Anda di halaman 1dari 2

Dayang Omeh

Dongeng-Sumatera-Minangkabau
Pabalutan, Rambatan

Nurjanis, 60 tahun
Petani, Minang
Minangkabau,

Indonesia
Rambatan
20 Mei 2010
Menurut alkisah,dahulu di Nagari Rambatan tepatnya di jorong Pabalutan, ada
seorang wanita cantik bernama Dayang Omah. Wanita tersebut berasal dari keturuan
keluarga kaya, hari demi hari ia hanya di rumah. Kemudian ada seorang pemuda dari
Nagari Sungai Tarab yang bernama Incek Malin. Hari-hari Incek Malin ini bekerja sebagai
penangkap burung (mamukek buruang). Konon memurut cerita, pada suatu hari Incek
Malin pergi menangkap burung ke Daerah Pabalutan, tepatnya di bukit Shaduali yang
berada di Jorong Pabalutan, Nagari Rambatan.
Sesampainya di Pabalutan, Incek Malin bertemu dengan seorang wanita cantik yang
sedang bersantai di atas anjuangan rumahnya. Wanita itulah yang bernama Dayang Omeh.
Tidak lama kemudian Incek Malin melanjutkan perjalanannya menuju bukit Shaduali untuk
melanjutkan tujuan awalnya yaitu menangkap burung. Untuk menuju bukit Shaduali, Incak
Malin harus terlebih dahulu melewati rumah Dayang Omeh. Akhirnya karena terlalu sering
berjumpa mereka pun akhirnya jatuh cinta, hari demi hari mereka selalu bersama, bahkan
mereka pun sempat berjanji akan sehidup-semati selamanya.
Setelah lama menjalin hubungan, akhirnya si Dayang Omeh membicarakan
hubungannya dengan Incek Malin kepada keluarganya, tetapi ternyata keluarga Dayang
Omeh tidak menyutujui hubungan mereka karena Incek Malin berasal dari keluarga miskin
yang hanya bekerja sebagai penangkap burung. Sehingga hubungan merekapun akhirnya

tidak direstui oleh keluarga dayang Omeh. Keluarga dayang Omeh berusaha untuk
melarang Dayang Omeh agar tidak bertemu lagi dengan Incek Malin. Bebrapa waktu
kemudian dayang Omeh akhirnya jatuh sakit, dalam sakit dayang Omeh berpesan pada
kedua orng tuanya, yaitu apabila ia meninggal kuburkanlah ia dipuncak bukit Shaduali,
agar makamnya bisa terlihat dari Nagari Sungai Tarab oleh kekasihnya Incek Malin.
Tidak lama kemudian, Dayang Omehpun akhirnya meninggal dunia, dan sesuai
amanat yang disampaikan sebelumnya, akhirnya keluarganyapun membawa jenazah
Dayang Omeh ke puncak bukit Shaduali, untuk dimakamkan disana. Sewaktu acara
pemakaman berlangsung, terlihatlah oleh Incek Malin suatu keramaian di puncak bukit
Shaduali. Karena rasa keingin tahuannya Incek Malin, akhirnya ia langsung berangkat ke
bukit tersebut dengan mengendarai seekor kuda. Sesampainya di lokasi, ternyata keramaian
yang dilihatnya adalah penyelenggaraan jenazah kekasihnya si Dayang Omeh.
Incek Malinpun merasa terpukul, dan sedih atas kejadian yang baru saja dilihatnya.
Teringat olehnya janji yang pernah merka ucapkan bersama. Akhirnya sewaktu pemakaman
dimulai incek malin dibawa ke dalam makam yang telah dibuat sebelumnya dengan tujuan
ikut menyambut jenazah kekasihnya.
Setelah jenazahnya dimasukkan ke dalam liang kubur. Incek Malin secara tiba-tiba
mencabut pisau yang selalu dibawa kemanapun dia pergi.

Anda mungkin juga menyukai