Pengaturan Kecepatan Motor Induksi DG Variasi Tegangan Dan Frekuensi Berbasis Mikrokontroller PDF
Pengaturan Kecepatan Motor Induksi DG Variasi Tegangan Dan Frekuensi Berbasis Mikrokontroller PDF
Abstrak
Sekarang ini motor induksi tiga fasa lebih banyak digunakan oleh industri besar maupun industri kecil daripada
motor jenis lain. Hal ini dimungkinkan karena motor induksi tiga fasa ini memilki keunggulan dalam segi teknis dan ekonomis.
Namun demikian terdapat suatu kelemahan mendasar dari motor induksi tiga fasa yaitu kesulitan dalam pengaturan
kecepatan. Secara umum pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengubah
jumlah kutub motor dan mengubah frekuensi suplai motor. Selain itu pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa juga bisa
dilakukan dengan mengatur tegangan suplai. Pengaturan kecepatan dengan mengatur jumlah kutub sulit dilakukan karena
konstruksi fisik motor akan sangat besar dan jangkauan pengaturannya terbatas. Sedangkan pengaturan kecepatan dengan
mengatur frekuensi dan tegangan suplai dapat diperoleh jangkauan pengaturan yang lebar tanpa merubah kontruksi fisik
motor.
Pada tugas akhir ini dibuat suatu alat pengatur kecepatan motor induksi tiga fasa dengan cara mengatur tegangan
dan frekuensi sumber menggunakan dc chopper penurun tegangan (buck converter) dan inverter. Dc chopper ini dibuat
dengan menggunakan 1 buah MOSFET sebagai komponen pensaklarannya sedangkan Inverter tiga fasa menggunakan 6
buah MOSFET dimana untuk mengatur pemicuan MOSFET dipergunakan mikrokontroler AT89S51/52. Alat ini dibuat
dengan sistem open loop dengan beban sebuah motor induksi tiga fasa tipe rotor sangkar tupai. Untuk mengetahui kecepatan
putar motor, terdapat suatu alat pengukur kecepatan putar (tachometer) berbasis mikrokontroler AT89S51 yang terpasang
terpisah dari sistem utama.
Alat yang dibuat pada tugas akhir ini dapat digunakan untuk mengatur tegangan DC masukan sebesar 320 V dengan
duty cycle antara 0,4 sampai 0,65 dengan range 0,05 menggunakan dc chopper penurun tegangan (buck converter) dan
mengatur frekuensi berkisar antara 40 Hz sampai 55 Hz dengan range 5 Hz dengan metode yang digunakan untuk pemicuan
inverter adalah metode SPWM (Sinusoidal Pulse Width Modulation).ang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan
gelombang sinus pada beban motor induksi tiga fasa 1 HP.
Kata kunci: dc chopper, inverter, SPWM, motor induksi, mikrokontroller, MOSFET.
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini dunia industri banyak menggunakan
motor induksi tiga fasa untuk proses produksi karena
kehandalan dan kemudahannya. Namun demikian terdapat
kelemahan motor induksi tiga fasa yaitu sulit dalam hal
pengaturan kecepatan jika dibandingkan motor jenis lain
seperti motor DC, dimana pengaturan kecepatannya cukup
dilakukan dengan mengatur tegangan sumber DCnya saja.
Padahal dalam proses produksi di sebuah industri sekarang ini
sangat dibutuhkan kecepatan putar yang dapat diatur sesuai
keperluan.
Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengatur kecepatan motor induksi tiga fasa
dengan pengaturan frekuensi maupun pengaturan tegangan.
Pada tugas akhir sebelumnya telah dibuat pengaturan
kecepatan dengan menggunakan inverter. Selain itu, ada juga
tugas akhir yang menggunakan AC-AC konverter untuk
mengatur kecepatan motor dengan mengubah tegangan
masukan. Untuk menyempurnakan pengaturan kecepatan
motor maka dibuat alat yang menggabungkan keduanya.
Karena masukan inverter membutuhkan tegangan DC maka
untuk mengatur tegangan tidak dapat menggunakan AC-AC
konverter tapi menggunakan DC-DC konverter yaitu DC
Chopper yang bisa mengatur tegangan masukan DC untuk
inverter, sehingga bila tegangan DC masukan inverter
berubah maka amplitudo yang dihasilakn oleh inverter
berubah dan otomatis tegangan yang dihasilkan oleh inverter
juga berubah. Sedangkan inverter sendiri sebagai konverter
DC-AC dapat menghasilkan frekuensi yang bisa diatur.
h. Tidak
ns =
60 f
....................................................(1)
p
2.1.2
2.1.3
Keterangan:
f =
Frekuensi jala-jala (Hz)
P =
Jumlah pasang kutup
Medan stator tersebut akan memotong batang konduktor
pada rotor, Akibatnya pada kumparan rotor akan timbul GGL
induksi. Untuk memperoleh tegangan induksi, diperlukan
adanya slip yaitu (perbedaan kecepatan relative antara
kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar
rotor (nr)).
Gambar 3 karakteristik torsi-kecepatan dengan pengaturan tegangan
2.1.1
Pengaturan tegangan pada motor induksi
dan frekuensi[7]
Jika tegangan masukan diturunkan menjadi sebesar
2.2
DC
Chopper
Buck
Converter[15]
bVs dengan b 1, hal itu akan berpengaruh terhadap Torsi
Buck Converter atau sering juga disebut dengan step
motor induksi tiga fasa yang dituliskan dalam persamaan
[7]
down
converter
ini merupakan suatu peralatan pengkonversi
berikut ini :
daya yang mengubah DC ke DC dimana menghasilkan
'
3R 2 bVs
magnitudo keluaran yang berbeda (lebih kecil atau mendekati
Td =
..................... (2)
2
'
magnitudo masukannya). Buck converter ini memiliki
R2
keistimewaan yaitu kesederhanaan pada rangkaian dan
+ X 2 eq
s s R1 +
s
memiliki efisiensi yang tinggi. Rangkaian Buck Converter ini
2.4 MOSFET
MOSFET merupakan singkatan dari Metal Oxide
Semiconductor
Field
Effect
Transistor
yang
merepresentasikan bahan-bahan penyusunnya yang terdiri
dari logam, oksida dan semikonduktor. Terdapat 2 jenis
MOSFET yaitu tipe NPN atau N channel dan PNP atau biasa
disebut P channel. Pada tugas akhir ini digunakan mosfet
IRFP460 (arus max = 20A, Tegangan max = 500 V)
3.2.3
Program Tacometer
Tachometer bekerja dengan cara menghitung jumlah
pulsa pada selang waktu tertentu dan kemudian
menampilkannya dalam sevensegment. Pulsa-pulsa dikirim
oleh perangkat sensor yang ditunjukkan pada gambar 12 di
bawah ini
3.2.2
Program Pemicuan Inverter 3 Fasa
Program pemicuan inverter 3 fasa yang diisikan ke
mikrokontroller 2 ini berfungsi untuk mengatur frekuensi
pada inverter 3 fasa lengkap dengan tampilan seven segment.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart di bawah ini
1340
Kecepatan (rpm)
1330
1320
Beban
0
1310
1300
Beban
1
1290
1280
Beban
2
1270
1260
1250
0,40
0,45
0,50
0,55
Duty Cycle
0,60
0,65
(a)
(b)
Gambar 14 a. Tegangan picuan duty cycle 50%
b. Tegangan keluaran buck converter duty cycle 50%
Kecepatan (rpm)
1500
1450
1400
1350
1300
1250
1200
1150
1100
1050
1000
Beban
0
Beban
1
Beban
2
40
45
50
55
Frekuensi (Hz)
220,0
Pada Motor
Tanpa
Beban
200,0
Pada Motor
Beban 1
180,0
160,0
Pada Motor
Beban 2
140,0
Output
Perhitungan
120,0
100,0
0,35
0,45
0,55
Duty Cycle
0,65
(a)
(b)
Gambar 16 a. Tegangan antar fasa inverter frekuensi 50 Hz
b. Arus inverter frekuensi 50 Hz
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan pada tugas akhir ini, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat pengatur kecepatan motor induksi yang telah dibuat
dapat digunakan untuk pengaturan kecepatan dari 1066
sampai 1452 rpm.
2. Kombinasi DC Chopper Buck Converter dan inverter
dapat digunakan untuk pengaturan kecepatan motor
dengan variasi tegangan dan frekuensi.
3. Kenaikan tegangan dengan duty cycle 0,05 pada frekuensi
tetap akan menaikkan kecepatan motor mulai dari 2 6
rpm.
4. Kenaikan frekuensi sebesar 5 Hz pada tegangan tetap
akan menaikkan kecepatan motor dari 104 124 rpm.
5. Dengan naiknya tegangan suplai pada motor maka torsi
yang dihasilkan motor akan semakin meningkat.
6. Dengan naiknya frekuensi tegangan suplai pada motor
maka torsi yang dihasilkan motor akan semakin turun dan
arus juga akan semakin kecil karena reaktansi Xeq
semakin membesar.
5.2 Saran
Untuk keperluan pengembangan tugas akhir ini, maka
dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan variasi tegangan masukan DC pada
inverter dapat menggunakan jenis-jenis DC Chopper
lainnya seperti Bost Converter, Buck-Bost Converter,
Cuck converter dan sebagainya, sehingga hasil variasi
tegangan DC bisa lebih baik.
2. Untuk kesempurnaan alat sebagai pengaturan kecepatan
motor induksi tiga fasa bisa ditambahkan peralatan soft
starting serta dinamic breaking.
Baskara Internalis
Mahasiswa tingkat akhir Teknik Elektro
Universitas
Diponegoro
dengan
konsentrasi Sistem Tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II