Anda di halaman 1dari 5

SI-4231 BANGUNAN AIR

TUGAS KE-I

Dosen:
Agung Wiyono Hadi Soeharno

Oleh:
Syahesti Intan Fitriani 15013159

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2016

Marina Barrage
Belajar bisa dari siapa saja, bahkan dari seorang anak kecil sekalipun.
Kalimat ini rupanya sangat sesuai dengan negara Singapura. Luasnya yang
hanya sekitar 718,3 km2 memang tak seberapa jika dibandingkan dengan
Indonesia, bahkan ia lebih kecil dari kota Jakarta yang seluas 740,3 km 2.
Walaupun badannya kecil, Singapura sanggup menjadi pusat keuangan terdepan
keempat di dunia dan beberapa penghargaan lainnya. Sebuah contoh yang
seharusnya dapat memotivasi Indonesia untuk membangun peradaban yang
lebih baik.
Mengapa ada Marina Barrage? (non-teknis)
Sejak resmi terlepas dari Federasi Malaysia pada tahun 1965, Singapura, di
bawah kepengurusan Perdana Menteri Lee Kuan Yew mengawali pembangunan
negara dengan tiga fokus utama, yakni pemusnahan budaya korupsi,
pembangunan infrastruktur publik, dan disiplin terhadap kebersihan.
Rupanya memang tidak mudah, masalah yang muncul di Singapura pada awalawal pembangunan bukan hanya tentang sosial saja, tetapi juga masalah
sumber daya alamnya yang sedikit. Air yang tersedia tidak cukup bersih karena
kondisi tanah yang berlumpur membuat kualitas air tanah seperti air lumpur
sehingga tidak layak diminum, dan kalaupun musim hujan terjadi maka air tawar
yang tertampung sangat sedikit akibat kurangnya lahan resapan air. Masalah
lainnya, saat musim pasang tiba, permukaan laut akan meningkat dengan
kekuatan ombak yang besar seakan-akan siap mengagetkan isi kota dengan
banjir kirimannya yang menghanyutkan. Jadi, dulunya negara kecil ini seakan
diteror oleh masalah keairan, dari sisi dalam oleh kekurangan air bersih padahal
dari sisi luarnya ia dikelilingi air laut melimpah dan saking melimpahnya bisa jadi
ancaman baru. Dengan peningkatan populasi manusia dan wilayah yang sempit
menjadikan masalah air bersih ini adalah masalah yang serius dan harus segera
diselesaikan.
Uniknya, Singapura memiliki empat sistem sebagai solusi penyelesaian masalah
air bersih. Sistem yang pertama adalah sistem pemanfaatan air hujan. Secara
sederhana, siklus air dimulai dari penguapan air laut naik ke atas, berkumpul
membentuk awan, kemudian tertiup angin dan terbawa hingga ke suatu daratan
dan hujan. Manusia mengumpulkan air hujan sebagai air tawar yang siap diolah
untuk air minum, sehingga solusi untuk masalah kekurangan air bersih di
Singapura adalah dengan menampung air tawar yang berasal dari air hujan
sebanyak-banyaknya sebelum dia mengalir menuju laut dan menjadi asin. Untuk
mendukung sistem ini, dibuatlah sebanyak 17 reservoir yang masing-masing
terintegrasi melalui 8000 kanal tertutup di bawah tanah yang siap mengalirkan
air hujan dari setiap wilayah di Singapura. Salah satu reservoirnya, yaitu Marina
Barrage menjadi icon wisata yang menyenangkan di Singapura. Dengan begitu,
diharapkan pengumpulan air menjadi efisien dan efektif mencapai tujuan

mengupulkan air tawar secara optimal dan mengendalikan kelebihan air yang
dulu sering terjadi.
Sistem yang kedua, adalah sistem impor. Karena wilayahnya yang kecil dengan
populasi manusia yang semakin padat, Singapura membentuk kerjasama dengan
Malaysia untuk mengimpor air bersih dari Malaysia ke Singapura. Sistem ini
dibentuk untuk lebih menjamin ketersediaan air bersih di Singapura sehingga
resiko kekurangan air bersih dapat diturunkan. Namun, sistem yang kedua ini
mulai dikurangi semenjak dibentuknya sistem yang ketiga, yaitu pengolahan
kembali limbah air domestik melalui pabrik air berteknologi canggih, so they
called it as a New Water.
Sistem penyediaan air bersih yang keempat adalah sistem pemanfaatan air laut.
Ini ide yang masih sangat jarang diterapkan di suatu negara sebagai solusi
penyediaan air bersih. Di Indonesia misalnya, kebanyakan badan air
mengandalkan air tanah sebagai solusi terhadap penyediaan air bersih padahal
peluang keberlanjutannya semakin berkurang akibat kecepatan pengaliran air di
dalam tanah membutuhkan waktu yang sangat lama, sekitar 100 tahun. Sistem
pemanfaatan air laut diharapkan menjadi sistem yang sustainable karena 97%
air di dunia berada di dalam laut dan sisanya di daratan. Melalui proses
desalinasi, kadar garam berlebih pada air laut dapat dihilangkan sehingga
menjadi air tawar yang siap diminum.
Bagaimana Marina Barrage bekerja? (teknis)
Marina Barrage merupakan bendungan bergerak yang dibangun di ujung pintu
kanal Marina, di pinggir pusat kota dekat dengan laut. Daerah aliran sungai
seluas 10,000 hektar atau sekitar seperenam luas Singapura menjadikan DAS
Marina adalah yang terbesar di Singapura. Marina Barrage mengumpulkan air
dari lima saluran penting yaitu, Sungai Singapura, Stamford Canal, Rochor Canal,
Sungai Kallang, dan Sungai Geylang. Kemudian dengan adanya sistem integrasi
yang baik antarreservoir meningkatkan volume penyediaan air bersih di
Singapura sebanyak dua per tiga wilayah pada tahun 2011 yang lalu.
Sama halnya dengan bendungan pada umumnya, manfaat Marina Barrage ini
ada tiga yang utama, yaitu sebagai sumber air bersih, pengendali banjir, dan
tempat wisata. Namun yang menjadikannya istimewa adalah bagaimana insinyur
membangun Marina Barrage dan menghiasinya menjadi menarik untuk
dipelajari.
Proyek bendungan yang dikomisi oleh PUB, Badan Air Nasional di Singapura, ini
berfungsi untuk membantu menahan pasang air laut dan mengatasi persoalan
banjir di beberapa daerah yang letaknya lebih rendah seperti di Chinatown, Boat
Quay, Jalan Besar dan Geylang. Damnya terdiri atas sembilan gerbang air yang
terbuat dari baja masing-masing lebarnya 30 meter dan tinggi 5 meter, yang
dibangun memanjang sekitar 350 meter. Pintu airnya bersifat otomatis dengan
memegang prinsip adanya perbedaan tinggi muka air. Jika di musim hujan, air
yang tertampung pada reservoir melebihi kapasitas maka pintu air akan secara
otomatis terbuka (menyerong ke atas) sehingga air akan dialirkan menuju ke

laut. Namun, jika kondisi air laut sedang pasang artinya permukaannya bisa jadi
lebih tinggi daripada permukaan di reservoir maka pintu air tidak bisa terbuka.
Hal ini diselesaikan dengan penyediaan tujuh pompa drainase yang disimpan di
pinggir reservoar. Masing-masinng pompa ini memiliki kapasitas seperti
mengosongkan kolam renang yang sering digunakan pada Olimpiade dalam
waktu satu menit, berfungsi untuk memompa air berlebih di reservoir dan
dialirkan ke laut.
Marina Barrage menyediakan fasilitas kolam air raksasa bagi penduduk
Singapura sehingga hal ini dapat dimanfaatkan untuk beberapa jenis olahraga
air seperti boating, windsurfing, kayaking dan dragonboating. Selain itu, atap
gedung Visitor Centre yang terbungkus rapih oleh rumput juga menjadi situs
populer untuk rekreasi.
Dengan pemanfaatan setiap struktur dan ruang di sekitar Marina Barrage,
tempat ini menjadi salah satu contoh pembangunan yang berkelanjutan
lingkungan. What a sustainability development it is!

Anda mungkin juga menyukai