Salah satu periode dalam entang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting daam siklus perkembangan individu,
dan merupakan transisi yang dapat diaahkan kepada perkembangan masa dewasa
yang sehat (konopka, dalam pusdiknas, 1976 ; kaczman dan riva, 1996).
Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa dimana terjadi
pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-cri seks skunder tercapai fertilitas dan
terjadi perubahan psikologis serta kognitif.
tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun,
masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006).
1.
2.
3.
4.
5.
6.
terjadinya
perubahan
biologis
yang
ditandai
dengan
mulai
tumbuh,
penis
mulai
bertambah
panjang,
organ-organ
seks
tersebut
menyebabkan
remaja
wanita,
kematangan
organ-organ
seksnya
kehamilan,
menstruasi
dan
perkembangan
seks
Wanita
Pria
1. Tumbuh rambut pubis disekitar 1. Tumbuh rambut pubis disekitar
kemaluan dan ketiak
2. Bertambah besarnya buah dada
3. Bertambah besarnya pinggul
4. Kulit halus
5. Suara melengking
segitiga
bidang
Remaja laki-laki akan memiliki sikap beragam mulai dari yang merasa biasa-biasa
saja, senang, gembira, bingung sampai merasa berdosa. Yang beranggapan positif
memandang spermache merupakan suatu yang wajar.
H. MASALAH PSIKOLOGIS yang TERJADI pada MASA REMAJA
1. Rasa malu
2. Emosionalitas
Berdasarkan emosionalitasnya manusia digolongkan menjadi dua tipe :
a. Emosionalitas tinggi : mudah marah, mudah tersinggung, perhatian tidak
mendalam, tidak suka ketegangan, pendirian kuat dan selalu ingin berkuasa.
b. Orang yang emosionalnya rendah : berhati dingin, hati-hati menentukan pendapat,
pandai menahan nafsu, suka ketegangan.
Factor penyebab emosionalitas pada masa puber antara lain sebagai berikut :
a. Sedih, mudah marah, suasana hati negative
b. Kurang kemampuan mengontrol diri
c. Remaja berada dibawah tekanan social
d. Dampak penyesuaian diri terhadappola perilaku baru
3. Kurang percaya diri
Sikap atau perilakuremaja yang memliki hargadiri rendah/kurang adalah sebagai
berikut :
a. Tidak mau mencoba suatu hal yang baru
b. Merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan
c. Punya kecenrungan melempar kesalahan pada orang lain
d. Memiliki emosi yang kaku dan disembunyikan
e. Mudah mengalami rasa frustasi dan tertekan.
f. Meremehkan bakat dan kemampuannya sendiri.
Factor kurang percaya diri pada masa puber antara lain sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan keluarga yang autokrat
b. Faktor fisik seperti takut akan kegagalan, melihat kekurangan selalu,cendrung
menarik diri
Sikap yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kurang percaya diri :
a. Mengakui kelebihan orang lain sesuai dengan porsinya serta menilai kekurangan
orang lain juga sesuai dengan porsinya.
b. Menilai kelebihan diri sendiri secara objektif dan mau serta mampu
mengopyimalkan kelebihan etrsebut untuk menutupi kekurangan orang lain
c. Mengakui kekurangan diri sendiri secara jujur dan mau serta ampu meneladani
kelebihan orang lain untuk menutupi kekurangan diri sendiri secara arif dan bijak
d. Selalu berfikirpositif tentang apapun hasil dari sesuatu yang akan dilakukan.
4. Antagonisme social
Anak puber sering kali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang.
Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konfik antara remaja dengan
orang tuanya.
Factor penyebab terjadinya antagonism social adalah sifat remaja yang ingin
memperoleh kebebasan dalam mengatur dirinya sendiri dan remaja berusaha untuk
melepaskan diri dari lingkungan serta ikatan dengan orang tua karena mereka ingin
mencari identitas diri.
5. Day dreaming
Masa pubertas disebut juga masa penciptaan berbagai imajinasi yang teramat muluk,
ingin dan itu. Keinginan seperti ini sering kali mereka ekspresikan dalam lamunan,
kadang tersenyum atau tertawa sendiri.
6. Antagonism seks
Anak yang mengalami masa pubertas biasanya juga menunjukkan keagresivan dalam
masalah pergaulan dengan lawan jenis. Jika ia suka maka terang-terangan
menyukainya dan jika benci biasanya tenpa pertimbangan lain pasti membencinya.
7. Cepat merasabosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas sekolah,
kegiatan social dan kehidupan umumnya. Akibatnya anak sedikit bekerja dan
prestasinya diberbagai bidang menurun.
8. Keinginan untuk menyendiri
Biasanya menarik diri dari teman-teman serta sering bertengkar. Anak dalam masa
pubertas cendrung mengasingkan diri dari ingkungannya jika ada masalah.
9. Keengganan untuk bekerja
Pada saat lingkungan sekitarnya menganggap anak pubertas sebagai orang dewasa,
mereka memperlakukannya sebagai remaja yang harus bekerja.
10. Sikap tidak tenang
Perubahan yang cepat pada masa pubertas biasanya menyebabkan perilaku salah
tingkah dan cendrung terburu-terburu. Anak-anak pubertas tidak bias duduk atau
berdiri dalam posisi yang sama dalam waktu lama.
I. TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA
1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara
efektif
2. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
3. Remaja mampu bergaul lebih matang, baik dengan sesame maupun lawan
jenisnya.
4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai normal.
6. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk
kompetensi kewarganegaraan
7. Merencanakan dasar-dasar untuk perilaku yang bias dipertanggungjawabkan
secara social.
J. KONSELING PADA REMAJA
Remaja merupakan kelompok unik. Konselor yang berhadapan dengan remaja harus
memahami karakteristik perkembangan remaja. Konselor perlu memahami bahwa
walaupun remaja lebih mandiri dibandingkan anak-anak, tetapi pada dasarnya mereka
masih bergantung pada orang tua secara emosional.
Bagi konselor anak lebih mudah jika remaja merujuk dirinya sendiri, dating atas
keinginannya sendiri karena membutuhkan pertolongan. Dalam melakukan wawancara
akan sangat membantu bila konselor dapat bicara dengan bahasa yang sama dengan klien
remaja.
Bentuk konseling kelompok yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
1. Bermain peran
2. Diskusi kelompok
3. Permainan
4. Kelompok aktivitas : seperti seni, olahraga, kelompok-kelompok hobi yang
mendorong aktivitas spontan.
5. Buzz session : diskusi formal tentang topic apa sajayang muncul secara spontan
6. AV activities : aktivitas yang dikembangkan untuk mendiskusikan film, cuplikan,
rekaman music, dll
7. Wawancara : proses Tanya jawab antara anggota kelompok mengenai topik tertentu.