Anak
Rio ramadhona
102011446
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : Rioramadhona@yahoo.com
Pendahuluan
Demam merupakan suatu keadaan dimana suhu badan seseorang
melebihi 37 C yang disebabkan oleh beberapa faktor. Demam sendiri
terklasifikasikan menjadi beberapa diantara nya adalah demam tifoid,
demam berdarah dengue, malaria, dan lain lain. Demam berdarah dengue
sendiri merupakan penyakit menular yang biasanya menyerang anakanak. Penyakit DBD mempunyai perjalan yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan
yang terlambat.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk megetahui
mengenai demam berdarah dengue, demam tifoid, demam cikunguya dan
campak, serta meliputi gejala klinis, pemeriksaan, penyebab, penyebaran,
perjalanan penyakit dan penatalaksaannya.
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang
dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien
atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong
pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan dengan
cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasardasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta
bertolak
dari
masalah
yang
dikeluhkan
oleh
pasien.
Berdasarkan
diperlukan
untuk
menegakkan
diagnosis,
sedangkan
akurat
Normal
Makna
Tekanan darah
Frekuensi
n
100/70
24
120/80
14-20
Hipotensi
Tidak normal
pernapasan
Frekuensi nadi
kali/menit
110
kali/menit
80-100
Cepat
Suhu Tubuh
kali/menit
39 C
kali/menit
37 C
Panas
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk melengkapi anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendekatkan
ke arah diagnosis penyakit demam berdarah ialah pemeriksaan kadar
hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit serta hapusan darah tepi untuk
melihat gambaran limfosit serta untuk menghitung jumlah leukosit. 3
Selain pemeriksaan darah juga dapat dilakukan pemeriksaan serologis.
Deteksi pastinya ialah menggunakan teknik deteksi antigen virus RNA
dengue menggunakan teknik PCR, namun teknik ini cukup rumit. Teknik
3
lain yang dapat digunakan ialah mendeteksi antobodi total, IgG maupun
IgM. Selain pemeriksaan darah, dapat pula dilakukan rontgen untuk
melihat adanya kemungkinan dilatasi pada pembuluh darah paru, efusi
pleura, kardiomegali, serta efusi perikard. Cairan dalam rongga peritonium
yang timbul sebagai akibat bocornya plasma juga dapat dilihat dengan
menggunakan USG.2
1. Uji Tourniquet
Uji ini merupakan manisfestasi pendarahan kulit paling ringan dan
dapat dinilai sebagai uji presumtif oleh karena uji ini positif pada harihari pertama demam.Di daerah endemis DBD, uji tourniquet dilakukan
kepada yang menderita demam lebih dari 2 hari tanpa alasan yang
jelas.Pemeriksaan ini harus dilakukan sesuai standar yang ditetapkan
oleh WHO.Pemeriksaan dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan
tekanan darah pasien. Selanjutnya diberikan tekanan antara sistolik
dan diastolic pada alat pengukur yang diletakan dilengan atas siku,
tekanan ini diusahakan menetap selama percobaan. Setelah dilakukan
tekanan selama 5 menit, perhatikan timbulnya petekie di bagain volar
lengan bawah.Uji dinyatakan positif apabila pada satu inci persegi
didapatkan 10 atau lebih petekie (WHO1997).Pada DBD uji ini
biasanya menunjukan hasil positif.Namun dapat berhasil negative atau
positif lemah pada keadaan syok.
Uji tourniquet dilakukan sebagai berikut:
1. Periksa tekanan darah pasien
2. Berikan tekanan di antara sistolik dan diastolik pada alat pengukur
yang dipasang pada lengan di atas siku; tekanan ini diusahakan
menetap selama
percobaan.
3. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit perhatikan timbulnya
petekiae di
kulit lengan bawah bagian medial pada sepertiga bagian proksimal.
4. Uji dinyatakan positif bila pada satu inci persegi (2,8 x 2,8 cm)
didapat lebih
dari 20 petekiae.
4
1. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah, meliputi :
o Pemeriksaan hematokrit
o Leukosit
o Trombosit
2. Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan yang dilakukan bisa meliputi uji HI, uji pengikatan
komplemen, uji neutralisasi, uji Mac. Elisa dan uji IgG Elisa Indirek. Dari
kelima jenis, uji HI (hemagglutination inhibition test) merupakan uji
serologi yang paling banyak dipakai secara rutin karena lebih
sederhana, mudah, murah serta sensitif. Antibodi HI ini dapat berada
dalam kurun waktu yang sangat lama hingga lebih dari 50 tahun
begitu seseorang mendapatkan infeksi demam berdarah.3
Antibodi ini timbal pada kadar yang terdeteksi yaitu titer 10 pada hari
kelima hingga hari keenam dari jalannya penyakit. Kadarnya akan
meningkat bila demam berdarah terus berlanjut (dapat mencapai 640
pada infeksi primer dan 10240 pada infeksi sekunder).
Pada infeksi akut, kadar titer yang mencapai 1280 dapat mengarahkan
diagnosis pada dugaan adanya infeksi baru. Titer HI yang tinggi ini
5
plasma
dapat
diamati
melalui
radiologi.
Dengan
Pemeriksaan
14 gr / ml darah
Normal
13-16 gr
HT
Leukosit
Trombosit
42%
3000
90.000
darah ()
40-48 % ()
5000-10.000
150.000-450.000
Makna
ml Normal
Normal
Leukopenia
Trombopenia
Working Diagnosis
Demam Berdarah Dengue
DD/DB
Derajat
DD
Gejala
Demam
Laboratorium
disertai
atau
lebih Leukopenia
Trombositopenia,
tidak
ditemukan
bukti
kebocoran
plasma
DBD
Gejala
di
atas
bendung positif
ditambah
uji Trombositopenia
(<100.000/l),
bukti
ada
kebocoran
plasma
7
DBD
II
Gejala
di
atas
ditambah Trombositopenia
perdarahan spontan
(<100.000/l),
bukti
ada
kebocoran
plasma
DBD
III
bukti
ada
kebocoran
plasma
DBD
IV
Syok
berat
tekanan darah
terukur
disertai
dan
dengan Trombositopenia
nadi
tidak (<100.000/l),
bukti
ada
kebocoran
plasma
DBD derajat III dan IV juga disebut sindrom syok dengue (SSD)
Berdasarkan skenario yang ada, disimpulakan bahwa pasien menderita
DBD derajat II.
Differential Diagnosis
1 Malaria
Malaria mempunyai gambaran karateristik demam periodic, anemia
dan splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing
plasmodium. Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya
demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit belakang,
merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan
anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang-kadang dingin.5
Gejala yang klasik yaitu terjadinya Trias Malaria secara berurutan:
periode dingin (15-60 menit): mulai menggigil, diikuti dengan periode
panas: penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap
8
berselaput,
hepatomegali,
splenomegali,
meteroismus,
mual,
muntah,
nyeri
abdomen,
sakit
tenggorokan,
suportif
untuk
demam
dan
nyeri
(analgesik
dan
antikonvulsan).5
DBD
Malaria
Tifoid
Chikunguny
9
a
Demam
tinggi
Trias
tiba- (dingin-panas-
tiba
berkeringat)
bertahap
tiba (>40oC)
(terutama
sore/malam hari)
Nyeri otot
Nyeri otot
Nyeri otot
Nyeri sendi
Pusing
Pusing
Pusing
Limfadenopa
Trombositope
Splenomegali
Trombositopenia
ti
Sakit kepala
nia
Peningkatan
ikterus
LED meningkat
Sakit
Hematokrit
tenggorokan
Peningkatan
nyeri sendi
Diare
Insomnia
Hb
Leukositopen
Anemia
Leukositopenia/nor
Ruam
mal/
petechiae
ia
Torniquet test Blood
leukositosis
smears Widal Test
Isolasi
virus
dan serologi
(PCR,ELISA)
Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.
Terdapat empat serotipe virus, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam
berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN10
dengan
Flavivirus
lain
seperti
Yellow
fever,
Japanese
Epidemiologi
Demam berdarah dengue banyak terjadi pada daerah endemik di
Asia tropik, dimana pada daerah tersebut suhu panas dan banyak
ditemukan penyimpanan air di rumah sehhingga menyebabkan populasi
dari nyamuk Aedes aegypti besar dan permanen. (nelson)
Peningkatan
kasus
setiap
tahunnya
berkaitan
dengan
sanitasi
Patofisiologi
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai DD.
Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang
berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bila
seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi
berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus
regional
dan
menyebar
ke
jaringan
lain,
terutama
ke
system
akan
mengaktivasi
system
komplemen
yang
berakibat
akan
ADP,
trombosit
melepaskan
vasoaktif
yang
bersifat
dapat
menimbulkan
vaskulopati,
trombositopeni
dan
12
Tirah baring
Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi 1,5 2 liter
dalam 24 jam ( susu, air dengan gula, atau sirup) atau air tawar
ditambah garam.
Medikamentosa yang bersifat simtomatis.Untuk hiperereksia
dapat diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen,eukinin,
atau dipiron dan jangan diberikan asetosal karena bahaya
pendarahan
antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
sekunder
Prognosis
Kematian dikarenakan kasus DBD telah terjadi pada 40-50%
penderita disertai syok, tetapi dengan diberlakukannya perawatan intensif
yang cukup maka angka kematian akan kurang dari 2%.8
Pencegahan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian
vaksin dengue tipe 1,2,3 dan 4. Selain itu pencegahan lain yang dapat
dilakukan per seorangan yaitu dengan menghndari gigitan nyamuk
menggunakan insektisida, penolak nyamukk, penutup tubuh dengan
pakaian, dan pemakaian kelambu serta melakukan penghancuran pada
tempat-tempat pembiakan nyamuk Aedes Aegypti.8
13
Karbamat
Pemberantasan jentik A. aegypti yang yang dikenal dengan istilah
14
menjadi
tampungan
air
sementara
seperti
kaleng,
ban,
dan
15
Health
Organization.
Dengue:
guidelines
for
diagnosis,
16