HIDROLIKA
HIDROLIKA
d. Ruang.
Bila yang dijadikan tujuan adlah untuk menghasilkan gaya-tekan dan
gaya-tarik yang benar dalam sebuah ruang kecil, maka hidarulika akan
memberiakn suatu pemecahan yang baik. Jika yang diutamakan adlaah kecepatna
reaksi, maka sebaliknay kita memilih pneumatik. Udara mampat merupakan suatu
bentuk energi yang bekerja ceapt. Dalam hal ini dikenakan tuntutan yang sama
terhaap gaya dan kecepatan, sebaiknya kita memilih hidropneumatik.
Pemantapan udara akan berakibat meningkatnya kerugian daya dalam
suatu sistem pneumatik. Pada minyak bukan saja harus ada pipa-pipa mengalir,
melaikan juga pipa-pipa pengembali bagi zat cair dan perapatan terhadap kerugian
yang disebabkan oleh kebocoran-kebocoran harus dilaksanakan dengan ceramat.
Dengan demikian hidraulika juga sanga memadai untuk daya lebih besar
daripada penumatik. Ia dapat menghasilkan suatu gaya yang besar dalam sebuah
ruang yang sangat kecil dan gaya ini dapat dikendalikan dengan sangat cermat.
Secara khusus pada pembuatan berbagai perkakas telah dicapai dalam dua bidang
suatu kemajauan yagn sungguh penting :
a. Pada penggerak tidak bertahap dari gerakan-gerakan memotong dan gerakangerakan penjalana,
b. Pada pengendalian automatik dari siklus kerja.
Dalam hal ini listrik dan hidraulik melakukan pedomaninasian.
Peneurusan perintah pengendalian dan perintah pengaturan pada pelaksanaan
gerakan-gerakan (cg. Gaya) kita pergunakan bagian-bagian hidraulik. Dengan
demikian kita dapat mengatakan :
Saraf bekerja dengan cara elektrik, otot bekerja dengan cara hidraulik.
Untuk ini diberlakukan
Pada perkakas-perkakas utnuk mengempa, menganyam dan mengemas
terdapat banyak gerakan yang selalu diulang kembali. Suatu hidraulik,
hidripneumatik atuapun elektrohidraulik yang sederhana dapat mengadakan
pengautomatisan sebagian dari gerakan-gerakan ini. Lebih-lebih pada mesinmesin automatik penuh utnuk pengerjaan logam dan kayu, memilih metode
yang paling tepat merupakan hal yang sangat penting. Dalam sementara kasus
terdapat suatu persaingan penggeark pneumatik dan penggerak elektrik.
Ini bukan merupakan satu-satunya unsur yang memaikan dalam memilih
tipe penggerak. Yang juga penting adalah penggunaan umum berbagai
kemungkinan yang telah tersedia. Sama sekali tidaklah praktis dan rasional unuk
misalnya mempergunakan sebuah kompresor (untuk udara mampat) atau sebuah
motor hidraulik, yang hanya bekerja dua sampai empat jam sehari, akrena di
tempat lain dipergunakan cara-cara pemecahan yang berbeda karena pemindahan
yang dapat diosetel sangat halus dan pengaturan secara automatis. Selain itu
terdapat pula kemungkinan suatu pengendali secara mangnetk atau elektonik.
Dengan demikian terdapat pula kemungkinan, tanpa kesulitan penting, untuk
menyusun suatu program pengendali yang lengkap. Ini berarti bahwa susunan
Penggerak
(motor
listrik)
Mekanis
Pembangkit
Minyak tekan
pompa)
I
Pemakai
Minyak tekan
(silinder/motor)
II
Hidrolik
Energi
Jalan
ke
luar mesin
Hidrolik
Mekanis
Energi
Pengerak
Pm
Pengubah I
Ph
Pengubah II
Ph
Pm
Jalan ke luar
Aliran Minyak
Unsur-unsur pengaturan
Arah kutup arah
Instalasi hidraulik
8.
9.
10.
11.
Unsur penghasil-tenaga
silinder
motor
Unsur Pengaman
(Ikatan Pengaman)
Unsur Pengaman
(Ikatan Pengaman)
Saringan
Reservoar Minyak
12.
b. Oleh pengaturan yang rumit dan pembalikan yang sulit atas arah putar.
Kesemua itu terutama digunakan dalam teknik kndaraan.
1.6.2. Pengerak Hindrostatik
Pada penggerak statik, minyak di dalam sebuah pompa berada pada suatu
tekanan statis tertentu. Untuk memungkinkan permindahan suatu energi. Energi
potensial (energi tekan) dialihkan ke dalam sebuah diromotor.
Kedua suku cadang dari penggerak dapat ditempatkan terpisah atau dalam
satu rumah. Pengerak semacam ini cukup kompak dan mudah diatur serta dapat
dibalik. Pada umumnya kesemua itu bekerja dengan nomen yang konstan.
Besarnya momen ini ditentukan oleh besarnya tekanan statis dalamn sistem
bersangkutan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa suatu pengerak hidrostatik terdiri dari
unsur-unsur berikut :
a. Sebuah pompa hodraulis, dengan putaran yang konstan, yang
menghasilkan suatu arus minyak tekan yang memiliki suatu debit yang
berubah-ubah dan dapat diatur dan
b. Sebuah hidromotor, yang digerakan oleh minyak tekan dari pompa.
(Volume yang terpakai adalah konstan jika dilihat secara normal).
Besarnya putaran keluaran pada sebuah hidromotor ditentukan oleh
banyaknya minyak tekanan yang dimasukkan. Karena terdapat kemungkinan
untuk mengatur tanpa bertahap debit minyak-tekanan yang dibawa oleh pompa,
terdapat pula kemungkinan untuk mengatur hidromotor tanpa bertahap.
Sebuah tekanan zat cair tertentu dapat kita peroleh dengan menghambat
aliran zat cair dengan menggunakan katup atau dengan bantuan apa yang
dinamakan pengatur tekanan nol dari pompa hidraulik. Arah putar dari hidromotor
dapat ditentukan oleh arah aliran minyak. Pengubahan arah aliran dilakukan
dengna mengendalikannya misalnya sebuah katup pengatur arah 4/3.
Sebuah pengerak hidrostatik memungkinkan pembalikan-pembalikan
gerakan berikut (gambar 1.6.2) :
a.
Gerakan lurus sebuah pompa (1) menjadi suatu gerakan lurus sebuah
motor (Silind 2),
b.
Gerakan berputar sebuah pompa hidraulik (1), menjadi suatu gerakan
berputar 1 buah hidromotor (2),
c.
Gerakan berputar sebuah pompa-pompa hidraulik (1) menjadi suatu
gerakan lurus sebuah hidromotor (silinder 2).
d.
Gerakan luas sebuah pompa hidraulik menjadi suatu gerakan berputar
sebuah hidromotor (motor putar).
Pada berbagai perkakas hampir seluruhnya digunakan penggerak
hidrostatik, karena dengan ini pada umumnya dapat terlaksana gerakan utama,
gerakan penyetel dan gerakan perjalan. Bagi alat-alat peregang pun kesemua
itu memiliki kemampuan yang memadai.
1.7. RANGKAIAN MINYAK
Instalasi hodraulik untuk perkakas-perkakas atau mesin-mesn lain dengan
arus minyak yang dialirkan dengan berbagai cara dan dikenal berdasarkan :
a.
Tipe rangkaian (terbuka atau tertutup)
b.
Penggerak oleh pompa hidraulik dan motor-motor yang dapat diatur atau
yang tidak dapat diatur,
c.
Banyaknya pompa dan motor hodraulik (satu, dua dan tiga)
d.
Gerakan yang dilaksanakan (dengan katup biasa atua dengan katup yang
dikendalikan).
e.
Penggerak yang bekerja pada waktu bersamaan atau yang bekerja secara
berurutan,
f.
Gerakan mendatar atua gerakan tegak lurus,
g.
Kecepatan maupun tekanan yang beraturan atau tidak beraturan
(automatis)
h.
Dengan atau tanpa penyeimbangan goyang-goyang dalam kecepatan.
Dalam praktek ada kalanya dipergunakan rangkaian minyak yang sangat
rumit. Semua ini dapat dijabarkan menjadi satu dua tipe basis. Akan berguna
utnuk terlebih dulu menjelaskan tipe dasar ini dengan bantuan skema-skema yang
disederhanakan. Kita hilangkan suku-suku cadang yang diperlukan untuk
pengaturan, pengaturan arah, keamanan dan pengendalian.
Kedua bagian terpenting (pompa dan motor) dari sebuah pengerak hodrostatik
pada umumnya dapat digunakan dalam tiga rangkain berikut :
a. Rangkaian terbuka (gamnbar 1.7.1)
b. Rangkaian tertutup (gambar 1.7.2),
c. Rangkaian tertutup dengan pompa pengisi (gambar 1.7.3)
1.7.1. Rangkaian Terbuka
d.
Dalam rangkai seperti itu minyak yang terpakai segera diisap kembali oleh
pompa, tanpa terlebih dahulu melalui reservour. Utnuk ini di dalam pipa penyedot
dipasang sebuah katup dan satu arah, untuk mencegah minyak yang berasal dari
motor mengalir kembali ke reservor hanya dimaksudkan untuk :
a.
Mengisi instalasi : begitu mula dijalankan, pompa hanya akan mengisap
dari resevoar sebanyak yang hiolang karena kebocoran dalam sistem tersebut.
Minyak yang hilang dapat diisi oleh sebuah pompa pembantu.
b.
Penyeimbangan selisih antara volume yang dimampatkan ke luar dari
ruangan sinder yang satu dan volume yang dimampatkan ke dalam ruangan
silinder yang lain (ini akan terjadi jika kita menggunakan silinder-silinder
biasa untuk motor).
Untuk menghindari pembebanaan yang berlebihan, di dalam rangkaian di pasang
aktup pengaman.
Di sini minyak akan mengalir dengan sedikit tekanan lebih ke pompa,
sehingga data yang hilang dalam pipa isap akan lebih kecil dibandingkan
dalam sebuah rangkaian terbuka.
d.
Bila arah gerak torak kita balikkan, maka dari reservour akan terisap
sebagian minyak (melalui katup arah-arah TK).
Dengan demikian di sini reservoar tidak hanya bekerja sebagai
penyeimbangan bagi kehilangan-kehilangan, melainkan juga untuk selisih antara
berbagai volume minyak (dalam ruang-ruang silinder).
Hal-hal yang menguntungkan :
a. Efisiensi mekanis yang sangat memadai,
b. Pemanasan minyak yang sangat kecil.
Hal-hal yang merugikan :
a.
Penggunaannya sangat terbatas, karena ketergantungannya dari tekanan
kerja dan temperatur minyak ternyata terlampau besar (kecepatannya
menyimpang terlampau jauh dari nilai yang ditentukan)
b.
Bila kecepatan penjalannya rendah, maka pengaruh dari kerugian-kerugian
dalam dan luar akan menjadi terlalu besar (lebih-lebih pada denyutan dalam
tekanan dan ruang main yang disebabkan oleh keausan).
c.
Pompa-pompa dengan debit yang dapat diatur tidak begitu baik untuk
jangkauan peraturan yang benar (misalnya 1 : 100),
d.
Pompa-pompa seperti itu yang dapat diatur harganya punc cukup mahal
(hanya akan menguntungkan jika daya yang diminta memang tinggi).
3.
Rangkaian Tertutup :
a. Di dalam sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur,
b. Di dalam sebuah pompa dengan debit yang konstan beserta sebuah pompa
tambahan dengan debit yang dapat diatur,
c. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang diatur digunakan untuk
pengereman, pengaturan dan pengukuran.
Rangkaian yang Dikombinasikan :
a. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur untuk
pengisian,
b. Di dalam mana sebuah pompa dengan debit yang kosntan dan sebuah
pompa dengan debit yang diatur (sistem 3 pompa).
1.7.5. Banyaknya Pompa dan Motor
Instalasi hidraulik dapat dibagi lagi berdasrkan banyaknya pompa dan
motor yang ditempatkan dalam rangkaian.
1.
Instalasi dengan beberapa pompa dan satu motor misalnya :
a.
Rangkaian terbuka dengan sebuah pompa dengan debit yang dapat
diatur, yang berfungsi sebagai penambah bagi pompa dengan debit yang
konstan,
b.
Raingkaian tertutup dengan sebuah pompa dengan debit yang
konstan dan sebuh pompa dengan debit yang dapat diatur sebagai pompa
pengisi.
c.
Rangkaian tertutup dengan sebuah pompa yang debitnya konstan
dan sebuah pompa dengan debit yang dapat diatur utnuk pengereman dan
pengukuran.
d.
Rangkaian kombinasi dengan dua pompa, yang debitnya konstan
dan satu pompa dengan debit yang dapat diatur.
2.
Instalasi dengan beberapa hidromotor atau silinder kerja (pemindahanpemindahan torak), misalnya :
a.
Hubungan pararel dari beberapa silinder sehinga berbagai alat
dapat bekerja pada waktu yang bersamaan.
b.
Hubungan seri dari beberapa silinder sehingga berbagai alat akan
bekerja berurutan.
(b)
Gambar 1.7.7. Sistem hidraulik untuk gerakan berputar pada sebuah mesin
a. Skematis,
b. Dalam simbol-simbol tanpa pengaturan arah.
Semua ini atas dasar pengerjaannya yang dapat disesuaikan dengan katuarah 3/2 atau 4/3.
Sebuah balok katup pengendali dapat membuat sampai delapan katup yang
dihubungkan secara pararel melalui suatu jalan masuk dan keluar yang
digunakan bersama-sama (sampai 30 bar) dan dengan sebuah katup
penurun (lebih tinggi dari 30 bar). Katup ini dilayani (diperkuat) oleh
magnet arus bolak-balik. Pada umumnya katup-katup yang dilayani
dengna tangan merupakan katup-katup yang dapat berputar yang
ditempatkan pada panel-panel pelayanan.
b. Katup-katup pengendali pembantu : terutama sekali ditempatkan di depan
katup-katup penjalan yang bertekanan tinggi (sampai 30 bar), seringkali
dibuat menjadi satu.
c. Katup-katup pengatur tekanan,
d. Katup-katup pengatur aliran (katup-katup pencekik).
3.
Unsur-unsur penyetelan mata rantai penyetel) kesemua ini menjalankan
arus minyak yang berperan sebagai penggerak (selaku pembawa energi) dan
dengan demikian mempengaruhi siklus gerakakn dari unsur-unsur yang
menyusul kemudian.
Contoh-contoh : (lihat gambar 1.9.1. mata rantai penyetel).
a.
Katup-katup pengarah (lalu-lintas dua arah),
b.
Katup-katup satu-arah (lalu-lintas satu arah, misalnya, penutuppenutup, katup-katup satu arah, katup-katup satu-arah yang dapat disetel).
4.
Unsur-unsur pengerak (mata rantai penggerak) : Ke semua ini sekaku
penukar-penukar energi (atau pengubah-pengubah energi) untuk menyalurkan
energi yang tertumbuk ke dalam aliran minyak yang lewat sebagai energi
tekanan dan energi gerak.
Tapi bagi mereka yang menaruh perhatian terhadap teknik tindaklah cukup
untuk hanya mengenai hubungan-hubungan, simbol-simbol dan penggunaannya
yang tepat dari semua itu. Itulah sebabnya mengapa dalam buku ini tidak setiap
suku cadang, selain simbolnya dicantumkan pula secara sederhana gambar dari
konstruksi bersangkutan. Sebuah simbol bisa saja menjelaskan cara kerja dari
sesuatu, namun suatu pengertian yang lebih lengkap mengenai laju fungsi tidak
Gambar 1.9.3. Berbagai Simbol Untuk Pipa-Pipa
Simbol
Nama
Pipa induk (pemasuk dan pembuang)
Pipa pengendali atau pipa perintah (untuk
penyampaian tekanan kendali).
Pipa tambahan (minyak bocoran, pelepas udara
dan lain sebagainya).
Pipa darurat
Pipa lentur (selang, pipa ekspansi, spiral, dan
lain sebagainya) biasanya disambung pada
suku-suku candang yang dapat bergerak.
Pipa listrik
Titik-sambung
disekrup).
(misalnya
dilas,
disolder,
Simbol
a.
Keterangan
Pompa yang tidak
dapat diatur hidraulik
dengan pompa debit
pada setiap konstan
pada setiap putaran
dalam satu arah.
Simbol
f.
Pompa
hidraulik
dengan debit konstan
pada setiap putaran
dalam kedua arah.
b.
Hidromotor
dengan
pemakaian konstan pada
setiap putaran dengan dua
arah arus
Keterangan
Alat
hidraulik
dengan volume langkah
konstan, bekerja dalam
arah
satu
sebagai
pompa, dalam arah
yang
berlawanan
sebagai motor,
Alat
hidraulik
dengan volume langkah
yang
dapat
diatur
seperti pada f), tetapi
dengan anak panah
utnuk pengaturan.
d.
Jika suatu zat cair dalam arah mana pun menerima sebuah tekanan luar,
maka tekanan ini akan menyebar secara merata ke semua arah (hukum pascal).
Setiap zat cair yang berada dalam keadaan diam akan melakukan mutu tekanan
terhadap dinding yang mengelilinginya, yang dinamakan tekanan hidrostatik
(gambar 2.1.1.).
Tekanan dinding P yang ada dapat kita tentukan dengan rumus :
P = F/A;
2
Dimana p dalam N/m , jika gaya F dinyatakan dalam Newton dan ukuran luas
dalam m2. Tekanan adalah gaya spesifik, yaitu gaya persatuan luas untuk dapat
mengikuti perhitungan tekanan dengan lebih jelas lagi, kita dapat mengamati
sebuah bejana yang berdiri kokoh yang diisi dengan zat cair akan mengalami
pengempaan. Torak akan turun dalam bejana sampai zat cair dengan gaya yang
merata di dalam bejana melakukan tekanan terhadap torak. Perpindahan terhadap
torak..
Perpindahan torak hanya kecil saja, karena zat cair tersebut hampir tidak
dapat dikempa atau taktermampatkan. Dibawah ini dasar torak dicapai suatu
tekanan p, yang berdasarkjan hukum perambatan tekanan, diteruskan ke zat cair
dalam bejana menyebar secara merata ke semua arah. Tekanan ini menyebar ke
seluruh bidang dinding dan besarnya per satuan luas adalah sama, dengan syarat
bahwa bobot, sendiri dari zat cair bersangkutan dapat diabaikan. Tekan-balik dari
zat cair pada bidang-bawah torak yang terbagi rata.
Tekanan zat cair dan kemudian tekanan diding dapat kita hitung sebagai
beriktu :
P = F1/A
Dalam hal ini p adalah dalam N/m2 (atau N/cm2); F adalah gaya luar
(dalam N), yang melakukan penekanan, A adalah bidang tekan (= bidang torak)
dalam m2 (atau cm2). Karena tekanan tersebut didapat lewat pengempanan zat cair,
sebutan tekanan-kempa adalah memadai di sini.
Dalam menyatakan sebuah tekanan hendaknya diperhatikan apakah yang
dimaksud jumlah dari tekanan beban pbel dan tekanan udara po (tekanan atmosfer).
pabs = pbel + po
Tekanan-udara tidaklah konstan, namun untuk perhitungan biasanya ia
dapat diganti di sini oleh 1 bar (= 10 N/m 2 = 10 N/cm2). Pada prinsipnya dalam
teknik dan juga dalam hidraulika kita tidak melakukan penghitungan dengan
[N]
F1 A 1
F2 A 2
Dalam kedua kasus ini pengalihan gaya dan juga pengubahan gaya
mengikuti perbandingan bidang-bidang torak-pompa dan torak kerja yang bekrja,
jadi
A1 : A2 = F1 : F2
Dengan demikian di sini pun berlaku
F2 = F1 . A2/A1 [N]
Bilamana diameter torak (d1 dan d2) diketahui, maka kedua bidang torak dapat kita
hitung :
A1 = d 12 4 dan A2 = d 22 4
Karena : A1 : A2 = F1 : F2, maka berlaku pula
F1 : F2 = d 12 : d 22 = (d1/d2)2 dan dengan demikian
F2
= F1 (d2/d1)
Misalnya A1 = 1 cm2 dan A2 = 4 cm2. jika torak-tarik 1 (A1) dibebani
dengan F1 = 800 N, maka untuk mendapatkan keseimbangan torak-besar 2 (A2)
harus dibebani dengan sebuah gaya F2 :
F2 = F1 . A1 = 4.800 = 3200 N
Apabila beban F2 lebih kecil dari 3200 N, maka torak ini akan bergerak ke atas
(perpindahan s2).
Dari sini dengan jelas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa gaya, seteleh
dialihkan oleh zat cair akan meningkat sebanding dengan bilangan
perbandingan dari bidang-bidang torak yang dibebani (F 2 = F1 . A2/A1).
Dengan demikian andaikata diameter d2, sepuluh kali lebih besar dibanding
diameter d1 maka F2 adalah seratus kali lebih besar daripada F1. Jadi, dengan
sebuah peralatan seperti itu dapat diadakan mutu pengalihan gaya dan
pengubahan gaya yang cukup berarti.
Panjang langkah tersebut dari torak-pompa 1 dan torak-kerja 2 (langkah s1 dan s2),
berbanding terbalik dengan gaya F1= dan F2= dan dengan demikian berlakulah :
F1s1 = F2s2
pada suatu pengalihan gaya hidraulik (Gambar 2.1.5.) yang sederhana
dapat dikemukakan sebagai berikut : bila torak 1 dipindahkan dengan sebuah gaya
F1 sejauh suatu jarak (=langkah) s1, maka volume torak atau volume langkah V 1 =
s1A1 akan menjadi diperkecil atau didesak. Dengan demikian torak 2 akan pindah
atau tergeser sejauh jarak s2.
Karena volume langkah pada kedua torak (V1 dan V2) pada hakikatnya
telah sama (seandainya sifat dapat dikempa yang dimiliki zat cair kita abaikan),
akan kita peroleh dari
A1 . s1 = A2 . s2 dan
d 12
d 22
. s1 =
. S2 kesimpulan berikut :
4
4
s2/s1 = d 12 / d 22 = (d1/d2)2
Perbandingan pengalihan (i)
Perbandinga pegalihan I dari gaya-gaya (F1, F2) dan perpindahanperpindahan (s1. s2) dari sebuah sistem hidraulik (dinamakan juga sistem tuas
hidraulik) dengan demikian bersumber dari perbandingan luas bidang-bidang
torak (A2/A1) dan juga dari perbandingan-kuadrat diameter-diameter (d2/d1)2
i = F2/F2 = s1/s2 = A2/A1 = d 12 /
Dalam hal ini kita tidak memperhitungkan kehilangan-kehilangan yang
disebabkan oleh gesekan dalam zat cair dan oleh torak dan juga tidak kita
perhitungkan faktor kemampumampatan (tempat dimampatkan) zat cair
bersangkutan. Hal-hal ini merupakan penyebab menurunya gaya F2 dan dengan
demikian juga menurunya perbandingan pengalihan i (kesemua ini adalah lebih
kecil dari pada yang diperhitungkan).
Penurunan ini dinyatkaan dengan sebuah faktor (biasanya dinamakan
hasil guna atau efisiensi), yang selamanya lebih kecil dari 1. Berdasarkan
pengalaman hal tersebut berada sekitar 0,8 hingga 0,9.
Pada umumnya kempa hidraulik memanfaatkan pengalihan gaya hidraulik
(misalnya pada jembatan-jembatan angkat dan sekrup-sekrup angkat dengan air
atau minyak yang dikenakan penekanan (Gambar 2.1.6.).
Pada pengalihan dengan menggunakan tuas sebuah pompa zat cair, yang
merupakan bagian dari suatu alat angkat (Gambar 2.1.7.), seluruh panjang
langkah (sg) dari torak-kerja yang terdiri atas bagian-bagian dan langkah dengan
panjang s2 (masing-masing sama dengan satu langkah s1 dari pompa) dapat kita
hitung dari
sg = n. s2
Dengan demikian karena n = sg/s2 dan s2 = s1 d 12 d 22 , maka pada pompa
kempa untuk suatu pindahan sg torak-kerja harus membuat jumlah langkah
n = (sg/s1) . ( d 12 d 22 )
Contoh perhitungan :
Diberikan :
Sebuah tekanan zat cair p = 200 bar diameter torak-pompa d 1 = 25 mm,
panjang langkah dari tuas pompa pada tiap langkah-tuas h = 400 mm, ukuranukuran tuas dari pompa-tekanan-tangan a = 800 mm b = 40 mm.
Dibutuhkan :
Suatu gaya-angkat F2 sebesar 500.000 N pada panjang 100 mm (tinggi
angkatan jembatan) oleh silinder-kerja.
Ditanyakan :
Diameter silinder-kerja d2
Gaya terhadap torak-pompa F1 perbandingan-permindahan I langkah
Perbandingan-perbandingan i
Langkah torak-pompa s1
Banyaknya langkah-langkah pompa dan
Gaya yang diperlukan untuk tuas-pompa Fh
Pemecahan :
F2 = p( d 12 4 )
A2 = F2/p2
d 22 = 4 . 250/ d2
F1 = p . A1
= p . A2 jadi
= 500.000 [N]/2000 [N/cm2] = 250 cm2
= 17,8 cm
= 178 mm
2
= p( d 1 4 ) = 2000 ( 2,52/4)
= . 500. 6,25 = 9812,5 N
Perbandinga-pemindahan
= d22/d12
= 17,82/2,52
= 50,9 dibulatkan 51
Perbandingan s1/sh = b/(a + b) jadi,
Langkah pompa s1 = h . b/(a + b) = 40 x
= 160/84
= 1,905 cm = 19,05 mm
Banyaknya langkah pompa ini adalah
n = (sg/s1) . ( d 12 d 22 )
= i. sg/s1
= 50,9 . 100/19,05 = 267 langkah
Dari Fh . (a + b) = F1 .
kita peroleh gaya yang diperlukan untuk tuas pompa :
Fh = F1 b/(a+b) = 9812,5 . 4/(80+4)
= 39250/84 = 467 N.
2.1.2. Pengalihan (pegubahan) tekanan hidraulik
Pada pengalihan tekana hidraulik, yang dipersoalkan adalah suatu
peralatan, yag mana tekananya ditingkatkan (Gambar 2.1.8).
Di sini bagi yang terpenting adalah sepasang torak, yang dimaksud dengan
torak di ferensial, adalah terdiri atas sebuah torak datar dengan diameter
berukuran besar (d1), dan sebuah torak yang sngat panjang dan berdiametr kecil
(d2). Dalam silinder 1 yang berdiameter besar (d1) dipompa suatu zat cair pada
tekanan p1. dengan demikian pada torak ini bekerja gaya.
F1 A 1 p 1
2
d p1
4 1
[N]
Dengan gaya F1 ini, torak kecil yang berdiameter d2 ditekan ke dsalam
silinder 2. silinder ini pun diisi dengan zat cair dari silindfer 2 tidak akan masuk
ke dlam ruang-antara C yang hanya berisi udara. Ruang C dihubungkan melalui
lubang B dengna udara luar. Dalam silinder 2 timbul suatu tekanan oleh gaya pada
torak d2 :
P2 = F1/A2 = F1 ( . d 22 / 4)
[N/cm2)
Dari sini didapat :
d 12
d2
/ . 2 . p 1
P2 = .
[N/cm]
4
4
Atau
p2 = (d1/d2)2 . p1
[N/cm2]
Tekanan p2 ini disalurkan lebih lanjut lewat sebuah pipa pengalir. Maka
terjadilah suatu peningtakan tekanan yang cukup berarti. Tentu saja, karena
adanya kehilangan-kehilangan yang disebabkan oleh gesekan pada tutup-tutup
torak akan terjadi penurunan tekanan yang cukup besar, yang pada penghitunganpenghitungan melalui sebuah faktor pengurang (efisiensi mekanis atau efisiensi )
dapat dikurangi. Efisiensi selamanya lebih kecil daripada 1. maka rumusnya
adalah :
p2 = (d1/d2)2 . p1 .
[N/cm2]
Perhatikan :
a. Pada suatu pengalihan gaya hanya akan terdapat satu ruang yang diisi
dengna zat cair, yang dua tempat ditutup oleh sebuah torak yang dapat
bergerak (Gambar 2.1.4).
b. Pada suatu pengalihan tekanan terdapat dua ruangan yang diisi dengan zat
cair, yang dipisahkan satu sama lain oleh otrak diferensial (atau torak
pengalihan (Gambar 2.1.8.)
1 bar = 10 N/cm2
Cotoh perhitungan (kempa hidraulik dengan pengalih tekanan berdasarkan
Gambar 2.1.8) :
Diberikan :
Tekanan zat cair yang tersedia p1 : 2 bar,
Diameter torak d1
: 500 mm,
Diameter d2
: 80 mm,
Diameter d3
: 340mm.
Langkah dari torak kempa (d3)s2 = 150 mm, efisiensi dari pengalihan-tekanan 1 =
0,95, efisiensi kehilangan-kehilangan oleh gesekan 2 = 0,9.
Ditanyakan :
a. Tekanan p2 di dalam silinder-kempa (3) (dalam bar),
b. Gaya-tekan F pada torak d3,
c. Perpindahan torak diferensial (d1d2) : s1.
Pemecahan :
a. Tekanan dalam silinder 2 (dan dengan demikian juga dalam 3)
P2 = (d1/d2)2 . p1 . 1 = (50/8)2 . 2 . 0,95
= 742 N/cm2+
= 74,2 bar
b. Gaya-tekan F = p2 .
= 742 .
. d 32 . 2
. 342 . 0,9
c.
Apabila torak kempa (d3) harus pindah sejauh jarak s2, maka ke dalam
silinder kempa (3) harus dikempakan suatu volume zat cair sebesar
v=
. d 32 . s1 = A2 . s2.
4
Volume ini harus dikempa dari silinder (2) oleh tolak d2 dengan langkah s1,
dengan demikian V adalah juga sama dengan :
v=
. d 32 . s1 = A2 . s1.
4
Perhatikan kaidah dasar hidraulik ini : Gaya yang diperoleh akan hilang
lagi dikarenakan jarak dan waktu.
2.2.
Pada sautu aliarna yang stasioner (tetap di tempat) suatu zat cair,
kecepatan dan arah aliran dalam tiap titik dan pipa menunjukkan waktu yang
konstan. Bila debit aliran tetap sama, maka pada setiap penampang akan lewat
per satuan-waktu, jumlah (massa atau volume) zat cair yang sama atau :
Vm A = v1A1 = v2A2 . = Q konstan (ini adalah yang dinamakan persamaan
kontinuitas)
Dalam hal ini kita memperhitungkan sifat termampatkan yang dimiliki zat
cair.
2.3.
Jumlah keseluruhan tekann dari suatu zat cari yang mengalir adalah terdiri
dari atas :
1.
Tekanan setempat (atau tekanan bobot) yang sebanding dengan selisihketinggian di tempat pengukuran.
Ps = Q gh [N/m2]
Seandainya Q adalah kerapatan dari zat cair dalam kg/m 3, h ketinggian kolom zat
cair dalam m dan g perpecapatan gaya-berat (9,81m/s2).
Pada umumnya, karena selisih ketinggian antara berbagai kolom
zat cair dalam buah sistem hidraulik adalah kecil sekali, tekanan bobot
dapat kita abaikan.
2.
Dalam hal ini Q adalah kerapatan dalam kg/m 3, g adalah percepatan oleh
gaya-berat )=9,81 m/s2). N/m2 berarti Newton per m2.
3.
Tekanan dinamik Pdin (tekanan dorong) besarnya tekanan dinamik
terutama bergantung pada energi kinetik zat cair yang bersangkutan.
Pada suatu penggerak hidrostatik, kecepatan zat cair maksimum dalam
lubang-lubang kecil dan celah-celah biasanya adalah sebesar 20 m/s (hanya
dalam lubang-lubang pencekik saja yang lebih tinggi). Pada kecepatan ini,
energi kinetik dari zat cair bersangkutan adalah sangat kecil.
Secara teori, tekanan dinamik adalah
Pdin . v2/20 (N/m2 atau Pa).
Disini Q dinyatakan dalam kg/m3 dan v dalam m/s. Peran serta takana dinamik
dalam keseluruhan tekanan pada penggerak-penggerak hidrostatik biasanya
adalah kurang dari 2,5%, jadi
pdyn < 0,025 Ptotal
Dalam hal ini ketentuan v2 /2 kita abaikan (lihat pasal 2.4) dari sini kita
peroleh
Qth = 47,9A p (1/s)
ENERGI HIDRAULIK
Suatu tekanan p dapat juga diartikan sebagai energi ( W dalam Nm) per
satuan volume (V dalam m3) . (1 Nm/m3 = 1 n/m3). Maka dengan demikian
banyaknya energi dari bagian-bagian kecil zat yang mengalir terdiri atas :
a. Energi potensial Ws (energi dari tempat), yang sesuai dengan ketinggian h dari
tempat pengukuran dan juga tergantung dari massa jenis Q minyak
bersangkutan (pada minyak 0,87 kg/dm3).
Ws = g Q h v
Dikarenakan ketinggian yang tidak seberapa dari kolom-kolom zat cair pada
instalasi-instalasi hidraulika, biasanya hal di atas dapat kita abaikan.
b. Energi tekan atau energi statis Wst yang diperolehnya dari
Wst = V Ps
c.
Energi kinetik atau energi dinamika Wd yang diperoleh dari :
Wd = V Q v2/2
Bila kita pergunakan prinsip hukum energi pada suatu medium cairn (zat cair
bertekanan), maka akan kita peroleh hukum Bernouli. Hukum ini mengatakan
bahwa untuk volume-volume yang tetap dalam keadaan sama (aliran
stasioner) jumlah dari energi-energi yang berperan serta haruslah :
Ws + Wst + Wd = lkonstan
Atau VhQg + Vps + VQWv2/2 = konstan
Gambar 2.4.1. Ciri debit dari sebuah pompa hidrodinami. Putaran nz (%)
Jenis pompa-pompa ini dapat mengalirkan jumlah zat cair yang cukup
besar, tapi hanya pada suatu tekanan-lawan yang agak rendah saja. Dalam hal ini
debit yang dihasilkan terutama sekali bergantung pada tekanan-lawab tersebut.
Pompa-pompa hidrostatik akan menghasilkan zat cair yang lebih sedikit
pada suatu tekanan-lawan yang lebih besar. Debit pada pompa-pompa ini tidak
begitu tergantung dari tinggi-tekanan (tekan-lawan) banyak dibanding pada
pompa-pompa turbo. Di dalma hidraulik (terutama apabila menyangkut minyak)
hampir selalu hanya digunakan pompa-pompa yang bekerja berdasarkan prinsip
hidrostatik.
Sewaktu dimulai peralatan-peralatan, bagian-bagian dan pipa-pipa suatu
instalasi hidraulik, sebagian dari energi-tekanan Wst = Vps dan energi-kinetik Wd
= V v2/2 berubah, oleh gesekan, menjadi energi kalor.
c'
b'
v m d 1,274Q v m d Q
v
v.d
Keterangan :
Vm : Kecepatan rata-rata aliran dalam penampang tertentu sebuah pipa (m/s).
d
: Diameter dari pipa dalam m (diameter dalam).
Q
: debit (minyak) yang mengalir dalam m3/s.
v
: viskositas-kinematik dalam m2/s.
: visikositas-dinamik dalam Ns/m2.
Q
: massa jenis ataui kerapatan dlam kg/m3
b. Untukn pipa-pipa yang tidak bulat berlaku :
Re =
4v m r Q 4v m t 4Q
v
uv
Keterangan :
r
: jari-jari hidraulika dari penampang yang dialiri, r = A/U [untuk aliran
cincin yang berbentuk r = (r1 r2) /2]
A
: luas penampang arus yang berguna (dalam m2).
U
: keliling pipa (dalam m).
Praktek telah membuktikan bahwa pada hampir semua aliran. Bukan
kecepatan yang merupakan besaran penentu dan besaran yang merupakan besaran
penentu dan besaran yang dapat berubah-ubah melinkan bilangan Reynolds (Re).
Hal tersebut dianjurkan bagi penelitian-penelitian atas dasar keserupaan, untk
memperoleh gambaran-gambaran barang aliran. Bilangan Reynolds untuk suatu
fluida, yang mengalir dalam sebuah pipa bulat dengan diameter d (m) adalah :
a. Pada gas
Re = 35,3
v.Q
10 5 d
G
10 d
5
Gambr 2.7.1
Volume zat cair yang
mengalir pada kecepatan aliran yang
tetap konstan.
Gambar 2.7.3. Pipa dengan penampang yang berbeda-beda A1, A2, A3).
Bila penampang menjadi lebih besar maka kecepatan harus menjadi lebih
kecil. Dalam gambar 2.7.3. diperlihatkan sebuah pipa dengan penampang yang
berbeda-beda A1,A2, dan A3. pada setiap penampang terdapat suatu kecepatan
aliran yaitu v1, v2, dn v3.
Persamaan pokok yang penting ini menyatakan secara singkat hal berikut
Sekarang
persamaan
kontinuitas
dalam sebuah pipa,
kecepatan
aliran
adalah berbunyi
berbanding terbalik dengan
Q = Ajika
A2 vpenampang
1 v1 =
2 = A3v3
penampang. Misalnya
luas
pipa menjadi dua kali lebih besar,
maka kecepatan akan berkurang sampai
setengahnya. Dengan bantuan
persamjaan kontinuitas kita dapat menghitung kecepatan aliran dalam setiap tittik
dari pipa, asalkan semua penampang pipa dan kecepatan aliran dalam satu titik
kita ketahui :
A1/A2 = v2/v1 : A1/A3 = v3/v1
A2/A3 = v3/v2.
Contoh penghitungan :
Diberikan :
d1 : 100 mm, d2 = 150 mm, d3 = 130 mm :
v1 : 6,5 m/s
ditanyakan :
Q (dalam m3/s) , v2 dan v3 (dalam m/s).
Pemecahan :
Q
: A1 v1 = (/4). 0,12. 6,5 = 0,051 m3/S.
Q
: A1v1 = A2 v2 atau
1
d 2 . V1 = d 22 . V2
Dari sini didapat :
V2 = v1 . d 12 / d 22 = v1. (d1/d2)2
= 6,5 (0,1/0,15)2 = 2,89 m/s
Analog dengan ini :
V3
= v1 (d1/d3)2
Pipa-pipa hingga 63
hingga 160
hingga 320
pipa balik
pipa isap
Pada diameter pipa yang kecil (d1 < 10 mm) harus kita perhitungkan
bahwa suatu bagian yang relatif besar dari penampang yang aktif dapat menjadi
hilang karena pusaran lapisan batas di permukaan dnding pipa. Ini berarti bahwa
pada sebuah kasus seperti itu kecepatan aliran yang diizinkan adalah lebih kecil
daripada nilai-nilai yang dicantumkan di atas. Demikian pula, pada pipa-pipa yang
sangat panjang di mana terdapat banyak perubahan-arah, kecepatan aliran
hendaknya dipilih lebih rendah dibanding pada isntalasi-instalai yang pendek dan
lurus.
Komponen-komponen hidraulik tertentu mempunyai lubang-lubang
yang sangat pendek (panjang lubang adalah maksimal dua kali diameter
lubang). Di dalam lubang-lubang seperti itu kecepatan dapat dicapai dua
hingga lima kali nilai yang disebut di atas.
2.7.4. Distribusi Kecepatan
a. Pada Arus Laminar
Laju suatu aliran laminar memungkin sebuah pipa pengalir terisolasi di
dalam arus, ini adalah sebuah silinder khayalan yang dinding sampingnya
dibentuk oleh garis-garis aliran yang berbatas (Gambar 2.7.4). Kini kita dapat
meneliti bagaimana pipa mengalir ini berlaku secara fisis di dalam arus tersebut.
Dapat dinyatakan, bahwa unsur-unsur zat cair di permukaan dinding akan
menenpel padanya (v0). Semakin dekat pada bagian tengah pipa, kesemua itu akan
bergerak lebih cepat. Dengan demikian kecepatan ini akan maksimal di bagian
tengah (= sumbu) pipa (vmaks).
Untuk penelitian lebih lanjut kita bayangkan sebuah pipa dengan stu
diameter-dalam adaan stationer di dalam pipa pengalir, yang mempunyai jari-jari
x dan ukuran panjang 1 (atau L). pipa mengalir akan begerak dalam arah aliran
di bawah pengaruh selisih tekanan p ( = p1 p2).
Gaya yang disebabkan oleh gaya F (gaya tekan) adalah F = x2 p.
Resultan W dari gaya-gaya pipa pengalir, harus seimbang dengan gaya F ini. W
adalah gaya tekanan (F = W).
W diberikan oleh x2 . = 2/x . r Dari sini didapat jika r = . v/x
Dengan demikian :
p r 2
maks
1 4
Vmaks =
p r 2
1 4
Untuk sebuah tempat sembarang pada suatu jarak y dari sumbu pipa, kecepatan ini
akan menjadi :
vy =
atau
p 1
(r2 y2)
1 4
(Hukum Stokes)
hv g
(r2 y2)
L 4
Persamaan ini adalah persamaan sebuah parabola.
vy =
v = vmaks
r-x 1 7
/
r
. 5,75 long y
8
9
10
0,853 0,866
sedapat mungkin harus secepatnya hilang lagi. Masalahnya, gelembunggelembung udara pun dapat menyebabkan minyak cepat beroksidasi.
Semakin kecil permukaan zat cair yang bebas, semakin sedikit pula minyak
dapat menyerap udara. Dengan demikian penyerapan udara dapat dikurangi
dengan cara berikut :
a. Sambung-sambungan dalam pipa-pipa pengisap (dengan tekanan-vakum)
harus ditutup secara cermat,
b. Pipa-pipa pembalik ke reservor harus bermuara di bawah permukaan zat
cair.
c. Pipa-pipa hendaknya tidak akan terdapat gelembung-gelembung udara
(Kesemua ini dapat menimbulkan hentakan-hentakan terhadap
penggunaan-penggunaan minyak, meja-meja dan lain sebagainya).
16. Minyak termasuk tidak boleh menimbulkan kebakaran. Ini berarti bahwa titik
nyala dan titik menyala harus terletak setinggi mungkin.
17. Titik-beku minyak sebaliknya harus rendah. Hal ini terutama sekali penting
untuk sistem-sistem hidraulik yang harus bekerja dalam udara yang sangat
dingin. Karena itu dalam penerbangan digunakna rendah dari -600C. Kesemua
ini biasanya berupa campuran dari minyak-minyak mineral dengan gliserin,
spiritus dan minyak tanah murni.
18. Minyak termasud tidak boleh membahayakan kesehatan para petugas
pelayanan. Minyak kesehatan para petugas pelayanan. Minyak hidraulik yang
dapat memenuhi kesemua persyaratan ini memang belum dapat kita temukan.
Minyak-minyak mineral yang biasa digunakan dalam hidraulik adalah bahan
terbaik yang dapat dimanfaatkan. Kesemua ini dapat disesuaiakan untuk suatu
tujuan dengan diberi bahan tambahan (additive) tertentu.