Anda di halaman 1dari 8

BAB III

BLOK SISTEM INSTRUMENTASI


3.1 Sistem dan Sub Sistem Instrumentasi
Sebuah sistem instrumentasi pada umumnya terdiri dari komponen penyusun
(subsistem), dimana setiap komponen penyusun tersebut dapat pula dipecah
sebagai subsistem baru yang terdiri dari komponen-komponen penyusun baru
tergantung dari sudut pandang keilmuan yang dimiliki oleh seorang
pengamat. Meskipun begitu, dalam melakukan pembagian sistem ke
subsistem harus memperhatikan kesatuan sudut pandang sesuai bidang yang
menjadi kesepakatan. Sebuah mistar ukur merupakan sistem instrumentasi
yang berguna untuk mengukur jarak. Komponen penyusun mistar tersebut
adalah batang pengaris dan goresan-goresan teratur dengan jarak tertentu
pada tepi batang ukur. Jika batang penggaris dipandang sebagai sistem maka
dengan menggunakan sudut pandang ilmu bahan, sistem batang penggaris
akan terdiri dari komponen-komponen unsur tertentu dengan karakteristik
tertentu pula. Namun pembagian-pembagian metode pandang ilmu bahan ini
menjadi tidak berguna, karena kita hanya melihatnya sebagai alat ukur saja.

Gambar 3.1 Mistar


Sebuah sistem instrumentasi merupakan satu kesatuan dari komponenkomponen yang memiliki pengaruh terhadap hasil akhir (output) dari sistem
tersebut setelah diukur. Sebuah komponen penyusun sistem bisa saja
memiliki pengaruh, namun peneliti dapat mengabaikannya dengan syarat jika
pengaruhnya terlalu kecil dan tidak banyak menghasilkan deviasi pada hasil
pengukuran.

29

Sistem instrumentasi secara umum terdiri dari sensor (sensing device),


pengkondisi sinyal (processing) dan output berupa display sebagai hasil
pengukuran berupa data analog atau digital terhadap media yang diukur.
Sistem instrumentasi tidak harus selalu berupa sistem yang memproses sinyal
elektrik, namun dapat berupa sistem mekanik, fluida, thermal, magnetik dan
sebagainya. Artinya tidak selalu mensyaratkan bahwa hasil akhir harus
terlihat pada media detektor yang mampu mengubah variabel fisik menjadi
elektrik, namun tampilan dapat berupa pergeseran (displacement), warna,
volume atau variabel lain yang mampu mewakili data ukur. Kebutuhan
terhadap sinyal elektrik dilakukan dengan tujuan agar varibel pengukuran
dapat ditampilkan melalui monitor, lcd atau media tampilan lainnya. Selain
itu tujuan penggunaan sinyal elektrik ini adalah
1.
2.
3.
4.

Penyimpan data sehingga mampu digunakan kembali bila diperlukan.


Data yang cukup banyak.
Data tidak dapat dicatat secara manual karena perubahan yang cepat.
Pengambilan data yang otomatis sehingga memudahkan pengamatan
untuk waktu yang lama.
5. Data dapat ditampilkan dalam format tabel, grafik, dan hasil
pengolahan digital lainnya sehingga mudah untuk dapat dianalisa dan
menarik kesimpulan.
Jika kebutuhan terhadap data pengukuran tidak seperti yang telah disebutkan
di atas (dalam arti hanya data yang sedikit dan dapat dicatat secara manual),
maka metode pengamatan langsung sudah memadai untuk dilakukan.
3.2 Diagram Blok Sistem Instrumentasi
Diagram blok menyatakan aliran kerja sistem, diagram blok dapat dibagi
menjadi:
1.
2.
3.
4.
5.

Diagram Blok Fisik.


Diagram Blok fungsional.
Diagram Blok Fungsi Alih.
Flow Chart.
Grafik Bond (Bond Graph).

3.2.1 Diagram Blok Fisik Sistem Instrumentasi


Blok diagram fungsional sistem fisik menyatakan urutan kerja dan fungsi dari
tiap komponen penyusun hingga akhirnya menunjukkan tampilan berupa
harga pengukuran (jika merupakan sistem instrumentasi pengukuran). Pada
contoh gambar berikut ini adalah sistem instrumentasi pengukuran timbangan
neraca pegas.

30

wadah

Skala

Batang gerigi

Jarum
penunjuk
Gear

pegas

Gambar 3.2 a. Neraca Pegas b. Skema Fisik sistem instrumentasi neraca


pegas
Gambar a adalah gambar sistem intrumentasi pengukuran yang digunakan
secara umum. Sedangkan gambar b adalah skema fisik yang terdapat
dibagian internal dari neraca pegas tersebut. Pada gambar b, setelah beban
diletakkan pada wadah penampung, maka beban akan menekan pegas dan
menggeser batang gerigi sehingga gear akan berputar menggerakkan jarum
penunjuk pada skala searah jarum jam. Diagram blok fisik sistem sesuai
penjelasan di atas terlihat pada gambar di bawah ini.

Batang gerigi
dan pegas

Beban

Jarum penunjuk
dan skala

Gear

Gambar 3.3 Blok diagram fisik sistem instrumentasi


Batang gerigi dan pegas

Beban

Elemen
transmisi sinyal

Batang gerigi

Elemen
konversi sinyal

Jarum penunjuk
dan skala

Gear

Elemen
konversi sinyal

Display

Gambar 3.4 Blok diagram fungsional sistem neraca pegas


Pada gambar skema sistem instrumentasi neraca pegas memperlihatkan
komponen penyusun dari sistem yang terdiri dari batang gerigi, pegas, gear,
jarum penunjuk dan skala. Masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Dalam
penyusunan blok fungsional sistem, terdapat beberapa fungsi dari masingmasing elemen yaitu:
a. Sensor dan /atau Transduser: Bagian ini adalah bagian yang langsung
bersinggungan dengan medium yang diukur. Bagian ini berfungsi untuk
merasakan (sense) adanya perubahan variabel fisik kemudian
menkonversinya kedalam varibel fisik lainnya untuk dapat diteruskan ke
bagian selanjutnya pada blok fungsional.
31

b. Elemen Pengirim Sinyal: bagian ini berfungsi mengirimkan sinyal


dari bagian sebelumnya ke bagian berikutnya tanpa mengubah satuan
dan besar dari varibel fisik tersebut.
c. Elemen Manipulasi Sinyal : komponen ini berfungsi untuk mengubah
besarnya sinyal tanpa mengubah satuan fisik dari sinyal dari blok
sebelumnya.
d. Elemen Konversi sinyal: bagian ini merupakan bagian yang
mengubah satuan variabel sinyal berikutnya yang berbeda dengan
variabel fisik sebelumnya.
e. Elemen Presentasi data (display): merupakan bagian yang berfungsi
menampilkan data pengukuran berupa skala atau angka-angka yang
dapat dibaca oleh pengguna atau operator.
Contoh lain dari diagram blok fungsional sistem adalah seperti pada tabung
bourdone berikut ini.

Gambar 3.5 Tabung Bourdon untuk mengukur tekanan cairan


Diagram blok fungsional sistem pada tabung bourdon

Gambar 3.6 Diagram blok fungsional pada tabung bourdon


3.4 Aturan Reduksi Penguatan Mason
Ditemukan oleh S. J. Mason (1953, 1956), Aturan mason berfungsi untuk
menyederhanakan blok-blok diagram sistem agar diperoleh hasil yang paling
ringkas dalam satu fungsi alih total. Metode ini sangat membantu ketika
jumlah simpul dan node cukup banyak walaupun aturan mason pun dapat
digunakan untuk blok diagram yang sangat sederhana sekalipun.
Rumus mason adalah sebagai berikut

32

Dimana
Mj

: Penguatan lintasan maju j.

: Determinan grafik = 1 - L1 + L2 - L3 + ...... + (-1)mLm

L1

: Jumlah penguatan setiap loop (tertutup)

L2

: Jumlah perkalian dari semua kombinasi penguatan 2 loop yang tak


bersentuhan satu sama lain (tak memiliki node bersama).

L3

: Jumlah perkalian dari semua kombinasi penguatan 3 loop yang tak


bersentuhan satu sama lain.

: Nilai bila bagian grafik tidak menyentuh lintasan maju ke k, atau


nilai _ sisa jika lintasan yang menghasilkan Mj dihilangkan.

Contoh
Sebuah kontrol lengan robot dengan multi aliran sinyal. Bagian input R(s)
dan output C(s).

Gambar diagram aliran sinyal pada lengan robot


Bagian 1 : M1 = G1 G2 G3 G4
2 : M2 = G5 G6 G7 G8
Sistem memiliki empat buah loop:

Loop L1 dan L2 tidak tersentuh oleh L3 dan L4, sehingga determinan adalah

kofaktor dari determinan sepanjang lintasan maju 1 dievaluasi dengan


membuang loop yang disentuh oleh lintasan maju 1. Sehingga kita
memperoleh:

Sama halnya dengan lintasan maju 2


33

Bila dimasukkan ke dalam rumus mason maka akan kita peroleh

Contoh 2
Sebuah diagram blok sistem berikut ini:

Gambar Diagram blok sistem


Maka kita dapat menggunakan persamaan mason untuk menyederhanakan
sistem tersebut:
Lintasan Maju
Lintasan maju 1, M1 = G1G2G3
Lintasan maju 2, M2 = G4
Umpan balik
Loop 1 , L1= -G1G2H1
Loop 2, L2 = -G2G3H2
Loop 3, L3 = -G1G2G3H3
Loop 4, L4 = -G4 H3
Loop 5, L5 = G4H2G2H1
Determinasi
Pada M1 , 1
Pada M2 , 1
Karena tidak ada Loop yang tidak bersentuhan maka

34

Solusi akhir dari persamaan mason adalah

TUGAS
Lakukan analisis mengenai cara kerja alat dan buatlah diagram blok fungsional
sistem pada sistem instrumentasi berikut:
1.

4.

2.

5.

3.
6.
35

7.

30

Anda mungkin juga menyukai