Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

BEDAH HERNIA INGUALIS


By adminFeb 11, 201504.PP - Pelayanan Pasien, 05.PAB - Pelayanan Anestesi dan
Bedah, Panduan, Panduan Praktek Klinis

Sumber : Bahan Akreditasi RS 2012


Definisi :
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang masih bisa
imasukkan
kedalam cavum abdomen.
Kadang benjolan tidak bisa dimasukkan ke cavum abdomen disertai tanda tanda
obstruksi seperti muntah, tidak bisa BAB, serta nyeri.
Batasan :
Penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intra abdominal (sebagian atau
seluruhnya) melalui lubang atau defek dinding abdomen.
Hernia inguinalis lateralis (=indirekta) keluar melalui anulus internus menunju ke
kanalis inguinalis anulus eksternus dan keluar ke dalam kantong zakar (ICD 550)
Hasselbach menuju anulus eksternus; sedang hernia femoralis, kantong melalui
anulus femoralis menuju fossa ovalis.
Patofisiologi :
Hernia inguinalis indirekta sebagian besar mempunyai dasar kongenital karena
penonjolan dari prosesus vaginalis peritonei.
Hernia inguinalis direkta dan hernia femoralis merupakan hernia didapat
(acquisita). Hernia femoralis lebih banyak dijumpai pada wanita karena perubahan
fisik dan biokemis yang terjadi waktu hamil.
Setiap kondisi yang menyebabkan kenaikan tekanan intra abdominal memegang
peranan untuk timbulnya dan membesarnya hernia.
Gejala Klinis :
Benjolan daerah inguinal yang timbul bila penderita berdiri atau mengejan dan
dapat masuk kembali bila penderita berbaring.
Sebagian besar tidak memberikan keluhan
Bila isi hernia tidak dapat masuk kembali disebut hernia irreponibilis Bila terjadi
penjepitan isi hernia oleh anulus dan timbul gangguan pasase isi usus dan atau
gangguan veskularisasi disebut hernia inkaserata.
Indikasi Banding :
Hidrokel testis
Tumor testis
Orchitis
Tarsio testis

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan punjang diperlukan untuk faktor penentu terjadinya hernia ROthorax : COPD USG : adalah BPH

Tehnik operasi Herniotomi Herniorafi Linchtenstein


Hernia inguinalis lateralis dan medialis :
1. Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum, spinal anestesi
atau anestesi lokal.
2. Dilakukan insisi oblique 2 cm medial sias sampai tuberkulum pubikum
3. Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE (Muskulus Obligus Abdominis
Eksternus)
4. Aponeurosis MOE dibuka secara tajam
5. Funikulus spermatikus dibebaskan dari jaringan sekitarnya dan dikait pita dan
kantong hernia diidentifikasi.
6. Isi hernia dimasukkan ke dalam cavum abdomen, kantong hernia secara tajam
dan tumpul sampai anulus internus.
7. Kantong hernia diligasi setinggi lemak preperitonium, dilanjutkan dengn
herniotomi.
8. Perdarahan dirawat, dilanjutkan dengernioplasty dengan mesh.
9. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Komplikasi operasi :
Perdarahan
Infeksi luka operasi
Cedera usus
Cedera kantong kemih
Cedera vesdeferen
Cedera testis,orra sarchitis, atropi testis
Cedera saraf intra inguinal, ilia hipogastrik atau genota femral
Mortalitas :
Tergantung keadaan hernia : repombilis atau strangulata, kondisi dan penyakit
penyerta
Perawatan Pasca Operasi :
Paska bedah penderita dirawat dan diobservasi kemungkinan komplikasi berupa
perdarahan dan hematoma pada daerah operasi.
Follow-up :
Pasien disarankan tidak berolah raga berat atau mengangkat benda berat selama 6
8 minggu untuk mencegah kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai