KELOMPOK 3
MODUL 4. TUBERKULOSIS
Tutor :
7/16/16
SKENARIO 4 : PMO
Ibu Salma, berusia 56 tahun datang ke puskesmas Dewantara
dengan keluhan batuk berdarah. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang
lalu, keluhan disertai dengan demam pada malam hari serta sering
berkeringat. Ibu Salma mengaku sudah 3 bulan ini menderita batuk
yang tidak kunjung sembuh. Awalnya batuk berdahak dengan warna
kuning kehijauan tidak disertai darah, ia merasa nafsu makannya
berkurang dan BB turun selama 3 bulan ini. Pada pemeriksaan
auskultasi paru kiri atas terdengan amphoric sound, pada pemeriksaan
sputum ditemukan BTA (+).
Dari anamnesis lebih lanjut didapat bahwa 2 tahun lalu bu Salma
menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan untuk penyakit batuknya,
tetapi setelah 3 bulan pengobatan, ia menghentikan pengobatannya
karena sudah merasa sembuh. Dokter merencanakan harus ada PMO
untuk ibu Salma supaya program penanggulangan TB nasional dan
Internasional tercapai serta menghindari terjadinya komplikasi. Dokter
juga akan melihat kondisi ibu Salma lebih lanjut, apakah perlu rujukan
ke rumah sakit Cut Meutia untuk pemeriksaan penunjang. Kemudian
anak ibu Salma juga diperiksa dan ditemukan 3 benjolan berdiameter
masing-masing 1 cm di daerah supraklavikula dextra, tidak nyeri dan
mobile.
7/16/16
Bagaimana kondisi yang dialami ibu Salma dan anaknya?
membasmi
PMO
Seseorang yang mendampingi dan mengawasi
pasien TB
dalam menelan obat.
7/16/16
10
11
7/16/16
12
7/16/16
13
JUMP 4. SKEMA
7/16/16
14
15
LO 1
TB Paru
( Dewasa & Anak-anak)
7/16/16
16
Definisi
Definisi dan etiologi
7/16/16
18
7/16/16
19
P
E
N
Y
E
B
A
R
A
N
7/16/16
20
7/16/16
21
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
7/16/16
23
7/16/16
24
7/16/16
25
: LED
:ulang
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Foto thoraks PA dengan atau tanpa foto lateral
7/16/16
27
TATALAKSANA TB
terbagi menjadi 2 fase dengan lama pengobatan selama 6-8 bulan.
7/16/16
28
Diberikan kepada:
a. Penderita baru TBC paru
BTA positif.
b. Penderita TBC ekstra paru
(TBC di luar paru-paru) berat
3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
7/16/16
Diberikan kepada :
a. Penderita kambuh.
b. Penderita gagal terapi.
c. Penderita dengan
pengobatan setelah lalai
minum obat.
4. Kategori 4: RHZES
30
7/16/16
31
E
f
e
k
s
a
m
p
i
n
g
7/16/16
32
7/16/16
33
7/16/16
34
anak
7/16/16
36
Catatan :
Bila BB 33 kg dosis sesuai tabel yangsebelumnya.
Bila BB < 5 kgsebaiknya dirujuk ke RS.
Obat harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah)
LO 2
Penatalaksanaan TB
1. Farmakologi TB Khusus dan
MDR
2. Non Farmako
( Starnas,Internas & PMO)
7/16/16
38
Farmakologi Pada
Keadaan Khusus
7/16/16
39
TB MILIER
Rawat inap
Paduan obat: 2 RHZE/ 4 RH
Pada keadaan khusus (sakit berat), tergantung keadaan klinik,
radiologik dan evaluasi pengobatan , maka pengobatan lanjutan
dapat diperpanjang sampai dengan 7 bulan 2RHZE/ 7 RH
Pemberian kortikosteroid tidak rutin, hanya diberikan pada
keadaan
- Tanda / gejala meningitis
- Sesak napas
- Tanda / gejala toksik
- Demam tinggi
Kortikosteroid: prednison 30-40 mg/hari, dosis diturunkan 5-10
mg setiap 5-7 hari, lama pemberian 4 - 6 minggu.
PLEURITIS EKSUDATIVA TB
(EFUSI PLEURA TB)
Paduan obat: 2RHZE/4RH.
Evakuasi cairan, dikeluarkan seoptimal
mungkin, sesuai keadaan penderita dan
berikan kortikosteroid
Dosis steroid : prednison 30-40 mg/hari,
diturunkan 5-10 mg setiap 5-7 hari,
pemberian selama 3-4 minggu.
Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB
dengan lesi luas dan DM. Ulangan evakuasi
cairan bila diperlukan
43
7/16/16
44
MDR
Multi drug resistant TB (MDR TB)
didefinisikan sebagai resistensi terhadap
dua agen anti-TB lini pertama yang paling
poten yaitu isoniazide (INH) dan rifampisin.
PMO
7/16/16
54
Tujuan PMO
1)
2)
3)
4)
LO 3
Tb ekstra
paru
7/16/16
60
definisi
Di bagi 2
Tb
Limfadenitis tb
definisi
Gejala klinis
patogenesis
diagnosis
SOURCE
Pedoman-nasional-pelayanankedokteran-tata-laksana-tuberkulosis.
Jurnal TB Indonesia. PPTI Maret 2012
vol. 8
Konsensus TB
scribd
7/16/16
67
TERIMA KASIH
7/16/16
68