'Dokumen - Tips Spinal C6089dc
'Dokumen - Tips Spinal C6089dc
P 27226011 105
P 27226011 108
P 27226011 114
P 27226011 118
P 27226011 119
DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................................................ i
A. Pengertian Spinal Cord Injury .........................................................
B.
C.
Diagnosis .........................................................................................
F.
Prognosis .........................................................................................
G. Komplikasi ......................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................
Cedera umum medula spinalis dapat dibagi menjadi komplet dan tidak komplet
berdasarkan ada/tidaknya fungsi yang dipertahankan di bawah lesi.Terdapat 5 sindrom utama
cedera medula spinalis inkomplet menurut American Spinal Cord Injury Association yaitu :
(1) Central Cord Syndrome,
(2) Anterior Cord Syndrome,
(3) Brown Sequard Syndrome,
(4) Cauda Equina Syndrome, dan
(5) Conus Medullaris Syndrome.
Lee menambahkan lagi sebuah sindrom inkomplet yang sangat jarang terjadi yaitu
Posterior Cord Syndrome.
Central Cord Syndrome (CCS) biasanya terjadi setelah cedera hiperekstensi. Sering
terjadi pada individu di usia pertengahan dengan spondilosis cervicalis. Predileksi lesi yang
paling sering adalah medula spinalis segmen servikal, terutama pada vertebra C4-C6.
Sebagian kasus tidak ditandai oleh adanya kerusakan tulang. Mekanisme terjadinya cedera
adalah akibat penjepitan medula spinalis oleh ligamentum flavum di posterior dan kompresi
osteofit atau material diskus dari anterior. Bagian medula spinalis yang paling rentan adalah
bagian dengan vaskularisasi yang paling banyak yaitu bagian sentral. Pada Central Cord
Syndrome, bagian yang paling menderita gaya trauma dapat mengalami nekrosis traumatika
yang permanen. Edema yang ditimbulkan dapat meluas sampai 1-2 segmen di bawah dan di
atas titik pusat cedera. Sebagian besar kasus Central Cord Syndrome menunjukkan
hipo/isointens pada T1 dan hiperintens pada T2, yang mengindikasikan adanya edema.
Gambaran khas Central Cord Syndrome adalah kelemahan yang lebih prominen pada
ekstremitas atas dibanding ektremitas bawah. Pemulihan fungsi ekstremitas bawah
biasanya lebih cepat, sementara pada ekstremitas atas (terutama tangan dan jari) sangat sering
dijumpai disabilitas neurologik permanent. Hal ini terutama disebabkan karena pusat cedera
paling sering adalah setinggi VC4-VC5 dengan kerusakan paling hebat di medula spinalis C6
dengan ciri LMN. Gambaran klinik dapat bervariasi, pada beberapa kasus dilaporkan
disabilitas permanen yang unilateral.
Nama Sindroma
Central cord syndrome
ekstremitas
atas
dan
Brown- Sequard
bawah
Anterior dan posterior Kehilangan
Syndrome
hemisection
ipsilateral
dari proprioseptiv
dan
fungsi
akan motorik.
menghasilkan
medulla
Anterior cord syndrome
spinalis
unilateral
Kerusakan
pada Kehilangan
funsgsi
dan
sensorik
medulla spinalis
cord Kerusakan
pada Kerusakan proprioseptiv
syndrome
Cauda
motor
juga
medulla spinalis
terganggu
equine Kerusakan pada saraf Kerusakan sensori dan
syndrome
lumbal
atau
sacral lumpuh
flaccid
pada
kontrol
berkemih
dan
defekasi.
Sedangkan secara lebih spesifik lagi, Holdsworth membuat klasifikasi Spinal Cord
Injury (SCI) sebagai berikut :
1. Cedera Fleksi
Cedera fleksi menyebabkan beban regangan pada ligamentum posterior, dan
selanjutnya dapat menimbulkan kompresi pada bagian anterior korpus vertebra dan
mengakibatkan wedge fracture (teardrop fracture). Cedera semacam ini dikategorikan
sebagai cedera yang stabil.
2. Cedera Fleksi-Rotasi
Beban fleksi-rotasi akan menimbulkan cedera pada ligamentum posterior dan kadang
juga terdapat pada prosesus artikularis, selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya dislokasi
fraktur rotasional yang dihubungkan dengan slice fracture korpus vertebra. Cedera ini
merupakan cedera yang paling tidak stabil.
3. Cedera Ekstensi
untuk
beberapa
minggu.
istirahat di tempat tidur sampai gejala-gejala akut menghilang. Direkomendasikan juga untuk
menggunakan brace atau jaket gips untuk menyokong vertebra yang dapat digunakan selama
3 atau 4 bulan. Jika ada keterlibatan neurologik, fragmen harus dipindahkan dari
kanalisneuralis. Pendekatan bisa dari anterior, lateral atau posterior. Stabilisasi dengan batang
kawat, plat atau graft tulang penting untuk mencegah ketidakstabilan setelah dekompresi.
7. Cedera Tidak Stabil Rotasi-Fleksi
Kombinasi dari fleksi dan rotasi dapat mengakibatkan fraktura dislokasi dengan
vertebra yang sangat tidak stabil. Karena cedera ini sangat tidak stabil, pasien harus ditangani
dengan hati-hati untuk melindungi medula spinalis dan radiks. Fraktura dislokasi ini paling
sering terjadi pada daerah transisional T10 sampai L1 dan berhubungan dengan insiden yang
tinggi dari gangguan neurologik. Setelah radiografik yang akurat didapatkan (terutama CTScan), dekompresi dengan memindahkan unsur yang tergeser dan stabilisasi spinal
menggunakan berbagai alat metalik diindikasikan.
8. Fraktura Potong
Vertebra dapat tergeser ke arah anteroposterior atau lateral akibat trauma parah.
Pedikel atau prosesus artikularis biasanya patah. Jika cedera terjadi pada daerah toraks,
mengakibatkan paraplegia lengkap. Meskipun fraktura ini sangat tidak stabil pada daerah
lumbal, jarang terjadi gangguan neurologi karena ruang bebas yang luas pada kanalis neuralis
lumbalis. Fraktura iniditangani seperti pada cedera fleksi-rotasi.
9. Cedera Fleksi-Rotasi
Change fracture terjadi akibat tenaga distraksi seperti pada cedera sabuk pengaman.
Terjadi pemisahan horizontal, dan fraktura biasanya tidak stabil. Stabilisasi bedah
direkomendasikan.
C. Anatomi Fisiologi Spinal Cord (Medula Spinalis)
Spinal Cord atau Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat.
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar
yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conus terminalis
serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat.
Terdapat 31 pasang syaraf spinal:
a.
e.
Otot
Saraf
Pleksus servikalis C1-C4
Mm. koli profundi (M.
Saraf servikalis
sternokleidomastoideus, M.
C1-C4
trapezius)
Mm. skaleni
C3-C5
I.
inspirasi
Saraf frenikus
Inspirasi
Diafragma
C3-C5
II.
Pleksus brakhialis C5-T1
Saraf torakalis anterior
lengan,
minor
C5-T1
Menurunkan bahu ke
dorsoventral
Saraf torakalis longus
Fiksasi skapula selama
M. seratus anterior
C5-C7
mengangkat lengan
Saraf skapularis dorsal
Elevasi dan aduksi
M. levator skapula,
Mm. rhomboidei
C4-C5
spinalis
Saraf supraskapularis
Mengangkat dan
M. supraspinatus,
C4-C6
M. infraspinatus
C4-C6
eksorotasi lengan,
Eksorotasi lengan pada
sendi bahu
Saraf torakalis dorsal
Endorotasi sendi bahu;
M. latissimus dorsi,
C5-C8
M. teres major,
dorsal;
menurunkan lengan
pleksus)
M. subskapularis
yang terangkat
Saraf aksilaris
Abduksi lengan ke garis
horizontal,
M. deltoideus
C5-C6
Eksorotasi lengan
M. teres minor
C4-C5
Saraf muskulokutaneus
M. biseps brakhii,
C5-C6
M. korakobrakhialis,
C5-C7
M. brakhialis
C5-C6
Saraf medianus
C5-C6
M. pronator teres
C5-C6
Fleksi tangan,
M. palmaris longus
C7-T1
M. fleksor digitorum
C7-T1
falangs tengah,
superfisialis
C6-C8
M. fleksor digitorum
C7-T1
profundus (radial)
M. abduktor polisis brevis
C7-T1
C7-T1
Oposisi metakarpal I
C6-C7
Saraf medianus
C8-T1
tangan,
jari tangan,
C8-T1
C7-T1
M. fleksor digitorum
C7-T1
pembengkokan ke arah
ulnar jari tangan,
Fleksi falangs proksimal
profundus (ulnar)
Aduksi metakarpal I,
M. aduktor polisis
C8-T1
M. abduktus digiti V
C8-T1
M. oponens digiti V
C7-T1
Saraf ulnaris
C7-T1
Pembengkokan falangs
C8-T1
proksimal, meregangkan
dan dorsalis
IV
metakarpofalangeal,
C6-C8
Fleksi siku,
ankoneus
C5-C6
M. brakhioradialis
C6-C8
Ekstensi falangs
M. ekstensor digitorum
C6-C8
Ekstensi falangs
M. ekstensor digiti V
C6-C8
proksimal jari V,
C6-C8
M. supinator
C5-C7
C6-C7
C7-C8
Abduksi metakarpal I:
ekstensi radial dari
tangan,
Ekstensi ibu jari tangan
M. ekstensor indisis
proprius
ibu jari,
C6-C8
Ekstensi falangs
proksimal jari II
Elevasi iga; ekspirasi;
N. toracis
kompresi abdomen;
anterofleksi dan
abdominalis
T1-L1
laterofleksi tubuh.
III.
M. iliopsoas
pinggul,
Fleksi dan endorotasi
L2-L3
M. sartorius
tungkai bawah,
Ekstensi tungkai bawah
L1-L3
L2-L4
M. quadriseps femoris
M. pektineus
L2-L3
M. aduktor longus
L2-L3
M. aduktor brevis
L2-L4
M. aduktor magnus
L3-L4
M. grasilis
L2-L4
M. obturator eksternus
L3-L4
paha
IV.
superior
paha,
minimus
L4-S1
L4-L5
M. piriformis
L5-S1
M. gluteus maksimus
L4-S2
pinggul,
M. obturator internus
L5-S1
Eksorotasi paha
Mm. gemeli
M. quadratus
L4-S1
Saraf skiatikus
M. biseps femoris
L4-S2
M. semitendinosus
L4-S1
M. semimembranosus
L4-S1
Saraf peronealis
M. tibialis anterior
profunda
kaki,
M. ekstensor digitorum
L4-L5
L4-S1
kaki,
M. ekstensor digitorum
L4-S1
brevis
L4-S1
L4-S1
Pengangkatan dan
Mm. peronei
superfisialis
L5-S1
Saraf tibialis
M. gastroknemius
dalam supinasi,
M. triseps surae
L5-S2
M. soleus
Supinasi dan fleksi
M. tibialis posterior
L4-L5
L5-S2
L5-S2
jari kaki,
S1-S3
S1-S3
sfingter
S2-S4
rectum
D. Gejala dan Penyebab Spinal Cord Injury
Cedera medula spinalis mempunyai gambaran klinik yang berbeda-beda tergantung
letak lesi dan luasnya, dan dapat bibedakan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Anterior cord syndrome, dengan gejala :
a. para / tetraplegia
b. dissociated sensory loss : gangguan rasa nyeri dan raba namun sensasi kinestesi tetap ada
2. Central cord syndrome, dengan gejala :