Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan
memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil
penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses
filtrasi.
3. Labu ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan
kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau
masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada
dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya.
Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
4.Petridish
Tempat untuk membiakkan mikroba
5.Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca
atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume
larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah
tertentu. Masukkan jumlah zat cair yang akan diukur volumnya, lalu tepatkan skala yang diinginkan
dengan pipet tetes. Cara membaca skala harus dibaca garis singgung skala dengan bagian bawah
lengkungan cairan.

6. Kaca arloji
Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang
bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam
desikator. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan
tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan
sebagai tutup gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang
di atas kaca arloji tersebut.
7. Tabung reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan
untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya
yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua dm setelah itu
lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
8. Cawan
Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan larutan.masukkan bahan
atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau
uapkan ke dalam oven
9. Mortar dan Pastle
Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan. Cara menggunakannya yaitu
masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (Mortar) dan
gerus hingga halus menggunakan alu (Pastle).
10.Krush
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk
memanaskan logam-logam.
11.Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil
12. Pipet volum
Untuk mengukur volume larutan

13. Pipet gondok


Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas,
berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat
( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume
tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam
skala kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan
kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca
ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.
14. Batang pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam
gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang
pengaduk, lalu amati.
15. Sudip/Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat daristainless
steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan. Ambil bahan atau
zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat
menyimpan bahan seperti kaca arloji.
16. Corong pisah
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena
adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses
ekstraksi.
17.desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu
desikator biasa dan desikator vakum.
18 Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk
titrasi. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan
dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan
kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan

larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada


gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.

19. Corong
Digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan penyaringan setelah
diberikertas saring
20 Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang lubang seukuran
tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara
menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang lubang
yang ada dalam rak tabung reaksi.
21.Penjepit tabung reaksi
Untuk menjepit tabung reaksi.
22.Statif dan klem
Sebagai penjepit, misalnya:

Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi

Menjepit buret dalam proses titrasi

Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi

23 Sikat tabung reaksi


Untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan untuk praktikum.
24.Segitiga
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong
pada waktu penyaringan.
25.Bola hisap
Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan
26.Lampu spritus
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi
dalam proses suatu proses.
27.Bunsen
untuk memanaskan larutan,dan dapat juga digunakan untuk
sterillisasi dalam suatu proses
28. Kaki tiga
Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara bunsen dan
kawat kasa.

29.Botol semprot
Tempat meletakkan aquades
30. Kawat kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran
panas yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas
bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat
larutan yang akan dipanaskan
31.Klem utilitas
Untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll.
32.Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan
untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
33.Tanur
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 c.
34.Hot plate
Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
35. Timbangan analitis
Untuk menimbang zat
36. Termometer
Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk
mengukur suhu ataupun perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai
jenis dan satuan derajat yang berbeda, misalnya thermometer celcius,
fahrenheit dan kelvin. Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan
ke dalam suatu larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu
yang terjadi
37. Tabung sentrifuse
Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun
pada ujung bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai
tabung/perantara untuk memisahkan larutan dan endapan. Cara
menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga dimasukkan ke dalam
tabung sentrifuse. Lalu dimasukkan kea lat sentifugase.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1.
Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui namanama dan fungsi alat-alat laboratorium.
2.
Setiap jenis zat kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda,misalnya asam
yang bersifat korosif tehadap benda di sekitarnya,selain itu zat kimia
memiliki fungsi yang sama.
3.
Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui cara
penggunaan beberapa alat laboratorium,Alat laboratorium memiliki fungsi
dan cara penggunaan yang berbeda.
6.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga kondusifitas
keadaan ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar.

BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN

BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Alat Alat Kimia beseta Fungsinya. www.sholehalamak.blogspot.com. diakses 25 Oktober 2013
Anonim. 2013. Alat alat Pratikum Kimia. www.scribd.com . diakses
25 Oktober 2013
Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta

http://sazilakarinarahman.blogspot.co.id/2013/0
5/percobaan-1-pengenalan-alat-alat.html
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
(HKKK 104)

Disusun Oleh :
SAZILA KARINA RAHMAN

(H1D112010)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2012

ABSTRAK

Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan


mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai
macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari
perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga bermaksud untuk
mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat - alat serta dengan
metode tertentu.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat
laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Pertama
praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai
untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara
memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pada tahap pengerjaannya, dimulai dari tahap pengenceran senyawa HCl
dan NaOH. Setelah itu dilanjutkan dengan penimbangan dan pembuatan
larutan Ca
. Kemudian di lakukan penyaringan larutan Ca
tadi.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan titrasi dengan tujuan untuk
membedakan miniskus atas dan bawah.
Dari percobaan ini, praktikan mendapatkan pengetahuan tentang
alat-alat laboratorium seperti pembakar gas dan alat-alat gelas.
Pengetahuan tersebut seperti fungsi dari pemakaian alat-alat tersebut,
bagaimana cara pencucian alat-alat gelas yang baik. Pengetahuan yang
mendasar adalah praktikan dapat mengetahui bentuk, keakuratan, serta
kapasitas dari alat praktikum berbeda-beda sesuai dengan fungsinya
masing-masing
Kata kunci : Alat-alat laboratorium, miniskus, endapan

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

1.1

PENDAHULUAN

1.1.1
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat
gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.
1.1.2
Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang
sangat pesat, antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan
sangat penting. Dalam kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman,
sampai ke produk kosmetik yang kita pakai pun sebagian besar berasal dari
produk kimia. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia dan
alat-alat untuk menggunakannya didalam laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat yang terbuat
dari kaca, pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang
berfungsi sebagai wadah dan pengukuran volume. Wadah dan pengukuran
volume ada yang ditera dengan telit, seperti alat ukur pipet volumetrik,
pipet mohr, labu takar dan buret serta ada yang tidak perlu ditera dengan
teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan mempengaruhi hasil
praktikum secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum.
Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pada alat tersebut masih tersisa zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.
Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium sangatlah penting
bagi praktikan agar praktikum berjalan lancar.
1.2

DASAR TEORI

Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga
akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam

metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di
laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat
diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alatalat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton,
1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin,

kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain
itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan
kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok
dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer,
corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki
kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat
yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat
tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia
yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin
disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan
volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan
buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih.
Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang
seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih
tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan
dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam
dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang
merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa
dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan
dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri
mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih.
Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin

perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat


memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan
sedikit air suling, dan akhirnya mengering
sendiri
(Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan
pengkuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa
zat dalam satuan gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika
sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan maka didalam jumlah
angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut
masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan
di laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis,
tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi
pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang
dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini,
karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian
memerlukan dana, tenaga dan waktu yang banyak, maka kesalahan
hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang dilakukan sia-sia. Oleh
karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga
dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang
mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal
berikut ini :
A.
Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan
persiapkan hal-hal berikut ini :
1.
Jas laboratorium
2.
Kacamata laboratorium
3.
Sarung tangan laboratorium
4.
Kertas kerja
B
Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih
dahulu. Praktikan harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat

dan bahan yang diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya
yang mungkin terjadi.
C.
Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban,
keselamatan diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya
mencampurkan bahan kimia yang tidak anda pahami dengan baik, apalagi
diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi kepada
dosen atau guru pembimbing.
D.
Beberapa Petunjuk atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus
diperhatikan setiap kali melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk
umum dan petunjuk khusus pada setiap percobaan yang ada dikertas kerja.
Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari
pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata
dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak
melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang
memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah
titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik
laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains sebagai produk ini.
(Wahyudi, 2011).
1.3

METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1

Alat
Alat-alat yang digunakan adalah:

Gelas Ukur
Propipet
Tabung Reaksi
Labu Didih
Pipet Tetes
Erlenmenyer
Gelas Alroji
Piknometer

Labu Takar
Pipet Mohr
Kertas Saring
Botol Semprot
Corong
Termometer
Oven
Botol Gelap
Desikator
Botol Terang
Gegep
Neraca Analitik
Pengaduk
Gelas Bekker
Soxhlet
Pipet Gondok
Pinggan Porselin
Kaki Tiga
Rak Tabung Reaksi
pH meter
Statif
Separator ( corong pisah )
Kasa
Sentrifuge
Buret
Kompor Listrik
Pembakaran Spirtus
Labu Leher Tiga

1.3.2

Bahan

Bahan- bahan yang digunakan adalah :

Aquadest
HCl

- KMnO4
- CaCO3

1.3.3
Prosedur kerja
1.3.3.1 Pengenalan Alat
1.
Dicuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer dan
buret.
2.
Aquadest dimasukkan kedalam buret, untuk larutan berwarna
bening, dibaca miniskus bawahnya.
3.
Aquadest dikeluarkan dari dalam buret, kemudian dicuci.
4.
Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret, untk larutan berwarna
gelap amati miniskus atasnya.
5.
Setelah diamati KMnO4 dikeluarkan dari buret kemudian dicuci lagi.

1.3.3.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan CaCO3


1.
Diletakkan gelas arloji pada neraca analitik. Kemudian dicatat
massanya.
2.
Dimasukkan CaCO3 dengan menggunakan sendok hingga angka
digitalnya mencapai 3,00 gram.
3.
Disiapkan 25 ml aquadest ke dalam gelas bekker.
4.
Dimasukkan CaCO3 yang telah ditimbang ke dalam
gelas bekker kosong.
5.
Dituangkan 25 ml akuades tadi ke dalam gelas bekker yang
berisi CaCO3secara perlahan-lahan dengan cara membilaskan aquadest ke
dinding gelas.
6.
Mengaduk larutan dengan menggunakan pengaduk.
7.
Diamati endapannya.
1.3.3.3 Penyaringan
1.
Kertas saring dilipat menjadi lingkaran, kemudian dilipat lagi 23 kali.

2.
Kertas saring diletakkan didalam mulut corong.
3.
Pinggir-pinggir kertas saring dibasahi didalam mulut corong
menggunakanaquadest agar kertas saring melekat pada dinding corong.
4.
Dituangkan secara rata dan perlahan larutan CaCO3 yang sudah
tercampur dengan aquadest melalui corong yang sudah dilapisi oleh kertas
saring tadi.
5
Dilihat endapan dikertas saring.
1.3.3.4 Pembacaan Miniskus Melalui Kegiatan Titrasi
1.
Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret menggunakan corong.
2.
Larutan KMnO4 dilihat, larutan tersebut berwarna ungu dan gelap,
maka membacanya dengan miniskus atasnya.
3.
Larutan KMnO4 dikeluarkan dari buret dengan memutar klep perlahan
dan dimasukkan kedalam gelas erlenmeyer.
4.
Buret dibilas dan gelas erlenmeyer dibilas menggunakan aquadest.
5.
Aquadest dimasukkan kedalam buret dengan corong.
6.
Aquadest dilihat, larutan tersebut berwarna bening, maka
membacanya dengan dilihat miniskus bawahnya.
7.
Buret dan gelas erlenmeyer dibilas lagi.
1.3.3.5 Pengenceran Larutan
1.
HCl 0,1 M diambil sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet
gondok.
2.
Dimasukkan kedalam labu takar.
3.
Aquadest ditambahkan sampai titik tera labu takar.
4.
Larutan tersebut diencerkan dengan cara labu takar dikocok searah
lipatan tangan apabila tangan lurus, sampai tercampur homogen.

1.4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 hasil pengamatan alat-alat laboratorium
No Gambar

Keterangan

Gelas erlenmeyer, sebagai

tempat zat sementara dan


untuk wadah titrasi.
2

Gelas ukur, sebagai tempat


untuk mengukur volume.

Tabung reaksi, tempat


mereaksikan zat-zatkimia
dalam jumlah kecil.

Pipet tetes, untuk mengambil


larutan dalam jumlah sedikit.

Gelas beker/gelas piala,


pempat memanaskan dan
menyimpan zat sementara.

Gelas arloji, untuk tempat


menimbang zat berbentuk
kristal atau padatan.

Pipet gondok, untuk


mengambil volume larutan
secara tepat.

Pipet mohr, mengukur


volume dengan lebih tepat.

Labu takar, untuk membuat


larutan standar, juga bisa
digunakan untuk
pengenceran larutan.

10

Pinggan poerselin, untuk


menguaplkan cairan sehingga
lebih pekat.

11

Kertas saring, untuk


menyaring endapan.

12

Gegep, untuk pengambilan


alat-alat yang tidak bisa
diambil dengan tangan.

13

Botol semprot, untuk

menyimpan akuades dalam


jumlah terbatas.
14

Statif, tempat untuk


menggantung buret.

15

Kasa, sebagai alat perat


panas sehingga pemanasan
zat dalam gelas piala akan
menyeluruh.

16

Spritus, untuk pembakaran


diletakan di bawah kaki tiga.

17

Piknometer, untuk mengukur


nilai massa jenis atau
densitas fluida ada juga yang
sekaligus pengukur suhu.

18

Buret untuk mengeluarkan


larutan dengan volume
tertentu dalam proses titrasi.

19

Termometer, digunakan untuk


mengukur suhu suatu zat.

20

Kali tiga, digunakan sebagai


tungku.

21

Rak tabung reaksi, untuk


meletakan tabung reaksi.

22

Propipet, digunakan ubtuk


menghisap cairan agar
masuk ke dalam pipet.

23

Labu didih, digunakanuntuk


mendidihkan atauuntuk mem
anaskan larutan.

24

Pengaduk, untuk mengaduk


dan membantu penuangan
larutan.

25

Neraca analitik (4 angka),


untuk menimbang bahan
dengan ketepatan 4 angka
dibelakang koma.

26

Oven, digunakan untuk


memanaskan zat kimia pada
suhu tertentu.

27

Botol gelap untuk menyimpan


zat yang tidak tahan
terhadap cahaya dan
oksidasi.

28

Corong pisah, untuk


memisahkan larutan dan
endapan berdasar berat jenis.

29

Desikator, digunakan untuk


mengeringkan, mendinginkan
bahan serta mengurangi lagi
kadar air yang tersisa
daridalam bahan yang sudah
dioven.

30

pH me ter, digunakan untuk


mengukur pH suatu larutan.

31

Botol terang, tempat


menyimpan zat yang tahan
cahaya.

32

Sentrifuge, digunakan untuk


memisahkan partikel
berdasarkan berat jenis pada
larutan.

33

Labu leher tiga, digunakan


untuk mendidihkan atauuntuk
memanaskan larutan.

34

Kompor listrik, digunakan


untuk memanaskan zat-zat
kimia dan meningkatkan
efektifitas kerja.

35

Soxhlet, untuk memisahkan


ekstak padatan suatu bahan
dengan pelarut organik dan
digunakan pada proses
ekstraksi.

36

Corong, untuk memindahkan


bahan ketempat yang
mediumnya lebih kecil.

1.4.2
Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu
mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai
macam alat yang ada di laboratorium. Sebelum menggunakan alat
laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar steril. Alat-alat laboratorium
dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat pemanas dan alat
lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot. Alatalat seperti statif digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk
menyedot cairan pada pipet.
1.4.2.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum
menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah
dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat
penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan
penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan
begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan.
Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk
mencari tahu massa suatu benda.
1.4.2.3 Penyaringan
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3.
Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong.
Endapan larutan CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak
ikut jatuh kembali kedalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada
pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih.

1.4.2.4 Pembacaan Miniskus


Miniskus adalah suatu larutan yang dimasukkan kedalam buret dan
membentuk cekungan. Antara pembacaan lqrutan yang berwarna dan tidak
berwarna misalnya aquadest untuk ukurannya maka bagian bawah miniskus
yang dibaca. Sedangkan untuk membaca volume larutan yang berwarna
misalnya KMnO4 maka dilihat adalah miniskus bagian atas.
1.4.2.5 Pengenceran
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung
jumlah zat yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur
zat terlarut yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan
pengenceran adalah untuk memperkecil konsentrasi dan memperbesar
volume suatu larutan.

1.5
1.5.1

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.
Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan
petunjuk seperti cara penggunaan alat, meletakan dan juga cara
menggunakan alat dari listrik.
2.
Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena berbahaya.
3.
Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi
dibandingkan alat-alat lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari bahan
kaca yang mudahpecah.
4.
Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.
5.
Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat
hasil dari suatu percampuran larutan.
6.
Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia
dengan
benar menggunakan neraca analitis.

7.
Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai
bahan kimia dengan benar.
8.
Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca
adalahminiskus atas, dan apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca
adalahminiskus bawah.
1.5.2
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga
kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan
bekerja dengan teliti. Ketika percobaan berlangsung praktikan harus bisa
menjaga keselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama praktikan tidak
boleh bercanda ketika percobaan sedang berlngsung.

DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jilid Pertama.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kualitatif.
EdisiKelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subroto, J. 2000. Buku Pintar Alat Laboratorium. Aneka : Solo.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB : Bandung.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. Pengajaran Sains di Laboratorium.
http://www.yudhiart.blogspot.com
Diakses pada 16 Oktober 2012.
Walton. 1998. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium.
http://www.wordpress.co.id
Diakses pada 2 Oktober 2012.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


PENGENALAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM

PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas
beserta fungsinya dalam praktikum kimia.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat mmiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja
atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mngukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer.
Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
graph seperti thermograph, barograph (Firebiology, 2007).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui
tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna
untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan

di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting


untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu
bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat
kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau
deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen
panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan
yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang
sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan
kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh
karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang
berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang
banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya
pekerjaan analisa kimia (Day & Underwood, 1998).
Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap cabang
kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung memerlukan
analisa kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala sesuatu yang
manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian, pencegahan
penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan, penyemaian, pengolahan,
peran, olahraga, penyusutan kejahatan, dan sebagainya (Harjadi, 1990).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang
digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil
pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya
tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat
ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak
terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu
takar, gelas beker, erlenmeyer, buret, corong, pipet gondok dan propipet, gelas arloji,
desikator, neraca analisis, pengaduk dan alat pembakar gelas.
B. Bahan
Bahanbahan yang digunakan adalah akuades, NaOH dan Na 2CO 3.
IV. PROSEDUR KERJA
A. Pembakar Gas
1.
Bagian dipembakaran gas diteliti.

2.
Bagian tabung pencampuran gas dilepaskan dan udara (barrel) serta
diperhatikan lubang kecil (spun) yang terdapat pada dasar pembakaran gas. (Tabung
pencampur gas hanya dilepaskan untuk melihat hal tersebut di atas, setelah itu di
pasang kembali).
3.
Skrup pengatur gas dipasang (needle valve) pada bagian dasar pembakaran dan
ujung skrup dapat dirasakan keluar pada spud. Skrup pengatur gas ini berguna
digunakan untuk mengatur banyak sedikitnya gas yang keluar dari lubang kecil dan
masuk ke dalam lubang pencampur gas dan udara.
4.
Skrup pengatur gas di pasang kembali skrup diputar dua putaran penuh untuk
membuka bagian spud.
5.
Tabung pencampuran gas dan udara dipasang kembali pembakar gas ditaruh
diatas sekeping asbes. Keping asbes selalu digunakan apabila ingin menaruh benda
panas di atas meja praktikum.
6.
Tempat masuk udara ditutup dengan cara memutar terus tabung pencampur gas
dan udara sampai ke dasar gas, (Peringatan : Sebelumnya pembakar gas diletakan
cukup jauh dari muka, rambut dan pakaian).
7.
Kran gas dibuka yang terdapat pada meja praktikum. Pembakar gas dinyalakan
dengan cara korek yang sudah menyala didekatkan di mulut ke tabung pencampur gas
dan udara. Nyala api akan berwarna disebabkan adanya partikel karbon yang
terbentuk, dimana partikel karbon akan bersinat pada temperatur tinggi .
8.
Tabung pencampur gas dan udara diatur, sehingga lubang udara setengah udara
terbuka.
9.
Apa yang telah terjadi dijelaskan apabila lubang pengatur udara di tutup dan
dibuka. Skrup pengatur gas diatur dan diamati perubahan yang terjadi pada nyala api.
10. Lubang pengatur udara diatur serta skrup pengatur gas sehingga didapatkan
gambaran yang sama pada gambar (a). Apabila lubang pengatur udara
dibuka,beberapa daerah yang dapat terlihat pada nyala api?, apakah terlihat dua
kerucut yang tidak berwarna pada nyala api tersebut?. Kerucut di bagian dalam
mengandung campuran gas yang belum terbakar dan udara. Kerucut di bagian luar,
gas dan udara sudah tercampur dengan baik sehingga pembakaran berlangsung
sempurna.
11. Gegep digunakan, letakkan pinggan porselin di atas nyala api yang tidak
berwarna tersebut. Kemudian diamati perubahan yang terjadi.
12. Nyala api di atur diatur sehingga mencapai tinggi 10-12 cm dengan jalan
memutar skrup pengatur gas.

13. Kemudian diletakkan pinggan porselin di atas nyala api yang berwarna tersebut.
Perubahan yang terjadi diamati dan apakah bedanya pinggan porselin yang diletakan
pada api berwarna dan yang tidak berwarna?.
14. Lubang tempat masuknya udara harus dibuat setengah tertutup. Apabila terlalu
banyak uadara, maka nyala api akan tertarik ke dalam tabunng pencampur gas dan
udara, untuk kemudian terbakar disana (suara letupan akan terdengar). Apabila ini
terjadi, tutuplah kran gas (catatan : tabunng pencampur gas dan udara akan terjadi
sangat panas dan baunya tercium tidak enak). Biarkan pembakar gas tersebut menjadi
dingin sebelum dinyalakan kembali.
15. Bagian yang panas ditentukan dari nyala api tersebut dengan diletakkannya
batang korek api secara lintang pada tempat daerah nyala api sampai batang korek
tersebut jadi hitam dan nyala. Waktu yang perlu diperhatikan untuk hancurnya korek
tersebut pada setipa daerah (zona), ujilah nyala api ini pada bagian dasar , tengah dan
puncak.
B. Pengenalan Alat Gelas
1.
Tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, dan buret dicuci. Apa
beda pencucuian tersebut?
2.
25 ml akuades dimasukan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dengan menggunakan
pipet.
3.
Buret diisi dengan akuades pada sembarang angka. Membaca miniskus
awalnya. Cairan dikeluarkan dengan lambat sampai beberapa mililiter, lihat
miniskus. Kemudian ditunggu beberapa menit, dan lihat miniskusnya lagi.Volume air
yang keluar dihitung, diisi lagi, baca miniskus awalnya, keluarkan dengan cepat, baca
miniskusnya. Tunggu beberapa menit, baca lagi miniskusnya (adakah perbedaan
penurunan dengan cepat dan lambat).
4.
Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 M. baca miniskus awalnya. Apakah ada
beda pembacaan miniskus pada air (larutan tak berwarna) dengan KMnO 4 (larutan
berwarna gelap).
C. Penyaringan
1.
5 ml larutan Pb asetat 0,1 M diambil dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan 5 ml H2SO4 0,1 M, diamati endapan yang terjadi. catat warna
endapan.
2.
Kertas saring diambil dan timbang dengan neraca analitis. Lipat
menjadi lingkaran, kemudian lipat lagi menjadi 2-3 kali lipatan.
3.
Kertas saring yang sudah dilipat dimasukan pada corong dan dibasahi
sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding gelasnya.

4.
Corong yang berkertas saring tadi dipasang di atas Erlenmeyer untuk
menampung fitart atau cairan cucian.
5.
Larutan dituang pada langkah 1 ke dalam corong berkertas saring
tadi, oven kertas saring dan endapannya sampai kering serta
ditimbang kembali kertas saring dan endapan.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
I. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Alat alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum khususnya percobaan
pertama adalah terdapat dalam tabel berikut :
N
o

Nama & Gambar Alat

Fungsi

Keterangan

Cawan porselin

Untuk mereaksikan
zat dalam suhu
tinggi, mengabukan
kertas saring,
menguraikan
endapan dalam
gravimetri sehingga
menjadi bentuk
stabil

Terbuat dari
porselin

Pinggang porselin

Untuk menguapkan
larutan sehingga
lebih pekat atau
menjadi kering,
mengkristalkan zat
dan untuk
menyublim zat

Terbuat dari
porselin

Tabung reaksi

Untuk mereaksi zatzat dalam bentuk


sedikit

Terbuat dari
gelas

Gelas piala

Sebagai tempat

Kuantitas

larutan dan juga


untuk memanaskan
zat-zat ,
menyiapkan pelarut
untuk memekatkan

berkisar 50
ml, 200ml,
1000ml,
sampai
2000ml
disebut juga
gelas beker

Erlemeyer

Untuk tempat zat


yang dititrasi dan
dapat juga untuk
memanaskan
larutan

Kuantitas
berkisar
100ml,
250ml,
500ml, 1L
sampai 2L

Gelas ukur

Untuk mengukur
voume zat kimia
dalam bentuk cair

Kuantitas
berkisar
5mm,
10mm,
25mm,
50mm,
100mm

Labu takar(labu ukur)

Untuk membuat
larutan standar
atau larutan
tertentu dengan
volume setepattepatnya

Volumenya
antara 50ml,
100ml,500m
l, 1L sampai
2L

a. Pipet gondok
b. Pipet volume

a. Untuk
mengambil
larutan dengan
volume teratur dan
tepat
b. Untuk mengukur
volume larutan

Lebih tepat
dari gelas
ukur

Buret

Untuk melakuan
titrasi

Terbuat dari
kaca

1
0

Statif

Untuk menjepit
buret

Terbuat dari
besi

1
1

Pengaduk gelas

Untuk mengaduk
suatu campuran
atau larutan zat
kimia ketika
melakukan reaksireaksi kimia

Terbuat dari
kaca

1
2

Gelas arloji

Untuk menimbang
zat berbentuk
kristal, untuk
menutup bejana
lain waktu
pemanasan dan
untuk menguapkan
cairan

Terbuat dari
gelas

1
3

Corong

Untuk membantu
ketika memasukkan
cairan ke dalam
suatu tempat yang
sempit

Biasanya
terbuat dari
gelas

1
4

Pipet tetes

Memindahkan
larutan dalam
jumblah sedikit

1
5

Botol semprot

Untuk
Terbuat dari
membersihkan
plastik
dinding-dinding
bejana dan sisa-sia
endapan,
mengeluarkan air/
cairan dalam jumlah
terbatas, dan
tempat menyimpan
air

1
6

Kasa

Sebagai alat perata


panas

Dengan cara
ditaruh
diatas kaki
tiga

1
7

Kaki tiga

Sebagai tungku dari


wadah bahan
bahan yang
dipanaskan dan
biasanya dilengkapi
dengan kawat
asbes

1
8

Eksikator

Untuk menyimpan
zat-zat agar kering
(eksikator tidak diisi
bahan pengering)
atau untuk
mengeringkan zat
(perlu bahan
pengering)

Terbuat dari
besi

1
9

Neraca analisis

Untuk menimbang
alat dan bahan

Memiliki
ketelitian 4
digit

2
0

Oven

Mengeringkan atau
mensterilkan alatalat laboratorium

Suhunya
mencapai
120o C

2
1

Rak tabung reaksi

Tempat meletakkan
tabung reaksi

Terbuat dari
kayu

B. Pembahasan
1. Alat-alat pemanasan
Alat-alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar gas, kaki tiga, segitiga
porselin, gegep, pemanas air, alat-alat porselin (cawan, pinggan).
a. Kaki tiga
Kaki Tiga digunakan sebagai tungku, dimana diatasnya terdapat wadah bahan-bahan
yang dipanaskan di antara ketiga kakinya tempat untuk pemanasan.

b. Segitiga porselin
Segitiga porselin digunakan sebagai alat penopang wadah yang akan dipanaskan
diatas kaki tiga.
c. Gegep (penjepit)
Geget (penjpit) digunakan untuk membantu mengambil alat-alat yang tidak boleh
diambil dengan tangan. Misalnya botol-botol timbang, alat-alat panas dan sebagainya.
d. Cawan porselin (Crucible)
Cawan Porslin (crucible) digunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi,
menggabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam gravimetric sehingga
menjadi bentuk yang stabil.
e. Pinggan porselin (Evaporating Dish)
Pinggan porselin (Evaoratng Dish) digunakan untuk menguapkan / mereaksikan larutan
sehingga lebih pekat atau menjadi lebih kering dan mengkristalkan zat serta untuk
menyublimkan zat.
2. Alat-alat gelas
Sebelum digunakan, alat-alat gelas harus diperiksa terlebih dahulu, apakah ada cacat
dan diteliti kebersihannya. Apabila alat tersebut retak jangan meneruskan untuk
penggunaannya. Kebersihan alat sangat penting, data yang dihasilkan menjadi tidak
akurat jika melakukan percobaan pada alat yang terkontaminasi.
Dibersihkan peralatan dengan sabun dan air keran. Digunakan sikat yang sesuai
dengan ukuran dan kehalusan. Mula-mula dibilas peralatan gelas dengan air keran,
kemudian satu atau dua kali dengan akuades. Kadang kala perlu direndam pipet atau
buret beberapa lama dengan air sabun dan K 2CrO7 serta H2SO4 bila sulit dihilangkan
kotoran. Baliklah peralatan gelas yang bersih diatas serbet. Jangan mengeringkan
peralatan gelas yang ditera dalam oven atau diatas api langsung. Bilaslah peralatan
gelas dengan pelarut atau larutan yang akan digunakan.

Jangan mengeluarkan cairan dari pipet atau buret terlalu cepat atau lambat karena bila
terlalu cepat akan meninggalkan cairan yang sulit dihilangkan dan juga jangan terlalu
lambat karena akan memperlambat percobaan.
a. Gelas Wadah
Botol sebagai wadah pereaksi dapat dibedakan dengan warnanya yang gelap untuk
tempat zat yang peka terhadap cahaya, oksidasi, botol tak berwarna dan lainnya. Tutup
botol bermacam-macam ; tutup pipih tidak boleh ditaruh diatas meja, tutup paruh dan
pipih tidak boleh diambil. Mulutnyapun bermacam-macam; mulut kecil untuk zat yang
mudah menguap,dan mulut besar uantuk pereaksi selain itu.
b. Alat-alat untuk mereaksikan zat
1) Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dan dapat dipanaskan, terutama digunakan untuk mereaksikan zatzat kimia dalam jumlah sedikit.
2) Gelas piala
Alat ini disebut juga gelas beker, fungsi utama adalah untuk mereaksikan zat kimia
dalam jumlah sedikit. Dapat juga digunakan sebagai tempat larutan untuk memanaskan
larutan zat kimia.
3) Erlenmeyer
Alat ini digunakan untuk tempat zat yang dititrasi dan bukan alat pengukur. Kadangkadang boleh untuk memanaskan larutan.
3. Alat-alat pengukur volume
a. Gelas ukur
Alat ini digunnakan untuk mengukur volume zat kimia cair, tidak boleh untuk mengukur
pelarut panas.
b. Pipet ukur yang terdiri dari pipet gondok dan pipet volume
Pipet gondok terbuat dari gelas, tengahnya membesar ujungnya meruncing.
Untuk mengambil larutan dan pipet ini lebih tepat dibandingkan gelas ukur, dan dibantu
degan propipet.
Pipet volum dibubuhi skala mirip dengan buret, untuk mengambil larutan dan
lebih tepat dari gelas ukur.
c.
Buret
Alat ini terbuat dari gelas berskala dan memiliki kran. Untuk melakukan titrasi, larutan
dikeluarkan sedikit demi sedikit dari kran. Volume dapat dilihat dari skala. Untuk
menggunakannya buret dicuci dua kali dengan larutan yang akan diisikan dan untuk
titrasi dilakukan minimal tiga kali , hasilnya adalah rata-ratanya. Normalitas dan

penitrasi jangan terlalu tinggi atau pekat dan volumenya sedikit mungkin (10 / 20 cc).
Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui dan dapat diubah-ubah.
d.
Labu ukur
Alat ini digunakan untuk membuat larutan standar atau larutan tertentu secepatcepatnya.
4. Alat lain
a. Pengaduk gelas
Alat ini dipakai untuk mengambil suatu campuran atau larutan zat kimia dalam bentuk
serbuk, padat, dan pasta ketika melakukan reaksi kimia dan untuk membantu
menuangkan cairan dalam proses penyaringan.
b. Gelas arloji
Alat ini terbuat dari gelas, berguna untuk alas dan menimbang zat kristal, untuk
menutup bejana saat pemanasan dan untuk menguapkan cairan.
c. Corong
Alat ini terbuat dari gelas, untuk membantu memasukkan larutan cair ketempat yang
sempit mulutnya.
d. Botol semprot
Alat ini digunakan untuk membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan,
mengeluarkan air/cairan dalam jumlah terbatas, dan tempat menyimpan air .
e. Eksikator
Alat ini digunakan untuk menyimpan zat agar tetap kering atau untuk mengeringkan
zat. Zat pengering yang dipakai adalah zat hogroskopis seperti CaO, CaCl 2 anhidrid,
PCl5. Jangan memasukkan benda yang terlalu panas, karena akan menyebabkan udara
didalamnya akan berkembang dan dapat mengangkat tutupnya, disamping itu suhu
benda/bahan akan lambat turunnya, sehingga tidak dapat cepat ditimbang.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat-alat gelas kimia, antara lain :
1. Peralatan dikeringkan, setelah itu dicuci diletakkan terbalik, hanya bagian luar
yang dilap, bagian lain tidak boleh dilap. Apabia perlu cepat kering alat dipanaskan
sedikit (di atas atau dalam oven).
2. Tutup botol; pada bagian yang tutup botol berbentuk paruh, maka tutup botol
jangan dicabut, menutup atau membuka botol dengan cara mengatur saluran pada
botol dan tutup, ini dilakukan untuk menjaga kemurnian isi botol.
3. Cairan dituang dari botol yang beretiket; memegang etiket menghadap telapak
tangan dan cairan dialirkan dari sisi yang berjauhan dengan etiket jadi isi botol dapat
selalu diketahui dengan mudah.

4. Isi botol dicium dengan cara mengibaskan tangan pada mulut botol dan
mengarahkannya ke hidung.
5. Ditimbang ;
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penimbangan suatu zat;
a. Penimbangan dilakukan dalam ruang tertutup.
b. Bahan diletakkan dalam gelas arloji (untuk zat padat) atau botol timbang (untuk zat
cairan).
c. Jika akan dilarutkan atau direaksikan bahan dalam wadah, maka berat wadah
kosong dicari sebelum dimasukkan. Jika akan memindahkan bahan ke tempat lain,
berat bahan kosong dicari sesudah bahan dipindahkan.
d. Bahan diletakkan atau mengambil timbangan atau anting-anting dengan pinset.
e. Jangan ditimbang bahan panas sebelum mendinginkannya.
f.
Selalu jaga kebersihan timbangan.
6. Alat dibersikan ; alat-alat volumetirik harus bersih dan bebas dari lemak.
7. Penggunaan buret;
1) Buret dijepitkan pada statif dengan hati-hati.
2) Buret diletakan pada angka 0 sejajar tegak lurus dengan mata.
3) Sebelum dikalibrasi, bersihkan buret dengan akuades, setelah itu kita buang
dengan cara tangan kiri memegang kran dan tangan kanan memegang gelas beker.
4) Bahan kimia yang akan digunakan dimasukan dan diperhatikan agar batas
kalibrasi tetap pada batas 0.
5) Bahan lain disiapkan pada gelas beker yang kita gunakan dalam praktikum.
6) Jumlah tetesan yang diperlukan diperhatikan karena dapat mempengaruhi warna
bahan yang ada di gelas beker.
o
Dalam membaca buret haruslah hati-hati karena apabila terdapat kekeliruan
maka akan mendapatkan hasil yang kurang akurat. Suatu cairan akan membentuk
cekungan yang disebut miniskus. Jika larutan berwarna muda maka dasa miniskus
yang dibaca dan jika warna larutan gelap bagian atas miniskus yang dibaca. Untuk
membantu membaca miniskus sebaiknya gunakan kertas yang dihitamkan atau kartu.
Sedangkan untuk menyaring gunakan corong yang diberi kertas saring.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah
1.
Pembakar gas terdiri dari bebeapa bagian, Api tidak boleh di pergunakan untuk
pemanasan reaksi sebab kurang panas dan mengotori alat alat yang di panaskan
2.
Pembakar gas di gunakan untuk memanaskan.

3.
Alat alat gelas sebelum di gunakan harus di periksa terlebih dahulu baik
kebersihannya, atau keadaan alat tersebut Karena apabila alat tersebut mengalami
kerusakan dan tidak di bersihkan terlebih dahulu maka akan mempengaruhi hasil
pengamatan.
4.
Alat alat gelas berfungsi sebagai wadah bagi suatu larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi,
Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium. dsikreatif.blogspot.com
Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta.
Rohman, Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah
Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.
Feribiology. 2007, teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan alat laboratorium
mikrobiologi. http://firebiology07.wordpress.com
Dimohon kepada semuanya yang mengambil data di blog saya diharap mencantumkan
nama blog pada daftar pustaka,... Hargai hasil orang lain jangan asal copas,... karena
blog ini mempunyai hak cipta,...

LAMPIRAN
Lembar Tugas
1. Sebutkanlah macam-macam alat pengukur volume yang saudara ketahui. Jelaskan
juga mana alat yang digunakan utuk mengukur secara teliti dan kasar !
2. Sebutkan fungsi alat-alat di bawah ini :
a. Eksikator
b. Lemari asam
c. Oven
3. Bahan-bahan apa saja yang tidak di pipet dengan mulut ? Jelaskan
4. Apakah perbedaan botol berwarna dan tidak berwarna dalam hal penggunaannya ?
5. Endapan apa yang terbentuk antara Pb asetat dan H 2SO4 ? tuliskan reaksinya !
Jawaban :
1. Macam-macam alat pengukur volume adalah gelas ukur, labu ukur, pipet ukur yang
terdiri dari pipet gondok dan pipet mhor, dan buret. Sedangkan alat yang digunakan
untuk mengukur secara teliti adalah labu ukur, pipet ukur
(pipet gondok dan pipet

mohr ) dan buret. Adapun alat-alat yang digunakan untuk mengukur secara kasar
adalah gelas ukur.
2. Fungsi-fungsi dari alat-alat dibawah ini adalah sebagai berikut :
a. Eksikator berfungsi untuk menyimpan zat-zat supaya tetap kering (eksikator tidak
diisi bahan pengering).
b. Lemari asam berfungsi untuk menguapkan larutan yang mengandung gas-gas asam
Klorida, asam nitrit, nitrit dan lain-lain.
c. Oven berfungsi untuk mengeringkan zat.
3. Bahan yang tidak boleh dipipet dengan mulut, antara lain : H2SO4, HNO4, HF,
N4OHG, KOH, CH3COOH, (COOH)2, NH4OH, H2O4 pekat, kapur klor, AQHO3 dan
sebagainya. Karena jika itu terjadi kontak langsung akan menyebabkan kerusakan
jaringan kulit dan jaringan tubuh, pembengkakan saluran pencernaan, kebutaan,
bahkan kematiaan.
4. Botol berwarna gelap digunakan untuk menyimpan zat yang peka terhadap cahaya,
oksidasi atau lainnya. Sedangkan botol tidak berwarna (transparan) digunakan untuk
menyimpan zat yang tahan cahaya, oksidasi dan lainnya.
5. Endapan yang terbentuk antara Pb asetat dan H 2SO4 adalah endapan berwarna
putih susu yaitu PbSO4, dengan persamaan reaksi :
Pb(CH3COOH)2 + H2SO4
PbSO4 + 2CH3COOH
Endapan berupa PbSO4
http://dsikreatif.blogspot.co.id/2013/05/percobaani-pengenalanalat-alat.html

HTTP://MOHDIKINADIWENA.BLOGSPOT.CO.ID/2014/10/PENGENALAN-ALAT-ALATLABORATORIUM.HTML
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM


1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas serta
fungsinya dalam praktikum kimia.
1.1.2 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan sangat penting. Dalam
kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman, sampai ke produk kosmetik yang kita
pakai pun sebagian besar berasal dari produk kimia. Oleh karena itu, kita harus
mengenal bahan-bahan kimia dan alat-alat untuk menggunakannya didalam
laboratorium.
Di dalam laboratorium dapat ditemukan berbagai macam alat yang terbuat dari kaca,
pelastik, karet, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai
wadah dan pengukuran volume. Wadah dan pengukuran volume ada yang ditera dengan
telit, seperti alat ukur pipet volumetrik, pipet mohr, labu takar dan buret serta ada yang
tidak perlu ditera dengan teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan
mempengaruhi hasil praktikum secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang
akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat saja
bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan
kegagalan dalam praktikum. Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium
sangatlah penting bagi praktikan agar praktikum berjalan lancar.

1.2 DASAR TEORI


Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan
melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti
ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan
observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana
sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi
atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya
alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep,
pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga
digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan
kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok
dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas,
erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini
juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan
praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan
digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan
kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau
rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi
suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam
menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan
buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang
tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan
yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak
yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak

terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil,
yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki
sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen
sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas
untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat
memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu
hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling,
dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat
ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan
timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua
timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang
menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium.

Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak,
berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada
hipotesis, seperti yang dirumuskan Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini,
karena keterbatasan alat dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga
dan waktu yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang
dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga
dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri,
1999 : 3).
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan
yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang
sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan
kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh
karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang
berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang
banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya
pekerjaan analisa kimia (Day & Underwood, 1998).

Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :


A. Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal
berikut ini :
1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
3. Sarung tangan laboratorium
4. Kertas kerja
B Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan harus
sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara
kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
C. Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri
dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia yang
tidak anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap
kecelakaan yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa Petunjuk atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali
melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap
percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium
merupakan bagian dari pengajaran sains.
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman
menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan,
pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan
teori. Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial
dalam pengajaran sains sebagai produk ini.
(Wahyudi, 2011).
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN
1.3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah:

Gelas Ukur
Propipet
Tabung Reaksi
Labu Didih
Pipet Tetes
Erlenmenyer
Gelas Alroji
Piknometer
Labu Takar
Pipet Mohr
Kertas Saring
Botol Semprot
Corong
Termometer
Oven
Botol Gelap
Desikator
Botol Terang
Gegep
Neraca Analitik
Pengaduk
Gelas Bekker
Soxhlet
Pipet Gondok
Pinggan Porselin
Kaki Tiga

Rak Tabung Reaksi


pH meter
Statif
Separator ( corong pisah )
Kasa
Sentrifuge
Buret
Kompor Listrik
Pembakaran Spirtus
Labu Leher Tiga

1.3.2 Bahan
Bahan- bahan yang digunakan adalah :
Aquadest - KMnO4
HCl - CaCO3
1.3.3 Prosedur kerja
1.3.3.1 Pengenalan Alat
1. Dicuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer dan buret.
2. Aquadest dimasukkan kedalam buret, untuk larutan berwarna bening, dibaca miniskus
bawahnya.
3. Aquadest dikeluarkan dari dalam buret, kemudian dicuci.

4. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret, untk larutan berwarna gelap amati
miniskus atasnya.
5. Setelah diamati KMnO4 dikeluarkan dari buret kemudian dicuci lagi.

1.3.3.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan CaCO3


1. Diletakkan gelas arloji pada neraca analitik. Kemudian dicatat massanya.
2. Dimasukkan CaCO3 dengan menggunakan sendok hingga angka digitalnya mencapai
3,00 gram.
3. Disiapkan 25 ml aquadest ke dalam gelas bekker.
4. Dimasukkan CaCO3 yang telah ditimbang ke dalam gelas bekker kosong.
5. Dituangkan 25 ml akuades tadi ke dalam gelas bekker yang berisi CaCO3 secara
perlahan-lahan dengan cara membilaskan aquadest ke dinding gelas.
6. Mengaduk larutan dengan menggunakan pengaduk.
7. Diamati endapannya.
1.3.3.3 Penyaringan
1. Kertas saring dilipat menjadi lingkaran, kemudian dilipat lagi 2-3 kali.
2. Kertas saring diletakkan didalam mulut corong.
3. Pinggir-pinggir kertas saring dibasahi didalam mulut corong menggunakan aquadest
agar kertas saring melekat pada dinding corong.
4. Dituangkan secara rata dan perlahan larutan CaCO3 yang sudah tercampur dengan
aquadest melalui corong yang sudah dilapisi oleh kertas saring tadi.
5 Dilihat endapan dikertas saring.
1.3.3.4 Pembacaan Miniskus Melalui Kegiatan Titrasi
1. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam buret menggunakan corong.
2. Larutan KMnO4 dilihat, larutan tersebut berwarna ungu dan gelap, maka membacanya
dengan miniskus atasnya.
3. Larutan KMnO4 dikeluarkan dari buret dengan memutar klep perlahan dan
dimasukkan kedalam gelas erlenmeyer.
4. Buret dibilas dan gelas erlenmeyer dibilas menggunakan aquadest.
5. Aquadest dimasukkan kedalam buret dengan corong.

6. Aquadest dilihat, larutan tersebut berwarna bening, maka membacanya dengan dilihat
miniskus bawahnya.
7. Buret dan gelas erlenmeyer dibilas lagi.
1.3.3.5 Pengenceran Larutan
1. HCl 0,1 M diambil sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet gondok.
2. Dimasukkan kedalam labu takar.
3. Aquadest ditambahkan sampai titik tera labu takar.
4. Larutan tersebut diencerkan dengan cara labu takar dikocok searah lipatan tangan
apabila tangan lurus, sampai tercampur homogen.

1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN


1.4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 hasil pengamatan alat-alat laboratorium
No Gambar Keterangan
1 Gelas erlenmeyer, sebagai tempat zat sementara dan untuk wadah titrasi.
2 Gelas ukur, sebagai tempat untuk mengukur volume.
3
Tabung reaksi, tempat mereaksikan zat-zatkimia dalam jumlah kecil.
4 Pipet tetes, untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit.
5 Gelas beker/gelas piala, pempat memanaskan dan menyimpan zat sementara.
6 Gelas arloji, untuk tempat menimbang zat berbentuk kristal atau padatan.
7 Pipet gondok, untuk mengambil volume larutan secara tepat.
8

Pipet mohr, mengukur volume dengan lebih tepat.


9 Labu takar, untuk membuat larutan standar, juga bisa digunakan untuk pengenceran

larutan.
10 Pinggan poerselin, untuk menguaplkan cairan sehingga lebih pekat.
11 Kertas saring, untuk menyaring endapan.
12

Gegep, untuk pengambilan alat-alat yang tidak bisa diambil dengan tangan.
13 Botol semprot, untuk menyimpan akuades dalam jumlah terbatas.
14 Statif, tempat untuk menggantung buret.
15 Kasa, sebagai alat perat panas sehingga pemanasan zat dalam gelas piala akan
menyeluruh.
16 Spritus, untuk pembakaran diletakan di bawah kaki tiga.
17 Piknometer, untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida ada juga yang
sekaligus pengukur suhu.
18 Buret untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu dalam proses titrasi.
19 Termometer, digunakan untuk mengukur suhu suatu zat.
20 Kali tiga, digunakan sebagai tungku.
21 Rak tabung reaksi, untuk meletakan tabung reaksi.
22 Propipet, digunakan ubtuk menghisap cairan agar masuk ke dalam pipet.
23 Labu didih, digunakan untuk mendidihkan atau untuk memanaskan larutan.
24 Pengaduk, untuk mengaduk dan membantu penuangan larutan.
25 Neraca analitik (4 angka), untuk menimbang bahan dengan ketepatan 4 angka
dibelakang koma.
26 Oven, digunakan untuk memanaskan zat kimia pada suhu tertentu.
27 Botol gelap untuk menyimpan zat yang tidak tahan terhadap cahaya dan oksidasi.
28 Corong pisah, untuk memisahkan larutan dan endapan berdasar berat jenis.
29 Desikator, digunakan untuk mengeringkan, mendinginkan bahan serta mengurangi
lagi kadar air yang tersisa daridalam bahan yang sudah dioven.
30 pH me ter, digunakan untuk mengukur pH suatu larutan.
31 Botol terang, tempat menyimpan zat yang tahan cahaya.
32 Sentrifuge, digunakan untuk memisahkan partikel berdasarkan berat jenis pada
larutan.
33 Labu leher tiga, digunakan untuk mendidihkan atau untuk memanaskan larutan.

34 Kompor listrik, digunakan untuk memanaskan zat-zat kimia dan meningkatkan


efektifitas kerja.
35 Soxhlet, untuk memisahkan ekstak padatan suatu bahan dengan pelarut organik dan
digunakan pada proses ekstraksi.
36 Corong, untuk memindahkan bahan ketempat yang mediumnya lebih kecil.

1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai macam alat yang ada di
laboratorium. Sebelum menggunakan alat laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar
steril. Alat-alat laboratorium dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat
pemanas dan alat lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot.
Alat-alat seperti statif digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk menyedot
cairan pada pipet.
1.4.2.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang,
semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan.
Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang
tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak
berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada
praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk
mencari tahu massa suatu benda.
1.4.2.3 Penyaringan
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini
disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3,
nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan,

karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3
berwarna putih.
1.4.2.4 Pembacaan Miniskus
Miniskus adalah suatu larutan yang dimasukkan kedalam buret dan membentuk
cekungan. Antara pembacaan lqrutan yang berwarna dan tidak berwarna misalnya
aquadest untuk ukurannya maka bagian bawah miniskus yang dibaca. Sedangkan untuk
membaca volume larutan yang berwarna misalnya KMnO4 maka dilihat adalah miniskus
bagian atas.
1.4.2.5 Pengenceran
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah zat
yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan
diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk
memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan.

1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk seperti cara
penggunaan alat, meletakan dan juga cara menggunakan alat dari listrik.
2. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena berbahaya.
3. Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dibandingkan alat-alat
lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang mudah pecah.
4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.
5. Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat hasil dari suatu
percampuran larutan.
6. Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia dengan benar
menggunakan neraca analitis.
7. Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai bahan kimia
dengan benar.

8. Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca adalah miniskus
atas, dan apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca adalah miniskus bawah.
1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat
dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika
percobaan berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan
egois, serta sesama praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang
berlngsung.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jilid Pertama. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subroto, J. 2000. Buku Pintar Alat Laboratorium. Aneka : Solo.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB : Bandung.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. Pengajaran Sains di Laboratorium.
http://www.yudhiart.blogspot.com
Diakses pada 16 Oktober 2012.
Walton. 1998. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium.
http://www.wordpress.co.id
Diakses pada 2 Oktober 2012.

Lampiran
1. Diketahui = CaCO3 3 gram
Aquadest 25 ml
Kertas saring = 0,37 gram
Cawan porselin = 65,08 gram
Cawan porselin + Kertas saring + Endapan = 68,40 gram
Ditanyakan = Massa CaCO3?
= (Cawan porselin + Kertas saring + Endapan) - (Kertas saring + Cawan porselin)
= 68,40 - (0,37+65,08)
= 68,40 - 65,45
= 2,95 gram

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada Praktikum kali ini, Praktikan di wajibkan untuk mengenal dan mengetahui alat-alat
yang di gunakan dalam laboratorium satuan oprasi,hal ini di maksudkan agar praktikan
tidak salah dalam penggunaan alat dan bahan di dalam laboratorium. Selain itu, dengan
mengenal dan mengetahui nama, fungsi, dan cara kerja alat-alat laboratorium tersebut,
kemungkinan salah dalam melakukan praktikum tersebut sangatlah kecil. Karena
pemahaman tentang alat-alat praktikum tersebut telah dikuasai oleh praktikan.
Dalam sebuah praktikum pengenalan alat tidak hanya penting pada prosedur
penggunaan, tetapi juga penting dalam perawatan dan kebersihan alat-alat praktikum itu
sendiri. Karena dengan alat-alat yang bersih dan terawat juga merupakan hal penting
dalam berjalannya sebuah praktikum yang diharapkan sesuai dengan hasil akhirnya.
Oleh karena itu, seharusnya praktikan harus mengenal fungsi dari macam-macam alat
dan kegunaan alat-alat itu sendiri, agar di lain waktu para praktikan bisa
menerapkannya di laboratorium atau di kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Praktikan dapat mengetahui fungsi dan prosedur penggunaan alat-alat yang digunakan
dalam laboratorium khususnya pada praktikum Satuan Operasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan
dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun
sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas
dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan
aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas.
Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan

apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja
laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa
kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain
disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa
macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya
(Ginting, 2000).

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A. Tempat dan Waktu
Praktikum Satuan Operasi ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian
jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada
Pukul 13.00-14.40 WIB.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat adalah gelas ukur, pipet ukur,
pipet gondok, pipet tetes, ball pipet, termometer, beaker glass, viskometer ostwalt,
piknometer, viscotester, neraca analitik, jangka sorong, dan mikrometer
sekrup.
C. Cara kerja
Adapun cara kerja praktikum tentang pengenalan alat ini adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat laboratorium di kenalkan oleh asisten.
2. Praktikan mencatat nam-nama alat praktikum beserta fungsinya serta menggambar
alat-alat praktikum tersebut.
3. Salah satu praktikan ditunjuk maju kedepan untuk menjelaskan kembali tentang alatalat praktikum yang telah dijelaskan asisten.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Adapun hasil-hasil yang diperoleh dari praktikum pengenalan alat ini adalah sebagai
berikut :
No Nama Alat Fungsi Alat Gambar
1 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu.
2 Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan dengan tingkat ketelitian yang tinggi (0,01
mm).
3 Pipet gondok Untuk mengukur volume larutan sesuai dengan ketentuan yang ada pada
pipet.
4 Pipet tetes Untuk memindahkan atau mengambil larutan dalam skala tetesan kecil.
5 Ball pipet Sebagai pasangan antara pipet ukur dan pipet gondok yang disertai dengan
tanda untuk menghisap() dan untuk mengeluarkan larutan().
6 Termometer Untuk mengukur suhu (temperatur) ataupun perubahan suhu.
7 Beaker glass Untuk menampung bahan sementara, selain itu juga sebagai tempat
memanaskan larutan.
8 Viskometer ostwalt Untuk mengetahui viskositas atau kekentalan suatu larutan.
9 Piknometer Untuk mengukur berat jenis sampel atau cairan.
10 Viscotester Untuk mengukur viskositas atau kekentalan suatu larutan yang lebih
kental.
11 Neraca analitik Untuk menimbang sampel atau padatan kimia.
12 Jangka sorong Untuk mengukur ketebalan suatu benda.
13 Mikrometer sekrup Untuk mengukur ketebalan suatu benda.
B. Pembahasan
Pada percobaan Pengenalan Alat ini membahas tentang alat-alat yang ada
dilaboratorium. Seperti Gelas ukur, Pipet ukur, Pipet gondok, Pipet tetes, Ball pipet,
Termometer, Beaker glass, Viskometer ostwalt, Piknometer, Viscotester, Neraca analitik,
Jangka sorong, dan Mikrometer sekrup yang bertujuan untuk mengetahui nama-nama
alat yang sering digunakan dalam laboratorium beserta fungsinya.
Gelas ukur adalah berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

Berfungsi untuk mengukur volume larutan tertentu.


Pipet ukur adalah alat yang digunakanuntuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar yaitu 0,01 ml.
Pipet terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ; Pipet ukur, Pipet gondok dan Pipet tetes.
Pipet gondok adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur larutan sesuai dengan
ketentuan yang ada dipipet. Sedangkan Pipet tetes adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan atau mengambil larutan.
Ball pipet digunakan sebagai pasangan antara pipet ukur dengan pipet gondok. Terbuat
dari karet yang disertai dengan tanda untuk menghisap larutan dan mengeluarkan
larutan. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang
berarti bahan dan meter yang berarti untuk mengukur. Gelas kimia (beaker) merupakan
tempat atau wadah suatu larutan.
Viskometer ostwalt adalah alat yang digunakan untuk mengetahui viskositas atau
kekentalan suatu larutan. Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
cairan tersebut mengalir karena gravitasi melalui viskometer ostwalt. Kedua tanda
tersebut adalah tanda panah yang arahnya mengarah keatas dan tanda panah yang
arahnya mengarah kebawah. Tanda panah yang arahnya keatas berfungsi
muntukmenghisap atau mengambil larutan, sedangkan tanda panah yang arahnya
kebawah berfungsi untuk mengeluarkan larutan.
Piknometer adalah pengukuran perangkat untuk mengukur densitas atau berat jenis
sampel dari cairan. Terdiri dari kaca botol dengan leher dan punched pas stopper.
Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk menimbang padatan kimia atau
sampel. Cara menggunakan neraca analitik, pertama-tama nolkan terlebih dulu neraca
tersebut. Lalu letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan. Baca nilai yang
tertera pada layar monitor neraca. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut.
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Jangka sorong
digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda.
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong.
Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Mikrometer terdiri dari poros tetap, poros geser / putar,
skala utama, skala nonius, pemutar, pengunci. Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk

mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan
kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat yang kecil.

V. KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan pada praktikum Pengenalan Alat
di atas adalah sebagai berikut :
1. Pipet terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Pipet ukur, Pipet Tetes, dan Pipet tetes.
2. Viscotester merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas atau
kekentalan suatu larutan.
3. Setiap alat-alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
4. Ada banyak alat-alat gelas yang di gunakan dalam dalam laboratorium.
5. Piknometer adalah alat untuk mengukur berat jenis sampel.
6. Neraca analitik berfungsi untuk menimbang berat sampel
7. Sebagian besar alat yang terdapat atau yang sering digunakan dalam laboratorium
adalah terbuat dari gelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, tjurmin . 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Unsri Palembang.
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia. Liberty : Yogyakarta.
Moechtar. 1990. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Regina : Bogor.
Mored. 1993. Dasar-dasar Kimia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan bahasa, Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Moh. Dikin Adiwena

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue
lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate
quam, eget finibus urna est in augue.
RELATED POSTS:
MAHASISWA TEKNIK PERMINYAKAN STT MIGAS BERKUNJUNG KE PT PERT...

PENERIMAAN MAHASISWA BARU STT MIGAS TAHUN AKADEMIK 2015/2016

CONTOH CV

1 komentar:

arinil haqqo Selasa, 29 September 2015 12.08.00 GMT+8

terimaksih
BALAS

POPULAR POSTS

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM


PERCOBAAN 1 PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM 1.1 PENDAHULUAN
1.1.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini ad...
PENERIMAAN MAHASISWA BARU STT MIGAS TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Tempat pendaftaran : Kampus dan rektorat
Joang Balikpapan 76125 Kampus II

: Jl. Soekarno-Hatta Km. 8 Karang


...

Episode Kehidupan
Sepasang suami istri memutuskan membeli satu unit apartement dengan uang yang
dimiliki ternyata mereka hanya mampu membeli unit di lantai pa...
Perpisahan
Pepisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh, atau karena ditinggal orang
tercinta. Bahkan kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kit...

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika sebagai induk mekanika-mekanika
fluida-hidrolik-alat berat memerlukan pengukuran-pengukuran...
Kesan dan Pesan Dalam Bahasa Inggris
Assalamualaikum Wr. Wb . Good Morning Ladies and Gentleman Honorable : The
Mayor of Palu city or the representative The Head of educ...
Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri
Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri BAB 1 PENAHULUAN 1.1 Latar belakang
Perhitungan kimia sangat penting di laboratorium, di pabrik, t...
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan ...
FORUM PELAJAR INDONESIA KE-7, 2015
I. Deskripsi Forum Pelajar Indonesia adalah forum tahunan yang melibatkan 300
pelajar tingkat SMA-SMK-MA dari seluruh Indonesia yang...
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Viskositas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair
(fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-mole...
BLOG ARCHIVE

2015 (28)
2014 (187)
Desember (37)
November (91)
Oktober (59)
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA (AMG)
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS)
AKMIL TA 2015
PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM PARTAI POLITIK DI...
10 orang indonesia jenius yang paling berpengaruh ...
10 Universitas Terbaik Di Indonesia
10 Universitas terbaik di dunia
Negara dengan Cadangan Energi Terbesar di Dunia
Tahukah Kamu Hebatnya Pasukan Katak Indonesia
5 Kehebatan Kopassus Hingga Diakui Dunia
Indonesia beli peluncur roket Rp3,8 triliun
Alusista TNI

PENDIDIKAN
Hidup adalah BELAJAR
Narkoba dalam Pandangan Islam
Misteri Kota Wentira
Misteri Atlantis
Rahasia Tulisan
Segitiga Bermuda
Keajaiban Al Quran dan Ilmu Pengetahuan Modern
Kabinet Kerja Jokowi JK 2014
PERAN DAN FUNGSI BEM YANG IDEAL
Keluarga
Filosofi Mahasiswa
Salah Jurusan
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Viskositas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 VISKOSITAS
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran
Tentu keren di mata-Nya. Keren di mata manusia mah...
Kalimat indah dari DR. 'Aidh Al Qarni,
EKONOMI HIJAU
Proses Pembentukan Minyak Bumi
Makalah Panas Bumi
Laporan Praktikum Kimia 1 Pembuatan Larutan
Pemimpin Muda
Kesan dan Pesan Dalam Bahasa Inggris
LPJ OSIS SMA Negeri 7 Palu
Larutan dan Kelarutan
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri
Laporan Kimia Dasar I Sifat Sifat unsur
Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
Beberapa amalan yang dapat melebur dosa
HANYA MENGUCAPKAN LAAILAAHA ILLALLAH BISAKAH MANUS...
More than just a conversation
Selama aku pergi
Anak-anak

Membuka Hati
(QS. Al-Anam : 162)
Proposal Liga SMA Negeri 7 Palu
Proposal LKPS SMA Negeri 7 Palu
Proposal Isra Mi'raj SMA Negeri 7 Palu
Proposal Mos SMA Negeri 7 Palu
Proposal Perpisahan SMA Negeri 7 Palu
Harapan
Ayah
Harus Mengalami
Semua yang datang, pada akhirnya akan pergi juga
TWITTER
MENGENAI SAYA

Moh. Dikin Adiwena


Pertemuan antara kehendakmu dan kehendak-Nya bagaikan angin yang membatasi
busur panahmu dengan sasaran. Meskipun perhitunganmu sangat akurat, bisa saja
angin membelokkan busurmu kearah yang lain. Tugasmu hanyalah memfokuskan
perhatianmu pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan untuk berhasil
membidik tepat sasaran. Selanjutnya, ketentuan-Nya yang bermain. (QS 39:38)
Lihat profil lengkapku
LABELS
Adiwena
Agama
Coretan Kampus
Indonesia
Inspirasi
Internasional
Organisasi
Pengetahuan
Tulisan
MOH DIKIN ADIWENA

SULAWESI TENGAH - KALIMANTAN TIMUR


SMS : +62 852 9871 2379

BBM : 5AD66292
Twitter : @MohDikinAdiwena
Instagram : @mohdikinadiwena
Facebook : Moh Dikin Adiwena
Website: www.mohdikinadiwena.blogspot.co.id/
COPYRIGHT 2015 MOH DIKIN ADIWENA
CREATED BY THEMEXPOSE

http://mohdikinadiwena.blogspot.co.id/2014/10/pengenalan-alat-alat-laboratorium.html

Anda mungkin juga menyukai