Anda di halaman 1dari 3

Dambung menjadi sangat bingung dengan keputusan puterinya Sumbu Kurung,

jangankan para bangsawan lokal, putera mahkota seorang raja pun ditolak lamarannya.
Hal itu membuatnya malu, frustasi dan marah, lalu timbullah niatnya untuk
mengasingkan Sumbu Kurung ke sebuah tempat terpencil yaitu Danau Layang. Untuk
melaksanakan niatnya, Dambung kemudian mendirikan sebuah pondok di Danau Layang
sebagai tempat Sumbu Kurung tinggal.

Setelah pondok dan perbekalan untuk bertahan hidup siap, Dambung lalu mengantar
Sumbu Kurung ke Danau Layang untuk menjalani pengasingan. Walau hatinya sedih,
Sumbu Kurung menerima kenyataan itu dengan tabah dan tenang.

Sejak saat itu tinggallah Sumbu Kurung seorang diri di tengah rimba belantara di tepi
Danau Layang itu. Dalam menjalani pengasingan Sumbu Kurung merubah
penampilannya dan identitasnya menjadi seorang laki-laki dan mengganti namanya
menjadi Tunggal Hanjungan.

Keseharian Sumbu Kurung yang menyamar sebagai laki-laki bernama Tunggal


Hanjungan pun tidak berbeda dengan keseharian para lelaki Dayak Ngaju pada
umumnya. Ia mampu bekerja berat membuka ladang dan berkebun serta terampil
berburu di hutan. Tidak seorangpun yang tahu bahwa Tunggal Hanjungan sebenarnya
seorang puteri bangsawan dari Tanjung Bereng Kalingu yang termasyur.

Hingga pada suatu hari ada seorang pemuda yang gagah perkasa bernama Bandar dari
kampung Luwuk Dalam Betawi - sekarang bernama Desa Buntoi (Kecamatan Kahayan
Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah) - yang datang ke sekitar
Danau Layang untuk berburu. Bandar adalah putera dari Tamanggung Kepala Luwuk
Dalam Betawi yang terkenal memiliki kegemaran berburu. Tidak jarang selama berhari-
hari Bandar tinggal di hutan untuk berburu.

Bandar sangat heran melihat ada sebuah pondok di tepi Danau Layang yang sepi, lalu ia
memutuskan untuk singgah di pondok itu. Kedatangan Bandar disambut baik oleh
Tunggal Hanjungan dan mempersilakannya beristirahat di dalam pondok

Mereka pun saling berbagi pengalaman dalam berburu, hal itu membuat mereka
semakin akrab satu sama lainnya. Setelah beberapa hari tinggal di pondok sahabat
barunya, Bandar memutuskan untuk pulang dan berjanji akan selalu mengunjungi
Tunggal Hanjungan jika ada kesempatan.

Demikianlah selanjutnya setiap kali Bandar pergi berburu maka ia akan menyempatkan
diri untuk mampir dan menginap di pondok Tunggal Hanjungan. Karena begitu seringnya
Bandar menginap di pondok Tunggal Hanjungan, maka mulai tahulah Bandar bahwa
Tunggal Hanjungan ternyata seorang gadis yang cantik, namun ia mendiamkan hal itu
dan tetap menghormati Tunggal Hanjungan sebagai sahabatnya.
Adapun ayah Bandar, Tamanggung Merata Pati yang merupakan kepala kampung
Luwuk Dalam Betawi mulai risau melihat kebiasaan Bandar yang setiap hari pergi
berburu. Ia berkeinginan agar Bandar mulai mempersiapkan diri sebagai penggantinya
kelak dan mengurangi kegemarannya berburu. Untuk itu ia bermaksud mengawinkan
Bandar dengan seorang gadis yang bernama Sumbu Kurung Pure-Pure Pandang Kilat
Intan Kundum Pancar.

Lamaran pun dilakukan oleh Tamanggung Merata Pati bagi puteranya Bandar. Dan
orang tua Sumbu Kurung Pure-Pure Pandang Kilat Intan Kundum Pancar pun menerima
lamaran tersebut. Maka ditentukanlah hari perkawinan yang akan dilaksanakan secara
besar-besaran.

Pada hari yang telah ditetapkan, perkawinan Bandar pun dilaksanakan. Seluruh warga
bergembira menyaksikan dan memeriahkan pesta perkawinan itu. Namun, perkawinan
yang harusnya merupakan peristiwa bahagia bagi Bandar dan isterinya tidaklah berlaku
bagi Bandar. Setelah acara perkawinan selesai Bandar tidak tidur bersama isterinya,
karena sesungguhnya Bandar tidak mencintai perempuan pilihan ayahnya itu.

Pernikahan itu ternyata tidak bisa menghentikan kebiasaan Bandar untuk pergi berburu.
Setelah lewat masa "pali" pengantin, Bandar kembali melakukan kebiasaannya pergi
berburu dan mengunjungi sahabatnya Tunggal Hanjungan di Danau Layang.

Bandar tidak dapat memungkiri kata hatinya bahwa sebenarnya ia telah jatuh cinta
kepada Tunggal Hanjungan sejak mengetahui bahwa Tunggal Hanjungan adalah
seorang gadis yang menyamar menjadi laki-laki.

Kemudian pada suatu malam, Dambung Kepala Tanjung Bereng Kalingu bermimpi
dijumpai oleh seorang perempuan Pampahilep (makhluk halus berwujud perempuan)
yang menyuruhnya menjemput kembali puterinya Sumbu Kurung Putok Bulau Marisau
Hampatung Intan Anak Nakan dari Danau Layang dan mengawinkannya dengan seorang
laki-laki bernama Bandar dari Luwuk Dalam Betawi.

Keesokan harinya karena khawatir terjadi sesuatu pada puterinya, Dambung Kepala
Tanjung Bereng Kalingu segera berangkat menjemput Sumbu Kurung ke Danau Layang.
Setibanya di Danau Layang Dambung mendapati puterinya dalam keadaan baik-baik
saja ditemani seorang laki-laki yang tidak lain adalah Bandar. Bandar kemudian
memperkenalkan diri kepada Dambung dan menyatakan niat untuk mempersunting
Tunggal Hanjungan yang baru diketahuinya ternyata bernama Sumbu Kurung Putok
Bulau Marisau Hampatung Intan Anak Nakan menjadi isterinya.

Dambung Kepala Tanjung Bereng Kalingu pun setuju, kemudian Bandar dan Sumbu
Kurung dibawanya pulang ke Tanjung Bereng Kalingu untuk melangsungkan pesta
perkawinan mereka. Demikianlah akhirnya Sumbu Kurung Putok Bulau Marisau
Hampatung Intan Anak Nakan menemukan jodohnya, hidup bahagia, saling mecintai
bersama suaminya Bandar

Anda mungkin juga menyukai