Anda di halaman 1dari 68

1.

Kata Pengantar (Arti teknis dari hidraulika)


1.1. Pengertian HIDRAULIKA
Hidraulika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan
keseimbangan zat cair. Hidraulika merupakan sebua cabang dari ilmu perihal
arus yagjn meneliti arus zat cair melalui pipa-pipa dan pembuluh-pembuluh, yang
tertutup, maupun dalam kanal-kanal terbuka dan sungai-sungai (yang terakhir ini
tidka dibahas dalam bauku ini). Hal tersebut memberlakukan Hidromekanika, ini
adalah ilmu tentang kondisi keseimbangan zat cair distribusi bawah pengaruh
berbagai gaya luar (Hidrostatika) dan dibawah hokum-hukum arusnya sendiri
(Hidrodinamika). Pada prinjsipnya hidrostatika bertopang pada keternagna
berdasarkan pengalaman bahwa keterangan berdasarkan pengalaman bahwa
distribusi dalam suatu fluida yang berbeda dalam keadaan tidak bergerak. Tekanan
pada titik mana pun akan sama besar (isotop). Dalam menda gaya-berat bumi,
tekanan ini hanya tergantung dari kerapatan zat cair bersangkutan dan dari
ketinggian kolom zat cair distribusi atas titik kita amati.
Dalam buku ini hanya dibahas intalasi-intalasi Hidraulika, distribusi mana
kecepatan suatu fluida (misalnya minyak) adalah kecil saja dan diman berlaku
hukum hidrostatika.
Dalam Hidrodinamika klasik kita pada umunya menunjukkan perhatian
pada zat cair yang ideal. Yaitu : zat cair yang tidak bergaya gesek. Ini berarti
pula distribusi bandingkan dengan apa yan diajarkan oleh pengalaman, tidaklah
terdapat tahanan terhadap arus (paradoks-paradoks Hidrodinamik).
Di dalam teknik kita membedakan pada teori perihal zat cair kenyal
(dengan perkataan lain zat cair dengar. Gesekan dalam) dua macam arus yang
laminar dan turbulen. Pada arus laminar, lapisan-lapisan dengan berbagai
kecepatan tanpa ada kecenderungan ke gerakan memusar.
Pada waktu berlangsung peningkatan laju arus distribusi dalam pipa,
secara tiba-tiba gerak laminar akan beralih ke dalam suatu gerak turbulen yang
statis tidak beraturan. Dalam hal ini penyebab utamanya adalah bahwa arus
distribusi bagian dinding menjadi tidak stabil (pemisahan lapisan batas). Kita
hidrauli berasal dari hudor (bahasa Yunani), yang berarti air. Ini bisa diartikan
bahwa suatu penggerak cara Hidraulik adalah satu pengerak dengan tenaga air.
Sekalipun demikian kita baru akan berbicara tentang Hidraulika bila kita
mempergunakan tentang Hidraulika bila kita mempergunakan suatu zat cair dari
macam apa pun (air, minyak, gliseri).
Sekalipun demikian secara teknis zat cat dalam industry (lebih-lebih dalam
bidan arti suatu ilme tentang semua proses mekanis distribusi mana berbagai
gerak dan gaya dialihkan dengan bantuan zat cair. Bila dalam lingkungan
sebenarnya yang kita maksudkan adalah bagian-bagian dari sebuah mesin atau
intalasi distribusi mana berbagai proses Hidraulika itu berlangsung.
Dalam teknik, Hidraulika berarti : Penggerakan-penggerakan, pengaturanpengaturan dan pengendalian-pengendalian, dimana berbagai gaya dan gerakan
kita peroleh dengan bantuan tekanan suatu zat cair (air, minyak atau gliserin).
Semua intalasi Hidraulika bekerja berdasarkan prinsip hidrostatik atau
prinsip Hidrodinamik.
Dalam hal yang pertama akan terjadi energy tekanan yang lewat suatu zatcair Hidraulika (misalnya minyak) dibuha menjadi kerja. Z cair ini bertindak
selaku penggalih energy.

Berdasarkan prinsip ini (hukum hidrostatik bekerja misalnya ;


a. Pompa-poma Hidraulika
b. Alat pengatur dan alat peniru pada memperkakas.
c. Kopling hidrostatika
d. Penggerak-penggerak zat cair (karena sudah diatur, kesemua ini banyak
digunakan pada bangunan mesin).
Berdasarkan prinsip Hidrodinamika, di mana pengalihan gaya dilakukan oleh
energi aliran, terutama sekali bekerja pengubah momen puntir seperti yang
digunakan pada mobil-mobil angkutan dan lokomotif-lokomotif. Ini secara murni
merupakan penggerak-penggerak Hidrodinamik.
1.2. PERKEMBANGAN DAN ARTI HIDRAULIKA
Bidang teknik yang mempergunakan hidrostatika (dalam bahasa Inggris :
fluid power) sudah dikenal sejak lama sekali. Dahulu yang paling banyak
digunakan sebagai medium kerja adalah air (Hidraulika air) : dimulai sekitar
tahun 1800 oleh Josef Bramah, yang melakukan kegiatan distribusi London
dengan kempa Hidraulika.
Sekitar pertengahan abad ke -19 pada bangunan kapal pun orang
memanfaatkan Hidraulika, terutama untuk menggerakkan kemudi-kemudi kapal
dan lir-lir kabel. Setelah tahu 1900, yang lebih banyak dipergunakan adalah
minyak dan bukan air dan ini dilakukan karena adanya dua sifat penting.
Berangsur-angsur peralatan teknik dituntut untuk lebih banyak
menghasilkan gaya dengan demikian menjadi lebih meningkat pula arti hidraulik
minyak. Bahkan menjelang tahu 1938 hal tersebut, misalnya saja dalam bangunan
pesawat terbang dan kendaraan angkut, telah mencapai tahapan yang cukup
tinggi. Namun barulah setelah tahun 1950 teknik Hidraulik mencatat
perkembangan yang cukup pesat.
Selanjutnya Hidraulika berkembang lebih jauh hingga mencapai suatu
cabang khusus dalam teknik mesin. Produk-produknya menjadi sangat penting
dalam semua cabang produksi industry (teknik fabrikasi) dna transportasi,
lebih-lebih untuk mekanisme dan pengautomatisan.
Hal ini terutama sekali penting untuk masa-masa manual (ini adalah masamasa samping yang tidak produktif). Sebagai contoh kita kemukakan :
a. Gerakan-gerakan yang memerlukan banyak kerja keras atau sangat
melelahkan.
b. Pemosisian yang sukar untuk dilaksanakan.
c. Pemasangan dan pelepasan perkakas atau benda-benda kerja yang berkali-kali
harus dilakukan.
Pada hal-hal seperti ini penggantian manusai oleh sebuah mesin adalah
sesuatu yang logis. Daerah dalam mana Hidraulika dapat digunakan untuk
pengendalian dan penggerakan adalah sangat luas. Blok-blok pembangunan
Hidraulika memiliki sifat-sifat pengaturan yang universal sehingga dalam
bidang-bidang ini kemungkinan-kemungkinan penggunaanya menjadi hamper
tidak terbatas. Sebagai contoh utama kita sebutkan : pengempaan dengan

penguatan secara Hidraulik dan motor-motor penggerak dengan putaran yang


varisbel.
Terdapat suatu pilihan yang luas atas unsure-unsur bangunan, sebuah
kombinasi yang baik dapat memungkinak dilaksanakannya suatu pengendalian
yang paling sulit.
Tapi sebuah mesin sederhana pun, mesin sederhana pun,yang dapat
dilayani dengan tangan, dapat dengan mudah dimekaniskan dan diautomatiskan
dengan unsure-unsur Hidraulik yang dipasang belakangan.
Dengan cara demikian distribusi sini daya produksi menjadi meningkat.
Lebih-lebih perusahaan-perusahaan yang membuat berbagai produk dalam seriseri kecil, dapat merasionalkan produksi mereka melalui pengautomatisan kecil
seperti itu.
Ketelitian unsure-unsur ini berangsur-angsur mengalami peningkatan.
Mereka dapat kita kerjakan tanpa harus diawasi. Masa tahananya pun cukup
besar. Nilai sebuah perkakas, sebuah sarana transportasi atau sebuah pesawat
angkat yang modern semakin banyak distribusi tentukan oleh kemungkinannya
untuk menyediakan daya. Dalam banyak hal, Hidraulik minyak membantu
kemungkinan bagi terbentuknya daya yang tinggi itu.
1.3. DAERAH PENGGUNAAN HIDRAULIKA
Tergantung dari kondisi perusahaan dan jenis-jenis mesin atau peralatan,
perlu kiranya kita menyesuaikan penggerak Hidraulik yang akan dipasang
(berturut-turut pengaturan tidak bertahap), pada tuntutan-tuntutan mesin atau
peralatan. Sebaliknya sering kali mesin atau peraltan juga harus disesuaikan pada
tuntutan-tuntutan Hidraulik.
Hidraulika dan pengautomatisan yang sejalan dengan itu, pada umumnya
mengkaji cara-cara baru yang sangat meyimpang dari metode-metode tradisional
dalam teknik mesin. Sekalipun demikian tidaklah cukup untuk menentukan bahwa
suatu penggerak atau keuntungan-keuntungan, untuk memungkinkna digunakanya
Hidraulika pada mesin-mesin atau berbagai peralatan, lebih-lebih distribusi mana
dahulu biasa dipergunakan penggerak-penggerak tipe lain.
Suatu pilihan yang secara ekomomi dapat dipertanggung jawabkan dan
suatu penggunaan yang baik dadi berbagai macam penggerak memerlukan suatu
pengetahuan yang mendasar mengenal hal-hal tertentu, kemungkinan untung rugi
dan masa perkembangan. Perajatan yang memungkinkan dialihkannya berbagai
gaya dan gerak dalam emsin-mesin dapat memiliki beraneka ragam bentuk. Ini
berlaku untuk peralatan pengatur dan peralatan pengendali.
Pengalihan gaya dan gerak dapat berlangsung sebagai berikut :
1. Mekanis ini berarti melalui unsure-unsur mekanis yang telah cukup dikenal
(bagian-bagian mesin). Cara yang paling umum digunakan adalah dengan
jalan menggunakan roda-roda gesek mekanis. Hal ini dapat distribusi lakukan
untuk setiap macam penggerak utama dan gerak awal bagi berbagai perkakas.
Sekalipun demikian kesempatan itu memiliki hal-hal merugikan berikut :
a. Mereka relatif mahal

b. Mereka cukup rumit dan memutuhkan banyak tempat


c. Dengan melakukan tekanan yang cukup besasr terhadap bidang-bidang
gesekan, gaya gesek mengakibatkan cepatnya arus roda-roda.
d. Penggunaanya untuk intalasi intalasi yang diautomatiskan adalah
terbatas.
2. Elektris, ini berarti dengan jalan menggunakan gaya elekstromekanis atau
gaya elektrodinamik. Penggerak elektris yang dapat diatur masih banyak kita
temukan. Sekalipun demikian mereka ini kurang kompak dan tidak menjamin
gerakan-gerakan perlahan dan pemindahan hubungan yang mudah seperti
yang didapat pada sebuah penggerak hidraulik. Pemindahan-pemindahan
3. Pneumatic ini berarti oleh udara merapat, misalnya :
a. Melalui energi potenial dalam udara yang berada di bawah tekanan
(penggerak-penggerak aerostatik),
b. Melalui energi kinetik (energi aliran) udara yang sedang bergerak
(pemindahan-pemindahan aerodinamik). Tentu saja di sini diperlukan
sebuah instalsi kompresor.
Hal yang mungkin kurang menguntungkan adalah adanya perubahan besar
volume udara dalam hal terjadinya perubahan tekanan. Dengan demikian dalam
pemindahan dapat terjadi ketidakstabilan kecepatan. Karenannya suatu penggerak
pneumetik hanya dapat digunakan di maka keberaturan gerakan tidaklah
merupakan hal terpenting, seperti pada :
a. Palu-palu udara tekanan, pahat-pahat udara tekanan dan kempa-kempa udara
tekanan,
b. Ragum-ragum bangku dan peralatan tangrentang,
c. Peralatan pembawa batang pneumatik untuk bangku-bangku bubutsetengan
automatik dan yang sepenuhnya automatik.
d. Mesin bor-tangan pneumatik dan mesin asah pneumatik.
Viskositas (kekentalan) udara adalah sangat kurang, sehingga kerugiankerugian dikarenakan gesekan pun sanga kurang pula. Ini berarti bahwa terdapat
kumungkinan terjadi kecepatan-kecepatan aliran yang sangat tinggi (hingga 350
m/s). poros-poros asahan peneumatik dapat mencapai putaran 100.000
putaran/menit.
Yang sangat merugikan adalah adanya pendinginan udara yang cuup tajam
pada penurunan tekanan yang terjadi secara tiba-tiba, shingga kelengasan dalam
udara akan berkondensasi menjadi air atau bahkan menjadi es. Gejala ini
semenjak akhir-akhir ini dimanfaatkan pada perkakas-perkakas yang sangat
cermat. Dengan cara demikian berbagai bagian hidraulik dari penggerak pneumo
hidraulik dapat diinginkan. Hingga tekanan 8 bar pendinginan ini tidak akan
terjadi. Tekanan yang besar (hingga 200 bar) hanya dapat digunakan untuk
gerakan perodik yang pendek (misalnya untuk penggerak pembantu atau
penggerak yang tidak diberi beban), di mana pendinginan udara secara abnormal
tidak akan berpengaruh terhadap perputaran mesin.
4. Hidraulik : ini berarti dengan bantu zat cair (air, minyak, gliserin),

a. Melalui energi potensial dalam suatu kolom zat cair (penggerak


hidrostatik)
b. Melalui energi kinetik (energi aliran) zat cair yang sedang bergerak
(penggerak hidrodinamik).
Pada pemindahan berbagai gaya dan gerak secara hidraulik diperlukan hal-hal
berikut :
a. Suatu pembangkit aliran zat cair (pompa, generator) dan
b. Suatu pemakai aliran zat cair untuk mengeluarkan daya mekanis (motor
zat cair, turbin atau kerja serta hidrosilinder),
Sudah sejak lama hidrauliki digunakan pada berbagai perkakas dan sarana
transportasi untuk melayani kopling-kopling dan pemindahan-pemindahan yang
dapat dihubungkan satu sama lain. Merupakan hal menarik bahwa belakang ini
perhatian terhadap kopling-kopling hidraulik tampak meningkat sehingga agak
menyisihkan kopling-kopling listrik. Penyebab utamannya adalah adanya
kenyataan bahwa sebuah kopel yang lebih besar dapat dipindahkan dengan
kemungkinan yang lebih kecil bagi terjadinya panas yang berlebihan.
Dalam menentukan pilihan terhadap suatu kopeling hidraulik bagi bangkubangku bubut kendali numerik, mesin-mesin bor dan mesin-mesin frais, alasanalasan berikut yang menjadi penentu utamannya : reaksi cepat, kapasitas daya
yang lebih tinggi dan ruang kerja yang lebih kecil.
5. Sistem-sistem yang dikombinasikan untuk memindahkan berbagai gaya dan
gerak.
Perkembangan yang terjadi di dalam dan luar negeri semakin
menunjukkan adanya kerjasama yang erat antara pneumetik, listrik dan
elektronika. Ke arah mana perkembangan-perkembangan ini akan melaju
belum dapat dikatakan dengan pasti, namun suatu kecendrungan kearah
kombinasi-kombinasi berikut sudah dapat dilihat :
a. Sistem penumomekanis,
b. Sistem hidropneumatik,
c. Sistem elektrohidraulik,
d. Sistem hidro-elektrik,
e. Sistem hidro-elektronik.
Usaha ke arah penyempuraan sistem-sistem ini masih terus dilanjutkan.
Namun banyak masalah baru dapat dipecahkan setelah diadakan suatu
Bagi hidraulika
bagi peneumatik
dapat daerah-daerah
penganalisaan
yang baikmaupun
terhadap berbgai
tuntutan.
penggunaannya secara khusus. Sekalipun demikian kedua jenis tekanik ini dapat
dikombinasikan satu sama lain dengan baik, misalnya pada instalasi-istalasi
hidraulik yang dapat dikendalikan secara pneumatik.
Selain pengaruh dari alat-alat pemindahan, media-tekan (udara dapat
dikempa dengan baik, mnyak hampir tidak) fakor-faktor berikut terutama sekali
dapat menentukan pilihan atas suatu sistem:
a. Gaya
b. Lintasan,
c. Kecepatan,

d. Ruang.
Bila yang dijadikan tujuan adlah untuk menghasilkan gaya-tekan dan
gaya-tarik yang benar dalam sebuah ruang kecil, maka hidarulika akan
memberiakn suatu pemecahan yang baik. Jika yang diutamakan adlaah kecepatna
reaksi, maka sebaliknay kita memilih pneumatik. Udara mampat merupakan suatu
bentuk energi yang bekerja ceapt. Dalam hal ini dikenakan tuntutan yang sama
terhaap gaya dan kecepatan, sebaiknya kita memilih hidropneumatik.
Pemantapan udara akan berakibat meningkatnya kerugian daya dalam
suatu sistem pneumatik. Pada minyak bukan saja harus ada pipa-pipa mengalir,
melaikan juga pipa-pipa pengembali bagi zat cair dan perapatan terhadap kerugian
yang disebabkan oleh kebocoran-kebocoran harus dilaksanakan dengan ceramat.
Dengan demikian hidraulika juga sanga memadai untuk daya lebih besar
daripada penumatik. Ia dapat menghasilkan suatu gaya yang besar dalam sebuah
ruang yang sangat kecil dan gaya ini dapat dikendalikan dengan sangat cermat.
Secara khusus pada pembuatan berbagai perkakas telah dicapai dalam dua bidang
suatu kemajauan yagn sungguh penting :
a. Pada penggerak tidak bertahap dari gerakan-gerakan memotong dan gerakangerakan penjalana,
b. Pada pengendalian automatik dari siklus kerja.
Dalam hal ini listrik dan hidraulik melakukan pedomaninasian.
Peneurusan perintah pengendalian dan perintah pengaturan pada pelaksanaan
gerakan-gerakan (cg. Gaya) kita pergunakan bagian-bagian hidraulik. Dengan
demikian kita dapat mengatakan :
Saraf bekerja dengan cara elektrik, otot bekerja dengan cara hidraulik.
Untuk ini diberlakukan
Pada perkakas-perkakas utnuk mengempa, menganyam dan mengemas
terdapat banyak gerakan yang selalu diulang kembali. Suatu hidraulik,
hidripneumatik atuapun elektrohidraulik yang sederhana dapat mengadakan
pengautomatisan sebagian dari gerakan-gerakan ini. Lebih-lebih pada mesinmesin automatik penuh utnuk pengerjaan logam dan kayu, memilih metode
yang paling tepat merupakan hal yang sangat penting. Dalam sementara kasus
terdapat suatu persaingan penggeark pneumatik dan penggerak elektrik.
Ini bukan merupakan satu-satunya unsur yang memaikan dalam memilih
tipe penggerak. Yang juga penting adalah penggunaan umum berbagai
kemungkinan yang telah tersedia. Sama sekali tidaklah praktis dan rasional unuk
misalnya mempergunakan sebuah kompresor (untuk udara mampat) atau sebuah
motor hidraulik, yang hanya bekerja dua sampai empat jam sehari, akrena di
tempat lain dipergunakan cara-cara pemecahan yang berbeda karena pemindahan
yang dapat diosetel sangat halus dan pengaturan secara automatis. Selain itu
terdapat pula kemungkinan suatu pengendali secara mangnetk atau elektonik.
Dengan demikian terdapat pula kemungkinan, tanpa kesulitan penting, untuk
menyusun suatu program pengendali yang lengkap. Ini berarti bahwa susunan

berbagai silkus menjadi sembarang, sehingga keseluruhannya dapat bekerja


rasional.
Kesemua sifat dan tuntutan-tuntutan yang dikenakan hendaknya terlebih
dulu dipertimbangkan hendaknya terlebih dulu dipergunakan dengan matang.
Dalam hal ini harus diperhitungkan daya yang harus dihasilkan oleh mesih
ataupun perkakas. Barulah akan terdapat kemungkinan untuk mempergunakan
secara lengkap dan dengan cara rasional keuntungan-keuntungan yang dapat
dicapai suatu sistem.
Setiap tipe penggerak memiliki batas-batas dan kekhususankekhususan sendiri. Dalam kasus-kasus tertentu tersedia cara-cara pemecahan
khusus. Karenannya tidaklah dianjurkan untuk melakukan suatu pilihan yang
apsti tanpat terlebih sulu berorientasi dengan baik dan mempertimbangkan
untung ruginya.
1.4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN HIDRAULIK
Bila kita bandingkan hidraulika dengan kemungkinan-kemungkinan
lain untuk memindahkan gaya dan berbagai gaya (maknik atau elektris) kita
akan menemukan serangkaian keuntungan yang ada kalanya sangat penting.
Penggerak seperti ini dapat membantu meningkatkan daya prestasi dari
berbagai perkaks atau saran transportasi. Tentu saja, di samping meiliki hal-hal
menguntungkan hidraulika memliki pula hal-hal merugikan. Kesemua ini
terutama sekali berpangkal dari sifat-sifat zat cair bersangkutan dan perlunya
pertahankan ruang bebas (clearans) yang sangat kecli di antara bagian yang
bergerak (seperti misalnya torak-torak, katup-katup dan batang geser)
Untuk menciptakan kemungkinan-kemungkinan pebandinga yang tidak
mempunyai pengertian ganda, di bawah ini sekali lagi kita uraikan perbedaanperbedaan yang terdapat antara sebuah penggerak mekanis dan sebuah penggerak
hidraulik.
a. Sebuah penggeark mekanis terdiri atau serangkaian unsur kaku, yang dapat
bergerak satu sama lain melalui bantalan-bantalah (baring).
Pada hakikatnya tujuan kesemua ini adalah untuk memindahkan berbagai gaya
dan gerakan. Penggerakan demikian dapat berdiri, misalnya: atas
Sejumlah tap dan tabung
Sebuah sumbu ulir dan mur
Sistem tuas
Sebuah cakera bhubungan + rol
Sebuah peluru dalam sebuah gelang
Sebuah pengalih yang bedosa-gigi lurus
Sebuah pengalih yang bergigi menyorong
Sebuah ulir pengalih
Sebuah engkol pengalih, dan lain sebagainya
b. Suatu penggerak hidraulik merupakan kumpulan unsur-usnur hidraulik seperti
pompa, suatu zat cair (misanya minyak), motor, silinder, reservor, pipa dan
katup. Tujuan dari semua ini adalah juga untuk memindahkan berbagai gerak
dan gaya. Dalma hal ini zat cair berperan selaku pemindahan energi.

c. Sebuah pengalih hidraulik pada umumnya harus memindahkan suatu gerakan


yang lurus yang berputar. Lebih-lebih pad teknik mesin umum, teknik
pesawat, teknik alat angkat dan alat transportasi dan teknik perkakas. Pada
umunya popa dijalankan oleh mesin-mesin listrik. Hidarulik tidak hanya
digunakan untuk menjalankan mesin, melainkan juga untuk pengendaliannya.
Keuntungan-keuntungan penting yang dapat diberikan oleh sebuah
penggerak hidraulika adalah :
1. Pemindahan gaya-gara dan dan daya-daya besar. Suku-suku cadang hidraulika
adalah sederhana, mantap dan hampir tidak memerlukan pemeliharaan.
Ukuran-ukurannya kecil, bobotnya ringan dan pelayanannya sederhana.
Kebutuhan akan ruangan cukup terbatas dan gaya kelembaman dan momen
kelembaman pada sistem-sistem hidraulik adalah lebih kecil dibandingkan
dengan tipe-tipe pengerak lain.
2. Suatu pengaturan kecepatan (putaran) yang tidak bertahap dan dapat bereaksi
dengan cepat, dapat dilaksanakan dengan mudah. Hal ini dapat terjadi secara
automatis, dalam suatu jangkauan yang sangat besar dan juga :
a. Tergantung dari jalannya proses kerja atau
b. Berdasarkan sebuah program yang ditentukan sebelumnya.
Besaran-besaran berikut ini dapat kita atur :
- Kecepatan pada gerakan-gerakan yang bolak-balik,
- Putaran pada unsur-unsur yang berputar.
Pada berbagai perkakas, dengan mengatur eretan-eteran secara hidraulik
(melalui pemindahan torak dan gaya torak) dapat diperoleh suatu pemotongan
yang optimal. Kita harapkan pada kesemua ini suatu pengaturan tidak
berharap melalui penggerakan mekanis atau penggerak elektris.
a. Dengan roda-roda gesekan : sistem ini tidak bekerja automatis, mungkin
selip dan oleh gesekan yang menggelincir ini akan terjadi keausan yang
sangat kuat, hanya terdapat kemantapan dalam memindahkan suatu daya
yang minimal.
b. Dengan suatu mekanisme engkol batang penggerak yang dilengkapi
dengan panjang langkah yang dapat disetel. Gerakan-gerakannya tidak
beraturan karena dalam kecepatannya terjadi goyangan-goyangan. Dengan
demikian kemantapannya tidak sempurna.
c. Dengan sebuah agregat Leonard. Cara pemecahan ini agak mahal
dikarenakan perlu adanya : sebuah motor penggerak (arus bolak balik),
generator arus-searah dan motor arus searah, sebuah generator utnuk
mensuplai pengeksitasi (exciter) dan skalar.
d. Dengan sebuah motor arus-searah yang terkendali secara elektronis. Hal
ini harus didimensikan untuk kopel dan putaran yang tersebar. Pengaturan
motor dapat dilakukan dengan tiristor. Tetap agak mahal.
3. Kecepan dapat diatur sewaktu dalam pengerjaan (jadi di bawah pembebanan),
tanpa mengentikan mesin. Penyetelannya tanpa bertahap dan cermat, lebihlebih pada mesin-mesin yang melakukan gerakan-gerakan lurus. Juga untuk
gerakan-gerakan berputar arti pengaturan seperti ini semakin meningkat. Ini
dapat dicapai dengan sebuah hidromotor yang dapat diatur. Pada berbagai
perkakas hal ini dapat diatur. Pada berbagai perkakas hal ini dapat membantuk

menciptakan kondisi-kondisi pemotongan yang optimal (dengan mengubah


kecepatan potong dan kecepatan gerak pemula). Terdapat pula kemungkinan
untuk mengubah secara automatis kondisi-kondisi pemotongan berdasarkan
suatu program tertentu.
4. Perbandingkan pemindhan yang besar (1: ~).
Ini bisa lebih besar dibandingkan pada semuah pemindahan secara mekanis.
Pada suatu penggerakan cara hidraulik dengan mudah dan sederhana sebuah
kecepatan tertentu dapat diturunkan hingga nol, yaitu dengan jalan sebagai
berikut :
a. Dengan mengatur debit pompa (hingga nol)
b. Melalui pencekikan (lewat katup-katup cekik)
c. Melalui pengurangan tekanan
5. Pembalikan sederhana masing-masing ata arah, dan gerakan. Ini dapat
dilakukan dengan cara-cara sederaha, tanpa sediktipun kehilangan energi dan
dengan gerak penjalan yang lancar. Pembalikan ini juga akan berjalan lancar
bila masa yang bergerak bolak-balik cukup besar.
6. Pembalikan suatu gerakan dan suatu arah secara cepat. Misalnya oleh penahan
di dalam silinder-silinder kerja; oleh massa kecil khusus yang terdapat pada
hidromotor hal ini bagaimanapun berjalan lebih cepat dibandingkan pada
motor-motor listrik.
7. Kecermatan besar dalam penghubungan. Ini pun dapat terjadi oleh massa kecil
dari unsur-unsur hidraulik.
8. Gerakan-gerakan yang beraturan.
Kesemua ini secara nyata akan meningkatkan waktu kedudukan dari alat-alat
potong atau meningkatkan sebagaian gaya-potong maksimal yang
diperbolehkan.
9. Pengerjaan yang bebas hentakan dan kotrekan (meredam hentakan)
Terutama penting dalam menggerakkan eretan-eretan pada berbagai perkakas.
Bangku-bangku bubut, mesin frais dan mesin asah dengan penggerak mekanis
dengan jelas dapat menampakkan kesalahan-kesalahan permukaan pada benda
kerja yang diakibatkan oleh penggerak mekanis.
10. Pembalikan berbagai gerakan secara sederhana
Gerak putar dari sebuah motor penggerak, bila diperlukan dapat dengan
mudah dibalikkan menjadi suatu gerakan bolak-balik dari sebuah silinder
kerja.
11. Diamkan terhdap pembebanan lebih (pengamanan untuk bagian-bagian mesin
dan perkakas). Pengamanan terhadap pembebanan lebih dan patahan dapat
dilakukan secara lebih sederhana dan pasti dengan penambahan sebuah katup
pembtas tekanan (katup tekanan lebih) atau sebuah pengaturan tekanan nol.
Dalam hal ini dapat dipergunakan tekanan-tekanan tetap. Pada penggerakpenggerak mekanis dibutuhkan kopling-kopling pengaman.
12. Suatu pembalikan hubungan secara tepat adalah mungkin untuk dilakukan.
Terdapat kemungkinan pengubahan gaya ataupun kecepatan (sifat-sifat
dinamik yang baik).
Masa-sendiri yang kecil dari pompa-pompa maupun motor-motor dan
keelastisan
minyak
kemungkinan
terjadinya
hentakan0hentakan
penghubungan yang lebih kuat dibandingkan pada penggerak-penggerak
elektris atau mekanis.

Dengan demikian terdapat kemungkinan untuk secara tiba-tiba dan berulang


kali melakukan pembalikan hubungan gerakan-gerakan yang lurus atau yang
berputar.
13. Semua gerakan dapat dengan mudah disambut : misalnya dengan
mengarahkan eratnya pada sebuah peredam zat cair. Dalam hal ini tekanan
akan naik tanpa pengeper balik.
14. Suatu pengendalian berurutan adalah mungkin untuk dilakukan (hubungan
IF). Pelaksanaannya cukup sederhana : baru setelah sebuah katup
penghadang diperkuat, sebuah katup alinnya dapat muali berfungsi. Dengan
demikian misalnya saja pengadaan suatu pengamanan kecelakaan dapat
dilaksanakan (pada pengempaan, tarikan dalam, penembusan, danb trim
sebagainya)
15. Penghubung dan pengendalian atas proses-proses penghubungan dapat
dilakukan terpusat dari sebuah ruang kendali. Semua tuas penghubung dan
tombol-tombol dipasang di situ. Semua ini cukup disambungkan lewat pippipa dengan tempat-tempat di mana dibutuhan pelayanan. Tempat-tempat ini
bisa berada di kejauhan atuapun sulit untuk dijangkau. Gaya yang dibutuhkan
untuk menangani tombol-tombol pelayanan adalah rendah (misalnya saklarsaklar tombol tekanan pada pengerak-pengerak elektrohidraulik).
Bila pada suatu penggerak mekanis ingin dilakukan pemusatan pelayanan
yang sama, maka kita memerlukan sejumlah batang hubunga (lingkage).
16. Pemindahan gaya pada jarak jauh. Ini digunakan dengan memasaing suatu
jaringan pipa, yang tidak menggangu instalasi lainnya.
17. Proses-proses yang rumit dalam suatu jangkauan waktu tertentu dapat
diprogramkan dengan mudah. Gerakan-gerakan yang dalam kaitanya dengan
waktu sepenuhnya tidak tergantung satu sama lain, dapat secara murni
dikendalikan secara hidraulik atau elektrohidraulik berdasarkan setiap
program yang diinginkan.
Berbagai prosesnya cukup sederhana dan dapat dilaksanakan tanpa banyak
menimbulkan kesulitan, karena satu aliran minyak dapat melakukan kegiatan
di tempat-tempat yang berbeda.
18. Pengautomatisan akan menajdi sederhana melalui penggunaan pengendalian
yang berurutan. Pada sebuah perkakas misalnya dapat diautomatiskan
berbagai pengerjaan dengan bantuan suku candang hidraulik yang selalu dapat
diperloh dalam perdangan. Di sini yang paling memadai adalah sebuah
kombinasi elektro-hidraulik. Hal ini dapat pula dilaksanakan pada instalasiinstalasi mesin yang besar.
19. Unsur-unsur hidraulik tidak memerlukan bayak tempat dan dapat disusun
dengan baik.
Pada pembangunan mesin-mesin dan istalasi-istalasi kita memiliki kebebasan
pengostruksian yang leluasa. Kita sepenuhnya bebas dalam memilih tempat
bagi suatu penggerak (misalnya pompa) dan sumbu ke luar atau silinder.
Hidarulika memungkinkan pemindahan gerakan-gerakan ke suatu tempat
sembarang, tanpa terikat oleh jarak maupun arah. Hendaknya sebuah
hidromotr ditempatkan sedemikian rupa, sehingga posisinya menguntungkan
untuk menghasilkan kerja dan memungkinkan penyambungannya dengan
pompa melalui pipa-pipa.

Disini suatu penggerak mekanis akan membutuhkan sumbu-sumbu antara


kopeling-kopling kardan. Tentu saja, untuk itu jauh lebih mudah dengan
pompaan.
20. Pengendalian dan pemeirksaannya cukup sederhana
Untuk ini kita tempatkan beberapa moneter, dilingkungan langsung para
pemakai (Dengan demikian kita melakukan pengukuran terhadap tekanantekanan dan berbagai gaya). Sistem ini dapat pula digunakan pada instalasiistalasi hidraulik yang rumit dengan rangkaian sekunder.
21. Suatu instansi hidraulik memiliki masa pakai yang tinggi dan tidak
memerlukan banyak pemeiliharaan. Minyak yang digunakan dapat melakukan
kegiatan pelumasan sendiri pada semua permukaan bagian-bagian hidraulika
yang bergerak meluncur. Tambahan pula konstruksi dari keseluruhan instalasi
ini cukup sederhana dan karenanya dapat dipercaya.
22. Kebutahan akan ruangan dan bobot sendiri dapat dibatasi. Sebuah motor
hidraulik berbobot lebih ringan dibandingkan sebuah motor eletris yang
memiliki daya yang sama besar. Dengan kemungkinan penggunaan tekanantekanan tinggi, peralatan hidraulik dapat dibuat lebih kecil.
23. Pembatasan atas banyaknya bagian mekanis dalam penggerak (lebih sedikit
gesekan-lebih sedikit keausan)
Pengerak-pengerakn mekanis yang berukuran besar memerlukan bayak
pemeliharaan dan pelumasan, karena kemungkinan kearusannya lebih besar.
Hal yang sama berlaku pula bila kerugian-kerugian karena gesekan.
24. Terdapat kemungkinan standardisasi yang luas.
Dengan penggunaan unsur-unsur atau kelompok-kelompok yang
dinormalisasikn kita dapat mecapai keadaan ekonomi yang optimal.
Hal-hal yang merugikan dan pembatasan-pembatasan atas sistem-sistem
hidraulik :
1. Minyak memiliki kepekaan terhadap suhu.
Beberapa minya hidraulik (misalnya minyak-minyak pelumas mineral) mudah
terbakar dan dapat menguap pada suhu yang lebih tinggi.
2. Sifat Termampatkan yang dimiliki minyak.
Minyak hidraulik dapat kita mampatkan. Sebuah kolom minyak yang
panjangnya 1 m akan menjadi 0,7 mm lebih pendek oleh suatu peningkatan
tekanan sebesar 10 bar. Hal ini dapat mempersulit kita untuk menyetel atau
untuk mengkoordinasikan berbagai gerakan oleh sebuah peralatan hidraulik
yng sederhana. Ini misalnya terbukti pada penggerak-penggerak untuk
memotong ulir sekrup, atua pada kepala-kepala pembagi utnuk memfrais atau
mengasah roda-roda gigi.
3. Perubahan Viskositas Minya.
Minyak hidraulika akan menjadi lebih panas dengan lebih memanjangnya
masa kerja (dikarenakan gesekan di dalam dan gesekan mekanis). Hal yang
sama dapat pula terjadi seandanya tidak dapat dikeluarkan cukup banyak
panas atau seandanya efisiensi instalasi bersangkutan ternyata kecil.
Perubahan-perubahan besar dalam tekanan atau suhu mempunyai suatu
pengaruh yang besar terhadap visikositas minyak.

Untuk sebagian, hal ini dapat dihindarkan :


a. Dengan suatu peralatan pengendali yang rumit
b. Oleh pendinginan minyak
4. Kehilangan daya disebabkan oleh gesekan minyak.
Kehilangan daya dan karenannya penurunan daya dapat terjadi :
a. Oleh aliran-aliran palsu minyak (geskan oleh pusaran-pusaran dalam
aliran).
b. Oleh gesekan zat cair dalam pipa-pipa, pada perapat-perapat dan di
tempat-tempat di mana kecepatan atau aliran mengalami perubahan arah.
Bila kecepatan aliran meningkat, kerugian-kerugian ini akan menjadi lebih
besar lagi. Kenyataan ini menuntut diadakannya pembatasan-pembatasan :
a. Kecepatan aliran dalam pipa-pipa (maks hingga 10m/s) atau
b. Putaran dari pompa-pompa dan motor-motor misalnya dalam perkakasperkakas (putaran hingga 3500 min-1).
5. Masalahnya adalah tempat kesulitan dalam melakukan penerapan, atau
kehilangan minyak. Kehilangan minyak yang terjadi di dalam dan di luar
dikarenakan perapatan yang kurang baik sehingga sangat mengurangi
efesiensi dan daya yang tersedia. Sifat-sifat yang dimiliki instalasi juga akan
menjadi lebih jelek.
Kehilangan minyak yang cukup besar disebabkan adanya kebocoran di bawah
pembebanan yang merupakan penyebab dari :
a. Pembatasan ata daerah putaran
b. Kondisi-kondisi kerja yang diperberat bagi sistem bila debit yang tersedia
ternyata kecil,
c. Suatu gerakan yang tidak beraturan dari unsur-unsur yang berbeda-beda.
Dalam butir 3 kita telah melihat bahwa proses-proses yang sepenuhnya
terpadu merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
d. Menyebabkan kotornya produk-produk. Hal ini terturama sekali sangat
mengganggu dalam industri tekstil, industri kertas dan industri bahan
makanan.
6. Berbagai bagian harus dibuat sangat cermat.
Bagian-bagian yang bergerak (yang menggeser satu dengan lainnya seperti
katup-katup kendali dan katup-katup) dan perapatan-perapatan harus dibuat
dengan toleransi-toleransi yang sangat minim (dengan perkataan lain : ruang
bebas (clearance) harus dibuat sekecil-kecilnya). Penjamin suatu kecermatan
seperti ini memerlukan metode-metode produksi khusus seperti pengasahan
dan penghalusan.
Ini berarti biaya produksi yang tinggi dan karenannya harga-harga pembelian
yang tinggi untuk instalasi hidraulik. Toleransi yang cukup cermat memang
sangat diperlukan, karena jika tidak :
a. Bocoran-bocoran dapat terjadi dengan segala akibatnya yang tidak
menyenangkan seperti kerugian yang disebabkan oleh kebocorankebocoran, ruang-ruang yang tak berguna, pemanasan dan penyedotan
udara kotor.

b. Bagian-bagiannya menjadi macet dan gejala-gejala getara dapat timbul


(gerakan-gerakan yang terhentak-hentak)
7. Gerakan-gerakan yang menghentak-hentakkan tidak beraturan (getarangetaran). Oleh tekanan tinggi dan oleh perubahan volume udara yang
menyertainnya adalah berbahaya bila udara dapat menembus ke dalam sistem
yang bersangkutan. Dalam kasus-kasus seperti itu, unsur-unsur akan
melakuakn gerakan-gerakan meloncat secara tidak beraturan.
Penyebab dari getaran-getaran dapat berupa :
a. Masuknya udara ke dalam minyak, yang karenanya akan menjadi lebih
mudah di tekan.
b. Masuknya udara ke dalam instalasi hidraulik dan terbentuknya
gelembung-gelembung udara (ini dapat pula mengakibatkan pemborosan
minyak).
c. Perubahan-perubahan dalam kerapatan, tempertaur dan sifat termampatkan
yang dimiliki minyak. Dengan demikian debit yang tersedia dan kecepatan
akan berubah.
d. Perubahan-preubahan tekanan dalam sistem hidraulik, yang dapat
menimbulkan perubahan-perubahan bentuk (pengembangan dan
penciutan) dalam pipa-pida dan dalam selang-selang yang sedikit banyak
sifat elstisnya (hentakan-hentakan aliran, pengelombangan, getarangetaran)
8. Sambungan-sambunga dapat menjadi lepas.
Pengembangan dan penyusutan pipa-pipa dan selang-selang oleh goyangangoyangan tekanan dapat melepaskan sambungan-sambungan pipa dan
penutup-penutup.
9. Pengerjaan yang tidak cermat dikarenakan bertumpuknya kalor.
Perubahan-perubahan suhu dari bagian-bagian hidraulik dapat disebabkan
oleh pemanasan yang kuat terhadap minyak hidraulik dan mesin, khususnya
pada suatu efisiensi yang rendah dan pada pengeluaran kalor yang minim oleh
instalasi hidraulik. Pompa berbagai perkakas hal ini mempunyai arti bahwa
perubahan-perubahan suhu dapat mempengaruhi pekrjaan yang diteliti.
Untuk mengurangi pemanasan yang kuat dari bagian-bagian hidraulik dan dari
berbagai perkakas, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut :
a. Mengurangi kerugian-kerugian hidraulik dan produksi kalor.
b. Menggunakan alat pendingin (untuk minyak maupun untuk suku
candang).
Catatan : Tentu saja hal-hal merugikan tersebut di atas yang menyangkut
instalasi-instlasi dan perlengkapan-perlengkapan hidraulik dapat kita batas
atau imbangi :
a. Dengan memilih secara rasional sebuah rangkaian-rangkaian minyak yang
diperlukan.
b. Dengan melaksanakan suatu kombinasi yang tepat dari berbagai sistem.
1.5. Membangun dan Bekerjanya Sebuah Instalasi Hidraulik

Pada Prinsipnya instalasi hidraulik terdiri atas popma hidromotor,


peralatan kendali dan peralatan pengaturan. Secara umum instalasi hidraulik
membentuk pengubah energi atau penukaran energi.
Aliran energi yang melaju melalui sesbuah instalasi hidraulik, berlansung
sebagai berikut (lihat gambar 1.5.1. dan 1.5.2.) :
1. Penukaran energi mekanis (misalnya sebuah motor listrik penggerak
mekdrsulik (pembangkit minyak tekan). Energi hidraulik dapat diartikan sel
energi hidraulik dapat diartikan sel energi potensial ataupun sebagai ekinetik
dari suatu medium (minyak tekanan).
2. Pemindahan energi hidraulik oleh arus banyak tekanan dari pompa melalui
unsur-unsur kendali (katup-katup servo, katup-katup) ke :
c. Silinder kerja yang bergerak bolak-balik atau
d. Hidromotor berputar
3. Pengubahan energi hidraulik menjadi energi mekanis melalui silinder atau
hodromotor (pemakai minyak tekan). Unsur-unsur ini mengubah kembali
energi potensial dan energi kinetik menjadi energi mekanik, yang kemudian
menggerakkan misalnya saja eretan dari sebuah perkakas, stempel dari sebuah
alat kempa, dan lain sebagainya.
4.
Unsur-unsur pengatur dan unsur-unsur pengendali (4, 5, dan 6 dalam
gambar 1.5.3.) dimaksudkan untuk mengarahkan aliran minyak tekan sesuai
dengan kebutuhan, kepada pemakai. Katup-katup dan alat-alat sorong
melakukan pengaturan tekanan dan debit. Pengendalian dapat dilakukan :
a.
Dengan tangan atau
b.
Dengan pemberi program automatis.
Pipa-pipa dan selang-selang berfungsi selaku penyambung antara berbagai
hidraulik. Kesemua itu merupakan saran transportasi bagi minyak tekan.
Dalam hal ini reservor diperlukan untuk menampung minyak yang mengaliur
kembali dan untuk menyiapkannya lagi untuk pompa.
Untuk melindungi keseluruhan instalasi terhadap pembebanan yang
berlebihan, dipasang di antra pompa dan unsur-unsur kendali (misalnya katupkatup jalan), juga antara mereka ini dan reservoar minyak katup-katup
pengaman.
Maka hanya dalam hal suatu kombinasi yang tepat saja dari unsur-unsur
hidraulik, rangkaian arus minyak akat tertutup.
Dengan demikian instalasi hidrolik merupakan rangkaian minyak, yang terdiri
atas sebuah kombinasi blok-blok bangunan, yang masing-masing mempunyai
fungsi khusus (unsur-unsur fungsional) (lihat gambar 1.5.3. dan 1.5.4.) :
1.
Sebuah unsur yang menghasilkan minyak tekan, misalnya sebuah
pompa hidraulik : ia akan membut minyak menjadi bertekanan dan
mengatur adanya sebuah debit tertentu. Ia seakan mengisi rangkaian
termasud. Untuk ini dapat pula digunakan sebuah akumulaktor.
2.
Sebuah unsur penggerak untuk rangkaian pompa hidraulik :
misalnya sebuah motor listrik.
3.
Sebuah unsur yang memindahkan tekanan : ini bisa berupa suatu
minyak mineral atau minyak sintetis atau untuk sebagian bahkan logam
campuran dengan selais titik lumer.

Penggerak
(motor
listrik)
Mekanis

Pembangkit
Minyak tekan
pompa)
I

Pemakai
Minyak tekan
(silinder/motor)
II

Hidrolik
Energi

Jalan
ke
luar mesin

Hidrolik
Mekanis
Energi

Gambar 1.5.1. Jalanya penyerahan energi melalui instalasi hidraulik


(skematis).

Pengerak

Pm

Pengubah I
Ph

Pengubah II
Ph

Pm

Jalan ke luar

Aliran Minyak

Unsur-unsur pengaturan
Arah kutup arah
Instalasi hidraulik

Gambar 1.5.2. Penyerahan suatu daya dalam sistem hidraulik


(Ph daya hidrostatik, Pm daya mekanis)

Gambar. 1.5.3. Pembangunan konstruktif sebuah intalasi hidraulik


(beberapa bagian diperhatikan)
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Sebuah unsur penyetel tekanan : misalnya sebuah katup pembatas


tekanan (katup pandu dan katup pengatur).
Sebuah unsur pengatur volume : misalnya sebuah katup cekik.
Sebuah unsur pengatur arah : misalnya sebuah katup pengatur arah.
Sebuah unsur pelaku kerja atau pengguna minyak tekan : ini
gunannya untuk mengubah kembali gaya tekan menjadi gerakan, misalnya
:
a.
Dalam sebuah silinder kerja atau hidraosilinder untuk memperoleh
gerakan lurus.
b.
Dalam sebuah hidromotor untuk memperoleh gerakan-gerakan
berputar.
Dalam unsur pengaman : misalnya sebuah katup pengaman sebagai
pengaman terhadap pembebanan yang berlebihan.
Sebuah unsur penyaring : misalnya sebuah penyaring minydak atau
penyaring udara.

10.

Unsur-unsur transportasi L untuk menangkut zat cair (minyak)


bertekanan diperlukan penghubung-penghubung (pipa-pipa mati atau
selang kenyal) yang dilengkapi keran-keran penutup, kopling-kopling,
fles-fles dan lain sebagainya.

11.

Unsur-unsur penunjuk dan pengendali : misalnya alat pengukur


dan alat pengetes (misalnya manometer debitmeter), (tidak digambarkan).

Unsur penghasil-tenaga
silinder
motor

Unsur pengatur arah


(katup arah)
Unsur Penyetel
Volume (Katup cekik)
Unsur penyetelan
tekanan (katup
pembatas tekanan)

Unsur Pengaman
(Ikatan Pengaman)
Unsur Pengaman
(Ikatan Pengaman)

Saringan

Reservoar Minyak

Gambar 1.5.4. Bangunan Utama Sebuah Instalasi Hidraulik

12.

Sebuah reservoar : misalnya sebuah tangki mintak (untuk zat cair


hidraulik). Secara singkat tentang katup-katup dan alat-alat seorang
kemudi dapat dikatakan, bahwa kesemua ini digunakan :
Alat sorong kemudia dapat dikatan, bahwa kesemua ini digunakan :
1.
Selaku pembangi arus minyak,
2.
Selaku pembagi tekanan,
3.
Untuk menutup pipa-pipa,
4.
Untuk memungkinkan perbaikan pada jaringan pipa.

Gambar 1.5.4 memperhatikan bagunan utama sebuah instalasi hidraolik :


Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem-sistem hidraulik (dengan perkataan
lain instalasi-istalasi), misalnya dalam perkakas-perkakas, membentuk sebuah
agregrat dengan bagian-bagian berikut : pompa-pompa hodraulika, hodromotor,
unsur-unsur untuk memindahkan tekanan atau zat cair (pipa-pipa), unsur-unsur
untuk pengendalian dan mengatur kerja yang menghasilkan sistem bersangkutan
(katup-katup, keran-keran, alat-alat sorong kemudi, akumulator) dan peralatan
pembantu (saringan-saringan, reservoar, dan lain sebagainya)
1.6. PENGERAK HIDRAULIK
Pengerak hidraulik dapat kita bagi kembali berdasarkan prinsip yang
dimilikinya ke dalam penggerak dinamik (atau kinetik) dan penggerak statik.
1.6.1. Pengerak Hidrodinamik
Pada penggerak dinamik dan penggerak kinetik (juga disebut penggerak
turbo) medium kerja (volume minyak) dipercepat oleh sebuah pompa. Energi
aliran dimanfaatkan melalui sebuah turbin untuk menghasilkan daya. Kedua
bagian turbin biasanya dipasang di dalam satu rumah (gambar 1.6.1.a dan 1.6.1.b).
Pada daya penggerak yang kira-kira konstan, kopel yang menggerak motor
pompa kita ubah sebagai berikut :
a.
Menjadi sebuah kopel yang lebih besar jika sumbu keluargan berputar
lebih perlahan dan
b.
Menjadi sebuah kopel yang lebih kecil jika sumbu keluaran berputar lebih
cepat.
Putaran dari sumbu yang ke luar dengan sendirinya akan menyesuaikan
diri terhadap pembebanana yang saling berganti. Penggerak semacam ini (kopling
hidraulik dan pengubah momen putir) hanya dapat dipertanggungban secara
ekonomis pada daya yang besar dan pada kecepatan keliling yang besar sekitar 50
hingga sekitar 50 hingga 100m/s.
Pada teknik mesin penggunaannya dibatasi karena alasan-alasan berikut :

a. Oleh penurunan yang besar dari putaran pada pembebanan yang


meningkat dan
Gambar 1.6.1. Penggerak hidronimamik ;
a. Kompling hidraulik (kompling zat cair)
b. Pengubah momen putir hidrauik (dua fase, satu tingkat)
c. Penrsamaan antara kopel masuk dan efisiensi :
a) kopling zat cair b) pengubah momen-putir(dua fase)

b. Oleh pengaturan yang rumit dan pembalikan yang sulit atas arah putar.
Kesemua itu terutama digunakan dalam teknik kndaraan.
1.6.2. Pengerak Hindrostatik
Pada penggerak statik, minyak di dalam sebuah pompa berada pada suatu
tekanan statis tertentu. Untuk memungkinkan permindahan suatu energi. Energi
potensial (energi tekan) dialihkan ke dalam sebuah diromotor.

Gambar 1.6.2. Kemungkinan-kemungkian prinsip menghubungkan


Dari berbagai penggerak hidarulik : pembalikan gerakan

Kedua suku cadang dari penggerak dapat ditempatkan terpisah atau dalam
satu rumah. Pengerak semacam ini cukup kompak dan mudah diatur serta dapat
dibalik. Pada umumnya kesemua itu bekerja dengan nomen yang konstan.
Besarnya momen ini ditentukan oleh besarnya tekanan statis dalamn sistem
bersangkutan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa suatu pengerak hidrostatik terdiri dari
unsur-unsur berikut :
a. Sebuah pompa hodraulis, dengan putaran yang konstan, yang
menghasilkan suatu arus minyak tekan yang memiliki suatu debit yang
berubah-ubah dan dapat diatur dan
b. Sebuah hidromotor, yang digerakan oleh minyak tekan dari pompa.
(Volume yang terpakai adalah konstan jika dilihat secara normal).
Besarnya putaran keluaran pada sebuah hidromotor ditentukan oleh
banyaknya minyak tekanan yang dimasukkan. Karena terdapat kemungkinan
untuk mengatur tanpa bertahap debit minyak-tekanan yang dibawa oleh pompa,
terdapat pula kemungkinan untuk mengatur hidromotor tanpa bertahap.
Sebuah tekanan zat cair tertentu dapat kita peroleh dengan menghambat
aliran zat cair dengan menggunakan katup atau dengan bantuan apa yang
dinamakan pengatur tekanan nol dari pompa hidraulik. Arah putar dari hidromotor
dapat ditentukan oleh arah aliran minyak. Pengubahan arah aliran dilakukan
dengna mengendalikannya misalnya sebuah katup pengatur arah 4/3.
Sebuah pengerak hidrostatik memungkinkan pembalikan-pembalikan
gerakan berikut (gambar 1.6.2) :
a.
Gerakan lurus sebuah pompa (1) menjadi suatu gerakan lurus sebuah
motor (Silind 2),
b.
Gerakan berputar sebuah pompa hidraulik (1), menjadi suatu gerakan
berputar 1 buah hidromotor (2),
c.
Gerakan berputar sebuah pompa-pompa hidraulik (1) menjadi suatu
gerakan lurus sebuah hidromotor (silinder 2).
d.
Gerakan luas sebuah pompa hidraulik menjadi suatu gerakan berputar
sebuah hidromotor (motor putar).
Pada berbagai perkakas hampir seluruhnya digunakan penggerak
hidrostatik, karena dengan ini pada umumnya dapat terlaksana gerakan utama,
gerakan penyetel dan gerakan perjalan. Bagi alat-alat peregang pun kesemua
itu memiliki kemampuan yang memadai.
1.7. RANGKAIAN MINYAK
Instalasi hodraulik untuk perkakas-perkakas atau mesin-mesn lain dengan
arus minyak yang dialirkan dengan berbagai cara dan dikenal berdasarkan :
a.
Tipe rangkaian (terbuka atau tertutup)
b.
Penggerak oleh pompa hidraulik dan motor-motor yang dapat diatur atau
yang tidak dapat diatur,
c.
Banyaknya pompa dan motor hodraulik (satu, dua dan tiga)
d.
Gerakan yang dilaksanakan (dengan katup biasa atua dengan katup yang
dikendalikan).

e.

Penggerak yang bekerja pada waktu bersamaan atau yang bekerja secara
berurutan,
f.
Gerakan mendatar atua gerakan tegak lurus,
g.
Kecepatan maupun tekanan yang beraturan atau tidak beraturan
(automatis)
h.
Dengan atau tanpa penyeimbangan goyang-goyang dalam kecepatan.
Dalam praktek ada kalanya dipergunakan rangkaian minyak yang sangat
rumit. Semua ini dapat dijabarkan menjadi satu dua tipe basis. Akan berguna
utnuk terlebih dulu menjelaskan tipe dasar ini dengan bantuan skema-skema yang
disederhanakan. Kita hilangkan suku-suku cadang yang diperlukan untuk
pengaturan, pengaturan arah, keamanan dan pengendalian.
Kedua bagian terpenting (pompa dan motor) dari sebuah pengerak hodrostatik
pada umumnya dapat digunakan dalam tiga rangkain berikut :
a. Rangkaian terbuka (gamnbar 1.7.1)
b. Rangkaian tertutup (gambar 1.7.2),
c. Rangkaian tertutup dengan pompa pengisi (gambar 1.7.3)
1.7.1. Rangkaian Terbuka

Gambar. 1.7.1. Prinsip penghubungan sebuah rangkaian terbuka


Dengan popma hidraulik dan motor : a. skema, b. simbol

Sering kali rangkaian terbuka disebut rangkaian sederhana. Pompa


hidraulik melakukan isapan langsung dari reservoir minyak dan mengarahkan arus
tekanan yang diinginkan ke hidromotor. Segera setelah melakukan kegiatan,
minyak yang telah digunakan masuk kembali ke dalam hodromotor dan dapat
diisp kembali oleh pompa.
Antara pompa dan motor dipasang di dalam pipa sebuah katup pengamban
sebagai pelindung tekanan yang terlampau tinggi.
Hal-hal yang menguntungkan :
a.
Selalu masuk minyak segar ke dalam rangkaian, sehingga terdapat
kemungkian untuk mendapatkan pendinginan yang baik.
b.
Pemasangan yang sederhana bagi sistem,
c.
Kotoran-kotoran pada minyak dapat dipisahkan pada reservoar dengan
memasang dinding-dinding pemisah.
Hal-hal yang merugikan :
a.
Sejumlah besar minyak akan selalu dalam keadaan bergerak.
b.
Efisiensi volume yang kecil,
c.
Motor hanya akan berjalan jika dalam pipa pembuang kita pasang sebuah
katup yang membatasi volume air (debit),

d.

Penggerak secara keseluruhan harus terpasang tidak jauh dari reservour.

1.7.2. Rangkaian Tertutup

Gambar 1.7.2. Prinsip penyambungan sebuah rangkian tertutup dengan popa


hidraulika dan motor :
a. Skema
b. Simbol untuk popa lepat dan motor
c. Simbol untuk seandainya keduanya ditempatkan dalam satu rumah

Dalam rangkai seperti itu minyak yang terpakai segera diisap kembali oleh
pompa, tanpa terlebih dahulu melalui reservour. Utnuk ini di dalam pipa penyedot
dipasang sebuah katup dan satu arah, untuk mencegah minyak yang berasal dari
motor mengalir kembali ke reservor hanya dimaksudkan untuk :
a.
Mengisi instalasi : begitu mula dijalankan, pompa hanya akan mengisap
dari resevoar sebanyak yang hiolang karena kebocoran dalam sistem tersebut.
Minyak yang hilang dapat diisi oleh sebuah pompa pembantu.
b.
Penyeimbangan selisih antara volume yang dimampatkan ke luar dari
ruangan sinder yang satu dan volume yang dimampatkan ke dalam ruangan
silinder yang lain (ini akan terjadi jika kita menggunakan silinder-silinder
biasa untuk motor).
Untuk menghindari pembebanaan yang berlebihan, di dalam rangkaian di pasang
aktup pengaman.
Di sini minyak akan mengalir dengan sedikit tekanan lebih ke pompa,
sehingga data yang hilang dalam pipa isap akan lebih kecil dibandingkan
dalam sebuah rangkaian terbuka.

Gambar 1.7.3. Prinsip dari sebuah rangkaian tertutp dengan pompa


pengisi (selaku pmpa penguran dan pipa pembawa)
F
Saringan-saringan
L
Pipa-pipa 1, 2
KP Pompa dengan debit tetap (konstan),
DK Katup pengatur debit,
IP
Pompa yang dapat diatur
Kedudukan-kedudukan dari katup pengatur (RV)
1
Ke depan
2
Ke belakang
0
berhenti.
Hal-hal yang menguntungkan :
Instalasi bersangkutan tidak membutuhkan suatu ruangan yang besar dan
dengan demikian sangat tepat untuk mengkombinasikan pompa hodraulik dan
hidromotor dalam satu rumah.
b.
Efisiensi volumetrianya lebih baik.
c.
Hanya sedikit saja minyak yang dipompa berkeliling dan berada pada
tekanan kecil dengan demikian instalasi tersebut akan bekerja tanpa
menimbulkan banyak kebisingan
d.
Hidromotor dapat berjalan dengan tenang karena selalu terdapat tekanan
pada sisi ke luar,
e.
Sistem ini mempunyai jangkauan pengaturan putaran yang besar.
1.7.3. Rangkaian Tertutup dengan Pompa Pengisi
Disini sebuah pompa pengisi dan pompa penguras tambah terus-menerus
dipompakan berkeliling untuk menyediakan minyak segar di dalam pipa asap
(Gambar 1.7.3). dengan demikian minyak yang bersirkulasi di dalam rangkaian
tertutup akan selalu diperbaharui. Disini pun dipasang sebuah katup pengaman
sebagai pengaman terhadap pembebanan yang berlebihan.
Hal-hal yang menguntungkan :
a.
Efisiensi volumentris yang lebih baik,
b.
Pemasukan minyak segar secara terus-menerus ke dalam rangkaian
(pendinginan dapat ditiadakan).
c.
Terdapat kemungkinan bagi suatu jarak yang lebih besar antara reservor
dan instalasi,
a.

d.

Sistem ini mempunyai jangkauan pengaturan putaran yang lebih besar.


Hal-hal yang merugikan :
a.
Di sini dibutuhkan sebuah pompa pengisi tambahan dan sebuah katup
luberan aliran,
b.
Operasi motor secara beraturan hanya di mungkinkan oleh sebuha katup
leberan aliran yang disetel dirumah.
1.7.4. Sifat Dapat Diatur yang Dimiliki Rangkaian Minyak
Rangkaian-rangkaian yang telah dibicarakan tadi masih dapat dibagi lagi
berdasarkan kemungkinannya untuk diatur. Terdapat :
1.
Rangkaian dengan pompa-pompa hidraulitik dan juga motor-motor
hidraulik dan juga motor-motor hidraulik yang dapat diatur.
2.
Rangkaian dengan pompa-pompa hidraulik dan juga motormotor hidraulik
yang tidak dapat diatur.
1.

Rangkaian dengan Pompa yang Dapat Diatur


Dengan menaikkan dan menurunkan debit yang dihasilkan oleh pompa,
terdapat kemungkinan untuk mengatur gerakan motor dan juga gerakan silinder
(misalnya gerakan memanjang dan gerakan menyilang pada perkakas-perkakas).
Bila sebuah pompa dapat kita atur, maka akan dihasilkan debit yang sama seperti
yang selalu digunakan pada motor atau silinder (lihat gambar 1.7.4. dan 1.7.5.).
Dalam gambar 1.7.4. diperhatikan sebuah silinder yang bekerja ganda
yang dilengkapi dengan sebuah batang torak yang melaju ke kedua arah. Batang
ini mempunyai diameter yang sama pada kedua sisi torak. Dengan demikian
volume langkah di kedua sisi akan sama.
Pompa yang dapat diukur (IP) dapat disetel pada debit yang lebih besar
atau pada debit yang lebih kecil dengan bantuan tuas H. Pompa ini dapat juga
dibalik, yang berarti bahwa arah aliran minyak yang berkenaan dapat kita ubah.
Karena perapatan tidak selamannya ideal, kerugian yang disebabkan oleh
kebocoran-kebocoran selalu dapat terjadi. Dengan demikian di dalam pipa isap
dapat timbul kekosongan. Dikarenakan hal ini akan terjadi pengisapan minyak
dari reservor melalui katup satu-arah (TK). Gambar 1.7.5. memperhatikan sebuah
silinder yang bekerja tunggal, di mana batang toraknya melaju ke satu sisi. Bila
torak bergerak ke kanan, minyak dari ruang silinder yang sebelah kanan akan
diisap oleh pompa yang dapat diatur dan dipompa ke dalam ruang kiri penampang
ruang silinder kanan yang tanpa batang torak lebih besar daripada yang sebelah
kiri yang dilengkapi sebuah batang torak. Sekalipun demikian untuk pompa (IP),
debit yang diisap harus sama besarnya dengan daerah yang diberikan, sehingga
akan terdapat minyak yang tersisa. Kelebihan minyak ini dialirkan dari ruang
silinder kanan melalui katup pengaturan (V) ke reservoar (tuas H berdiri ke kiri).

Gambar 1.7.4. Prinsip rangkian sebuah


Rangkaian tertutup dengan pompa (IP)
dapat dapat diatur dan silinder yang
Dengan batang torak yang melaju terus
II Tuas, TK katup satu-arah

Gambar 1.7.5. Prinsip rangkaian sebuah


rangkian tertutup dengan pompa (IP) yang
dapat diatur, silinder yang bekerja ganda
dengan satu batang torak : V katup
pengatur arah.

Bila arah gerak torak kita balikkan, maka dari reservour akan terisap
sebagian minyak (melalui katup arah-arah TK).
Dengan demikian di sini reservoar tidak hanya bekerja sebagai
penyeimbangan bagi kehilangan-kehilangan, melainkan juga untuk selisih antara
berbagai volume minyak (dalam ruang-ruang silinder).
Hal-hal yang menguntungkan :
a. Efisiensi mekanis yang sangat memadai,
b. Pemanasan minyak yang sangat kecil.
Hal-hal yang merugikan :
a.
Penggunaannya sangat terbatas, karena ketergantungannya dari tekanan
kerja dan temperatur minyak ternyata terlampau besar (kecepatannya
menyimpang terlampau jauh dari nilai yang ditentukan)
b.
Bila kecepatan penjalannya rendah, maka pengaruh dari kerugian-kerugian
dalam dan luar akan menjadi terlalu besar (lebih-lebih pada denyutan dalam
tekanan dan ruang main yang disebabkan oleh keausan).
c.
Pompa-pompa dengan debit yang dapat diatur tidak begitu baik untuk
jangkauan peraturan yang benar (misalnya 1 : 100),
d.
Pompa-pompa seperti itu yang dapat diatur harganya punc cukup mahal
(hanya akan menguntungkan jika daya yang diminta memang tinggi).

Gambar 1.7.6. prinsip dari sebuah rangkaian tertutup dengan sebuah


Popa (VP) yang tidak dapat diatur : OV = katup luberan aliran.
2.

Rangkaian Dengan Pompa yang Tidak Dapat Diatur.


Bila daya yang diminta itu terbatas, maka bisanya kita menggunakan
sebuah pompa yang tidak dapat diatur dan sebuah rangkaian terbuka (pompa
dengan debit yang konstan : VP dalam gambar 1.7.6). Pompa ini selalu
menghasilkan arus minyak maksimum yang tersedia. Maka pengaturan gerakan
sebuah hidromotor di sini terdiri dari pemanfaatan bagian dari debit minyak yang
tersedia, sedangkan bagian lagi mengalir tidak digunakan. Debit minyak yang

diperlukan kita peroleh dengan pencekikan (katup-pencekik SV), dan dengan


jalan demikian diperoleh berbagai lubang aliran dalam pipa (pengaturan kecepatan
untuk motor). Kelebihan minyak dialirkan kembali melalui katup luberan aliran
(OV) ke dalam reservoar.
Hal-hal yang menguntungkan :
a.
Konstruksi pompa ini cukup sederhana (biasanya pembelian rendah).
b.
Lubang pencekikan dapat meredam getaran pada arus minyak dan
membuat pemindahan torak dalam silinder berlangsung merata.
c.
Penyesuaian kecepatan penjalanan secara automatis (demikian pula
pengaturannya) pada terjadinya gaya potong (misanya pada penampang
gergaji sewaktu melakukan pengergajian dengan gergaji lingkar). Bila jatuhan
jika tekanan menjadi berkurang dengan meningkatnya tekanan gergaji di
dalam silinder debit akan menjadi lebih kecil dan demikian pula kecepatannya.
Hal-hal yang merugikan :
a.
Kecepatannya tergantung dari temperatur minyak. Jika temperaturnya
rendah maka viskositasnya akan tinggi dan awal gerakannya lamban. Pada
temperatur tinggi keadaan itu adalah kebalikannya.
b.
Pencekikan akan memanaskan minyaknya dan karenannya kecepatan pun
akan meningkat (suatu penyetelan yang cermat atas kecepatan adalah tidak
mungkin)
c.
Kecepatan gerak awal yang sangat rendah memerlukan lubang pencekik
yang sangat kecil, yang dengan mudah dapat tersumbat oleh kotoran yang
sekecil apapun dalam minyak (kecepatan dapat tiba-tiba turun sampai nol).
d.
Sistem ini tidak tepat untuk bangku bangku bubut, mesin-mesin frais dan
mesin-mesin bor.
Berbagai Penggunaannya : Peralatan transportasi, mesin-mesin gergaji
melingkar, mesin-mesin asah dan peralatan berperang. Dalam praktek, hubunganhubungan hidraulik bisa sangat rumit. Dengan demikian kemungkinankemungkinan penghubungan lainnya akan diuraikan dalam iktisar berikut.
Kemungkinan hubungan-hubungan hidraulik :
1.
Rangkaian Terbuka :
a. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang konstan.
b. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur.
c. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur,
d. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur, ditambah
dengan sebuah pompa yang debitnya konstan.
e. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur digunakan
untuk pengereman, pengaturan dan pengukuran.
2.

3.

Rangkaian Tertutup :
a. Di dalam sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur,
b. Di dalam sebuah pompa dengan debit yang konstan beserta sebuah pompa
tambahan dengan debit yang dapat diatur,
c. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang diatur digunakan untuk
pengereman, pengaturan dan pengukuran.
Rangkaian yang Dikombinasikan :

a. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur untuk
pengisian,
b. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang kosntan dan sebuah
pompa dengan debit yang diatur (sistem 3 pompa).
1.7.5. Banyaknya Pompa dan Motor
Instalasi hidraulik dapat dibagi lagi berdasrkan banyaknya pompa dan
motor yang ditempatkan dalam rangkaian.
1.
Instalasi dengan beberapa pompa dan satu motor misalnya :
a.
Rangkaian terbuka dengan sebuah pompa dengan debit yang dapat
diatur, yang berfungsi sebagai penambah bagi pompa dengan debit yang
konstan,
b.
Raingkaian tertutup dengan sebuah pompa dengan debit yang
konstan dan sebuh pompa dengan debit yang dapat diatur sebagai pompa
pengisi.
c.
Rangkaian tertutup dengan sebuah pompa yang debitnya konstan
dan sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur utnuk pengereman dan
pengukuran.
d.
Rangkaian kombinasi dengan dua pompa, yang debitnya konstan
dan satu pompa dengan debit yang dapat diatur.
2.

Instalasi dengan beberapa hidromotor atau silinder kerja (pemindahanpemindahan torak), misalnya :
a.
Hubungan pararel dari beberapa silinder sehinga berbagai alat
dapat bekerja pada waktu yang bersamaan.
b.
Hubungan seri dari beberapa silinder sehingga berbagai alat akan
bekerja berurutan.

1.7.6. Kendali Servo Hidraulik


Pada suatu perkakas tertentu digunakna sebuah kendali servo hidraulik
untuk secara automatis meniru bentuk sebuah benda kerja atau untuk
memotongnya berdasarkan.

(b)
Gambar 1.7.7. Sistem hidraulik untuk gerakan berputar pada sebuah mesin
a. Skematis,
b. Dalam simbol-simbol tanpa pengaturan arah.

Sebuah program tertentu (lihat misalnya gambar 1.7.7.). Sistem hidraulik


sepertiitu dibandingkan dengan alat-alat peniru mekanis memiliki kelebihankelibihan :
a.
Kesemua itu untuk meniru dapat dilakukan dengan hanya memerlukan
sedikit tenagan (dan tekanan) untuk melayani katup kendali,
b.
Sablon meniru dapat dibuat lebih kecil dan dengan material yang lebih
murah (misalnya bahan buatan).
c.
Dalam bentuk sebuah sablon dapat kita buat alihan-alihan profil yang lebih
curam,
d.
Kecepatan perjalan dapat dipilih sangat rendah dan dapat dibeli lebih tepat.
Pada prinsipnya semua sistem rangkaian yang telah dibicarakan dapat
digunakan untuk gerakan-gerakan tegak lurus. Untuk menjaga agar torak-torak
berturut-turut tidak dapat memukul ke bawah semua bagian yang bergerak tegak
lurus (eretan-eretan), dipasanglah sebuah katup-satu-arah khusus, yang dapat
menghindarkan menurunnya torak ke bawah oleh bobotnya sendiri.
Teknologi baru, seperti teknik mengasah, memfrais, bantalan
hidrostatik dan kedali numeri, memerlukan sistem hidroulik dan desain
rangkian yang modern. Pada waktu yang bersamaan kesemua itu mendorong
perkembangan bagi tipe-tipe baru unsur-unsur hidraulik.
1.8. NORMALISASI DAN PERTUKARAN PENGALAMAN
Untuk pembuatan konstruksi dan perhitungan instalasi-istalasi dan
komponen-komponen hidraulik perlu dikelai dan dipergunakan norma-norma
yang bersangkutan dengan itu. Suatu norma teknis merupakan sutu-satunya cara
pemecahan terbaik utuk menghadapi masalah yang muncul berulang kali, dengan
memprhitungkan keadaan terakhir dari perkembangan teknik.
Norma-norma perusahan telah dipilih dari norma-norma yang resmi atau
disusun sendiri oleh sebuah pabrik.
Lebih memandainya norma-norma resmi adalah bila bertopeng pada
keseluruhan industrilah sehingga dengan demikian lebih luas dari pada program
produksi satu perusahan. Semua norma merupakan hasil dari suatu standardisasi
yang sistematik, dalam mana selalu turut mengambil bagian para ahli yang
menunjukkan perhatian, yang bekerja pada bidang yang sama.
Norma-norma resmi merupakan anjuran yang mengikat, ini mengandung
arti : mengharapkan bahwa siapaun merasa berkewajiban untuk melaksanakan
norma-norma tersebut.
Dalam ukuran tertentu, norma-norma melakukan pembatasan terhadap
kebebasan orang konstruktur, namun di lain pihak dikenakan beban yang lebih
kecil karena tidak perlu memecahkan masalah-masalah yang selalu muncul
kembali, melainkan cukup melakukan sekali saja. Bagi orang konstruktur, normanorma hanya merupakan unsur-unsur konstruksi belaka yang kadang-kadang
memberikan pada kebebasan yang sama besarnya seperti unsur-unsur konstruksi
lainnya yang tidak diminimalisasikan.
Norma-norma didasarkan atas pengetalan dan pengalaman, dan
memberikan bantuan ke aran perencanaan yang rasional, pelaksanaannya yang
serasi dapat mempercepat waktu dan pengerjaan yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah rancangan. Segala pembiayaan akan berkurang dan konstruktur

bersangkutan dapat terbebas dari berbagai kegiatan rutin sehingga dengan


demikian ia dapat menggunakan waktunya untuk bekerja secara kreatif.
Bagian-bagian yang dinormalisasikan telah ditetapkan sepenuhnya oleh
norma-norma, sehingga kita tidak perlu lagi membuat gambar-gambar tersendiri
untuk kesemua itu.
Semakin banyak sebuah konstruksi memuat bagian-bagian yang
dinormalisasikan, semakin murah dan rasional semua itu dapat dibuat.
Dengan adanya kenyataan bahwa normalisasi semakin mendapat
penghargaan di dalam maupun di luar negeri, terbukalah kemungkinan bagi
pertukaran antara alat-alat dan bagian-bagian yang dibuat oleh berbagai pabrik.
Selain itu, dengan demikian dapat diciptakan sejumlah kreasi baru.
Kontak antara berbagai industri internasioanl yang menyangkut hidraulik
(dan peneumatatik) tidak hanya berlangsung sewaktu diadakannya pameranpameran, melainkan yang lebih penting lagi melalui CETOP (Comite Europee des
Transmissions Oleohydrauliques et Penumatiques) yang didirikan dalam tahun
1962.
Komisi ini terdiri atas para anggota persatuan produksi berbagai alat
hidraulik dan pneumatik di Belgia, Denmark, Jerman, Finalandia, Pernacis,
Inggris, Italia, Belanda, Spayol, Swedia dan Swis. Hasil-hasil yang dicapai telah
membuktikan bahwa perlu sekali diadakan suatu kerjasama.
Selain kerjasama Eropa ini, di luar CETOP terdapat kontrak dengan :
a.
The National Fluid Power Association (USA),
b.
The JapanOil Hydraulic Association,
c.
ORGALIME (Organisme de Liasion des Indstries Metalliques
Europeennes),
d.
ISO (Internasional Standardization Organisation).

Untuk mekanisme dan automatisasi, penggunaan bagian-bagian yang


dinormalisasi, yang dibagi berdasarkan berbagai tipe, menjadi kian meningkat.
Industri peralatan hidraulik selalu mengikuti dengan tekun segala
perkembangan ini.
Dalam hal ini yang semakin mendapat perhatian adalah hal-hal yang
menyangkut pertukaran pengalaman, misalnya melalui pengadan kursuskursus, kongres-kongres, dan pameran-pameran.

Gambar 1.7.8. Prinsip dari gerakan terlurus sebuah torak


(misalnya uji hidraulika jembatan angkat)
1. Katup-katup satu khusus
2. Ktup-satu arah dengan peluru, 4, 5, pipa-pipa
P = pompa
1.9. SEBUTAN DAN SIMBOL DALAM HIDRAULIKA
1.9.1. Pengeritan Dasar yang Dinormalisasi
Untuk memperoleh suatu keseragamaan kata dalam hal-hal yang
menyangkut hubungan fungsional sebuah instalasi hidraulik, dinormalisasikan
beberapa istilah untuk proses pengendalian (DIN 19226).
Pada suatu rangkaian pengendalian dapat kita bedakan bagian-bagian mata
rantai :
1.
Pemberian Perintah (mata rantai perintah, lihat gambar 1.9.1).
Suatu rangkaian pengendalian terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai
tugas sebagai berikut : memerintah, mengendali mengatur dan
menggerakkan. Kesemua ini dihubungkan sedemikian rupa satu sama lain
sehingga sebuah perintah dari si pemberi perintah akan melaju ke bagianbagian (mata-rantai) berikutnya sampai kepada unsur pelaku kerja (sebuah
unsur penggerak seperti hidromotor atau silinder). Semua bagian
dihubungkan satu sama lain melalui daerah yang dikendalikan (= jalurjalur yang dikendalikan)
Kesemua itu merupakan unsur-unsur pertama dalam rangkaian mata rantai
tersebut dan mengendalikan seluruh pengerjaan melalui perintah nyala atau
mati.
Contoh-contoh (lihat gambar 1.9.1. mata rantai perintah) :
a. Saklar-saklar elektrik (microswitches) : semua ini dapat dilayani lewat
sentuhan-sentuhan, hubungan-hubungan atau lis-lis hubungan.
b. Saklar-saklar elektrik : ini dapat bekerja tunggal atau bekerja ganda dan
serasi untuk pelayanan dengan tangan.
c. Saklar-saklar elektrohidraulik : saklar ini mengendalikan proses-proses
yang tergantung dari tekanan dengan jalan menghidupkan atau mematikan
arus listrik (misalnya suatu katup arah hidraulik).
d. Kontak-kontak pembuat, saklar-saklar bertahap dan relai-relai pelambat
adalah pemberi-pemberi elektrik tambahan.
2.
Unsur-unsur Pengendali (Mata Rantai Pengendali)
Semua ini menerima perintah dari pemberi perintah dan melanjutkan perintah
kepada bagian berikutnya, biasanya dalam bentuk yang diperkuat (misalnya
untuk menghubungkan katup arah berikutnya dengan tekanan kendalihidaraulik).
Contoh-contoh (lihat gambar 1.9.1. mata-rantai pengendali) :
a. Katup-katup Pengendali (atau katup-katup pengendali utama) dilayani
dengan tangan atau secara elektrik.

Semua ini atas dasar pengerjaannya yang dapat disesuaikan dengan katuarah 3/2 atau 4/3.
Sebuah balok katup pengendali dapat membuat sampai delapan katup yang
dihubungkan secara pararel melalui suatu jalan masuk dan keluar yang
digunakan bersama-sama (sampai 30 bar) dan dengan sebuah katup
penurun (lebih tinggi dari 30 bar). Katup ini dilayani (diperkuat) oleh
magnet arus bolak-balik. Pada umumnya katup-katup yang dilayani
dengna tangan merupakan katup-katup yang dapat berputar yang
ditempatkan pada panel-panel pelayanan.
b. Katup-katup pengendali pembantu : terutama sekali ditempatkan di depan
katup-katup penjalan yang bertekanan tinggi (sampai 30 bar), seringkali
dibuat menjadi satu.
c. Katup-katup pengatur tekanan,
d. Katup-katup pengatur aliran (katup-katup pencekik).
3.
Unsur-unsur penyetelan mata rantai penyetel) kesemua ini menjalankan
arus minyak yang berperan sebagai penggerak (selaku pembawa energi) dan
dengan demikian mempengaruhi siklus gerakakn dari unsur-unsur yang
menyusul kemudian.
Contoh-contoh : (lihat gambar 1.9.1. mata rantai penyetel).
a.
Katup-katup pengarah (lalu-lintas dua arah),
b.
Katup-katup satu-arah (lalu-lintas satu arah, misalnya, penutuppenutup, katup-katup satu arah, katup-katup satu-arah yang dapat disetel).
4.
Unsur-unsur pengerak (mata rantai penggerak) : Ke semua ini sekaku
penukar-penukar energi (atau pengubah-pengubah energi) untuk menyalurkan
energi yang tertumbuk ke dalam aliran minyak yang lewat sebagai energi
tekanan dan energi gerak.

Gambar 1.9.1. Mata rantai dalam rangkaian


pengendali Sebuah hidarulik

Contoh-contoh (lihat gambar 1.9.1 mata rantai penggerak) :


a.
Silinder-silinder hidraulik dan silinder-silinder bolak balik.
b.
Hidromotor : untuk gerakan-gerakan berputar.
Setiap unsur pelaku kerja (misalnya : hidrosilinder dan hidromotor) dari
sebuah instalasi hodraulik yang dihubungkan dengna sebuah unsur konstruksi
(suku cadang mesin) akan menjadi sebut satuan pelaku kerja, misalnya :
satuan regang, satuan rem, satuan sumbu, satuan meja.
Suatu penggerak (= unsur pelaku kerja harus menjaga agar unsur konstruksi
(atau unsur pelaku kerja) melaksanakan proses kerja.
Seringkali pengendalian sebuah instalasi hidraulik melakukan pengaturan
kerjasama antara berbagai unsur konstruksi (mata-rantai konstruksi.
Proses gerakan dan siklus gerakan yang kita inginkan dari silinder-silinder
atau motor-motor dan denyutan-denyutan perintah (implus) yang diperlukan
untuk itu dicantumkan dalam diagram-diagram fungsi (gambar 1.9.2). Urutan
fungsi yang tertera di dalamnya tentang unsur-unsur hidraulik membentuk
sebuah program bagi indtalasi-instalasi hidraulik yang dapat diprogramkan
secara bebas atau yang pengendaliannya berlangsung automatik. Dari
keterikatan hal-hal di atas dengan diagram jalan dan diagram waktu dari nilainilai P-Q dapat kita tentuakn hal berikut :
a. Daya yang dibutuhkan dan
b. Unsur-unsur konstruksi yang diperlukan Q adalah debit dalam 1/menit, P
adalah tekanan minyak dalam bar.
1.9.2. Sebutan dan Simbol
Untuk mempermudah suatu keseragaman dalam berbagai unsur
penghubung dan hubungan-hubungan yang banyak digambarkan hingga kini,
maka sesuai dengan teknik elektro dan teknik instalasi, untuk hidraulika juga
dikembangkan tanda-tanda penghubung simbolik yang dikumpulkan dalam
lembar norma DIN 24300 (1966).
Di berbagai negara, normalisasi dalam bidang tanda-tanda penghubung
atau simbol-simbol ini mempunyai hubungan yang erat. Di Belgia, Denmark,
Jerman Barat, Inggris, Perancis, Itali, Belanda, Norwegia, Swedia dan Swis telah
dicapai suatu kesepakatan bersama perihal penampilan dalam gambar dari
berbagai unsur hidraulik. Simbol-simbol dan gambar-gambar yang telah
dinormaliasikan untuk memungkinkan :
a.
Pemberian suatu sebutan yang seragam bagi semua usnur hidraulik,
b.
Penggunaan skema-skema penghubung yang sama dalam semua cabang
industri dari EEG,
c.
Pengindran keselahan dalam membaca skema-skema hidraulik dan
d.
Penambahan dengan cepat laju fungsi dari skema-skema hidraulik dan
e.
Pengikut, literatur dari dalam negeri maupun luar negeri.

Gambar 1.9.2. Laju gerak untuk titik A (titik hubung


antarabatang torak dan bagian dari konstruksi)
a. Gerak beraturan untuk batang torak (titik A) maupun untuk bagian
dari konstruksi (perjalan konstan).
b. Gerak beraturan untuk batang torak (titik A) dan gerak tidak
beraturan untuk bagian dari konstruksi.

Tapi bagi mereka yang menaruh perhatian terhadap teknik tindaklah cukup
untuk hanya mengenai hubungan-hubungan, simbol-simbol dan penggunaannya
yang tepat dari semua itu. Itulah sebabnya mengapa dalam buku ini tidak setiap
suku cadang, selain simbolnya dicantumkan pula secara sederhana gambar dari
konstruksi bersangkutan. Sebuah simbol bisa saja menjelaskan cara kerja dari
sesuatu, namun suatu pengertian yang lebih lengkap mengenai laju fungsi tidak
Gambar 1.9.3. Berbagai Simbol Untuk Pipa-Pipa

Simbol

Nama
Pipa induk (pemasuk dan pembuang)
Pipa pengendali atau pipa perintah (untuk
penyampaian tekanan kendali).
Pipa tambahan (minyak bocoran, pelepas udara
dan lain sebagainya).
Pipa darurat
Pipa lentur (selang, pipa ekspansi, spiral, dan
lain sebagainya) biasanya disambung pada
suku-suku candang yang dapat bergerak.
Pipa listrik
Titik-sambung
disekrup).

(misalnya

dilas,

disolder,

Titik-silang (persilangan pipa-pipa yang tidak


disambung,
Gambar 1.9.4. Simbol-simbol untuk alat-alat ukur dalam instalasi

Gambar 1.9.5. Simbol-simbol Untuk Pompa dan Motor Hodraulik

Simbol
a.

Keterangan
Pompa yang tidak
dapat diatur hidraulik
dengan pompa debit
pada setiap konstan
pada setiap putaran
dalam satu arah.

Simbol
f.

Pompa
hidraulik
dengan debit konstan
pada setiap putaran
dalam kedua arah.

Pompa yang dapat


diatur
:
pompa
hidraulik dengan debit
yang dapat diatur pada
setiap putaran dalam
satu arah (dengan dua
anak-panah : dalam
kedua arah).
c.
Motor yang tidak
dapat
diatur
hidromotor
dengan
pemakaian
konstan
pada setiap putaran
dengan satu arah arus,

Alat hidraulik dengan


volume
langkah
konstan, tetapi bekerja
dalam arah aliran yang
sama, sebagai pimpa
dan sebagai motor.

b.

Hidromotor
dengan
pemakaian konstan pada
setiap putaran dengan dua
arah arus

Keterangan
Alat
hidraulik
dengan volume langkah
konstan, bekerja dalam
arah
satu
sebagai
pompa, dalam arah
yang
berlawanan
sebagai motor,

Alat hidraulik dengan


volume
langkah
konstan, tetapi dapat
bekrja dalam kedua
arah sebagai pompa
dan sebagai motor.
g.

Alat
hidraulik
dengan volume langkah
yang
dapat
diatur
seperti pada f), tetapi
dengan anak panah
utnuk pengaturan.

d.

Motor yang dapat


diatur
hidromotor
dengan
pemakaian
yang dapat diatur pada
setiap putaran dan
dengan dua arah arus.
e.
Hidromotor dengan
sudut-sudut terbalas.

Gambar 1.9.8. Simbol-Simbol Untuk melayani katup-katup

Gambar 1.99. Simbol-simbol untuk unsur-unsur pembantu

1.10. DAERAH PENGGUNAAN HIDRAULIKA


1.10.1. Daerah Penggunaan Secara Umum
a. Pelayanan hidraulik dengan gaya keluran yang sangat tinggi. Di sini
hidraulik menemukan daerah penggunaannya yang paling luas.
Pengendaliannya dilakukan dengan tangan atau dengan katup
pengendali yang diperkuat dengan listrik.
b. Pembangkit apa yang sangat besar (dengan tekanan sampai 1200 bar).
Pada umumnya hal ini terjadi dengan suatu kecepatan pemindahan
yang sangat rendah, misalnya untuk meregang baja beton dan selain itu
pada kempa-kempa tekanan tarik dalam dan canai-canai.
c. Penggerak-penggerak hidrastatik. Misalnya dengan hidromotor mulai
dari 4 kW. Kesemua ini memiliki jangkauan pengaturan yang cukup

jauh. Batasan antara suatu pelayanan cara hidraulik dan suatu


penggerak cara hidrastatik tidak selalu dapat kita tarik dengan jelas.
Sebuah hidromotor yang berputar lamban pada umumnya
memungkinkan suatu pengkopelan langsung pada si pemakai tanpa
suatu tambhan pindahan reduksi.
d. Penguatomatisan produksi (biaya produksi yang cukup rendah). Kita
dapat menggunakan peralatan yang dapat melakukan gerakan-gerakan
tangan dan pelayanan-pelayanan sederhan. Terutama sekali bagi
perusahaan-perusahaan kecil akan sangat menguntungkan untuk
menggunakan sistem-sistem yang hidropneumatik. Dalam hal ini
hidraulika memiliki kemampuan untuk membangkitkan gaya-gaya
besar, sedangkan pneumatik dapat secara sederhana melakukan
pengendalian.
e. Pengendalian proses dalam industri kimia hidraulika hanya digunakan
pada katup-katup yang sangat besar untuk memperoleh gaya yang
sangat besar untuk memperoleh gaya yang dibutuhkan. Selain itu di
sisi pada umumnya hanya dilakukan pengerjaan secara pneumatik.
1.10.2. Daerah Penggunaan Khusus
a. Mesin-mesin Perkakas
Mesin-mesin utnuk mengerjakan logam, bahan-bahan buatan dan kayu
1. Mesin asah,
2. Mesin gergaji,
3. Mesin serut dan mesin tusuk,
4. Mesin bor,
5. Mesin perapi lubang,
6. mesin frais dan mesin frais peniru,
7. Bangku bubut umum dan bangku bubut produksi,
8. Semi-otomat dan otomat penuh,
9. Mesin-mesin perkakas untuk jalur-jalur produksi dan perusahanperusahaan yang sepenuhnya diotomatiskan.
10. Mesin-mesin untuk pekerjaan khusus seperti mesin kempa, mesin
pembengkok, mesin pelubang (pons), mesin gunting, kempa
ekstrusi, kempa tarik-dalam, canai, dan lain sebagainya.
b. Pembuatan kendaraan motor : kendaraan motor biasa, kendaraan
angkut, kendaraan yang berjalan di atas rel, mesin-mesin pertanian,
traktor-traktor.
c. Mesin pembangung dan mesn angkut : lift, mesin angkat;
d. Alat pengendali hidraulik pada kendaraan-kendaraan motor dan kapal;
e. Penggerakn hidraulik untuk kapal (pengerak hidrostatik), hidraulik
kapal.
f. Teknik pengendali : misalnya dikombinasikan dengan pneumatik dan
elektro-teknik. Semakin banyak dewasa ini digunakan mesin-mesin
perkakas dengan :
c. Penggerak tidak bertahap utnuk gerakan utama dna gerakan
penjalan;

d. Eretan-eretan yang dilengkapi dengan kemudi penjalan dan kemudi


proposisi yang cermat; terdapat pula kemungkinan penjalanpenjalan yang lebih kecil dari penyetel-penyetel kecepatan yang
lebih besar.
e. Suatu pengendalian minyak tekanan secara otomatis utnuk siklus
kerja (pengkopelan dan penhubungan secara hidraulik);
f. Dengan alat-alat peragang hidraulik (peralatan-peralatan);
g. Dengan alat-alat transportasi hidraulik (untuk benda-benda kerja
dan suku cadang yang telah dipersiapkan, misalnya alat angkat, alat
pencekal, alat penumpuk dan alat pembelok);
h. Dengan penggerak-penggerak poros dan pemindahan-pemindahan
hidraulik;
i. Dengan bantalan-bantalan poros dan hantaran-hatanran eretan
hidrostatik.
2. Dasar-Dasar Fisik dari Hidraulika
Sebelum kita beralih pembicaraan mengenai unsur-unsur hidraulik,
terlebih dahulu akan kita telah hukum-hukum apa saja yang berlaku dalam
hidraulika. Hampir semua hukum dalam hidrostatka dan hidrodinamika berlaku
pula untuk hidraulika.
Dalam merancang sebuah sistem hidrolik, hendaknya lewat suatu perhitungan
yang sebaik mungkin dapat diperoleh :
a. Kejelasan mengenai berbagai gaya, pembebasan, kerugian-kerugian, dan
lain sebagainya yang dapat timbul, dan
b. Ketentuan mengenai suatu bagan susunan (layout), fungsional maupun
ekonomis.
Untuk ini diperlukan pengetahuan tentang hukum-hukum dasar dari
hidrostatika dan hidrodinamika, khususnya dalam kaitan dengan aliran, gesekan
dan pencekikan arus. Rintangan terbesar yang muncul dalam pemecahan berbagai
masalah adalah gesekan zat cair (= gesekan antara masing-masing bagian zat cair
dan gesekan dari zat cair terhadap suatu dinding tetap). Kalau gesekan ini dapat
kita abaikan, penelaahan-penelahaan teorits akan menjadi agak sederhana.
Dalam kebanyakan kasus, pengabaian ini tidak dapat dipertangung
jawabkan atau sama sekali tidak dapat dibenarkan. Jalan pikiran berikut ini
digunakan secara umum. Tanpa mengesampingkan hukum-hukum hifromekanika,
kita tentukan gerak zat cair seakan zat cair ini ideal (= bebas gesekan). Setelah itu
kita sesuaikan angka-angka yang diketemukan lewat nilai-nilai bantu (faktorfaktor korelasi) pada keadaan-keadaan yang sebenarnya.
2.1. TEKANAN HIDROSTATIK (PENGGERAKAN OLEH DESAKAN)
Tugas pertama dari hidrostatika dalam ilmu tentang keseimbangan zat cair
berat (= zat cair dengan masa dan karenanya peka terhadap gaya-berat) adalah
menentukan distribusi tekanan (dari jangka tekanan) dalam zat cair berat seperti
itu.

Jika suatu zat cair dalam arah mana pun menerima sebuah tekanan luar,
maka tekanan ini akan menyebar secara merata ke semua arah (hukum pascal).
Setiap zat cair yang berada dalam keadaan diam akan melakukan mutu tekanan
terhadap dinding yang mengelilinginya, yang dinamakan tekanan hidrostatik
(gambar 2.1.1.).
Tekanan dinding P yang ada dapat kita tentukan dengan rumus :
P = F/A;
2
Dimana p dalam N/m , jika gaya F dinyatakan dalam Newton dan ukuran luas
dalam m2. Tekanan adalah gaya spesifik, yaitu gaya persatuan luas untuk dapat
mengikuti perhitungan tekanan dengan lebih jelas lagi, kita dapat mengamati
sebuah bejana yang berdiri kokoh yang diisi dengan zat cair akan mengalami
pengempaan. Torak akan turun dalam bejana sampai zat cair dengan gaya yang
merata di dalam bejana melakukan tekanan terhadap torak. Perpindahan terhadap
torak..

Gambar 2.1.1. Perambatan tekanan di


bawah pengruh bobot sendiri zat cair
(tekanan alas dan tekanan dinding),
tidaklah bergantung pada benuk bejana.

Gambar 2.1.2. Perambatan tekanan


di bawah pengruh dari suatu gaya
luar (p = F/A)

Perpindahan torak hanya kecil saja, karena zat cair tersebut hampir tidak
dapat dikempa atau taktermampatkan. Dibawah ini dasar torak dicapai suatu
tekanan p, yang berdasarkjan hukum perambatan tekanan, diteruskan ke zat cair
dalam bejana menyebar secara merata ke semua arah. Tekanan ini menyebar ke
seluruh bidang dinding dan besarnya per satuan luas adalah sama, dengan syarat
bahwa bobot, sendiri dari zat cair bersangkutan dapat diabaikan. Tekan-balik dari
zat cair pada bidang-bawah torak yang terbagi rata.
Tekanan zat cair dan kemudian tekanan diding dapat kita hitung sebagai
beriktu :
P = F1/A
Dalam hal ini p adalah dalam N/m2 (atau N/cm2); F adalah gaya luar
(dalam N), yang melakukan penekanan, A adalah bidang tekan (= bidang torak)
dalam m2 (atau cm2). Karena tekanan tersebut didapat lewat pengempanan zat cair,
sebutan tekanan-kempa adalah memadai di sini.
Dalam menyatakan sebuah tekanan hendaknya diperhatikan apakah yang
dimaksud jumlah dari tekanan beban pbel dan tekanan udara po (tekanan atmosfer).
pabs = pbel + po
Tekanan-udara tidaklah konstan, namun untuk perhitungan biasanya ia
dapat diganti di sini oleh 1 bar (= 10 N/m 2 = 10 N/cm2). Pada prinsipnya dalam
teknik dan juga dalam hidraulika kita tidak melakukan penghitungan dengan

tekanan-mutlak melainkan dengan tekanan-ukur, yang dalam praktek secara


singkat dinamakan tekanan (p).
Selisih antara tekanan-udara (p0) tersebut di atas dan tekanan-mutlak
(pabs) kita namakan tekanan vakum bilaman tekan-mutlak lebih kecil daripada
tekanan udara.
pvak = p0 pmnt
Dengan demikian tekanan adalah kelebihan tekanan dalam kaitannya dengan
tekanan-udara yang berlaku.
p = pmnt p0
Satuan-satuan untuk mengukur tekanan ini berdasarkan sistem SI adalah
bar dan N/m2 (dahulu juga kgf/cm2, at, Torr). Faktor-faktor konversinya adalah
sebagai berikut :
1 bar = 105 N/m2 = 10 N/cm2
1 bar 1,02 kgf/cm2 = 1 at
1 bar 1750 Torr (dari Torricelli) = 750 mg kolom-Hg
1 bar 10,2/ m kolom zat cair bilaman merupakan massa jenis zat cair
dalam kg/dm3 kg/dm3.
Dua hukum terpenting yang berhubungan denganhidrostatika berbunyi
1. Dalam sebuah ruang tertutup (sebuah bejana atau reservoar), tekanan yang
dikenakan terhadap zat cair akan merambat secara merata ke semua arah.
2. Besarnya tekanan dalam zat cair (air atau minyak) adalah sama dengan
gaya F dibagi oleh besarnya bidang-tekan A.
Hukum ini berlaku pula bila dibalik: bila suatu zat cair melakukan tekanan
sebesar p pada sebuah torak yang luasnya A, maka pada torak ini dikenal suatu
gaya F yang sama dengan : F = pA.
Pada hukum-hukum fisis ini didasarkan sejumlah instalasi teknik,
demikian instalasi hidraulik, misalnya :
a. Kempa-kempa hidraulik,
b. Serup-angkat hidraulik
c. Rem hidraulik
Contoh-contoh perhitungan
Contoh 1
Diberikan : Sebuah torak dengan diameter 60 mm (d) melakukan tekanan dengan
gaya F = 15000 N terhadap sebuah silinder yang diisi dengan minyak.
Ditanyakan : berapakah besar tekanan-ukur (disingkat tekanan) yang terjadi
dalam silinder tersebut dan beberapa pula tekanan mutlaknya?
Pemecahan : Luas torak adalah :
A = d2/4 = 62/4 = 28,25 mm2
Beban maksimal yang akan diangkat adalah :
F=p.A
= 180 . 28,25 = 5058 N, karena
18 bar = 18 N/cm2

2.1.1. Pengalihan (Pengubahan) Gaya Hidraulik


Seperti yang dikatakan sendiri oleh namanya, pada prinsi ini yang
dimaksud adalah suatu peralatan ataupun instalasi, dalam mana sebuah gaya
tertentu dikenakan suatu pengubahan, dalam arti lain diperbesar. Bilaman pada
suatu tempat lain dari bejana dengan torak A1 (Gambar 2.1.2.) ditempatkan sebuah
torak kedua yang dapat bergerak yang penampangnya A2, maka setelah dilakukan
tekanan pada torak yang satu, pada torak yang kedua akan berlangsung sebuah
gaya sebesar.
F1 = p A2

[N]

Gambar 2.1.3. Pengalihan gaya hidarulik melalui sebuah bejana


Dengan dua buah torak (Hukum Pascal)
Bilamana torak ini harus dihindarkan dari kemungkingan bergeserm maka
terhadap torak ini harus bekerja sebuah gaya luar F2 sebesar
F2 = p . A2 = F1 . A2/A1 dalam N
Dari sini di dapat

F1 A 1

F2 A 2

Dalam gambar 2.1.4. diperlihatkan sebuah bejana tertutup yang diisi


dengan zat cair dan dilengkapi dua buah torak yang diameternya berlainan (d1, d2).
Gambar 2.1.5. memperlihatkan dua buah silinder yang

Gambar 2.1.4. Pengalihan gaya hidraulik melalui sebuah bejana


Dengan dua buah torak yang melaju hingga ke dalam bejana.

mempunyai perbedaan ukuran besar (dengan diameter d 1 dan d2) dengan di


dalamnya dua buah torak yang tertutup dengan baik dan dapat bergeser. Kedua
buah torak ini dihubungkan satu sama lain melalui sebuah pipa yang seluruhnya
diisi dengan zat cair.

Gambar 2.1.5. Pengalihan tenaga hidaruli dengan dua buah


Silinder dan dua buah torak

Dalam kedua kasus ini pengalihan gaya dan juga pengubahan gaya
mengikuti perbandingan bidang-bidang torak-pompa dan torak kerja yang bekrja,
jadi
A1 : A2 = F1 : F2
Dengan demikian di sini pun berlaku
F2 = F1 . A2/A1 [N]
Bilamana diameter torak (d1 dan d2) diketahui, maka kedua bidang torak dapat kita
hitung :
A1 = d 12 4 dan A2 = d 22 4
Karena : A1 : A2 = F1 : F2, maka berlaku pula
F1 : F2 = d 12 : d 22 = (d1/d2)2 dan dengan demikian
F2
= F1 (d2/d1)
Misalnya A1 = 1 cm2 dan A2 = 4 cm2. jika torak-tarik 1 (A1) dibebani
dengan F1 = 800 N, maka untuk mendapatkan keseimbangan torak-besar 2 (A2)
harus dibebani dengan sebuah gaya F2 :
F2 = F1 . A1 = 4.800 = 3200 N
Apabila beban F2 lebih kecil dari 3200 N, maka torak ini akan bergerak ke atas
(perpindahan s2).

Dari sini dengan jelas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa gaya, seteleh
dialihkan oleh zat cair akan meningkat sebanding dengan bilangan
perbandingan dari bidang-bidang torak yang dibebani (F 2 = F1 . A2/A1).
Dengan demikian andaikata diameter d2, sepuluh kali lebih besar dibanding
diameter d1 maka F2 adalah seratus kali lebih besar daripada F1. Jadi, dengan
sebuah peralatan seperti itu dapat diadakan mutu pengalihan gaya dan
pengubahan gaya yang cukup berarti.
Panjang langkah tersebut dari torak-pompa 1 dan torak-kerja 2 (langkah s1 dan s2),
berbanding terbalik dengan gaya F1= dan F2= dan dengan demikian berlakulah :

F1s1 = F2s2
pada suatu pengalihan gaya hidraulik (Gambar 2.1.5.) yang sederhana
dapat dikemukakan sebagai berikut : bila torak 1 dipindahkan dengan sebuah gaya
F1 sejauh suatu jarak (=langkah) s1, maka volume torak atau volume langkah V 1 =
s1A1 akan menjadi diperkecil atau didesak. Dengan demikian torak 2 akan pindah
atau tergeser sejauh jarak s2.
Karena volume langkah pada kedua torak (V1 dan V2) pada hakikatnya
telah sama (seandainya sifat dapat dikempa yang dimiliki zat cair kita abaikan),
akan kita peroleh dari
A1 . s1 = A2 . s2 dan
d 12
d 22
. s1 =
. S2 kesimpulan berikut :
4
4
s2/s1 = d 12 / d 22 = (d1/d2)2
Perbandingan pengalihan (i)
Perbandinga pegalihan I dari gaya-gaya (F1, F2) dan perpindahanperpindahan (s1. s2) dari sebuah sistem hidraulik (dinamakan juga sistem tuas
hidraulik) dengan demikian bersumber dari perbandingan luas bidang-bidang
torak (A2/A1) dan juga dari perbandingan-kuadrat diameter-diameter (d2/d1)2
i = F2/F2 = s1/s2 = A2/A1 = d 12 /
Dalam hal ini kita tidak memperhitungkan kehilangan-kehilangan yang
disebabkan oleh gesekan dalam zat cair dan oleh torak dan juga tidak kita
perhitungkan faktor kemampumampatan (tempat dimampatkan) zat cair
bersangkutan. Hal-hal ini merupakan penyebab menurunya gaya F2 dan dengan
demikian juga menurunya perbandingan pengalihan i (kesemua ini adalah lebih
kecil dari pada yang diperhitungkan).
Penurunan ini dinyatkaan dengan sebuah faktor (biasanya dinamakan
hasil guna atau efisiensi), yang selamanya lebih kecil dari 1. Berdasarkan
pengalaman hal tersebut berada sekitar 0,8 hingga 0,9.
Pada umumnya kempa hidraulik memanfaatkan pengalihan gaya hidraulik
(misalnya pada jembatan-jembatan angkat dan sekrup-sekrup angkat dengan air
atau minyak yang dikenakan penekanan (Gambar 2.1.6.).

Gambar 2.1.6 Kempa


hidarulik (Sketsa prinsip).

Gambar 2.1.7. Alat-alat angkat


hidarulik (sketsa prinsip).

Pada pengalihan dengan menggunakan tuas sebuah pompa zat cair, yang
merupakan bagian dari suatu alat angkat (Gambar 2.1.7.), seluruh panjang
langkah (sg) dari torak-kerja yang terdiri atas bagian-bagian dan langkah dengan
panjang s2 (masing-masing sama dengan satu langkah s1 dari pompa) dapat kita
hitung dari
sg = n. s2
Dengan demikian karena n = sg/s2 dan s2 = s1 d 12 d 22 , maka pada pompa
kempa untuk suatu pindahan sg torak-kerja harus membuat jumlah langkah
n = (sg/s1) . ( d 12 d 22 )
Contoh perhitungan :
Diberikan :
Sebuah tekanan zat cair p = 200 bar diameter torak-pompa d 1 = 25 mm,
panjang langkah dari tuas pompa pada tiap langkah-tuas h = 400 mm, ukuranukuran tuas dari pompa-tekanan-tangan a = 800 mm b = 40 mm.
Dibutuhkan :
Suatu gaya-angkat F2 sebesar 500.000 N pada panjang 100 mm (tinggi
angkatan jembatan) oleh silinder-kerja.
Ditanyakan :
Diameter silinder-kerja d2
Gaya terhadap torak-pompa F1 perbandingan-permindahan I langkah
Perbandingan-perbandingan i
Langkah torak-pompa s1
Banyaknya langkah-langkah pompa dan
Gaya yang diperlukan untuk tuas-pompa Fh
Pemecahan :
F2 = p( d 12 4 )
A2 = F2/p2
d 22 = 4 . 250/ d2
F1 = p . A1

= p . A2 jadi
= 500.000 [N]/2000 [N/cm2] = 250 cm2
= 17,8 cm
= 178 mm
2
= p( d 1 4 ) = 2000 ( 2,52/4)
= . 500. 6,25 = 9812,5 N
Perbandinga-pemindahan
= d22/d12
= 17,82/2,52
= 50,9 dibulatkan 51
Perbandingan s1/sh = b/(a + b) jadi,
Langkah pompa s1 = h . b/(a + b) = 40 x
= 160/84
= 1,905 cm = 19,05 mm
Banyaknya langkah pompa ini adalah
n = (sg/s1) . ( d 12 d 22 )

= i. sg/s1
= 50,9 . 100/19,05 = 267 langkah
Dari Fh . (a + b) = F1 .
kita peroleh gaya yang diperlukan untuk tuas pompa :
Fh = F1 b/(a+b) = 9812,5 . 4/(80+4)
= 39250/84 = 467 N.
2.1.2. Pengalihan (pegubahan) tekanan hidraulik
Pada pengalihan tekana hidraulik, yang dipersoalkan adalah suatu
peralatan, yag mana tekananya ditingkatkan (Gambar 2.1.8).

Gambar 2.1.2 Pengalihan tekanan hidraulika

Di sini bagi yang terpenting adalah sepasang torak, yang dimaksud dengan
torak di ferensial, adalah terdiri atas sebuah torak datar dengan diameter
berukuran besar (d1), dan sebuah torak yang sngat panjang dan berdiametr kecil
(d2). Dalam silinder 1 yang berdiameter besar (d1) dipompa suatu zat cair pada
tekanan p1. dengan demikian pada torak ini bekerja gaya.
F1 A 1 p 1

2
d p1
4 1

[N]
Dengan gaya F1 ini, torak kecil yang berdiameter d2 ditekan ke dsalam
silinder 2. silinder ini pun diisi dengan zat cair dari silindfer 2 tidak akan masuk
ke dlam ruang-antara C yang hanya berisi udara. Ruang C dihubungkan melalui
lubang B dengna udara luar. Dalam silinder 2 timbul suatu tekanan oleh gaya pada
torak d2 :
P2 = F1/A2 = F1 ( . d 22 / 4)
[N/cm2)
Dari sini didapat :

d 12
d2
/ . 2 . p 1
P2 = .
[N/cm]
4
4

Atau

p2 = (d1/d2)2 . p1

[N/cm2]

Tekanan p2 ini disalurkan lebih lanjut lewat sebuah pipa pengalir. Maka
terjadilah suatu peningtakan tekanan yang cukup berarti. Tentu saja, karena
adanya kehilangan-kehilangan yang disebabkan oleh gesekan pada tutup-tutup
torak akan terjadi penurunan tekanan yang cukup besar, yang pada penghitunganpenghitungan melalui sebuah faktor pengurang (efisiensi mekanis atau efisiensi )
dapat dikurangi. Efisiensi selamanya lebih kecil daripada 1. maka rumusnya
adalah :
p2 = (d1/d2)2 . p1 .

[N/cm2]
Perhatikan :
a. Pada suatu pengalihan gaya hanya akan terdapat satu ruang yang diisi
dengna zat cair, yang dua tempat ditutup oleh sebuah torak yang dapat
bergerak (Gambar 2.1.4).
b. Pada suatu pengalihan tekanan terdapat dua ruangan yang diisi dengan zat
cair, yang dipisahkan satu sama lain oleh otrak diferensial (atau torak
pengalihan (Gambar 2.1.8.)
1 bar = 10 N/cm2
Cotoh perhitungan (kempa hidraulik dengan pengalih tekanan berdasarkan
Gambar 2.1.8) :
Diberikan :
Tekanan zat cair yang tersedia p1 : 2 bar,
Diameter torak d1
: 500 mm,
Diameter d2
: 80 mm,
Diameter d3
: 340mm.
Langkah dari torak kempa (d3)s2 = 150 mm, efisiensi dari pengalihan-tekanan 1 =
0,95, efisiensi kehilangan-kehilangan oleh gesekan 2 = 0,9.
Ditanyakan :
a. Tekanan p2 di dalam silinder-kempa (3) (dalam bar),
b. Gaya-tekan F pada torak d3,
c. Perpindahan torak diferensial (d1d2) : s1.
Pemecahan :
a. Tekanan dalam silinder 2 (dan dengan demikian juga dalam 3)
P2 = (d1/d2)2 . p1 . 1 = (50/8)2 . 2 . 0,95
= 742 N/cm2+
= 74,2 bar

Gambar 2.1.9. Kempa hidarulik dengan pengalihan tekanan

b. Gaya-tekan F = p2 .

= 742 .

. d 32 . 2

. 342 . 0,9

= 606.000 = 606 kN,

c.

Apabila torak kempa (d3) harus pindah sejauh jarak s2, maka ke dalam
silinder kempa (3) harus dikempakan suatu volume zat cair sebesar

v=
. d 32 . s1 = A2 . s2.
4

Volume ini harus dikempa dari silinder (2) oleh tolak d2 dengan langkah s1,
dengan demikian V adalah juga sama dengan :

v=
. d 32 . s1 = A2 . s1.
4

Dari sini di dapat :


d 22 . s1 = d 32 . S2
Dan dengan demikian :
S1 = (d1/d2)2. s2 = (34/8)2. 15 = 271 cm
= 2,71 m

Perhatikan kaidah dasar hidraulik ini : Gaya yang diperoleh akan hilang
lagi dikarenakan jarak dan waktu.
2.2.

TEKANAN HIDRODINAMIKA (ENERGI DARI KECEPATAN)


Dalam sebuah ruang yang tertutup, tekanan yang kita lakukan terhadap
suatu zat cair akan mermbat ke semua arh sejalan dengan kecepatan udara adalah
330 m/s, dalam air dan minyak sekitar empat kali sebesar itu.
Di dalam praktek, unsur sebuah instalasi hidraulika adalah elastis dan
tidak rapat. Dari hal ini akan timbul suatu pengurangan atas kecepatan-rambat
sebuah tekanan dalam suatu pengalihan. Pengurangan ini dapat kita setel pada
1000m/s.
Kecepatan-rambat suatu tekanan adalah demikian besarnya, sehingga
karena pendeknya jarak di dlam sistem-sistem hidraulika modern, kita dapat
menganggap waktu rambat sama dengan nol. Dengan demikian suatu
pengenduran waktu tidak perlu kita perhitungkan.
Sekalipun demikian tekanan tidak hanya merakbat dalam zat cair yang tidak
bergerak, tapi juga dalam zat cair yang sedang mengalir.
Tapi semua jenis zat cair memiliki kepekaan terhadap gesekan-dalam.
Sifat zat ini ditandai oleh kekuatan atau viskositas, pada umumnya harus kita
perhitungkan di mana berbagai lapisan zat cair yang saling berbatasan melalkukan
geseran satu sama lain dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Gambar 2.2.1. Jatuhkan tekanan (jalanya tekanan)dalam


sebuah pipa sebagai akibat dari gesekan zat cair.

Gambar 2.2.1 pada prinsipnya memperlihatkan pengaruh yang disebabkan


oleh visikositas dan dengan demikian juga oleh gesekan terhadap jalanya tekanan
dalam sebuah pipa. Dalam hal ini kita umpamakan bahwa zat cair bersangkutan
dengan bebas dapat mengalir dari pipa. Energi potensial yan dimiliki zat cair
dalam reservoar diperlukan untuk mengatasi tahanan gesekan yang terjadi, yang
disebabkan oleh kecepatan yang timbul di dalam pipa.
Perambatan merata sebuah tekanan seperti yang pernah disinggung
sebelum ini, misalnya dari ruang-silindris 1 ke ruang-slinder 2 (lihat Gambar
2.1.5) hanya betul-betul akan terjadi, jika kecepatan-kecepatan pompa dan dengan
demikian juga kecepatan alirn dari volume zat cair yang tergeser (melalui pipa
penghubung) terbukti cukup rendah.
Torak pompa (dengan luas A1) mendesak per satuan-waktu suatu jumlah
zat cair (debit aliran langsung). Q yang sama dengan :
Q = A . V1 (m3/S)
Jika A1 diberikan dalam m2 dan V1 dalam m/s, atau
Q = 0,1 A . V1 1/menit
Jika A1 diberikan dalam cm2 dan v1 dalam m/menit.
Bila kecepatan dalam sebuah pipa adalah sama secara merata, maka debit
zat cair yang mengalir akan sama dengan perkalian dari penampang pipa dan
panjang pipa bersangkutan, yang dilalui oleh bagian kecil zat cair per satuanwaktu.
Debit Q ini = A . s/t
Hasil bagi dari jarak yang dilalui dan waktu t (laju aliran) pada suatu
gerakan yang beraturan adalah sama dengan kecepatan, sehingga :
v = Q/A (m/s),
3
Jika Q diberikan dalam m /s dan A dalam m2, atau
v = 10 Q/A (m/menit)
Jika Q diberikan dalam I/menit dan A dalam cm2

Pada sautu aliarna yang stasioner (tetap di tempat) suatu zat cair,
kecepatan dan arah aliran dalam tiap titik dan pipa menunjukkan waktu yang
konstan. Bila debit aliran tetap sama, maka pada setiap penampang akan lewat
per satuan-waktu, jumlah (massa atau volume) zat cair yang sama atau :
Vm A = v1A1 = v2A2 . = Q konstan (ini adalah yang dinamakan persamaan
kontinuitas)
Dalam hal ini kita memperhitungkan sifat termampatkan yang dimiliki zat
cair.
2.3.

JUMLAH KESELURUHAN TEKANAN HIDRAULIK

Jumlah keseluruhan tekann dari suatu zat cari yang mengalir adalah terdiri
dari atas :
1.
Tekanan setempat (atau tekanan bobot) yang sebanding dengan selisihketinggian di tempat pengukuran.
Ps = Q gh [N/m2]
Seandainya Q adalah kerapatan dari zat cair dalam kg/m 3, h ketinggian kolom zat
cair dalam m dan g perpecapatan gaya-berat (9,81m/s2).
Pada umumnya, karena selisih ketinggian antara berbagai kolom
zat cair dalam buah sistem hidraulik adalah kecil sekali, tekanan bobot
dapat kita abaikan.
2.

Tekanan-statis Pst (tekanan luar) dalam praktek yang kita maksudkan


dengan tekanan statis adalah tekanan luar ditandai tekanan bobot zat cair di
atas tempat pengukaran.
Dengan demikian besarnya tekanan statistik di tentukan.
a. Oleh teknn yang disebabkan gaya-gaya terhadap zat cair (=p).
b. Oleh tkanan yang disebabkan massa zat cair (tekanan bobot) = ps.
Dalam suatu zat cair, lapisan-lapisan yang berada lebih tinggi akan melakukan
tekanan oleh bobotnya sendiri terhadap lapisan-lapisan di bawahnya.
Didalam intalasi-intalasi hidraulika, selisih-ketinggian tersebut jarang sekali
lebih dari dua hingga tiga meter. Karenanya, seperti telah dikatakan sebelum
ini, tekanan bobot ini dapat kita abaikan.
Secara teori, tekanan statis adalah :
Pst = P + Q gh.
Dan secara praktis
Pst = P[N/m2 atau Pa)

Dalam hal ini Q adalah kerapatan dalam kg/m 3, g adalah percepatan oleh
gaya-berat )=9,81 m/s2). N/m2 berarti Newton per m2.
3.
Tekanan dinamik Pdin (tekanan dorong) besarnya tekanan dinamik
terutama bergantung pada energi kinetik zat cair yang bersangkutan.
Pada suatu penggerak hidrostatik, kecepatan zat cair maksimum dalam
lubang-lubang kecil dan celah-celah biasanya adalah sebesar 20 m/s (hanya
dalam lubang-lubang pencekik saja yang lebih tinggi). Pada kecepatan ini,
energi kinetik dari zat cair bersangkutan adalah sangat kecil.
Secara teori, tekanan dinamik adalah
Pdin . v2/20 (N/m2 atau Pa).
Disini Q dinyatakan dalam kg/m3 dan v dalam m/s. Peran serta takana dinamik
dalam keseluruhan tekanan pada penggerak-penggerak hidrostatik biasanya
adalah kurang dari 2,5%, jadi
pdyn < 0,025 Ptotal

Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa pada perhitungan-perhitungan


dalam raktek, tekanan dinamik (Pdin) dan tekanan bobot (Ps) dapat diabaikan.
Medium tekanan (*minyak) kita anggap sebagai suatu zat cair yang berada
dalam keadaan diam dan tanpa massa sendiri. Yang diperhitungkan hanyalah
gaya-gaya luar yang bekerja pada alat tekan dan yang dialihkan.
Secara teori, tekana keseluruhan adalah
P101 = Pst + Pdin
Tekanan dinamik setempat pada lubang-lubang pencekik (penyempitanpenyempitan) adalah lebih besar daripada yang terjadi dalam sebuah pipa
dengan diameter besar, jika kita memperhitungkan hal tersebut maka debit
aliran dapat kita tentukan dengan rumus berikut :
Q = Av = A2p/Q.

Dalam hal ini ketentuan v2 /2 kita abaikan (lihat pasal 2.4) dari sini kita
peroleh
Qth = 47,9A p (1/s)

Di mana masa jenis Q = 0,87 kg/dm2 (untuk minyak), A = panampang


lubang pencekik (m2), v = kecepatan zat cair di dalam lubang pencekik, p
= selisih tekanan yang timbul oleh katup cekik (N/m2).
2.4.

ENERGI HIDRAULIK
Suatu tekanan p dapat juga diartikan sebagai energi ( W dalam Nm) per
satuan volume (V dalam m3) . (1 Nm/m3 = 1 n/m3). Maka dengan demikian
banyaknya energi dari bagian-bagian kecil zat yang mengalir terdiri atas :
a. Energi potensial Ws (energi dari tempat), yang sesuai dengan ketinggian h dari
tempat pengukuran dan juga tergantung dari massa jenis Q minyak
bersangkutan (pada minyak 0,87 kg/dm3).
Ws = g Q h v
Dikarenakan ketinggian yang tidak seberapa dari kolom-kolom zat cair pada
instalasi-instalasi hidraulika, biasanya hal di atas dapat kita abaikan.
b. Energi tekan atau energi statis Wst yang diperolehnya dari
Wst = V Ps
c.
Energi kinetik atau energi dinamika Wd yang diperoleh dari :
Wd = V Q v2/2
Bila kita pergunakan prinsip hukum energi pada suatu medium cairn (zat cair
bertekanan), maka akan kita peroleh hukum Bernouli. Hukum ini mengatakan
bahwa untuk volume-volume yang tetap dalam keadaan sama (aliran
stasioner) jumlah dari energi-energi yang berperan serta haruslah :
Ws + Wst + Wd = lkonstan
Atau VhQg + Vps + VQWv2/2 = konstan

Setelah dibagi dengan volume, kita akan memperoleh :


hQg + p/Q g + Q v2/2 = konstan
Untuk memompakan suatu zat cair, yang berarti menambahkan energi
padanya, kita sedikitnya harus memperbesar satu di antara ketika suku dari
persamaan Bernouli, tuntutan ini selalu akan mengarah pada pemecahanpemecahan teknis yang sangat spesifik, misalnya :
1. Pemompaan dengan roda-roda siduk. Sarana-sarana transportasi ini daspat
meningkatkan ketinggiannya dan juga ketinggian tekanan hidraulika dan
dengan demikian energi potensial zat cair bersangkutan dan tekanan bobot
Ps. untuk hanya zat cair saja (minyak), kesemua itu selaku pompa tidk
mempunyai arti praktis lagi, hs = P/Qg jika P merupakan tekanan
hidraulika yang terjadi, dengan hs. ketinggian yang sesuai dengan tekanan
bobot.
2. Dengan sebuah pompa Hidrostatik (pompa pendesak)
Di sini kepada setiap bagian kecil zat cair ditambahkan energi dengan
jalan meningkatkan ketinggian-tekanan hs = Q g (energi tekan atau energi
potensial),
3. Dengan sebuah pompa hidrodinamik (misalnya sebuah pompa turbo),
disini laju bagian-bagian kecil zat cair dipercepat sehingga energi
kinetiknya (Wd) jadi pertambahan (peningkatan kecepatan).

Gambar 2.4.1. Ciri debit dari sebuah pompa hidrodinami. Putaran nz (%)

Jenis pompa-pompa ini dapat mengalirkan jumlah zat cair yang cukup
besar, tapi hanya pada suatu tekanan-lawan yang agak rendah saja. Dalam hal ini
debit yang dihasilkan terutama sekali bergantung pada tekanan-lawab tersebut.
Pompa-pompa hidrostatik akan menghasilkan zat cair yang lebih sedikit
pada suatu tekanan-lawan yang lebih besar. Debit pada pompa-pompa ini tidak
begitu tergantung dari tinggi-tekanan (tekan-lawan) banyak dibanding pada
pompa-pompa turbo. Di dalma hidraulik (terutama apabila menyangkut minyak)
hampir selalu hanya digunakan pompa-pompa yang bekerja berdasarkan prinsip
hidrostatik.
Sewaktu dimulai peralatan-peralatan, bagian-bagian dan pipa-pipa suatu
instalasi hidraulik, sebagian dari energi-tekanan Wst = Vps dan energi-kinetik Wd
= V v2/2 berubah, oleh gesekan, menjadi energi kalor.

Kehilangan W = Wd dengan demikian akan mucul sebagai kalor, di


mana (zeta) adalah faktor kehilangan-kehilangan (lihat pula 2.6. dan 2.5. :
kehilangan aliran).
2.5. GESEKAN DALAM ZAT CAIR DAN SIFAT KENTAL
Perbedaan antra suatu zat cair yang nyata dan zat cair yang ideal (tidak
mempunyai gesekan) adalah gesekan-gesekan dalam yang disebabkan oleh suatu
sifat tertentu yang dimiliki zat cair, yaitu dinamakan keketalan atau visikositas.
Untuk memperjelas pengertian kekentalan dalam kaitannya dengan berbagai
dimensi dan nilai-nilai bilangan, di bawah ini diuraikan hal-hal berikut berikut.
Suatu zat cair yang mengalir akan menempel, oleh gaya adhesi, pada
dinding benda-benda padat dan dengan demikian akan memperoleh kecepatan
permukaan. Karenanya pada aliran berbagai benda akan terjadi selisih-selisih
kecepatan yang cukup besar yang bahkan pada gesekan yang sangat kecil pun
dapat menimbulkan tegangan geser (r) yang benar.
Oleh karena itu, misalnya saha, suatu elemen ABCD akan berubah bentuk
menjadi unsur ABCD akan berubah menjadi unsur ABCD (Gambar 2.5.1.(a dan
b) memperlihatkan sebuah pelat A, yang dengan kecepatan V bergerak di atas
suatu zat cair, yang beada dalam sebuah bejana atau pipa. Kita bagi tinggi y dari
zat cair yang beara antara pelat dan dinding dalam sejumlah lapisan yang sangat
tipis, sejajar dengan pelat A. Lapisan-lapisan ini pada geseran-geseran v x = o
hingga ga = vy = v, saling melakukan gaya-geser yang sala oleh gesekan dlam.
Gaya-gaya ini menyebabkan suatu penurunan vy/y di dalam zat cair.
Pada dasar dan pada pelat melekat suatu lapisan tips zat cair. Zat cair yang
menempel pada pelat A bergerak denagn suatu kecepatan v (m/s). Ke dasar B,
kecepatan ini menurun terus dan dengan demikian pada B sendiri v = 0.

Gambar 2.5.2. Tahanan oleh gesekan dalam minyak


a. Skema dari gesekan aliran
b. Distribusi kecepatan dalam aliran zat cair oleh gesekan
c

c'

b'

Gambar 2..1. Perubahan bentuk satu busur zat cair


oleh gesekan pada dinding pipa.

Lapisan-lapisan antara A dan B digerakkan oleh gaya-geser Fr (gay-gaya


tangensial yang dialihkan di antara dua buah lapisan yang berbatasan akan
melakukan pengereman terhadap lapisan, yang lebih cepat dan menimbulkan
kecepatan terhadap lapisan yang lebih lambat.
Gaya geser ini terjadi oleh gesekan antara lapisn-lapisan berbeda (gesekan
dalam) geseklan luar adalah gesekan antara zat cair yang mengalir dan dinding
pipa atau dinding pembuluh. Karena zat cair menenmpel pada dinding,
gesekan luar akan lebih besar dibanding gesekan-dalam (lihat 2.7)
Jumlah keseluruhan gaya-tahan atay gaya gesek Fw antara dasar B dan
pelat A harus dikenakan pada pelat untuk melangsungkan gerak. Tahanan-gesekan
di dalam zat cair dengan demikian melakukan pengereman dan untuk
mempertahankan kecepatan v untuk pelat, kita memerlukan suatu gaya pemercepa
F yang harus sama dengan gaya-tahan Fw.
F = Fw
Percobaan telah menunjukkan bahwa gaya tahan Fw (gaya gesek) adalah :
a. Tidak bergantung pada tekanan (p).
b. Berbanding lurus dengan luas permukaan pela A dan selisih kecepatan V.
c. Berbanding terbalik dengn jarak y (dinding pelar).
Apa bila kita memperhitungkan suatu faktor kesebandingan (Eta), kita
dapat mnyusun persamaan berikut, yang dikenal sebagai hukum gesekan Newton :
F = Fw = Av/y [N]
Atau Fw = A r = Av/y [N]
Disini fakor atai koefisien menyatakan kekentalan dan dinamakan
koefisen viskositas dinamik viskositas atau koegisien viskositas dinamik
(disingkat : viskositas dinamik). Hal di atas menggambarkan gaya yang
ditimbulkan satu sama lain oleh dua lapis zat cair dengan permukaan A = 1m 2, dan
pada 1m jarak-antara (y), bila kedua lapisan ini satu terhadap lainnya bergerak
dengan kecepatan v sebesar 1m/s. viskositas-dinamik dari suatu zat cair
merupakan sebuah fungsi dari temperatur (sngat bergantung pada temperatur).
DengAn demikian viskositas dinamik ini merupakan sebuah ukuran untuk
sifat suatu fluida (zat cair atau gas) untuk dapat megalihkan gaya oleh gesekan
dalam.
Bila
kita nyatakan gaya-gese per satuan luas, kita akan memperoleh tegangangeser :
r = Fw/A = v/y. [N/m2)
Jika diberikan dalam N. s/m2
Dengan demikian viskositas merupakan tegangan geser yang terjadi pada suatu
perubahan kecepatan 1 (v) pada suatu jarak 1 (y) (gradien-kecepatan 1).
Pengertian viskositas-dinamik ini terutama sekali digunakan dalam
fisika. Santuan yang hingga sekarang paling banyak digunakan adalah poise,
(pengucapannya : pwaaz, diambil dari Jean Poiseulle, dokter berkembangsaan
Perancis).

1 P = 100 cP = 0,1 N. S/M2


Perbandingan antara viskositas-dinamik dan kecepatan dari zat
3
2
3
cair
(yaitu
massa
volume
kg/m
) kita
koefisien viskositas
Jika diberikan
dalam
N . s/mdalam
dan
dalam
kg/mnamakan
.
kinematik.
2
v = / v [m
/s]
Pengertian viskositas-kinematik
(pengucapannya
: nu) terutama sekali
digunakan dalam teknik. Satuannya adalah stokes (disingkat St) dan mempunyai
dimensi sebagai berikut :
1 St = 100 cSt = 1 cm2/s = 0,0001 m2/s
Viskositas tidak banyak dinyatakan dalam derajat engler (E 0) Karena ia
didasarkan pada suatu metode ukur persamaan sehingga karenannya menjadi
kurang cermat (Gambar 2.5.4. dan 2.5.3.).
Waktu pengaliran ke luar kita ukur dari zat cair yang akan diteliti, yang
mengalir dari sebuah pipa yang diberi ukuran-ukuran ke dalam sebuah tabung
pengukur. Lamanya waktu ini dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi tabung yang sama dengan air-suling (air-distilasi) 200C.
E0 =
Lama waktu mengalir ke luar 200 cm 3
lama waktu mengalir ke laur 200 cm 3

Minyak pada temperatur ukur


air - suling 20 0 C

Untuk perhitunga-perhitungan derajat engler tidak begitu memadai. Untuk


itu nilai-nilai bilangannya kurang cermat. Utnuk pengoversian ke dalam poise atau
Pa . s dan stokes atau m2/s diperlukan tabel konversi yang cukup banyak. Satuan
viskositas yang cukup banyak. Satuan viskositas yang konvensional masih dapat
diberikan selama suatu massa peralihan di samping satuan mutlak (viskositas
konematik) utnuk memungkinkan pembuatan suatu persamaan yang lebih baik.

Gambar 2.5.3. Lengkung (kurva) konversi waktu-pengaliran


ke luar dalam detik viskositas dalam derajat engler.

Pengakuan terhadap poise dan stokes dihentikan 31 Desember 1979


berdasarkan sebuah pemberitahuan dari Dinat Tera di SGravenhage (Belanda).
Satuan SI dari visko sitas-dinamik adalah pascal detik (simbol : Pas). untuk

menentukan viskositas dinamik digunakan visikosimeter yang telah dinormalisasi


:
1. Ubbelode visikosimeter(DIN 51531).
2. Vogel-ossag-viskosimeter (DIN 51561).
Pada kedua pengukuran tersebut, diukur waktu pengaliran ke luar (dalam s) dari
zat cair mengalir ke luar (dalams) dari zat cair yang mengalir laminar melalui
sebuah pip kapiler. Selain itu untuk menghitung viskositas diperlukan pula
bilangan K dari kapiler ukur :
V = k . t (dalam cSt) = 10-2 m2/s.
Viskositas dinamik dapat ditentukan dengan sebutir peluru yang jatuh (DIN
53015). Waktu jatuh peluru ini (kerapatan Q ) menghasilkan :
= K (Qk Q) (dalam cP) ; 1 cP = 10-3 Pa.S
Untuk zat cair encer (antara 0,4 dan 5000 CSt.)/dianjurkan pula visikosimer
dengan aliran bebas (DIN 53016).
Pada umumnya minyak-minyak hidraulika mempunyai nila-nilai viskositas
berikut, pada suatu kerapatan Q = 900 kg/m3 viskositas dinamik = 0,01
PaS. visikositas-kinematik Q = 43,5 10-6 m2/S.
Bila dirangkum dapat kita katakan sebagai berikut :
a. Bila suatu zat cair mengalir melalui sebuah pipa, maka lapisan-lapisan zat cair
yang kontak dengan dinding akan tertinggal, oleh gesekan, di permukaan
dinding tersebut dibandingkan dengan lapisn-lapisan zat cair yang berada di
bagian tengh pipa.
b. Dikarenakan gaya molekuler, bagian-bagian elementar dari lapisan-lapisan zat
cair akan saling tark satu sama lain. Hal ini akan menimbulkan suatu gaya
yang mirip sebuah gesekan, yang menghambat gesekan di antara lapisanlapisan zat cair dan yang harus di kalahkan untuk dapat menggerakkan dan
mempertahankan zat cair bersangkutan tetap bergerak.
c. Dengan demikian yang dimaksud dengan kekentalan atau visikositas atau
gesekan dalam suatu zat cair adalah tahanan yang terjadi bila dua lapisan zat
cair yang berbatasan saling bergeser satu sama lain. Zat cair yang sangat
kental atu encer kental memerlukan suatu gaya yang besar untuk dapat
bergerak. Sebaiknya, zat cair yang tidak begitu kental hanya memerlukan gaya
yang sedikit.
2.6. HUKUM KESERUPAAN REYNOLDS
Sering kali pada percobaan-percobaan hidraulika digunakan metode-model
(penelitian berdasarkan suatu keserupaan). Dari instalasi hidraulika yang akan
diteliti di buatlah sebuah model pada skala kecil, di mana dilakukan peninjauan
terhadap proses-proses yang dianggap penting. Dalam hal ini tentu saja akan
timbul sebuah pertanyaan yang mendasar, yaitu syarat-syarat dapat digunakan
pada skala yang sesungguhnya.
Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Semua ukuran dari model yang bersangkutan harus memiliki perbandingan
yang sama seperti ukuran-ukuran dari pelaksanaan yang sesungguhnya.

b. Keadaan pemukaan dari dinding-dinding sebuah model harus sesuai secara


geometrik dengan dinding-dinding dari pelaksanaan yang sesungguhnya.
c. Semua aliran harus mempunyai keserupaan mekanis, ini berarti pad tempattempat yang serupa satu sama lain harus terdapat perbandingan yang sama di
antara besaran-besaran mekanis yang senilai, jadi antara berbagai gaya dan
lain sebagainya. Untuk dijadikan ukuran oleh hampir semua proses aliran, kita
ambil prebandingan antara gaya kelambanan dan gaya gesek dan dengan
demikian kita akan memperoleh bilangan reynolds (Re).
Dari persamaan antara gaya massa dan gaya gesek akan kita peroleh pula :
V1. d1/v1 = v2. d2/v2 = Re.
Istilah vd/visikosimer merupakan sebuah bilangan tanpa dimensi. Ini dinamaklan
bilangan Reynolds.
a. Untuk pipa-pipa bulan berikut :
Re =

v m d 1,274Q v m d Q

v
v.d

Keterangan :
Vm : Kecepatan rata-rata aliran dalam penampang tertentu sebuah pipa (m/s).
d
: Diameter dari pipa dalam m (diameter dalam).
Q
: debit (minyak) yang mengalir dalam m3/s.
v
: viskositas-kinematik dalam m2/s.
: visikositas-dinamik dalam Ns/m2.
Q
: massa jenis ataui kerapatan dlam kg/m3
b. Untukn pipa-pipa yang tidak bulat berlaku :
Re =

4v m r Q 4v m t 4Q

v
uv

Keterangan :
r
: jari-jari hidraulika dari penampang yang dialiri, r = A/U [untuk aliran
cincin yang berbentuk r = (r1 r2) /2]
A
: luas penampang arus yang berguna (dalam m2).
U
: keliling pipa (dalam m).
Praktek telah membuktikan bahwa pada hampir semua aliran. Bukan
kecepatan yang merupakan besaran penentu dan besaran yang merupakan besaran
penentu dan besaran yang dapat berubah-ubah melinkan bilangan Reynolds (Re).
Hal tersebut dianjurkan bagi penelitian-penelitian atas dasar keserupaan, untk
memperoleh gambaran-gambaran barang aliran. Bilangan Reynolds untuk suatu
fluida, yang mengalir dalam sebuah pipa bulat dengan diameter d (m) adalah :
a. Pada gas
Re = 35,3

v.Q
10 5 d

b. Pada zat cair :


Re = 35,3

G
10 d
5

Jika G merupakan debit massa pada setiap jam (kg/h).


Keadaan permukaan dinaytakan oleh kekasaran-mutlak k (mm). pada
kenyataan ini adalah tinggi rata-rata dari ektidak-rattan dinding. Kekerasanmutlak ditentukan dengan sebuah mikroskop dengan jalan mengadakan
pengukuran di bebeapa tempat pada bagian dalam pipa (lihat tabel 1 dari
lampiran).
Untuk memandingkan pola-pola yang memiliki keserupan satu sama lain
kita menggunakan kekerasan-relatif, k/d. Dua buah permukaan akan mempunyai
kesurupan geometrik jika keduanya memiliki kekerasan yang sama.
Hukum keserupan berbunyi :
Dua aliran akan serupa secara mekanis jika :
1. Dinding-dinding yang membatasi aliran tersebut dan juga keadaan
permukaannya. Menampakkan kerupaan geometrik, dan
2. Bilangan-bilangan : Reynolds, yang mempunyai kesurupan dengan nilainilai yang bersumber dari padanya, serupa.
Contoh :
Suatu zat yang memiliki viskositas tertentu mengalir melalui dua buah
pipa bulat yang berturut-turut berdiameter-dalam d1 = 0,1 m dan d2 = 0,2 m. Jika
kecepatan rata-rata aliran dalam pipa 1 v1 = 4 m/s, maka v2 harus 2 m/s agar gayagesek dan gaya-kelembanan pada tempat-tempat yang dapat dipersamakan secara
geometris akan berada dalam perbandinga yang sama.
Contoh Penghitungan :
Bagian dari sebuah pipa hidraulik dengan belokan-belokan dan
kelengkapan-kelengkapan lainya harus diteliti dengan udaraUntuk sesederhana
mungkin dapat diketahui hambatan aliran menjelang pemasangan di laksanakan.
Diameter pipa : d = 100 mm (d 1 = d2) . kecepatan minyak : v1 = 3 m/s (=180
m/menit). Dengn kecepatan udara berapakah bagian pipa tersebut harus ditutup,
untuk mmpreolh perbandingan-perbandingan yang dapat dipersamakan?
Pemecahan
Untuk minyak pada 200C, V = 43,5 .10-6m/s.
Untuk udara pada 200C, V = 14,9 . 10-6 m/s.
V1. d1/Vminyak = V2 . d2/ vudara , jadi v2 = v1. visikosimerudara / vminyak = 3.14,9/43,5 =
1,03 m/s.
2.7. JENIS DAN KECEPATAN ALIRAN
2.7.1. Persamaan kontinuitas
Untuk menghitung hidraulika, kaitan breikut ini cukup penting. Pada suatu
aliran stasioner, debit-aliran Q (dalam 1/menit) adalah sama dengan penampangpipa A (dalam cm2) kali kecepatan aliran visikosimer ( dalam m/menit) dibagi
dengan 10.
Jadi Q = A . v/10[1/menit]

Bila debit sama, dan jika panampang pipa A berubah, kecepatan-arus


Visikosimer dari aliranpun harus berubah. Bila pnampang pipa menjadi lebih kecil
maka kecepatan harus meningkat (gambar )

Gambr 2.7.1
Volume zat cair yang
mengalir pada kecepatan aliran yang
tetap konstan.

Gambar 2.7.2. Kecepatan kecepatan aliran


(v1, v2) pada berbagai penampang pipa (A1,
A2).

Gambar 2.7.3. Pipa dengan penampang yang berbeda-beda A1, A2, A3).

Bila penampang menjadi lebih besar maka kecepatan harus menjadi lebih
kecil. Dalam gambar 2.7.3. diperlihatkan sebuah pipa dengan penampang yang
berbeda-beda A1,A2, dan A3. pada setiap penampang terdapat suatu kecepatan
aliran yaitu v1, v2, dn v3.
Persamaan pokok yang penting ini menyatakan secara singkat hal berikut
Sekarang
persamaan
kontinuitas
dalam sebuah pipa,
kecepatan
aliran
adalah berbunyi
berbanding terbalik dengan
Q = Ajika
A2 vpenampang
1 v1 =
2 = A3v3
penampang. Misalnya
luas
pipa menjadi dua kali lebih besar,
maka kecepatan akan berkurang sampai
setengahnya. Dengan bantuan
persamjaan kontinuitas kita dapat menghitung kecepatan aliran dalam setiap tittik
dari pipa, asalkan semua penampang pipa dan kecepatan aliran dalam satu titik
kita ketahui :
A1/A2 = v2/v1 : A1/A3 = v3/v1
A2/A3 = v3/v2.
Contoh penghitungan :
Diberikan :
d1 : 100 mm, d2 = 150 mm, d3 = 130 mm :
v1 : 6,5 m/s
ditanyakan :
Q (dalam m3/s) , v2 dan v3 (dalam m/s).
Pemecahan :
Q
: A1 v1 = (/4). 0,12. 6,5 = 0,051 m3/S.
Q
: A1v1 = A2 v2 atau
1
d 2 . V1 = d 22 . V2
Dari sini didapat :
V2 = v1 . d 12 / d 22 = v1. (d1/d2)2
= 6,5 (0,1/0,15)2 = 2,89 m/s
Analog dengan ini :

V3

= v1 (d1/d3)2

= 6,5 . (0,1/0,13)2 = 3,85m/s.

2.7.2. Berbagai Macam Aliran


Di dalam teknik hidraulika perlu sekali kita ketahui bagaimana aliran suatu
zat ini melaju. Mengingat pengertian fisik, bilangan Reynolds, bukan saja
merupakan sebuah besaran penting bagi perimbagan-pertimbangan atas dasar
keserupaan, tetapi juga menunjukkan ciri-ciri keadaan aliran dari zat cair yang
nyata.
Suatu bilangan Reynolds yang rendah berarti bahwa gaya-ketentuan
mendominasi, suau bilangan Reynolds yang tinggi berarti kebalikannya, yaitu
bahwa gaya kelembaban yang mendominasi.
Lebih lanjut, besarnya bilangan Reynolds, Re mempunyai pengaruh
terhadap macam-macam aliran zat cair yang sesungguhnya, yang gerakanya dapat
berlangsung dalam dua cara yang sama sekali berbeda (Gambar 2.7.4. dan 2.7.6)
1. Aliran Laminar : aliran berlangsung dalam lapisan atau dalam jalur-jalur yang
beraturan.
Ciri-cirinya : unsur-unsur zat cair yang terpisah bergerak dalam lapisanlapisan sejajar secara beraturan.

Gambar 2.7.4. Kecepatan dari unsur-unsur


zat cair pada aliran laminar.

Gambar 2.7.5. laju kecepatan (profil ke cepatan) aliran dalam


sebuah penampang A dari sebuah pipa aliran laminar.

2. Arus Turbulen adalah aliran dengan gerakan pusar.


Ciri-cirinya : pada aliran sesungguhnya yang diarahkan secara aksial timbul
gerak-gerak sampingnya yang tidak beraturan dan dapat berubah-ubah,
sehingga berbagai jalur aliran akan saling mempengaruhi satu sama lain dan
karenannya terjadi pusaran.
Apakah sebuah aliran itu laminar atau turbulen tergantung pada :
a. Kecepatan aliran V dari zat cair (ayau kecepatan rata-rata vm)
b. Diameter d dari pipa-pipa dan saluran-saluran,
c. Visikositas-kinematik, v dari zat cari.
Antara kegita besar ini terdapat hubungan yang telah dikenal :
Vm d/v = Re (bilangan Reynolds)

Jika d diberikan dalam m, vm dalam m/s dan v dalam m2/s.


Jika bukan viskositas-kinematik v yang diberikan melainkan visikositasdinamik , maka bilangan Reynolds akan kita peroleh sebagai berikut :
Re = vm . d . /
Karena = v . atau v = /
Di sini vm dinyatakan dalam m/s2 d dalam m, dalam pa. s dan dalam
kg/dm3
Sifat dari aliran dapat kita uraikan dari besarnya bilangan Reynolds.
Bila Re < 2320, maka alirannya laminan bila Re terletak antara 2320 dan
3000, maka arusnya bisa laminar atau turbulen .
Bila Re > 3000 maka arusnya turbulen (ini berararti adanya pusaran).
Sebuah arus laminar yang kecepatannya bertambah, akan beralih menjadi
aliran turbulen apabila bilangan-krisis Reynolds (Rekrit) dilampaui. Bila pipapipa dalam sebuah instalasi hidraulik tampak licin secara teknis, maka nilai
bilangn 2320 dapat digunakan. Dengan demikian, pada pipa-pipa lurus yang
bulat :
Rekrit = Vkrit . d/v = 2320
Nilai-kritis Re (Rekrit) adalah tergantung pada adanya gaya-turbulen dan dari
baigan-bagian tambahan dalam pipa-pipa. Bagian-bagian ini akan mengurangi
nilai Rekrit. Karenannya kita gunakan nilai-nilai Rekrit berikut :
Untuk pipa-pipa bulat yang licin
2200 hingga 2320,
Untuk saluran cicin yang konsentris yang licin
1100 hingga 1200,
Untuk saluran cincin eksentris yang licin
1000 hingga 1050,
Untuk saluran cincin konsentris dengan coakan-coakan
700,
Untuk saluran cincin eksentris dengan gcoakan-coakan
400,
Untuk katup penutup (keran-keran)
550 hingga 850,
Untuk alur-alur dalam pelat kendali
250 hingga 275,
Untuk katup-katup dengan dudukan datar atau tirus
25 hingga 100
Dalam instalasi hidraulik diperlukan kecepatan-kecepatan alir yang
rendah, sehingga alirannya sedapat mungkin harus laminar. Untuk menghitung
kerugian lewat saluran-saluran cincin sempit, aliran selalu kita anggap sebagai
laminar.
Bila instalasi yang bersangkutan bekerja cepat, hal ini biasanya akan
mengurus pada kecepatan-kecepatan tinggi dan hendaknya kita memperhatikan
dari aliran laminar ke aliran tubuh. Pada aliran laminar ke aliran turbulen. Pada
gilirannya hal ini akan menjurus pada suatu perubahan kecepatan dan daya,
sehingga berbagai bagian pipa harus kita hitung secara terpisah.
Perhatikan!

Hendaknya penampang dan diameter pipa dan bagian-bagian sambungan


dari sebuah instalasi tidak kita pilih terlalu kecil, karena dengan demikian
kerugian bisa sangat meningkat (lihat Bab 4 kerugian aliran).
Secara khusus kita harus memilih suatu penampang (A) yang cukup besar
bagi pipa isap. Jika tidak, tahanan-aliran yang tinggi dapat menimbulkan tekananvakum yang tinggi dan udara dapat terisap dengan mudah oleh pompa..
2.7.3. Kecepatan Aliaran
Jika kita meneliti kehilangan tekanan dalam sebuah pipa, kita akan dapat
membedakan dua macam aliran yang telah dikemukakan sebelum ini, yang pada
prinsipnya sama sekali berlainan satu sama lain.
1. Pada kecepatan yang sangat rendah, aliran bersangkutan akan laminar. Zat cair
termasuk akan mengalir dalam lapisan-lapisan yang sejajar dan lapisan-lapisan
zat cair yang berbeda-beda ini akan melaju beraturan dan bersama-sama.
Antara berbagai lapisan tidak berlangsung pertukaran unsur-unsur zat cair.
2. Apabila kecepatan aliran meningkat, pada suatu kecepatan-kritis tertentu
aliran laminar secara tiba-tiba akan berubah menjadi aliran turbulen. Pada
aliran turbulen, lapisan-lapisan zat cair yang beraturan akan menghilang dan
diganti oleh unsur-unsur zat cair yang melakukan gerakan-gerakan berpusar
secara tidak beraturan.
Peralihan aliran laminar ke aliran turbulen selalu akan terjadi pada sebuah
bilangan Reynolds (Rekrit) yang benar-benar tertentu dan dengan demikian pada
sebuah kecepatan aliran (vkrit) tertentu.
Rekrit = vkrit . d/p = 2320
Jadi kecepatan-kritis vkrit (atau vkr) dari suatu zat cair yang bertekanan
hendaknya
selalualiran
diusahakan,
dalamdari
pemindahan-pemindahan
adalahUntuk
sebuahinikecepatan
di mana
dapat beralih
lambar ke turbulen.
hidraulik (dalam pipa-pipa maupun bagian-bagian lainnya) agar kecepatan kritis
tidak dilampaui atau lebih baik lagi tidak dicapai.
Kecepatan-kritis sebuah aliran adalah :
vkrit = Rekrit . v/d = 2320 v/d [m/s]
Contoh penghitungan :
Diberikan diameter-pipa d = 10 mm dan visikositas minya v = 43,5 . 10 -6
m2/s.
Ditanyakan : Kecepatan-kritis vkrit.
Pemecahan :
vkrit = 2320 v/d = 2320 . 43,5 . 10-6/0,01 = 10 m/s.
Pada umumnya pipa-pipa tidak lurus dan tidak licin. Karena itu biasanya
kecepatan aliran yang diizinkan secara maksimal adalah terbatas hingga vmaks = 2,5
m/s = 150 m/menit (maka suatu arus laminar akan terjamin). Pengalaman telah
membuktikan bahwa kecepatan aliran dari minyak hidraulik di dalam pipa-pipa
hidraulik pada umumnya boleh lebih tinggi dari nilai-nilai batas berikut.
Macam pipa tekanan P (bar)

Kecepatan Maks. Aliaran vmaks

Pipa-pipa hingga 63
hingga 160
hingga 320
pipa balik
pipa isap

3 m/s = 180 m/menit


4 m/s = 240 m/menit
5 m/s = 300 m/menit
2 m/s = 120 m/menit
1,5 m/s = 090 m/menit

Pada diameter pipa yang kecil (d1 < 10 mm) harus kita perhitungkan
bahwa suatu bagian yang relatif besar dari penampang yang aktif dapat menjadi
hilang karena pusaran lapisan batas di permukaan dnding pipa. Ini berarti bahwa
pada sebuah kasus seperti itu kecepatan aliran yang diizinkan adalah lebih kecil
daripada nilai-nilai yang dicantumkan di atas. Demikian pula, pada pipa-pipa yang
sangat panjang di mana terdapat banyak perubahan-arah, kecepatan aliran
hendaknya dipilih lebih rendah dibanding pada isntalasi-instalai yang pendek dan
lurus.
Komponen-komponen hidraulik tertentu mempunyai lubang-lubang
yang sangat pendek (panjang lubang adalah maksimal dua kali diameter
lubang). Di dalam lubang-lubang seperti itu kecepatan dapat dicapai dua
hingga lima kali nilai yang disebut di atas.
2.7.4. Distribusi Kecepatan
a. Pada Arus Laminar
Laju suatu aliran laminar memungkin sebuah pipa pengalir terisolasi di
dalam arus, ini adalah sebuah silinder khayalan yang dinding sampingnya
dibentuk oleh garis-garis aliran yang berbatas (Gambar 2.7.4). Kini kita dapat
meneliti bagaimana pipa mengalir ini berlaku secara fisis di dalam arus tersebut.
Dapat dinyatakan, bahwa unsur-unsur zat cair di permukaan dinding akan
menenpel padanya (v0). Semakin dekat pada bagian tengah pipa, kesemua itu akan
bergerak lebih cepat. Dengan demikian kecepatan ini akan maksimal di bagian
tengah (= sumbu) pipa (vmaks).
Untuk penelitian lebih lanjut kita bayangkan sebuah pipa dengan stu
diameter-dalam adaan stationer di dalam pipa pengalir, yang mempunyai jari-jari
x dan ukuran panjang 1 (atau L). pipa mengalir akan begerak dalam arah aliran
di bawah pengaruh selisih tekanan p ( = p1 p2).
Gaya yang disebabkan oleh gaya F (gaya tekan) adalah F = x2 p.
Resultan W dari gaya-gaya pipa pengalir, harus seimbang dengan gaya F ini. W
adalah gaya tekanan (F = W).
W diberikan oleh x2 . = 2/x . r Dari sini didapat jika r = . v/x

Dengan demikian :

p r 2

maks
1 4

Vmaks =

p r 2

1 4

Untuk sebuah tempat sembarang pada suatu jarak y dari sumbu pipa, kecepatan ini
akan menjadi :

vy =
atau

p 1

(r2 y2)
1 4

(Hukum Stokes)

hv g

(r2 y2)
L 4
Persamaan ini adalah persamaan sebuah parabola.

vy =

Kecepatan sebuah aliran


Distribusi kecepatan aliran pada penampang pipa dengan demikian berlangsung
berdasarkan sebuah parabola (atau profil kecepatan adalah parabolik, hukum
Poiseulle, lihat Gambar 2.7.4.).
Untuk menentukan kehilangan-kehilangan aliran akan sangat menolong untuk
menghitung dengan kecepatan rata-rata (vm atau v), yang didapat dari persaman
debit :
Vm = Q/A (m/s)
Jika kita menggambarkan pada setiap titik dari penampang sebuah arus
vektor-kecepatan vm, maka hal ini akan membentuk sebuah silinder dengan
ketingian vm. volume dari silinder ini adalah sama dengan parabola yang diputar
(kerucut parabolik = paraboloida), yang akan terjadi dengan jalan menentukan
melalui cara yang sama distribusi kecepatan yang sebenarnya dalam suatu aliran
laminar (Gambar 2.7.5.).
Volume sininder = volume parabola, jadi :
r2 vm = r2 vmaks
Dan dengan demikiian :
Pada sebuah aliaran laminar,
Vm =kecepatan
0,5 vmaks aliran rata-rata dalam suatu
penampang tertentu besarnya adalah setengan dari kecepatan maksimal dalam
penampang tersebut, kecepatan maksimal ini dinamakan aliran pada sumbu pipa.
b. Pada Aliaran Turbulen
Dalam praktek, sebgian besar arus sedikit banyak akan turbulen.
Di dalam aliran turbulen berlangsung aliran-aliran ke arah samping
yang tidak dapat dikendalikan, yang tidak memungkinkan bagi ditentukannya
suatu pipa yang kosentris untuk meneliti perilaku seperti pada aliran laminar.
Untuk menyusun ketentuan-ketetnuan yang pasti dari berbagai aliran
bukalah suatu hal yang mudah. Karenanya kita sangat tergantung dari pengalaman
yang hanya dapat diperoleh melalu percobaan-percobaan.

Gambar 2.7.6. Laju Kecepatan dalam Penampang

Sebuah Pipa Pada Aliaran Turbulen.


Profil kecepatan dapat kita tentukan melalui sebuah hukum distribusi (lihat
Gambar 2.7.6.).

v = vmaks

r-x 1 7

/
r

Dalam hal ini r x = y adalah keadaan terhadap dinding.


Rumus ini berlaku untuk daerah Rekrit Re 105. Jka bilangan Reynolds
meningkat eksponen yang terdapat dalam hukum distribusi akan menurun dari 1/7
ke 1/8, 1/9, dan seterusnya. Pada bilangan Reynolds terbesar yang diteliti Re =
3.240.000, eksponennya hanya 1/12.
Berdasarkan penelitian terakhir.
v = vmaks (1 +

. 5,75 long y
8

Di mana merupakan sebuah faktor yang menanggung gesekan dalam pipa.


Tentu saja penyusunan sebuah persamaan untuk distribusi kecepatan
dalam pengampang sebuah pipa, memungkinkan pula penghitungan suatu nilai
untuk kecepatan rata-rata. Hal tersebut dapat diuraikan melalui cara yang sama
seperti untuk aliran laminar
Q = A vm = r2 vm
v m/ vmaks = 2 n2/(1 + n) (2n + 1) =
atau
vmaks = . vmaks
Pada n = 7
8
adalah = 0,816 0,837

9
10
0,853 0,866

Kecepatan rata-rata dalam sebuah pipa dengan aliran turbulen adalah :


vm = (0,8 0,88) . vmaks

3. Zat-Zat Cair Hidraulik (Media-Tekan)


3.1. Zat Ciar Bertekanan Selaku Pemindah
Dalam merancang dan melaksanakn sebuah instalai hidraulik adalah
penting untuk mengetahui persyarata-persyaratan yang harus dikenakan
terhadap zat cair yang digunakan. Di lain pihak sifat-sifat yang dimiliki zat-zat
cair ini hendaknya diketahui pula untuk menjamin hal-hal berikut :
a. Suatu pemungsian yang baik,
b. Suatu pengerjaan yang bebas gangguan (kematapan kerja)
c. Suatu efisiensi yang menguntungkan,
d. Suatu masa pakai yang panjang.

Melalui pelaksanaan kostruktif, hal-hal yang menguntungkan yang


dimiliki medium-tekan cair ini harus dimanfaatkan dan hal-hal merugikan
dibatasi. Pilihan yang tepat atas zat cair aktif merupakan suatu syarat penting demi
hasil kerja yang baik untuk suatu pengendalian dan penggerakan hidraulik. Zat
cair yang paling sederhana dan paling murah untuk hidraulik adalah air.
Sekalipun demikian dalam instalasi-istalasi hidraulik terdapat hal-hal yang
dapat merugikan, yang dapat membatasi berbagai kemungkinan pelaksanaan,
misalnya :
a. Air dapat menimbulkan oksidasi korosi pada permukaan loga yang tidak
dilindungi (dilapisi),
b. Air merupakan cairan yang sangat encer dan karenannya dapat mempersulit
percepatan.
c. Bagian-bagian yang bergerak dalam pompa-pompa dan motor-motor yang
dilumasi kurang memadai dan akan menimbulkan aus sebelum waktunya.
Pada umumnya air masih digunakan dalam instalasi-istalasi hidraulik yang
sangat besar dan pada kempa dengan tekanan akumulator, di mana diperlukan zat
cair dalam jumlah yang sangat besar.
Untuk menghindari oksidasi dan korosi ditambahkan gleserin atau zat-zat
penghindar korosi pada air. Bagian-bagiannya yang terpenting dibuat dari jenis
logam yang tahan terhadap korosi (misalnya baja Cr-Ni atau perunggu). Sekalipun
air lebih murah dibangdingkan minyak dan memiliki viskositas yang tidak
bergantung pada temparatur, minyak masih lebih umum digunakan.
Hal-hal yang menyebabkan minyak lebih menguntungkan dibanding air
misalnya adalah :
a. Tidak ada atau hanya sedikit saja terhadap bahaya korosi,
b. Sekaligus minyak juga merupakan suatu bahan pelumas
c. Viskositas minyak jauh lebih besar dibadingkan viskositas air.
Sekalipun demikian, lihat dari viskostasnya yang lebih tinggi, minyak
sebagai zat cair tekan mengandung hal-hal yang merugikan dibandingkan air,
misalnya :
a. Ketergantungan yang lebih besar dari temparatur,
b. Sifat dapat menghantar kalor yanglebih rendah,
c. Penampang maupun diameter pipa-pipa harus lebih besar.
Untuk penggunaan dalam instalai hidraulik yang dilandasi oleh
persyaratan-persyaratan perusahaan yang berlaku, pada umumnya digunakan
minyak-minyak mineral. Yang lebih banyak dipilih adalah minyak-minyak yang
telah diuraikan (refined) atas dasar parafin disebabkan kadarnya yang lebih besar
akan persenyawaan jenuh. Minyak-minyak mineral diperoleh melalui
pendestilasian minyak bumi atau batu bara.
Minyak-minyak yang bersumber nabati atau hewani tidak begitu memadai
selaku cairan-cairan hidraulik dibanding minyak mineral, karena semua itu
memiliki kecendrungan untuk mengeras.

Dalam beberapa instalasi terdapat kemungkinan yang lebih besar bagi


terjadinya kebakaran. Atas dasar pertimbangan keamana, di situ untuk sebagaian
digunakan media tekan yang tidak mudah terbakar. Hal ini ditemukan dalam
mesin-mesin tuang, oven-oven dalam industri baja, bengkel-bengkel tuang dan
lain sebagainya.
Juga pada instalasi yang bekerja pada temperatur yang sangat rendah,
digunakan cairan-cairan tekanan khusus.
3.2. Persayaratan-Persyaratan Untuk Minyak Hidraulik
Dalam teknik modern diberlakukan serangkaian daerah sistem-sistem
hidraulik untuk tugas-tugas dan tujuan-tujuan yang sangat beraneka ragam.
Jumlah besar daerah penggunaan dengan masing-masing persyaratan yang
dibutuhkan telah mengarah pada suatu kesimpulan, bahwa kini apa yang diartikan
dengan minyak hidraulik tidak lagi hanya menyangkut satu minyak hidraulik,
melainakan menyangkut satu minyak hidraulik, melainkan cendrung serangkaian
minyak khusus (lihat Pasal 3.3. Jenis-jenis minyak hidraulik).
Lebih-lebih dalam pembuatan pesawat terbang kita menggunakan, selain
minyak-minyak mineral, semakin banyak minyak-minyak mineral, semakin
banyak minyak-minyak mineral hidraulik yang berdasarkan sintetis. Justru karena
inilah terdapat kemungkinan untuk membuat minyak-minyak khusus menurut
ukuranyang dibutuhkan.
Pada prinsipnya suatu cairan-cairan dalma instalasi hidraulik harus
memuaikan empat macam tugas :
1. Mengalihkan berbagai gaya,
2. Melumnas bagian-bagian yang bergerak dalam pompa-pompa dan
hidromotor,
Dalam melakukan
minyak-minyak
hidraulik
mengalami
berbagai
3. Menghilangkan
kalorkegiatan,
yang ditimbulkan
oleh tekanan
yang
ditingkatkan,
pembebanan.
ituberbagai
dapat terkenan
Kecepatan-kecepatan
4. MeredamKesemua
saura dan
getaran tekan-tekanan.
yang ditimbulkan
oleh hentakandan temperatur-temperatur
yang
bervariasi
dalam
batas-batas
yang luas. Terhadap
hentakan tekanan.
medium-tekan dan medium-pemindahan dikenakan sejumlah besar persyaratan
yang utnuk sebagian menuntut pernyaratan yang saling berentangan, yang dapat
dipenuhi pada waktu yang bersamaan.
Persyaratan-persyaratan yang dikenakan terhadap suatu minyak hidraulik,
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Minya tersebut harus memiliki sifat-sifat pelumas yang baik, sehingga
pengausan bagian-bagian yang bergerak satu sama lain, dapat dikurangi sifatsifat ini harus dimiliki oleh minyak pada semua perubahan temperatur dan
semua perubahan tekanan.
2. Minyak tersebut harus memiliki ketahanan yang tinggi terhadap putusnya film
minyak, sehingga film minyak ini tidak dapat robek. Robekan ini dapat
menimbulkan pengingkatan gesekan dan pengausan bagian-bagian yang
bergerak.
3. Minyak termasuk harus tetap stabil dan tidak kehilangan sifat kimiawinya dan
dapat mempertahankan sifat-sifat ini pada semua kemungkinan perubahan
tekanan dan perubahan temperatur. Oleh karena oksigen dari udara tidak boleh
timbul penebalan atau bentukan dedak.

4. Sedapat mungkin viskostas minyak tidak boleh tergantung pada temperatur.


Dengan perkataan lain : ia harus memiliki suatu sifat viskositas yang merata.
Pada suatu peningkatan temperatur, viskositas tidak boleh terlampau banyak
berubah dan pada pemanas yang kuat, minyak bersangkutan tidak boleh
menjadi terlampau encer. Karena dengan demikian dapat timbul perbedaanperbedaan dalam penghambat oleh katup-katup dan pentil-pentil dan dapat
pula terjadi gangguan-gangguan fungsi lainnya.
Juga kehilangan-kehilangan karena kebocoran dapat bertambah pada
peningatakan temperatur dan dapat sangat mengganggu (kehilangankehilangan disebabkan perapatan yang kurang sempurna antara bagian-bagian
yang bergerak dan bagian-bagian yang tidak bergerak yang terdapat pada
sistem bersangkutan).
5. Viskostas minyak tersebut harus memiliki sebuah nilai yang menguntungkan
pada waktu berlangsungnya kegiatan (0,2 hingga 0,3 cm2/s pada 500C). Suatu
visikositas yang terlampau tinggi akan menimbulkan sebuah gesekan-dalam
yang tinggi di dalam minyak. Ini berarti kehilangan tekanan-tekanan dan
kehilangan-daya yang cukup tinggi dalam sistem penggerak (kehilangankehilangan karena gesekan).
Hampir semua perubahan temperatur hanya boleh membuat sedikit saja
penyimpangan dari nilai optimalnya.
6. Tengangan permukaan minyak tidak boleh terlampau besar, agar terbentuknya
buah dapat tetap dibatasi. Buah dapat menyebabkan hilangnya sebagaian daya
dan,
7. Minyak hanya boleh membentuk emulsi dengan sedikit air saja (paling banyak
hingga 1 persen volume). Agar vikositas tidak mengalami terlampau banyak
perubahan. Air yang bercampur dengan minyak harus secepatnya dan secara
sederhana dipisahkan dan dibuang.
8. Pada temperatur-temperatur tidak boleh membentuk uap yang dapat
merugikan. Demikian pula bahan-bahan tambahan dalam minyak tidak boleh
membantu ke arah itu.
9. Minyak termasuk harus memiliki suatu kalor-jenis yang tinggi, karena dengan
demikian minyak dapat bekerja sebagai akumulator bagi kalor yang terbentuk.
Minyak dapat secara singkat mengadakan kontak dengan bagian-bagian yang
bertemperatur lebih dari 1000C (Temperatur yang normal dianggap/hingga
600C).
10. Kdar zat-zat padat dalam minyak hanya boleh dalam jumlah yang kecil. Hal
ini dapat menghidarkan tersumbatnya luban pengedali volume air yang dapat
mengganggu laju normal sistem bersangkutan.
11. Minyak termaksud harus melindungi bagian-bagian halus suatu sistem
hidraulik terhadap korosi.
12. Minyak termaksud harus pula menghindarkan (cincin-cincin 0 dan mansetmanset) oleh korosi.
13. Pada pemanas, minyak tidak boleh terlampau cepat berioksidasi dan tidak
boleh kehilang sifat-sifat mekanisnya.
14. Minyak termaksud harus tahan terhadap penuaan. Oleh penuaan ini misalnya
tidak boleh terbentuk damar dalam zat cair.
15. Minyak termasud praktis tidak boleh menyerap udara dan menahannya karena
hal ini dapat menyebabkan terbentuknya buih. Buih ini sulit terbentuk dan

sedapat mungkin harus secepatnya hilang lagi. Masalahnya, gelembunggelembung udara pun dapat menyebabkan minyak cepat beroksidasi.
Semakin kecil permukaan zat cair yang bebas, semakin sedikit pula minyak
dapat menyerap udara. Dengan demikian penyerapan udara dapat dikurangi
dengan cara berikut :
a. Sambung-sambungan dalam pipa-pipa pengisap (dengan tekanan-vakum)
harus ditutup secara cermat,
b. Pipa-pipa pembalik ke reservor harus bermuara di bawah permukaan zat
cair.
c. Pipa-pipa hendaknya tidak akan terdapat gelembung-gelembung udara
(Kesemua ini dapat menimbulkan hentakan-hentakan terhadap
penggunaan-penggunaan minyak, meja-meja dan lain sebagainya).
16. Minyak termasuk tidak boleh menimbulkan kebakaran. Ini berarti bahwa titik
nyala dan titik menyala harus terletak setinggi mungkin.
17. Titik-beku minyak sebaliknya harus rendah. Hal ini terutama sekali penting
untuk sistem-sistem hidraulik yang harus bekerja dalam udara yang sangat
dingin. Karena itu dalam penerbangan digunakna rendah dari -600C. Kesemua
ini biasanya berupa campuran dari minyak-minyak mineral dengan gliserin,
spiritus dan minyak tanah murni.
18. Minyak termasud tidak boleh membahayakan kesehatan para petugas
pelayanan. Minyak kesehatan para petugas pelayanan. Minyak hidraulik yang
dapat memenuhi kesemua persyaratan ini memang belum dapat kita temukan.
Minyak-minyak mineral yang biasa digunakan dalam hidraulik adalah bahan
terbaik yang dapat dimanfaatkan. Kesemua ini dapat disesuaiakan untuk suatu
tujuan dengan diberi bahan tambahan (additive) tertentu.

Terdapat misalnya cara-cara (tambahan-tambahan) :


a. Untuk memperbaiki indeks viskositas (vi-additive).
b. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap tekanan. (EP atau ExtremePressure additives dan polaire additives).
c. Untuk menurunkan titik-beku (misalnya gliserin, spritus).
d. Untuk mengurangi keausan (anti-wears)
e. Untuk memperbaiki daya-hambat korosi (corrossion-inhibitors).
f. Untuk meningkatkan stabilitas terhadap oksidasi (antioxydantia).
g. Untuk menghidarkan pembentukan buih (antifoams)
Sekalipun demikian ada beberapa bahan tambahan yang dapat
membahayakan kesehatan. Sifat-sifat negatif ini baru akan muncul pada
penggunaan terus-menerus minyak-minyak yang diberi bahan tambahan tertentu.
Kedalam ini termasuk misalnya bahan tambahan yang bersumber elektrokomia,
yang membentuk molekul-molekul tidak jenuh, yang pada gilirannya
mempercepat penyerapan oksigen. Bagian-bagian yang labil ini dalam minyak
menyebabkan lebih cepatnya penuaan, terutama sekali pada temperatur tinggi.
Karenanya dianjurkan untuk sedikit memungkin memberikan bahan
tambahan pada minyak-dasar, apalagi jika minyak dasar ini sudah memenuhi
persyaratan yagn dikenakan.

Gambar 3.2.1. Kaitan Antara Visositas dan Temeperatur


Untuk bermacam-macam minyak

Gambar 3.2.2. Kehilangan Daya dalam Instalasi Hidraulik


sebagai Fungsi dari Viskositas dinamik ()
Viskositas minyak bisa sangat berpengaruh terhadap perilaku instalasi
hidraulik yang sedang melakukan kegiatan (Pompa-pompa, dan lain sebagainya).
Masalah yang paling penting dalam memilih suatu minyak hidraulik adalah
hubungan antara viskositas dan temperatur pengerjaan.
Seperti telah dikemukanan terlebih dalu, suatu viskositas yang terlampau
tinggi dapat menjurus kepada hilangnya sejumlah besar daya oleh gesekan dalam.
Suatu visikositas yang terlampau rendah dapat meneybabkan meningkatnya
kehilangan-kehilangan yang disebabkan kebocoran dan juga celah-celah (gambar
3.2.2.)
Dengan minyak hidarulik yang baik, kita dapat menjaga agar maksimum
dari kurva efisiensi terletak dekat apda titik-kerja popa.
Gambar-gambar 3.2.2., 3.2.3., dan 3.2.4.

Gambar 3.2.3. Pengruh visikositas minyak hidarulik terhadap debit

Gambar 3.2.4. Pengaruh visikositas zat cair terhadap


keseluruhan efisiensi dari viskositas dinamink

Anda mungkin juga menyukai