SKRIPSI
Disusun Oleh :
Fauziah Dahlia Sari
06305141020
2011
HALAMAN PERNYATAAN
NIM
: 06305141020
Judul
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
cara penulisan karya ilmiah yang lazim. Apabila telah terbukti pernyataan ini
tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya dan saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
iv
Motto
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh - sungguh (urusan) yang lain. ( Q. S. Al
insyirah : 6-7).
Barang siapa yang menenmpuh jalan di dunia ini untuk mencari
ilmu didalamnya, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga ( H. R Muslim).
Allah
tidak
membebani
seseorang
kecuali
sesuai
dengan
Persembahan
Karya tulis ini kupersembahkan untuk :
1. Ayah
dan
mendukung
ibu
serta
tersayang
yang
selalu
memberikan
kasih
mendoakan,
sayangnya
setulus
hati kepadaku.
2. Kakakku
tercinta
yang
selalu
memberikan
motivasi,
kasih kepada
diah
yang
sahabat -
selalu
sahabatku eka,
mendoakan,
membantu
dewi,
serta
kasih
kepada
keluarga
besarku
yang
selalu
kasih
kepada
teman
temanku
puguh,
ulul,
fajar,
supri,
hesti,
mia,
resa
yang
telah
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat,
karunia, hidayah, dan petunjuk-Nya sehingga Tugas Akhir Skripsi dengan judul
Integral Lebesgue pada Fungsi Terbatas dapat diselesaikan dengan baik. Tugas
Akhir Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika, Fakultas matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulisan Tugas Akhir Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Ariswan selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan izin dalam penulisan ini.
2. Bapak Dr. Hartono selaku Ketua Jurusan pendidikan matematika Fakultas
MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Ibu Atimini Dhoruri M.S, selaku Ketua Program Studi Jurusan Pendidkan
Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta dan selaku
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
memberi nasihat dan arahan dengan sabar hingga terselesaikannya skripsi.
4. Bapak Muhammad Fauzan, M.Sc.ST selaku Pembimbing Akademik
penulis.
vi
5. Seluruh
Dosen
Jurusan
Pendidikan
Matematika
Fakultas
MIPA
Yogyakarta,
Maret 2011
Penulis,
vii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan masalah ........................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
D. Tujuan Penulisan ............................................................................ 4
viii
ix
Ei ={x E : f(x) = ai} saling asing dan terukur. Bilangan ai (i =1, 2,...., n) berbeda
dan ai 0 . Asumsikan bahwa E berukuran berhingga, maka integral Lebesgue dari
f didefinisikan dengan
f dapat ditulis
f.
2.
( f + g) = f + g .
E
f = g
5. Jika f maka m( E ) f m( E ) .
E
E1
subset
terukur
saling
asing
dari
E2
f (x) dx.
E
BAB 1
PENDAHULUAN
C = { J : J covers E } ={ J : E I i } dengan C .
i =1
Maka ukuran luar Lebesgue E didefinisikan dengan m*(E) = inf {l(J) : J cover E}
f ( x)dx = ai m( Ei ) .
i =1
f dapat ditulis
f.
Lebesgue ada dua, yaitu fungsi terbatas dan fungsi tidak terbatas. Sedangkan
dalam tugas akhir ini, Penulis hanya akan membahas integral Lebesgue pada
fungsi terbatas, sifat-sifat serta kekonvergenanya.
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
BAB II
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori untuk pembahasan
selanjutnya, yang meliputi himpunan, Supremum dan Infimum, Barisan di dan
kekonvergenanya, kekontinuan fungsi, himpunan terukur, ukuran luar, ukuran
Lebesgue, fungsi terukur, fungsi sederhana dan integral Riemann.
A. Himpunan
Dalam pembahasan ini akan diberikan beberapa definisi tentang
himpunan, gabungan, irisan dan fungsi, yang didefinisikan sebagai berikut :
Himpunan adalah sekumpulan elemenelemen atau unsur yang memenuhi
suatu aturan keanggotaan tertentu (Bartle, 2000 : 4). Jika x anggota himpunan K,
maka dinotasikan x K. Contoh : K adalah himpunan semua huruf vokal, maka
K = {a, i, u, e, o}. Sedangkan kumpulan dari himpunan disebut koleksi / keluarga
himpunan. Himpunan M disebut himpunan bagian (subset) K, jika setiap anggota
M menjadi anggota K. Himpunan bagian M dinotasikan dengan M K. Contoh :
M = {2, 3, 5} dan K = {1, 2, 3, 4, 5} maka M K.
Sedangkan relasi dari A ke B adalah perkawanan anggota-anggota
himpunan A dan anggota himpunan B. Contoh : S ={1, 2, 3} dan R adalah relasi >
(lebih dari) antara anggota-anggota S atau relasi R dari himpunan S ke himpunan
S sendiri, maka R ={(x,y)|x > y, dan x, y S}, sehingga R = {(3,2), (3,1), (2,1)}.
f
A
1
2
2
4
5
f
A
1
2
4
B
1
2
3
1
2
6
7
1
4
1
2
1
4
Contoh :
Buktikan bahwa S : ={x : 1 x 9} terbatas.
Akan dibuktikan bahwa S terbatas.
Untuk setiap x S, terdapat batas atas u sedemikian sehingga x u.
Karena 1 x 9 untuk setiap x , maka x 9 u, sehingga u 9 adalah batas
atas dari S. Karena S mempunyai batas atas maka S terbatas atas.
Untuk setiap x S, terdapat batas bawah v sedemikian sehingga x v.
Karena 1 x 9 untuk setiap x , maka v 1 x, sehingga v 1 adalah batas
bawah dari S. Karena S mempunyai batas bawah maka S terbatas bawah.
S terbatas atas dan terbatas bawah maka S terbatas.
x M, x S.
(ii)
M u, u batas atas S.
x m, x S.
(ii)
m v, v batas bawah S.
Contoh :
Diketahui A : ={x: 0 x 1}, tentukan sup(A) dan inf (A) .
Penyelesaian:
Karena x 1, x A dan 1 u, u batas atas A, maka sup (A) = 1
Karena x 0, x A dan 0 v, v batas bawah A, maka inf (A) = 0.
Jadi, Sup (A) = 1 dan inf (A) = 0.
10
Contoh : N (2) = {x : | x - 2 | < }. Jadi, persekitaran titik 2 dengan jarijari adalah 2 - < x < + 2.
Titik c disebut titik dalam (Interior point) himpunan A jika
terdapat >0 sehingga N (c) A. Sedangkan, titik d disebut titik limit
himpunan A jika untuk setiap >0 terdapat sedikitnya satu titik x A, dengan
x d sedemikian sehingga | x - d | < .
Contoh:
Misalkan A = [-2,3]. Titik 1 adalah titik limit himpunan A , karena untuk
setiap >0 terdapat beberapa titik x A, dengan x 1 sedemikian sehingga
| x - 1 | < .
Himpunan A disebut himpunan terbuka jika semua anggotanya
merupakan titik dalam (interior point). Sedangkan himpunan A disebut
himpunan tertutup, jika Ac = - A terbuka.
Keluarga himpunan C dikatakan cover dari himpunan A, jika A termuat
dalam gabungan himpunan yang membentuk C.
Contoh:
6
Diberikan keluarga himpunan C = {I1, I2, I3, I4, I5, I6}. Himpunan A I i maka
i =1
11
Contoh :
1
Buktikan bahwa lim
= 0.
n n + 1
Bukti :
1
Akan dibuktikan bahwa lim
= 0.
n n + 1
12
1
1
1
1
< . Jika n K, maka
< . Sehingga
<
K
K
n +1 n
1
1
1
< . Terbukti bahwa lim
0 =
= 0.
n n + 1
n +1
n +1
lim a n = inf {bn : n N }. Sedangkan limit inferior dari {an} dinotasikan lim a n
n
Barisan {xn} dikatakan konvergen ke x, jika dan hanya jika lim a n = lim a n = x.
n
Contoh :
Bukti :
13
1
1
1 1
1
,
,...... =
,
Misalkan himpunan bn = sup{ak : k n} = sup ,
k
k k +1 k + 2 k + 3
Karena k n maka bn =
1
1
. Sehingga lim a n = inf {bn : n N }= inf { }= 0.
n
n
n
1
1
1 1
Barisan bilangan real X = {xn} dikatakan terbatas jika terdapat bilangan real M>0
sedemikian sehingga |xn| M, n N.
14
Jika M : = sup { |x1|, |x2| , ...., |xk -1 |, 1 + | x | }. Maka |xn| M, untuk semua n N.
Terbukti bahwa barisan bilangan real yang konvergen adalah terbatas.
Fungsi
f : [1, 4] dengan
f=
2
adalah fungsi terbatas, karena terdapat
x
Barisan fungsi { fn}, terdefinisi pada A dikatakan konvergen di setiap titik pada A
ke fungsi f, jika untuk x A berlaku lim f n ( x) = f ( x) .
n
Contoh :
15
x
konvergen di setiap
n +1
x
adalah sebagai berikut
n +1
y
3
2
f1
1
-1
f2
f3
-1
-2
Akan dibuktikan bahwa { fn(x)} konvergen di setiap titik pada [0,3] ke fungsi
f(x) = 0.
x
1
= x . lim
= x .0 = 0.
n n + 1
n n + 1
lim f n ( x) = lim
n
16
Contoh :
Diketahui f n : [0,1]
x
2n
fn(x) =
Akan di buktikan bahwa fn(x) konvergen seragam ke fungsi f (x) = 0 pada [0,1] .
lim f n ( x) = lim
n
x
= 0.
2n
1
1 < sehingga berlaku
n
x
x
1
0|=|
| < < 1 < .
2n
2n
n
17
E. Kekontinuan Fungsi
Pada bagian ini akan dibicarakan pengertian fungsi kontinu dan sifat-sifat fungsi
kontinu.
Definisi 2.14 (Purcell dan Varberg, 2001: 115)
kontinu.
Contoh :
x2 1
, x 1 kontinu di titik x = 3
x 1
1) lim
x 3
( x 1)( x + 1)
x2 1
= lim x+ 1
= lim
x
3
x 3
( x 1)
x 1
2) f (3) =
= 3+1 = 4.
32 1 8
= 4.
=
3 1
2
Karena lim
x 3
x2 1
= f (3) maka f kontinu di titik x = 3.
x 1
18
x c
x c
x c
x c
x c
x c
f ( x ) f (c )
f ( x) lim
= xc
d) lim
, dengan g(c) 0 .
=
x c g ( x )
g ( x ) g (c )
lim
x c
e) lim( f ( x)) n = (lim f ( x ))n = [ f (c)] n, dengan n bilangan bulat positif.
x c
x c
f) lim n f ( x) = n lim f ( x) , dengan lim f ( x) >0 dan n bilangan bulat positif genap.
x c
x c
xc
19
F. Ukuran Luar
Sebelum membahas ukuran luar, akan dibahas mengenai koleksi, aljabar
himpunan, aljabar _ , dan panjang interval.
Koleksi A adalah himpunan yang beranggotakan himpunan-himpunan,
sehingga A = {A : A X}, untuk X . Menurut Royden, Koleksi
1.
A A, untuk Ai A
i
i =1
2. Ac A, untuk A A.
Di bawah ini, akan dibahas mengenai panjang interval dan ukuran luar.
Diberikan interval terbatas I dengan titik-titik ujungnya a dan b sehingga
a b. Panjang interval l, ditulis l (I).
l(I) = b - a.
Contoh :
Diketahui interval I = (0,1), maka panjang interval l(I) = 1- 0 = 1.
20
C = { J : J covers E } ={ J : E I i } dengan C .
i =1
Maka ukuran luar Lebesgue E didefinisikan dengan m*(E) = inf {l(J) : J cover E}
Selanjutnya ukuran lebesgue hanya akan ditulis ukuran luar.
Contoh :
Himpunan E = [1,5]. Maka terdapat subkeluarga
C = { J : J covers E } = { J : E I i }.
i =1
1
1
Misalkan J1 = {I11, I12, I13, I14, .......} dengan I11 = ( 1 - , 5 + ), I1i = , i 2
1
1
l(I
i =1
1i
) = 6 + 0 + 0 + ...... = 6.
1
1
, 5 + ),
2
2
I2i = , i 2
l(I
2i
) = 5 + 0 + 0 + ...... = 5.
i =1
1
1
, 5 + ), I3i = , i 2
3
3
l(I
i =1
3i
2
2
) = 4 + 0 + 0 + ...... = 4 .
3
3
21
untuk setiap n N,
1
1
, 5 + ),
n
n
Maka l(Jn) =
l(I
i =1
ni
)= 4
2
2
+ 0 + 0 + 0 + 0 +.....= 4 untuk setiap n N.
n
n
2 1
2 1 2 1
, 4 , 4 , 4 , 4 , 4 , ...........}.
3 2 5 3 7
4
2 1
2
1
2
1
Karena barisan {6, 5, 4 ,4 , 4 , 4 , 4 , 4 , .........}semakin ke kanan
3 2
5
3
7
4
semakin kecil dan semakin mendekati 4, maka
2 1
2 1 2 1
m*(E) = inf {l(J) : J cover E}= inf {6, 5, 4 , 4 , 4 , 4 , 4 , 4 ........} = 4.
3 2 5 3 7
4
22
Bukti:
Diberikan himpunan countable J = {I/ I interval terbuka yang saling asing} dan
himpunan A . Subfamily C dari keluarga F adalah
C = { J : J covers A } ={ J : A I i } dengan C .
i =1
I
i =1
Ii = ( x -
1
1
, x + ), untuk i =1 dan Ii = ,
n
n
Sehingga l( Jn ) =
2
, untuk setiap n N.
n
23
i 2 .
dengan
2
, ......} = 0.
3
l ( J n ) < m*(A) + .
i =1
i =1
A I ni maka A + x ( I i + x) , sehingga
m*(A + x )
l(I
i =1
ni
+ x) =
l(I
ni
i =1
(1)
i =1
i =1
(2)
24
Ukuran luar dari suatu interval adalah panjang dari interval tersebut.
Bukti :
Kasus 1: misalkan I adalah interval tertutup berhingga dengan I = [a,b] .
Untuk >0 terdapat interval terbuka J = ( am*(I) l ((a-
,b+
, b + )) = b - a + .
2
2
(1)
ni
sedemikian sehingga
i =1
m*(I) > l ( I ni ) - .
i =1
Sedangkan I
l(I
ni
) , untuk setiap n N
i =1
b-a<
l(I
ni
).
i =1
Sehingga m*(I)
l(I
ni
) - > b - a-
i =1
m*(I) > b a - .
Ambil sebarang >0, maka m*(I) b - a.
Dari (1) dan (2) didapatkan m*(I) = b - a.
25
(2)
Kasus 3 : I adalah interval tak berhingga. Diberikan bilangan real K > 0, maka
terdapat interval tertutup berhingga J I sedemikian sehingga l (J) = K.
m*(I) m*(J) = l(J) = K, maka m*(I) K, untuk setiap sebarang bilangan real
K >0. Oleh karena itu m*(I) = = l(I).
Jadi terbukti bahwa ukuran luar dari suatu interval adalah panjang dari interval
interval tersebut.
Contoh :
Diberikan himpunan A = (1,3), maka m*(A) = 3-1 = 2.
m* E n m * ( E n ) .
n =1
n =1
Bukti :
Jika m*(En) = untuk beberapa n N maka pertidaksamaan trivial.
26
En I n ,i berlaku
n =1
l(I
n ,i
) < m * ( E n ) + 2 n .
(1)
i =1
Karena En I n ,i maka
n =1
m*( E n ) <
n =1
n =1
I n ,i sehingga
n =1 i =1
l ( I
).
n ,i
(2)
n =1 i =1
m*( E n ) <
n =1
m*( E n ) <
n =1
m*( E n ) <
n =1
(m * ( E
n =1
) + 2 n ).
n =1
n =1
m * ( E n ) + 2 n .
m * (E
) + .
n =1
27
l(I ) = 2
i =1
Karena
i =1
i =1
i =1
r=
1
1
dan bilangan pertama, a = , maka
2
2
a
Sn =
=
1 r
1
2
1
= 2 = 1.
1
1
1
2
2
Sehingga m*(E)
= .1= .
i =1
G. Himpunan Terukur.
Definisi 2.16 (Gupta, 1976 : 64)
28
Contoh :
Buktikan himpunan E = [1,2] adalah himpunan terukur
Bukti :
Himpunan [1,2] terukur jika untuk setiap himpunan A , berlaku
m*(A) = m*(A [1,2]) + m*(A [1,2]c).
Karena A = ( A [1,2] ) ( A [1,2]c ) dan m* bersifat countable subadditivity
maka berlaku m*(A) m*(A [1,2] ) + m*(A [1,2] c)
.......(1)
m*(A)
........(2)
29
........(3)
30
31
32
(1)
(2)
n
m* A E i =
i =1
m *(A E )
i
i =1
Bukti :
Pembuktian dilakukan dengan induksi matematika sebagai berikut
Untuk n =1, maka m*(A E1 ) = m*( A E1)
Andaikan benar untuk n-1 maka berlaku
n 1
m* A Ei =
i =1
n 1
m *(A E )
i
i =1
n 1
m* A Ei
i =1
+ m*(A En) = (
n 1
m *(A E ) ) +
i
i =1
33
m*(A En)
n
m* A Ei
i =1
+
m*
E
A
Ei
i =1
c
E n =
m *(A E )
i
i =1
n n
m* A E i = m * ( A Ei )
i =1 i =1
n n
Terbukti bahwa m* A E i = m * ( A Ei ) .
i =1 i =1
E I n dan
n =1
l(I
) < m * (E) + .
n =1
34
Himpunan O =
n =1
m*(O) = m* I n
n =1
m * (I
)=
n =1
l(I
) < m * (E) + .
n =1
1
, n N . Dari (a) maka untuk setiap n N , himpunan terbuka
n
1
.
n
Didefinisikan G =
O
n =1
1
,
n
dan E G.
dengan n N .
35
terukur.
3. Himpunan adalah gabungan himpunan tertutup terhitung (berhingga atau
tidak berhingga). Akan dibuktikan Himpunan adalah himpunan terukur.
. Karena Fj himpunan
j =1
tertutup maka Fj terukur. Sesuai dengan teorema 2.8 maka gabungan dari
himpunan terukur adalah himpunan terukur, sehingga F terukur.
4. himpunan G adalah irisan dari himpunan terbuka. Misalkan Ei adalah
i =1
H. Ukuran Lebesgue
36
Sedangkan fungsi m yang memetakan setiap himpunan E pada bilangan real yang
diperluas non negatif disebut ukuran E. Ukuran E kemudian ditulis dengan m(E)
yang memenuhi sifat-sifat di bawah ini :
1.
m Ei = m( Ei ) .
i =1 i =1
Sifat tersebut dikenal dengan countable additivity.
4. m(E+y) = m(E), dengan y adalah bilagan tetap.
bilangan tetap adalah bilangan yang menyebabkan m(E+y) = m(E).
m(
) m( E i ) .
i =1
i =1
m(
E
i =1
)=
m( E )
i
i =1
37
Bukti:
Ambil sebarang A = maka diperoleh
m(
i =1
i =1
E i ) m( E i )
(i)
Jika {Ei} barisan tidak berhingga dari himpunan terukur saling asing maka
i =1
i =1
Ei Ei .
Akibatnya
i =1
i =1
m ( Ei ) m ( Ei ) =
m( E ) .
i
i =1
Jadi
m ( Ei )
i =1
m( E ) .
i
i =1
m ( Ei )
i =1
m( E ) .
(ii)
i =1
m ( Ei ) =
i =1
m( E ) .
i
i =1
Jika {Ei}barisan himpunan terukur monoton turun yaitu Ei+1 Ei , i = 1, 2,... dan
38
Misalkan p adalah bilangan bulat terkecil sedemikian sehingga m(Ep) < . Maka
m(Ei)< , untuk semua i p. Himpunan E =
E dan
i
Fi = Ei Ei+1, maka
i =1
F .
i
i =1
maka m(Ep-E) =
i= p
i= p
m( Fi ) = m( Ei Ei +1 ) .
(1)
Sedangkan
m(Ep)
m(Ei)
m(Ep-E) =
m( E
i= p
Ei +1 ) .
m(Ep) - m(E) =
( m( E ) m( E
i
i= p
i +1
))
= lim (m( Ei ) m( Ei +1 ))
n
i= p
= lim (m( E p ) m( En ))
n
39
(2)
Diberikan E himpunan terukur, maka untuk suatu translasi E + y juga terukur dan
m(E + y) = m(E)
Bukti
Ambil sebarang himpunan A, karena E terukur maka
m*(A) = m*(A E) + m*(A Ec ).
m* bersifat translasi invarian maka diperoleh
m*(A + y) = m*([ A E] +y) + m*([ A Ec] +y)
karena [A E] + y = (A + y) (E + y) dan [A Ec] + y = (A +y) (Ec + y).
Maka m*(A + y) = m*([A + y] [E + y]) + m*([A +y] [Ec + y]).
A adalah himpunan sebarang maka A dapat diganti dengan A - y sehingga
diperoleh m*(A) = m* (A E + y) + m*( A Ec + y).
Karena Ec + y = ( E +y)c , maka E + y terukur.
Karena m* bersifat translasi invarian maka m( E +Y) = m(E).
Himpunan terukur E dikatakan berukuran nol jika m(E) = 0. Suatu sifat dikatakan
berlaku hampir dimana-mana jika sifat tersebut berlaku pada E kecuali pada
himpunan bagian E yang berukuran nol.
Contoh :
0
Fungsi f yang didefinisikan pada [1,3] dengan f (x) =
3
jika x irasional
.
jika x rasional
40
Bukti :
Fungsi f(x) = 3 untuk x Q [1,3]
Himpunan Q [1,3] Q, sedangkan himpunan semua bilangan rasional Q adalah
himpunan terhitung sehingga Q berukuran nol.
Oleh karena itu {xQ [1,3] : f (x)=3} adalah himpunan terukur dan terhitung
maka {x Q: f (x)=3} berukuran nol.
Sedangkan f(x) =0 untuk x Q c [1,3],
Himpunan Q c [1,3] [1,3], maka Himpunan Q c [1,3] berukuran 2.
Jadi f(x) = 0 berlaku hampir dimana-mana kecuali pada himpunan bagian [1,3]
yang berukuran nol, yaitu himpunan {x Q [1,3] : f (x)=3}.
I. Fungsi terukur
Definisi 2.20 (Gupta, 1976 : 89).
Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang diperluas. Fungsi f dikatakan terukur
Lebesgue pada E, jika himpunan
E( f > a) = {x E : f (x) > a} terukur untuk setiap a .
Untuk selanjutnya fungsi f terukur Lebesgue hanya ditulis f terukur.
Beberapa operasi dan sifat-sifat yang berlaku pada fungsi terukur akan diberikan
sebagai berikut.
41
jika x [3,1)
jika x [1,3]
y
5
4
3
2
1
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
-1
-2
-3
-4
Gambar 1
Fungsi f dikatakan terukur Lebesgue pada E, jika himpunan
E( f > a) = {x E : f (x) > a} terukur untuk setiap a .
Misalkan adalah setiap bilangan real. Maka E( f > ) adalah
42
[3,3]
[3,1) (1,3]
(0,3]
( 2,3]
<1
=1
jika 1 < < 2
jika
=2
jika
>2
jika
jika
E
i =1
43
y
f(x)
g(x)
Himpunan A
44
jika c > 0
jika c < 0
Jadi cf terukur.
iii) Himpunan E ( f +g > ) ={x E : f(x) > - g(x) }.
Karena g fungsi terukur, maka - g terukur seperti pada (i) dan (ii).
Oleh karena itu f + g terukur .
iv) f - g = f + (-g), maka E ( f + (-g ) > ) ={xE : f(x) > + g(x) }.
Karena g fungsi terukur, maka + g terukur, sehingga f - g terukur.
E
v) E( | f |> ) =
E ( f > ) E ( f < )
jika < 0
jika 0
vi) E( f 2 > )=
E (| f | > a
jika < 0
jika 0
45
1
[(f + g)2 - (f - g) 2] terukur.
4
f
1
= f
g
g
viii)
E ( g > 0)
1
1
E( > ) =
E ( g < ) E ( g < 0)
jika = 0
jika > 0
jika < 0
f
1
= f
terukur.
g
g
Diberikan f bernilai real, f + bagian positif dari f dan f - bagian negatif dari f.
Keduanya didefinisikan sebagai fungsi non negatif dengan
f + = max ( f, 0 )
f - = max ( - f, 0 ).
dan
Sehingga f
= f + - f dan
|f|= f++ f
Contoh :
Fungsi f = sin x , maka
sin x untuk 0 x <
f + = max ( f, 0 ) =
untuk x < 2
0
untuk 0 x <
0
f - = max( - f, 0 ) =
sin x untuk x < 2
|f|=f++ f-
untuk 0 x <
sin x
=
sin x untuk x < 2
46
Jika {fn} barisan fungsi terukur yang konvergen ke f pada E, maka f adalah fungsi
terukur .
Bukti :
Karena {fn} konvergen ke f maka lim f n = f.
n
Fungsi kontinu yang didefinisikan pada himpunan terukur adalah fungsi terukur.
Bukti :
A adalah fungsi yang didefinisikan pada E (terukur) dan kontinu pada E.
Misalkan adalah sebarang bilangan real dan himpunan A = {x E : f(x) }.
Misalkan x0 adalah titik limit dari A, maka untuk setiap >0 terdapat sedikitnya
satu titik x dalam barisan {xn} di A dengan x x0 sedemikian sehingga | x -x0 |< .
47
Karena f (xn) , n .
Maka lim f ( x n ) = f ( x0 ) ,
n
Karena himpunan A memuat semua titik limit dari A maka A tertutup. Karena A
tertutup, maka A terukur sehingga fungsi f juga terukur.
adalah fungsi
terukur.
Bukti :
1. Untuk | f | telah terbukti pada teorema 2.16.
E
2. Himpunan E( | f |p > ) =
p
E (| f |> )
jika < 0
jika 0
E ( f < ln c
Himpunan E (e cf > ) =
c
E ( f > ln )
jika c < 0
jika c > 0
Jadi e cf terukur.
d. Karena | f | = f + + f dan f = f + - f maka
| f |+f
| f |f
= f dan
= f+
2
2
| f |f
terukur. Jadi f terukur.
2
| f |+f
terukur. Jadi f + terukur.
2
48
Jika fungsi f didefinisikan pada himpunan terukur E dan kontinu hampir dimanamana pada E, maka f terukur pada E.
49
Barisan fungsi terukur {fn} dikatakan konvergen pada ukuran ke fungsi f pada E,
m
ditulis f n f , jika untuk setiap >0 dan > 0 terdapat bilangan bulat positif N
sedemikian sehingga m({x E :| f n ( x) f ( x) | }) < , untuk setiap n > N.
Barisan fungsi terukur {fn} dikatakan konvergen pada ukuran ke fungsi terukur f
pada E, jika lim m({x E :| f n ( x) f ( x) | }) = 0 , untuk setiap > 0 .
n
50
Misalkan { fn} adalah barisan fungsi terukur yang konvergen ke fungsi f hampir
dimana-mana pada E. Maka {fn} konvergen pada ukuran ke fungsi terukur f.
Bukti :
Untuk setiap bilangan asli n dan > 0 , himpunan
Sn( ) = {x E :| f n ( x) f ( x) | }
Misalkan >0 adalah bilangan sebarang, maka terdapat bilangan terukur A E
dengan m(A) < dan bilangan bulat positif N sedemikian sehingga
| fn(x) f(x) | < .
Untuk semua x E-A dan n N, maka Sn( ) A, untuk setiap n > N.
m(Sn( )) m(A) < , untuk setiap n > N. Jadi {fn} konvergen pada ukuran ke f.
Contoh :
5
Fungsi f : [2,6] dengan f (x) =
3
51
jika 2 x < 4
adalah fungsi tangga.
jika 4 x 6
Contoh :
Tentukan
Penyelesaian:
Himpunan E = {x : x Q (1,2) }
dx = m(E) = 0
b) Jika A B maka A B .
c) A B = A + B A B .
d) A B = A . B .
e) Jika {Ei} merupakan koleksi himpunan bagian E yang saling asing, maka
Ei
i =1
= Ei
i =1
52
J. Fungsi Sederhana
Definisi 2.27 (Gupta, 1976 : 101)
= E dan himpunan
i =1
(x) = ai,
x Ei , 1 i n
(x) =
a
i
i =1
Ei ( x )
Dengan Ei adalah fungsi karakteristik dari himpunan terukur Ei, dan himpunan
Ei ={ x E : (x) = ai }, i =1,2.,n merupakan partisi dari E. Fungsi sederhana
ini selalu terukur. Contoh: setiap fungsi karakteristik dari himpunan terukur
adalah fungsi sederhana.
K. Integral Riemann
Definisi 2.28 (Varberg dan Purcell : 340)
Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup [a,b]. Jika
b
| p | 0
i =1
f ( x)dx
i =1
53
Dengan xi adalah sebarang titik sampel untuk selang bagian kei. Sedangkan
xi = xi xi 1 dan |P| (disebut norma P) menyatakan panjang selang bagian yang
Contoh :
5
Hitung
( x 1)dx
Penyelesaian :
Selang [-1,5] dibuat partisi menjadi n selang bagian yang sama, masing-masing
dengan panjang x =
5 (1) 6
= . Dalam tiap selang [xi-1, xi] menggunakan
n
n
6
n
:
xi = -1 + i x = -1 + i.
xn = -2 + i x = -2 + n.
6
n
6
= 4
n
Jadi f (xi) = xi -1 = -1 +
6i
6i
-1 =-2 +
n
n
Sehingga
54
i =1
f ( xi )xi = f ( xi )x =
i =1
6i 6
2 + n n
i =1
12
n
12
n
i =1
n
i =1
36
n2
=6+
i =1
36 n(n + 1)
n 2 2
12
36
.n +
n
2
= -12 + 18 +
1
1 + n
18
n
18
n
Jadi,
n
18
(
x
1
)
dx
=
lim
f ( xi )xi = lim 6 + = 6.
1
| p| 0
n
n
i =1
i =1
( x)dx = ci ( xi xi1 )
Sehingga R
55
Contoh:
3
Penyelesaian:
Untuk semua fungsi tangga f, maka
c (x
i
i =1
xi 1 )
= 4.(3 - 0)
= 4.
= 12
Untuk semua fungsi tangga f, maka
i =1
56
R f ( x )dx = 12.
0
57
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang integral Lebesgue pada fungsi terbatas,
keterkaitan integral Lebesgue dengan integral Riemann, sifat-sifat integral
Lebesgue pada fungsi terbatas, dan kekonvergenan pada fungsi terbatas.
a
i
i =1
Ei
f ( x)dx = ai m( Ei ) .
i =1
58
Contoh :
Fungsi f : [0,1] yang didefinisikan dengan
f (x) = 2
Hitunglah
1
x 0,
3
1 2
x ,
3 3
2
x ,1
3
jika
jika
jika
3
2
1
f ( x)dx
1/3
2/3
[ 0 ,1]
Penyelesaian :
1 2 2
1
Interval [0,1] dibagi menjadi 0, , ,1 .
3 3 3
3
1 1
1
m 0, 0
3
3 3
1 2 2 1 1
m ,
3 3 3 3 3
2
2 1
m ,1 1
3 3
3
f ( x)dx = (1 x 3 ) + ( 2 x
[ 0 ,1]
1
1
) + ( 3 x ) = 2.
3
3
f a i m( E i ) .
i 1
59
Bukti :
Fungsi sederhana f terdefinisi pada
i =1
ai = c j
Sehingga
f = c j m( A C j )
j =1
m
c m( E )
j
j =1
ai = c j
c m( E )
j
j =1
ai = c j
c m( E )
j
a i = c j j =1
a m( E ) .
i
i =1
Terbukti bahwa
f = a i m( E i ) .
i =1
60
b. Jika f g maka
f g
Bukti :
a. Misalkan {Ai} dan {Bj} adalah himpunan dalam bentuk kanonik dari f dan g.
n
j =1
j =1
i =1
j =1
af + bg = a i x Ai + b j xB j
m
= a i Ai B j + b j Ai B j
i =1 j =1
i =1 j =1
i =1 j =1
a i Ai B j + b j Ai B j
m
i =1 j =1
(a
i =1 j =1
+ b j ) Ai B j
(af + bg ) = (a
+ b j )m( Ai B j )
i =1 j =1
(a
+ b j )m( Ai B j )
i =1 j =1
a .m( A B
i
i =1 j =1
) + b j .m( Ai B j )
i =1 j =1
i =1
j =1
j =1
i =1
= a i m( Ai [ B j ]) + b j m([ Ai ] B j ) ,
61
Ai [ B j ] = Ai
j =1
Karena m
[ Ai ] B j = B j
i =1
Maka
, i = 1,2,....., m
, j = 1,......., n
i =1
j =1
(af + bg ) = a i m( Ai ) + b j m( B j ) = a + b
Jadi, terbukti af + bg = a f + b g
b). Fungsi f g, ambil a =1 dan b = -1 pada (a) maka didapatkan
f g = ( f g)
Karena f g maka f - g 0 adalah fungsi sederhana, maka sesuai dengan
definisi integal elementer diperoleh ( f g ) 0 . Sehingga
f g = ( f g) 0
f g 0
f g.
Terbukti, jika f g maka
f g. .
Di bawah ini akan dibahas integral Lebesgue atas dan integral Lebesgue bawah
dari fungsi terbatas yang terdefinisi pada himpunan terukur berukuran berhingga.
62
> f
disebut integral
Lebesgue atas dan sup disebut integral Lebesgue bawah. Selanjutnya integral
< f E
Lebesgue atas ditulis dengan L f ( x)dx dan integral Lebesgue bawah ditulis
E
dengan L
f ( x)dx .
Bukti :
Karena f fungsi terbatas, maka terdapat bilangan real dan sedemikian sehingga
= inf{ f ( x) : x E}
= sup{ f ( x) : x E}
= m( E ) .
E
atas
< f E
f ( x)dx .
63
E
inf . Selanjutnya inf ditulis dengan integral Lebesgue atas ditulis dengan
> f
> f
L f ( x)dx .
E
f ( x)dx = f = L f ( x)dx
E
64
Bukti :
Fungsi f adalah fungsi sederhana.
Fungsi f L(f)) ={: adalah fungsi sederhana terdefinisi pada E dan f}.
L( f ) maka f sehingga f = m( E ) . Oleh karena itu
E
E
sup = L
< f E
f ( x)dx f .
(1)
U ( f ) maka f sehingga m( E ) = f .
E
E
E
inf = L f ( x)dx f .
>f
(2)
f L
Terbukti bahwa L
f ( x)dx L f ( x)dx f .
E
mempunyai integral Lebesgue atas dan Integral Lebesgue bawah yang sama.
Akibat dari teorema di atas adalah sebagai berikut.
65
L f ( x)dx = L
E
f ( x)dx
f.
E
Jadi, setiap fungsi terbatas, terdefinisi pada himpunan E berukuran berhingga jika
mempunyai integral atas dan bawah yang sama, maka fungsi terintegral Lebesgue.
Contoh :
1
Penyelesaian:
Fungsi f U(f) ={ : adalah fungsi sederhana terdefinisi pada E, dengan
Fungsi f L(f)) ={: adalah fungsi sederhana terdefinisi pada E dan f}.
Fungsi L( f ) maka terdapat sup ( x)dx =
< f E
Karena L f ( x)dx = L
E
f ( x )dx = 1.
f ( x )dx = 1, maka
2xdx = 1
0
66
Selanjutnya akan dibuktikan setiap fungsi terukur terbatas yang didefinisikan pada
himpunan berukuran berhingga akan terintegral Lebesgue.
Teorema 3.3 (Gupta : 1976 : 134)
Misalkan f adalah fungsi terbatas yang terdefinisi pada himpunan terukur E yang
berukuran berhingga. Fungsi
terukur.
Bukti:
Misalkan f terintegral Lebesgue atas E maka
< f E
( x)dx < h +
1
1
<h
n ( x)dx 2n
2n
E
1
1
n ( x)dx +
> h
2n
2
n
E
( x)dx >
h-
1
1
< n ( x)dx +
2n E
2n
Maka
( x)dx -
1
1
+
.
2n
2n
1
n
(1)
67
dan *
terukur dan
Himpunan
1
}.
v
1
}.
v
Maka diperoleh:
a. =
.
v
v =1
b. v v.n ,
v ,n
( x)dx
( x)dx = {
n
v ,n
( x) n ( x)}dx >
v ,n
1
1
m( v ,n )
n
v
x E .
M
M
k f ( x) >
(k 1) }, -n k n.
n
n
68
Maka{ Ek : -n k n.} adalah koleksi terhitung dari himpunan terukur yang saling
n
m( E ) .
k
k =n
k =n
n(x) =
n(x) =
M
n
M
n
k =n
Ek
( x) .
(k 1)
k =n
Ek
( x) .
(
x
)
dx
(
x
)
dx
=
(k 1)m( E k )
E n
sup
n k =n
< f E
inf ( x)dx = sup ( x)dx
>f
< f E
m n
M
m( E k ) =
m( E )
n k =n
n
< f E
Misalkan f adalah fungsi terbatas yang didefinisikan pada [a,b]. Jika f terintegral
b
69
Bukti :
Karena f terintegral Riemann pada [a,b], maka
b
1 < f a
1 > f
1 dan 1 adalah fungsi tangga yang didefinisikan pada [a,b]. Sedangkan setiap
fungsi tangga adalah fungsi sederhana. Maka
sup ( x)dx sup ( x)dx .
1 < f E
< f E
1 > f
> f
Dengan dan adalah fungsi sederhana yang didefinisikan pada [a,b], maka
b
< f E
< f E
f ( x)dx = R f ( x)dx .
a
Terbukti bahwa
f ( x)dx
a
= R f ( x)dx .
a
Jadi, setiap fungsi terbatas yang terintegral Riemann pasti terintegral Lebesgue.
Tetapi, fungsi yang terintegral Lebesgue belum tentu terintegral Riemann.
Contoh :
0
jika
0 x <1
jika {1 x < 2} {3 x < 4}
jika {2 x < 3} {4 x 5}
70
1
. Dalam tiap selang [xi-1, xi] menggunakan xi = xi sebagai titik
n
sampel. Maka
x0 =0
x1 = 0 + x = 0 +
1
1
=
n
n
1 2
=
n n
x2 = 0 + 2 x = 0 + 2.
:
xi = 0 + i x = 0 + i.
1
i
=
n n
xn = 0 + n. x = 0 + n.
n
1
= 1.
n
f ( x )x = f (x )x
i
i =1
i =1
[0 + 2 + 3 + 2 + 3] n
i =1
= 10.
= 10.
1
n
1
i =1
1
.n
n
=10.
Karena P adalah suatu partisi tetap, |P| 0 setara dengan n , maka
71
i =1
+ f(x5).m([4,5]).
= 0.1 + 2.1 + 3.1 + 2.1 + 3.1
= 10 .
Terbukti bahwa f(x) terintegral Riemann dan terintegral Lebesgue.
Contoh :
3
Diberikan f : [0,2] dengan f(x) =
2
jika x rasional
jika x irasional
f ( x)dx =
f ( x)dx
= 0 + 4 = 4.
72
b. ( f + g ) = f + g .
E
f = g
f g,
E
f =
E1 E 2
f +f
E1
E2
Bukti :
a). Jika a = 0 maka af = a f .
E
73
a > af
b). Jika
dan
a > af
a = a inf =a f .
>f
a = a sup
=a f
<f E
(terbukti ).
( f + g ) (
E
+ 2 ) = 1 + 2
= inf 1 + inf 2
1 > f
2 >g
f +g .
E
(1)
f +g , sehingga
( f + g ) (
+ 2 ) = 1 + 2
E
= sup 1 + sup 2
1 < f E
2 <g E
f +g .
E
(2)
74
0 .
E
( f g) 0 .
(1)
0.
E
( f g) 0 .
(2)
f = g.
E
0 .
E
inf
g f
0
E
(g f ) 0
E
75
f g.
E
| f | = | ( f f ) | = | f f |
E
+ f
E
= | f + f |
E
= | f |
E
Terbukti bahwa | f |
E
| f | .
E
e. Jika f ( x) maka
dx f ( x) dx dx
E
1dx
E
m( E ) f ( x)dx m( E )
E
E1 E 2
inf
E1 E 2
E1 E 2
+
E1
E2
f +
E1
E2
76
= +
E1
E2
E1 E 2
f inf + inf
Jika suatu
E1 E 2
E1
fungsi
=f +
E2
E1
sederhana
(i)
E2
dengan
sedemikian
sehingga
= + maka
E1
E2
sup
f E E
1
2
+
E1
E2
f +
f sup + sup
E1 E 2
E1 E 2
E1
E2
f E
1
f E
2
f+f
E1
(ii)
E2
f =
E1 E 2
f+f
E1
E2
Contoh :
3
Fungsi f(x) =
6
Hitunglah: a.
jika
jika
x [ 1, 13 )
2
dan
g(x)
=
x [ 13 ,1]
1
jika
jika
x [ 1, 13 )
x [ 13 ,1]
2 f ( x)dx
[ 1,1]
b.
3g ( x)dx
[ 1,1]
c.
( f ( x) + g ( x))dx .
[ 1,1]
[ 1,1]
77
g ( x)dx
f ( x)dx
[ 1,1]
Penyelesaian:
4
2 f ( x)dx = 2 f ( x)dx = 2 [ 3. 3
a.
[ 1,1]
b.
+ 6.
2
] = 2.( 4+4) = 2. 8 = 16.
3
+ 1.
2
8 2
10
] = 3. ( + ) = 3.
=10.
3
3 3
3
[ 1,1]
3g ( x)dx = 3 g ( x)dx = 3 [ 2. 3
[ 1,1]
[ 1,1]
c.
[ 0 ,1]
[ 0 ,1]
[ 0 ,1]
=8+
d.
g ( x)dx = [ 2. 3
+ 1.
[ 1,1]
f ( x)dx = [ 3. 3
[ 1,1]
Terbukti
2
4
2
+ 6. ] + [ 2. + 1. ]
3
3
3
10
3
34
.
3
2
10
] =
3
3
2
+ 6. ] = 8
3
g ( x)dx
[ 1,1]
f ( x)dx
[ 1,1]
Contoh :
5
Diketahui h(x) =
6
Tunjukkan bahwa
jika x = 0
jika x (0,1]
k ( x)dx =
[ 0 ,1]
dan
3
k(x) =
6
[ 0 ,1]
Penyelesaian :
a. Akan ditunjukkan bahwa
jika x = 0
jika x (0,1]
[ 0 ,1]
h( x)dx =
k ( x)dx .
[ 0 ,1]
78
[ 0 ,1]
[ 0 ,1]
Terbukti bahwa
h( x)dx =
[ 0 ,1]
k ( x)dx .
[ 0 ,1]
f ( x)dx 0
f ( x)dx 0 .
E
Bukti :
a. Akan ditunjukkan jika f(x) 0 pada E, maka
f ( x)dx 0
E
maka (x) 0 .
Sehingga
( x)dx 0
E
inf ( x)dx 0
>f
f ( x)dx 0 .
E
f ( x)dx 0 .
E
f ( x)dx 0 .
E
79
(x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f(x) dan f(x) 0 maka
(x) f (x) 0. Sehingga (x) 0 dan
( x)dx 0
E
sup ( x)dx 0
< f E
f ( x)dx 0 .
E
f ( x)dx 0 .
E
= 0.
Bukti:
Jika adalah fungsi sederhana yang terdefinisi pada E dan m(E) = 0 sedemikian
sehingga f = 0 maka
= 0
E
inf = 0
>f
= 0.
80
= km( E ) .
=0 .
= m( E ) .
Bukti :
a. Jika (x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f (x) dan
f(x)=k maka (x) k Sehingga
( x)dx km( E )
E
>f
f ( x)dx km( E ) .
(1)
(x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f(x) dan f(x)=k maka
k. Sehingga
( x)dx km( E )
E
f ( x)dx km( E ) .
(2)
f ( x)dx = k m(E) .
E
81
b. Jika (x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f (x) dan
f(x)=0 maka (x) 0 Sehingga
( x)dx 0.m( E )
E
inf ( x)dx 0
>f
f ( x)dx 0 .
(i)
(x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f(x) dan f(x)=0 maka
0. Sehingga
( x)dx 0.m( E )
E
sup ( x)dx 0
< f E
f ( x)dx 0 .
(ii)
f ( x)dx = 0.
E
c. Jika (x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f (x) dan
f(x)=1 maka (x) 1. Sehingga
( x)dx 1.m( E )
E
inf ( x)dx m( E )
>f
f ( x)dx m( E ) .
(1)
82
(x) adalah fungsi sederhana sedemikian sehingga (x) f(x) dan f(x)=1 maka
1. Sehingga
( x)dx 1.m( E )
E
sup ( x)dx m( E )
< f E
f ( x)dx m( E ) .
(2)
f ( x)dx = m(E).
E
Jika
Bukti :
A E adalah himpunan semua x E dengan f(x) > 0, maka
A = {x E : f(x) >0} =
{x E : f ( x) > N } .
n =1
1
}) = 0
N
1
}) = dengan 0 .
N
1
}
N
1
}
N
83
E = E1 E2. Maka
f =f+ f
E
Tetapi
E1
E1
>
E2
1
> 0.
m(E1) =
N
N
1
}) = dengan 0 maka
N
f>
0.
Misalkan ( fn} adalah barisan fungsi terukur yang terdefinisi pada E. Himpunan E
berukuran berhingga atau m(E)< .Terdapat bilangan real M sedemikian sehingga
| fn(x)| M, untuk semua x dan semua n. Jika f(x) = lim f n ( x) , untuk masingn
masing x E, maka
f = lim
E
f n ( x)
Bukti : fungsi f adalah limit dari barisan { fn} terukur pada E, maka f terukur.
Karena f terukur maka f terintegral Lebesgue. Diberikan >0, maka terdapat
himpunan terukur A E dengan m(A) <
sehingga | fn(x) - f(x) | <
2 m( E )
4M
84
n N dan x E.
| fn(x)| M,
Karena
| f (x)| M, x E.
| fn(x) - f(x) | | fn(x)| + | f (x)| 2M
x E dan x A.
| fn f |
Maka
= | ( fn f ) |
E
( fn f )
E
| f
EA
f | + | fn f |
A
<
2 m( E )
+ 4M
2M
nN
Sehingga lim f n ( x) = f .
n
Diberikan { fn} adalah barisan fungsi terukur yang terdefinisi pada E. Himpunan E
berukuran berhingga atau m(E)< , dengan | fn(x)| M untuk semua n dan x pada
E. Jika lim f n ( x) = f(x) hampir dimana-mana pada E, maka f terintegral dan
n
f = lim
E
fn .
Bukti :
Fungsi f adalah limit dari barisan { fn} hampir dimana-mana pada E.
85
Sehingga asumsikan bahwa m(E)>0 dan >0, maka untuk setiap bilangan asli i
terdapat Ei = {x E : | fj(x) f(x) |
2 m( E )
, untuk beberapa j i }
Maka {Ei} adalah barisan himpunan turun dengan m(E1) m(E) < . Sehingga
lim m( Ei ) = m Ei = 0 .
i
i =1
2 m( E )
n N dan x E.
Karena | fn(x)| M,
| f (x)| M,
x E.
x E dan x A.
Maka
| fn f |
E
= | ( fn f ) |
E
( fn f )
E
| f
EA
<
f | + | fn f |
2 m( E )
+ 4M
2M
86
4M
nN
Sehingga lim f n ( x) = f .
n
Contoh :
Diberikan {ri} adalah enumerasi dari semua bilangan rasional pada [0,2].
Sn ={ri : i =1, 2,.., n}, n N.
Fungsi fn :[0,2] , untuk setiap n N, didefinisikan dengan
2 , jika
fn (x) =
0 , jika
x Sn
x Sn
f ( x)dx
[ 0, 2 ]
Penyelesaian :
Diberikan
2 , jika x rasional
.
dengan f(x) =
0 , jika x irrasional
Sehingga f(x) = 0 hampir dimana-mana, maka
f ( x)dx = lim
[ 0, 2 ]
= lim 0
n
= 0.
87
Misalkan {fn} adalah barisan dari fungsi yang terintegral Riemann terdefinisi pada
[a,b] sedemikian sehingga | fn(x)| M, untuk semua n dan x[a,b]. Jika {fn}
konvergen ke fungsi f (terintegral Riemann) yang didefinisikan pada [a,b] maka
b
Bukti :
b
( x)dx sehingga
( x)dx
R f =
a
f
a
{ fn} adalah barisan fungsi terintegral Lebesgue dan { fn} konvergen ke suatu
fungsi terintegral Lebesgue f maka menurut teorema 3.8 diperoleh
b
f = lim
88
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang dikemukan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Misalkan f adalah fungsi sederhana dan terukur dengan representasi
n
kanonik f =
a
i
i =1
Ei
f ( x)dx = ai m( Ei ) .
i =1
f.
jika L f ( x)dx = L
E
f ( x)dx .
f.
E
89
b. ( f + g ) = f + g .
E
f = g
d. Jika
f g,
E
| f | | f |
E
E1 E 2
f =
f +f.
E1
E2
3. Misalkan ( fn} adalah barisan fungsi terukur yang terdefinisi pada E yang
berukuran berhingga. Terdapat bilangan real M sedemikian sehingga
| fn(x)| M, untuk semua x dan semua n. Jika barisan {fn} konvergen ke
fungsi f maka
f n (x ) dx konvergen ke
f (x)dx.
E
maka lim f n ( x) dx =
n
f (x) dx.
E
90
B. Saran
91
DAFTAR PUSTAKA
Bartle, R.G. & R. Serbert, Donald. (2000). Introduction to Real analysis. 3rd.ed.
New York : John Willey and Sons, Inc.
Gaskill, H. S. & Narayanaswami, P. P. (1998). Element of Real Analysis. United
States of America: Prentice-Hall, Inc.
Gupta. (1976). Lebesgue Measure and Integration. New Delhi: Willey Eastern
Limited.
Royden, H. L. (1963). Real Analysis. New York: The Macmillan Company.
Sukirman. (2006). Logika dan Himpunan. Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Purcel, E. J. & Dale Varberg. (2001). Kalkulus, alih bahasa I Nyoman Susila.
Edisi ke-7. Batam : Interaksa.
xi