4.mambrosius Okt2012 PDF
4.mambrosius Okt2012 PDF
33
1. PENDAHULUAN
Motor induksi adalah motor arus bolak-balik yang paling
banyak digunakan sebagai motor penggerak di industri, karena
memiliki kelebihan seperti struktur dan konstruksinya yang
kokoh, sederhana dan perawatannya mudah.Dalam pemakaiannya
hampir sebagian mesin penggerak diindustri, menggunakan motor
induksi. Motor induksi menurut jumlah fasanya terdiri dari 2
(dua) jenis yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3
fasa.Yang mana motor induksi 1 fasa banyak digunakan pada
industri kecil, walaupun memiliki daya dan efisiensi yang rendah.
Dengan demikian motor induksi 3 fasa menjadi pilihan
pertama, bila tersedia motor induksi 3 fasa dengan daya rendah
dan telah tersedia sumber listrik 3 fasa. Karena dengan dimensi
dan putaran yang sama, keluaran motor induksi 1 fasa adalah
lebih kecil dari keluaran motor induksi 3 fasa. Dalam memilih
motor induksi, besarnya daya keluaran merupakan salah satu hal
yang perlu dipertimbangkan agar sesuai dengan beban yang
digerakkan.Untuk itu, dilakukan modifikasi belitan stator motor
induksi 1 fasa rotor sangkar 1 HP,110/220V menjadi motor
induksi 3 fasa rotor sangkar 220/380V terhadap daya keluarannya
tanpa merubah dimensi rotor dan statornya.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Motor Induksi 1 Fasa
Motor induksi 1 fasa pada umumnya memiliki daya kecil,
efisiensinya relatif rendah, antara 38% sampai 70%. Inti stator
motor induksi 1 fasa terdiri dari lapisan plat-plat besi (laminasi)
tersusun secara rapi dan ujung-ujungnya diklem. Plat-plat besi
(laminasi) dibentuk sedemikian rupa menjadi alur-alur dan gigigigi alur stator. Sedangkan konduktor rotor dibuat dari batangan
tembaga, alumunium atau alumunium paduan.
34
60 f
rpm
(1)
x100%
(2)
ns
Besarnya slip berubah-ubah berdasarkan besarnya beban :
Pada beban kosong (tanpa beban), slip kecil (n2
Pada beban penuh, slip agak lebih besa (ns > n)
S=
(3)
(4)
s=
ns n
ns
(5)
(6)
f2 = f1
E2 = 4,44 f1 N2Kw2 m
Dengan N1 : jumlah lilitan pada stator
N2 : jumlah lilitan pada rotor
Kw1: factor belitan pada stator
Kw2: factor belitan pada rotor
Besarnya tegangan induksi fasa rotor
perbandingan stator dan rotor.
E 2=
(7)
tergantung
N1
E
N2 1
pada
(8)
= sE2
(9)
37
( R12 / S)
(12)
(13)
1
R 2 (1
s)
(14)
(1 s ) s
(15)
38
dengan
Tem
(16)
Nm
ws
Zo =
(17)
Vab =
Zab =
0
Z1Z 0
Z1
V
Z1 1
(18)
Z0
I2 =
Rab
1
R2 / s
( X ab
1 2
X2 )
(20)
2 1
3Vab ( R 2 / s )
1
2
w s ( Rab
R2 / s ) ( X ab
1 2
X2)
(21)
maxT=
1
R2
2
Rab ( X ab
1 2
X2)
(22)
3. METODE
Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut :
1) Pengambilan data dari motor induksi 1 fasa yakni data
dari plat nama motor, data belitan stator, ukuran stator,
ukuran alur stator, ukuran rotor yang selanjutnya dari
data-data tersebut dilakukan perhitungan untuk
memodifikasi belitan stator motor induksi 1 fasa menjadi
motor induksi 3 fasa.
2) Memodifikasi atau menggulung belitan 3 fasa pada alur
stator.
3) Melakukan pengujian motor yang meliputi: pengujian
tanpa beban, pengujian rotor ditahan, pengujian dc,
pengujian berbeban dan dari data pengujian tersebut
dapat dihitung parameter dari motor,perhitungan daya,
rugi-rugi dan pengujian kemampuan motor.
4) Mengambil kesimpulan dengan mengacu pada hasil
pengujian, perhitungan dan analisis dari motor induksi
tersebut.
4. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Pada bagian ini dijelaskan analisis yang dilakukan terhadap
sistem sekarang, analisis kelemahan maupun usulan kebutuhan
sistem yang dikembangkan.
4.1. Data Perancangan
Dalam perancangan memodifikasi belitan stator motor
induksi 1 fasa menjadi motor induksi 3 fasa hanya pada dimensi
stator dan rotor yang tetap.
Daya keluaran ( P)
Tegangan (V)
Arus nominal (I)
Frekuensi (f)
40
: 746 watt
: 110/220 Volt
: 14,6/7,3Amper
: 50 Hz
Putaran (n)
Diameter stator (D)
Panjang stator (L)
Jumlah alur (S)
Jumlah kutub (p)
: 1400 rpm
: 0,095 m
: 0,056 m
: 36 alur
: 4 kutub
PARAMETER
NOTASI
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
P
VL
Vf
f
m
1,119 KW
380 V
220 V
50 Hz
3
0,743
0,768
4
25
1,961
2,98A
Cos phi
P
ns
IL
a) Dimensi Utama
Tabel 3. Dimensi Utama
NO
1.
2.
3.
4.
PARAMETER
NOTASI
NILAI
Bav
ac
Ds
Ls
0,41 Wb/m2
36,289 Ak/m
0,095 m
0,56
b) Stator
Tabel 4. Hasil Perancangan Stator
NO
42
PARAMETER
1.
2.
Belitan
Tipe laminasi
3.
4.
5.
6.
7.
Hubungan
Tegangan line
Fluks per kutub
Lilitan per fasa
Jumlah alur stator
NOTASI
NILAI
Double layer
0,5 mm thick
lohys
Es
Ts
Ss
220V
1,71 x 10-3Wb
606
36
qs
Cs
Kd
Kp
Kws
Yss
Zss
D
as
9
3
8 alur
0,96
0,985
0,9456
8,3
102
0,9 mm
0,596 m2
5 A/mm2
c) Rotor
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
d) Tampilan Mesin
NO
NILAI
1.
Pout
1119 watt
2.
- Daya masukan
Pin
1506,05 watt
3.
- Efisiensi
4.
- Faktor daya
0,743
Cos phi
0,768
43
4.3. Pengujian
4.3.1 Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Hasil Modifikasi
Parameter motor dapat ditentukan dari hasil pengujian tanpa
beban, pengujian rotor ditahan, pengujian dc untuk mengetahui
tahanan belitan stator. Tabel 7, 8, 9,10, 11, 12, 13a, 13b, dan 14
memperlihatkan data hasil pengujian yang telah dilakukan
terhadap motor induksi 3 fasa 1119 Watt, 220 / 380 Volt hasil
modifikasi.
Tabel 7. Data Pengujian Tanpa Beban (Poros Motor Belum
dihubungkan pada Poros Generator)
Vo
(Volt)
Io
(Amper)
P0
(Watt)
N
(rpm)
380
0,95
52
1495
44
45
5. PENUTUP
Dari hasil modifikasi belitan stator motor induksi 1 fasa
menjadi motor induksi 3 fasa, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1) Setelah memodifikasi belitan stator dengan jumlah kutub
yang sama, daya keluaran motor mengalami peningkatan
yaitu dari 746 watt menjadi 1018,52 watt atau (36.53% dari
daya keluaran motor 1 fasa).
2) Dari pengujian motor induksi 3 fasa hasil rancangan
diketahui bahwa motor dapat bekerja normal sesuai arus
nominal dan bila diberi beban lebih, akan terjadi kenaikan
suhu atau pemanasan lebih yang dapat merusak isolasi
motor.
6. DAFTAR PUSTAKA
Chapman Stephen J, 1985. Electric machinery Fundamentals. Mc
Graw hill.
Fitzegerald A. E. et al, 1990. Mesin-Mesin Listrik. Edisi ke
empat, Jakarta, Erlangga.
Sawhney A. K. Electrical Machine Design. New Delhi : Dhanfat
Rai & Sons.
Santoso Hari, 2001. Dasar Perancangan Mesin Elektrik. Malang :
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Soemarwanto, Purnomo Hary, 2000. Mesin Elektrik I. Malang :
Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Zuhal, 1993. Dasar Teknik Tenaga Listik dan Elektronika Daya.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Proceeding EECCIS, 2010.Teknik Elektro Universitas Brawijaya
Malang.
46