Dokumen - Tips Makalah-Osteoarthritis
Dokumen - Tips Makalah-Osteoarthritis
FARMAKOTERAPI
OSTEOARTHRITIS
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Farmakoterapi
Oleh
Penyakit Osteoarthritis
1.1. Definisi Osteoarthritis
Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu
penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang
rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri
sendi dan kekakuan.
Osteoarthritis merupakan penyakit yang berkembang dengan lambat, biasa
mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial. Osteoarthritis
adalah suatu penyakit sendi ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago
artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang
terbatas, deformitas. Inflamasi dapat terjadi atau tidak pada sendi karena gesekan
ujung-ujung tulang penyusun sendi (Elin Yulina dkk, 2008). Kartilago adalah
senyawa protein yang berperan sebagai bantal antara tulang-tulang dari sendisendi. Osteoarthritis juga dikenal sebagai degeneratif arthritis. Osteoarthritis
biasanya menyerang ketika umur semakin tua, pria biasanya akan lebih dulu
terserang oleh osteoarthritis pada kisaran umur 45 tahun lebih cepat 10 tahun dari
wanita yang biasanya terserang osteoarthritis pada usia 55 tahun. Osteoarthritis
umumnya mempengaruhi tangan-tangan, kaki-kaki, tulang belakang (spine), dan
sendi-sendi yang menahan berat yang besar, seperti pinggul-pinggul dan lututlutut. Kebanyakan kasus-kasus dari osteoarthritis mempunyai penyebab yang
tidak diketahui dan dirujuk sebagai osteoarthritis primer. Ketika penyebab dari
osteoarthritis diketahui, kondisinya dirujuk sebagai osteoarthritis sekunder.
(Anonim, Tanpa tahun).
1.2.
Penyebab Osteoarthritis
mekanik,
menyebabkan
degenerasi
dan
1.3.
1.5.
Terapi
a. Terapi Non Farmakologi
Langkah pertama adalah memberikan edukasi pada pasien tentang
penyakit, prognosis, dan pendekatan manajemennya. Selain itu,
diperlukan konseling diet untuk pasien OA yang kelebihan berat
badan.
Terapi fisik dengan pengobatan panas atau dingin dan program
olahraga
membantu
menjaga
dan
mengembalikan
rentang
(mis.
osteotomi,
pengangkatan
sendi,
ketidakmampuan
fungsional
substansial
dan
berdaya
menghambat
fosfolipase,
sehingga
Kortison
30
Hidrokortison
80 118
Metilprednisolon
78 188
Prednison
60
Prednisolon
115 212
Triamsinolon
200+
Betametason
300+
Deksametason
110 210
Potensi
Antiinflamasi
Dosis
Retensi Na
ekuivalen
(mg)*
Kortison
0,8
0,8
25
Hidrokortison
20
Fludrokortison
10
125
Metilprednisolo
0,8
0,8
Prednison
0,5
Prednisolon
Triamsinolon
25
0,75
Betametason
25
0,75
Deksametason
Indikasi
Sebagai antiinflamasi, kortikosteroid digunakan dalam dosis yang beragam
untuk berbagai penyakit dan beragam untuk individu yang berbeda, agar
dapat dijamin rasio manfaat dan resiko yang setinggi-tingginya.
Sebagai penyelamat jiwa atau memperpanjang hidup, misalnya pada
leukimia akut, pemfigus, dermatitif eksofoliatif, reaksi penolakan akut
terhadap cangkokan, maka kortikosteroid digunakan dalam dosis besar
dan jangka waktu lama. Tetapi untuk penyakit yang relatif ringan,
misalnya artritis rematoid, penggunaan jangka lama manfaatnya tidak
lebih besar dari resikonya.
Colitis ulserativ memerlukan kortikosteroid sistemik dan topikal
Hiperplasia adrenal kongenital memerlukan glukokortikoid untuk
menekan sekresi kortikotropin yang dosisnya disesuaikan dengan
kadar androgen dan 17--hidroksi progesteron. Efek penekanan poros
hipotalamus hipofisis adrenal lebih kuat dan lama bila obat diberikan
malam hari sehingga betametason dan deksametason 1 mg paada
malam hari cukup untuk supresi 24 jam.
Udem otak juga diobati dengan betametason dan deksametason yang
tidak menambah retensi cairan.
Reaksi hipersensitif akut seperti angioudenum dan syok anafilaksis
memerlukan adrenalin sebagai antagonis faalan. Kortikosteroid
Kontra Indikasi
Infeksi sistemik, kecuali bila diberikan antibiotik sistemik. Hindari
vaksinasi dengan virus aktif paada pasien yang menderita imunosupresif.
Peringatan
Supresi adrenal dapat terjadi pada penggunaan jangka lama dan bertahan
beberapa tahun setelah pengobatan dihentikan. Penguranagn dosis yang
tiba-tiba setelah penggunaan lama (lebih dari 7 hari) dapt menyebabkan
insufisiensi adrenal akut, hipotensi, dan kematian. Oleh karena itu,
penghentian harus bertahap.
Efek supresi adrenal ini paling kecil bila obat diberikan pagi hari. Untuk
mengurangi efek ini lebih lanjut, dosis total 2 hari sebaiknya diberikan
sebagai dosis tunggal berselang sehari. Cara ini cocok untuk terapi arthritis
rheumatoid, tetapi tidak cocok untuk terapi asma bronkial. Efek supresi ini
juga dapat dikurangi dengan pemberian intermitten.
Sediaan yang beredar meliputi :
- Deksametason
Dexamethason (Generik) cairan injeksi 5 mg/ml (K)
Camideson (Lucas Djaya) cairan injeksi 5 mg/ml (K)
- Hidrokortison
Silecort (Prafa) serbuk injeksi 100 mg/2 ml (K)
Solu-cortef (Upjohn SA-Belgium) serbuk injeksi 100 mg/ml, 250
mg/ml, 500 mg/ml (K)
- Kortison
Kortison asetat (Generik) cairan injeksi 25 mg/ml (K)
- Triamsinolon
Kenacort-A IM (Squibb-Australia) cairan injeksi 40 mg/ml (K)
Kenacort-A IM/ID (Squibb-Australia) cairan injeksi (K).
Efek Samping
Penggunaan kortikosteroid jangka lama akan menimbulkan efek
samping
akibat
khasiat
glukokortikoid
maupun
khasiat
Belum
jelas,asetaminofen
menghambat
sintesis
Data Farmakokinetik
Asetaminofen diabsorpsi secara cepat dan sempurna di
hati
dan
ginjal;
darah;
pancreatitis
akut
dilaporkan
setelah
tidak
mengalami
rasa
terbakar
atausengatan
untuk
ruang sendi
Indikasi: Glukosamin dan kondroitin merupakan suplemen
makanan yang telah menunjukan hasil yang superior
terhadao placebo dalam meredakan rasa sakit pada OA lurut
atau pinggul pada 17 studi double-blind dengan control
placebo.
b. Analgesik Narkotika
Mekanisme kerja obat
Data Farmakologi analgesik narkotik
Obat
Analgesi Antitus
Konstipa
Depresi
si
pernapasa si
if
Seda
Emesi Pengaru
s
h fisik
Kodein
+++
Hidrokodo
+++
n
Hidromorf
++
+++
++
++
on
Levorfanol
++
++
++
++
++
++
++
Morfin
++
+++
++
++
++
++
++
Oksikodon
++
+++
++
++
++
++
++
visceral
Kontraindikasi: hindari pada depresi napas akut, alkoholisme
akut, dan bila terdapat resiko ileus paralitik; tidak dianjurkan
pada akut abdomen; juga hindari pada peningkatan tekanan
kranial atau cedera kepala (selain mengganggu pernapasan juga
mempengaruhi respon pupil yang penting untuk penilaian
neurologis); hindari injeksi pada feokromositoma (ada resiko
tekanan darah naik sebagai respon terhadap pelepasaan
histamin).
Peringatan: hipotensi, hipotiroidisme, asma (hindari selama
serangan); dan turunnya cadangan pernapasan, hipertrofi
prostat; wani:ta hamil dan menyusui; dapat memicu koma pada
kerusakan hati (kurangi dosis atau hindari; tetapi banyak
pasien demikian dapat menerima morfin); kurangi dosis atau
hindari pada kerusakan ginjal; penderita lanjut usia dan sakit
parah (kurangi dosis); ketergantungan (gejala putus obatnya
berat);penggunaan antitusif golongan analgetik opioidsecara
umum tidak dianjurkan pada anak dan harus hindari
alfentanik;
produsen
menghindari
siprofloksasin
premedikasi
dengan
menyarankan
analgetik
agar
opioid
efek
dekstropropoksifen
menambah
efek
Daftar Pustaka
Dr. Elin Yulinah, Apt. dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI