PENDAHULUAN
1.1. Menjaga Kekayaan Desa Sebagai Amanah Konstitusi
Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 yang menyatakan Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat bukan hanya sebuah
kata-kata. Pasal tersebut diciptakan melalui pertimbangan yang dalam, karena
sumber daya alam adalah anugerah dari tuhan yang maha esa. Oleh karena itu,
konstitusi sebagai buah perjuangan para pendiri bangsa lebih dari sekedar sebuah
simbol belaka karena kemerdekaan tidaklah diraih dengan cuma-cuma.
Konstitusi tidak lain merupakan sebuah janji yang tentunya menjadi tugas para
generasi selanjutnya. Dengan kata lain perjuangan kemerdekaan Indonesia
tidaklah sebaiknya berhenti pada tahun 1945.
Akan tetapi, fenomena yang dihadapi Indonesia kekinian rupanya bertolak
belakang dengan amanah Konstitusi Indonesia 1945 pasal 33. Bahkan dalam era
pasca reformasi, kata pembangunan hanyalah menjadi mantra. Jika disimak
pembangunan desa pasca reformasi tidak lagi dilandasi oleh kontrol yang kuat
dari negara. Melainkan pembangunan kini menjadi sangat bergantung pada
investasi asing oleh organisasi internasional dan sektor swasta. Bahkan pasca
krisis 2008, ketika banyak negara mulai mengembalikan lagi kontrol pemerintah
yang ketat dalam menjaga kekayaanya, Indonesia justru mempersilahkan swasta
asing untuk menguasai aset negara. Bahkan banyak sekali undang-undang dan
peraturan pemerintah yang menganut ketentuan rezim pasar bebas. Undang
Undang yang tak ubahnya sebagai bentuk izin negara untuk melegalisasi
eksploitasi kekayaan alam.
Lalu siapakah yang mampu untuk mengingatkan kembali kepada
pemerintah sekarang untuk kembali pada amanah konstitusi? apakah rakyat hanya
diam dan menyaksikkan saja?. Ternyata tidak. Telah sering kita menyaksikkan
parade dan atraksi gerakan sosial oleh rakyat yang antusias ikut bermain dalam
teater demokrasi, meskipun hanya menjadi pemain figuran. Berbagai macam orasi
berapi-api dengan segala atributnya telah dikumandangkan oleh berbagai elemen
masyarakat, mulai dari gerakan protes rakyat atas kenaikan BBM, hingga
nasionalisasi beberapa perusahaan multinasional. Sebuah gerakan yang
menunjukkan hasrat rakyat yang begitu menggelora untuk beralih posisi dari
sekedar penonton menjadi sang aktor. Namun ironi ketika drama pergerakan
tersebut justru hanya menjadi commercial break yang muncul sekilas lalu
hilang seketika. Kini, rakyat sedang menyaksikkan adegan dimana Negara dan
korporasi berduet dalam teater kekuasaan.
Oleh karenanya, kemerdekaan tidak hanya sekedar dirayakan namun juga
diisi oleh pembangunan. Namun kata pembangunan di Republik Indonesia
bermakna ganda. Entah mengapa kata pembangunan hingga kini tidak bisa
dihilangkan dengan mudahnya. Di satu sisi, pembangunan disikapi dengan
sukacita. Di sisi lain, pembangunan menyisakan trauma yang tentunya belum bisa
dilupakan begitu saja oleh masyarakat desa. Sebuah trauma yang mengingatkan
bagaimana kondisi pada zaman orde baru yang pro pembangunan desa. Namun,
Jargon pembangunan desa dengan segala infrastrukturnya ternyata adalah akses
bagi korporasi untuk penyerapan sumber daya.
Para pendiri bangsa seperti Bung Hatta, sebetulnya telah membuat gagasan
mengenai pembangunan desa. Gagasan-gagasan tersebut tertuang dalam karyanya
yang berjudul Beberapa Fasal Ekonomi. Bung Hatta mengawali ulasannya
tentang pedesaan dengan membedah perbedaan antara desa dengan kota.
Menurutnya, perbedaan antara desa dengan kota di Indonesia terutama disebabkan
oleh pengaruh kolonialisme Belanda. Secara detail, diungkapkan oleh Hatta,
kemunculan kota dalam sejarah Nusantara merupakan dampak langsung dari
kolonisasi Belanda. Hal ini berbeda dengan kemunculan kota dalam peradaban
Eropa maupun peradaban-peradaban tua di dunia lainnya, yang disebabkan oleh
kemajuan tenaga produktif masyarakat.1
Sementara di sisi lain, desa merupakan entitas sosial yang telah ada dalam
masyarakat Nusantara jauh sebelum pengaruh Hindu-Buddha datang. Latar
belakang sejarah yang berbeda ini menyebabkan perbedaan antara desa dengan
1 Refi, Wahyuni. Pembangunan dan Penguatan Desa. 13 Mei 2013. Diakses dalam
http://www.beritasatu.com/blog/nasional-internasional/2439-pembangunan-danpenguatan-desa.html
2
space). Akumulasi kapital tidak bisa lincah berakselerasi dalam ranah (Ruang
tetap) spatial fix kedaulatan negara (sovereignity), sehingga kapitalisme
membutuhkan ruang tambahan yang disebut spatio temporal fix. 5 Kata Temporal
dan fix dalam ruang tetap temporal (spatio temporal fix) perlu untuk dibaca
dengan cukup kritis karena menggambarkan sebuah perpaduan kata yang saling
meng-antagonismekan. Dimana logika Geo yang statis bertemu dengan logika
politik yang dinamis dan transformatif. Dalam studi ilmu politik, spatio temporal
fix merupakan bagian dari geopolitik dan geoekonomi.6 Namun dalam studi
politik, aspek spatio (ruang) merupakan sesuatu yang dinamis.
Ekspansi perusahaan multinasional ke wilayah desa di Indonesia secara
teoritik dipandang sebagai bagian dari upaya menciptakan spatio temporal fix
yang tak lain sebagai strategi dalam bertahan ditengah kondisi sumber daya alam
yang semakin langka. Secara teoritik, Harvey merumuskan antitesa dari tesis Rosa
Louxembourg yang menekankan bahwasanya proses produksi kontemporer
terjebak dalam rendahnya konsumsi (underconsumption) dan kelebihan produksi
(overproduction). Berdasarkan teori Harvey, maka yang menjadi dilema bagi
perusahaan multinasional kontemporer justru sebaliknya, overproduction
sekaligus overconsumption karena kelangkaan bahan baku, namun di sisi lain
permintaan pasar yang tinggi.
Spatio temporal fix merupakan konsekuensi dari akumulasi kapital yang
berhasrat melepaskan diri atas kontradiskinya dengan logika territorial.7 Sekalipun
dalam beberapa kasus terjadi perselingkuhan antara keduanya, Namun dalam
perjalananya juga senantiasa terjadi benturan antara logika territorial dan logika
Kapital. Hal tersebut karena logika asal dari territorial (geo) adalah bersifat statis
sedangkan logika kapital (political economy) bersifat dinamis. Sebagai contoh,
bagaimana kegagalan infiltrasi AS ke Vietnam dan Irak secara Ekonomi
merupakan bukti sejarah bahwa tidak selamanya logika territorial dan logika
5 Harvey, David. Imperialisme Baru, Genealogi dan Logika Kapitalisme Kontenporer,
terjemahan Nailil Printika, diterbitkan oleh Institute for Global Justice dan Insist, 2010.
6 Thuathail, Gerard O. Understanding critical geopolitics: Geopolitics and risk society,
Journal of strategic studies, vol 22, No.3, 1999. Pp. 107-124.
7 Levebre, Henry. The Reproduction of space. John Wiley and Sons. 1992.
5
kapital bisa berkerjasama. Spatio temporal fix inilah sesungguhnya wajah asli
dari globalisasi yang acapkali kita dengungkan.
Teori spatio temporal fix menunjukkan sebuah posisi dilematis dalam
perekonomian negara industri. Sebagaimana kita ketahui bahwa negara juga
memiliki fungsi untuk menanggung dampak negatif dari eksplotasi alam. Tentu
cukup menyulitkan bagi Indonesia untuk melakukan segregasi kepentingan
dengan negara yang memiliki kepentingan nasional masing-masing. Terlebih lagi,
banyak negara industri asing memiliki ambisi untuk mengamankan pasokan raw
material sebagai antisipasi jangka panjang pasca krisis Global 2008. Sehingga
sampai sejauh mana negara-negara pasca krisis 2008 sanggup mengatasi masalah
kelangkaan SDA yang semakin hari semakin langka. Setidaknya hal tersebut
merupakan problematisasi yang berupaya diungkap oleh tulisan sederhana ini.
Tanpa disadari meningkatnya kemajuan dalam bidang teknologi,
komunikasi, informasi dan transportasi dalam era globalisasi telah mendorong
akselerasi kapital semakin tanpa batas (borderless). 8 Jan. N Pieterse dalam
tulisannya Neoliberal Globalization menyatakan bahwa interdependensi dan
integrasi ekonomi global yang berada didalam kerangka ekonomi pasar bebas
merupakan suatu nilai yang mendasar dalam globalisasi. Dalam artikel The
Globalization of Production yang ditulis oleh Eric Thun, menggambarkan
perubahan aktivitas produksi pada era globalisasi menjelaskan peluang dan
tantangan yang dihadapi oleh pemerintah negara dalam memutuskan suatu
kebijakan ditengah gencarnya penetrasi Multinational Corporation (MNC). Secara
umum hal ini membawa pada globalisasi yang sifatnya lebih khusus dalam
ekonomi. Globalisasi ekonomi merupakan proses penyatuan aspek-aspek ekonomi
dalam sebuah standar yang kemudian difragmentasikan ke seluruh dunia. Manfred
Stegger menerjemahkan globalisasi sebagai a social condition characterized by
the existence of global economic, political, cultural, and environmental
interconnections and flows that make many of the currently existing borders and
boundaries irrelevant.9
porsi relokasi rantai nilai harus terintegrasi dengan aktivitas global lainnya, maka
fragmentasi rantai nilai membutuhkan adanya perendahan tarif atau pajak.
Implikasinya, kekayaan asset MNC tersebut justru mampu melebihi GDP sebuah
negara. Sebagai contoh, jumlah karyawan perusahaan Exxon di luar negeri tiga
kali lipat dibanding karyawan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Penjualan tahunan perusahaan General Motors lebih tinggi dari GNP Indonesia,
Turki, dan Yugoslavia. Bahkan diproyeksikan bahwa pada beberapa tahun
kedepan sekitar tiga ratus perusahaan multinasional besar akan mengontrol
delapan puluh persen aset manufaktur dunia. 11
Multinational Corporations (MNC) atau yang dikenal juga dengan
perusahaan multinasional dapat didefinisikan menurut berbagai cara. MNC
didefinisikan sebagai perusahaan yang beroperasi di dua atau lebih negara. MNC
juga dianggap sebagai sekumpulan perusahaan yang berasal dari negara yang
berbeda yang bergabung melalui ikatan-ikatan strategi bersama. Pengertian lain
menyebutkan MNC sebagai perusahaan yang fasilitas pengendalian produksinya
dikontrol oleh dua negara atau lebih, dengan kantor pusat di satu negara tetapi
kantor cabang di berbagai negara maju dan berkembang.
Bagaimanapun juga MNC datang dengan dua sisi, seperti halnya
globalisasi, tidak semuanya buruk dan tidak semuanya baik. Sisi positifnya MNC
datang sebagai agen pembawa transfer teknologi dari negara maju ke negara
berkembang. Transfer teknologi ini sekaligus menjembatani pengetahuan negara
maju dan negara berkembang. Menjamurnya MNC juga diakibatkan kebutuhan
masyarakat yang kian beragam, dan MNC memanfaatkan kondisi tersebut dengan
menyediakan kepada masyarakat sesuatu yang mereka butuhkan. Sedangkan sisi
buruknya, selain memiliki peran dalam mempengaruhi pembentukan kebijakan
negara, bisnis dan korporasi adalah alat untuk mengejar keuntungan.
Buku The Multinational Corporation dari Joseph Stigiltz (2006),
menyatakan setidaknya ada lima aspek penting yang harus dilakukan supaya
pertumbuhan MNC tidak berdampak negatif. Pertama adalah, setiap korporasi
diwajibkan untuk memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR).
11 Stiglitz, Joseph, The Multinational Corporation, dalam Making Globalization Work,
London: Penguin Allen Lane, 2006.
8
country maupun host country. Hal tersebut semakin parah ketika pasca Perang
Dunia II, PBB meliberalisasi perdagangan dunia. Kembali ke sejarah bahwa jauh
sebelum para MNC menjamur, istilah tradisional bernama kongsi dagang menjadi
populer dengan contoh yakni keberadaan VOC atau Verenigde Oost Indische
Compagnie yang merupakan salah satu wujud aplikasi dari kata kongsi itu sendiri.
VOC bisa dikatakan merupakan kongsi dagang yang terbesar dan yang kali
pertama ada dalam sejarah dunia perdagangan Indonesia.14 Kongsi dagang pun
kini telah memiliki istilah yang lebih terkesan elite, yaitu Multinational
Cooporation (MNC).
Berkembangnyya MNC dimulai sejak tahun 1960-an di Amerika Serikat
dan Inggris serta kawasan Eropa lainnya yang dilatarbelakangi oleh beberapa
faktor pendorong. Dua hal utama yang menjadi determinannya adalah theory of
location dan principle of comparative advantage.15 Michael Billing menyebutkan
bahwa munculnya terminologi globalisasi berkaitan dengan strategi pemasaran
global. Dengan kata lain, globalisasi idrntik dengan perencanaan strategis dalam
perusahaan transnasional yang dipelopori oleh Coca-Cola, Ford, dan Mc Donald.
Sebuah perusahaan didalam menjalankan bisnisnya selalu ingin mencapai profit
yang maksimal. Maka, Proses produksi akan ditempatkan di lokasi yang paling
efisien yang dekat dengan sumber faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja
murah dan sumber produksi lainnya. Selain itu, MNC berusaha untuk mengurangi
biaya transportasi dengan memindahkan fasilitas ke tempat yang lebih dekat
dengan pasar konsumen supaya tidak menelan biaya distribusi yang besar
sekaligus berusaha untuk menghindari hambatan tarif. MNC dapat pindah ke
negeri lain untuk menghindari regulasi pemerintah berupa peraturan perbankan,
pembatasan mata uang, atau regulasi lingkungan.
Globalisasi menjadi elemen kunci pasar bebas terletak pada kemampuan
MNC untuk menyelaraskan, mengintegrasikan, dan membuat produksinya secara
14 Wiharyanto, Kardiyat.,Pergantian Kekuasaan di Indonesia tahun 1800, Yogyakarta :
CAPS, 2007.
15 Gilpin, Robert. The State and The Multinationals, dalam Global Political Economy:
Understanding The International Economic Order. Princeton: Princeton University Press,
2001.
10
yang tinggi, impor bahan mentah dan ekspor manufaktur Sedangkan negara
kategori pinggiran alias periperi adalah kebalikan dari karakteristik yang terdapat
pada negara inti, yakni negara dengan perkembangan industri yang minim.
Namun negara-negara yang berstatus periperi cukup banyak memiliki potensi
sumber daya alam. 19
Berkaitan dengan teori sistem dunia dari Wallerstein, maka negara inti
akan berupaya untuk memfokuskan kerjasama dengan langusng maupun tidak
langsung mengeksploitasi potensi negara-negara dibawahnya. Negara core akan
mengincar potensi sumber daya alam negara setempat sesuai dengan kepentingan
nasionalnya. Supaya surplus keuntungan yang diraih negara core lebih besar,
maka pada negara semi-periperi, barang ekspor dan impor mencakup bahan
mentah dan manufakturnya tetapi tingkat kesejahteraan, gaji, serta pelayanan
masyarakatnya sangat kurang. Kita dapat menunjuk bahwa negara-negara di
Eropa, Amerika dan beberapa negara Asia, semisal Jepang adalah negara core
karena mengandalkan pada investasi. Sedangkan sisanya termasuk Indonesia
dapat diglolongkan ke dalam semi-periperi atau periperi.
Cara yang paling canggih yang sering dilakukan korporasi adalah dengan
memanfaatkan lembaga-lembaga multilateral seperti IMF, WTO dan World Bank.
Atas nama globalisasi, IMF, WTO dan World Bank mengajukan tawaran
pembentukan pasar bebas yang dimuklai dari serangkaian hutang luar negeri.
Sebuah skema yang pada akhirnya membuat negara berkembang akan mengalami
ketergantungan Investasi. Selanjutnya, intervensi pemerintah dimarginalkan dan
pelaku bisnis memegang kendali berbagai area publik yang semula dikelola dan
menjadi domain negara. Oleh karena itu, Noreena Hertz menyebut gejala tersebut
sebagai silent take over (pengambilalihan diam-diam). Dimana korporasi
multinasional menjelma jadi institusi dominan yang kekuasaan yang mana
pengaruhnya melebihi organisasi internasional.
Implikasinya, kepentingan yang menguntungkan negara investor selalu
diorientasikan dalam perundingan Internasional macam WTO. Selanjutnya, hasil
regulasi internasional tersebut diinfiltrasi kedalam birokrasi negara berkembang.
19 Baylis, John, "The Globalization of World Politics". Oxford University Press, 2008,
hal. 148.
12
Parahnya dalam era otonomi daerah maka tidak hanya dari pemerintah pusat saja,
bahkan hingga unit birokrasi terkecil seperti kepala desa juga berpotensi ikut
membiarkan eksplorasi alam. Jika hanya keuntungan uang dan sumber pekerjaan
yang dicari maka sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan desa setempat
terkait potensi sumber daya alamnya. SDA bahkan menjadi tidak dimanfaatkan
oleh warga setempat melainkan untuk kepentingan segelinitir korporasi. Pada
akhirnya masyarakat desanya hanya menjadi penonton karena tidak bisa
mengolahnya sendiri malah justru mendapat perlakuan yang kurang baik karena
dianggap hanya mengganggu aktivitas korporasi.
Dari fakta tersebut setidaknya kita mulai bertanya, apakah yang mendasari
para aktor internasional mengincar desa di Indonesia? Secara historis, setidaknya
terdapat beberapa alasan yang mendasar bagi Negara kolonial menancapkan
dominasinya di Indonesia. Salah satunya yang paling tenar adalah rempah-rempah
dan hasil pertanian Indonesia yang terkenal. Kepulauan Maluku sebagai contoh,
merupakan bagian dari Indonesia yang dijamah pertamakali oleh Portugis pada
tahun 1509, hingga kemudian berhasil diusir di tahun 1595. Spanyol, Inggris, dan
Belanda merupakan Negara-negara Eropa selanjutnya yang menjamah Indonesia
di sekitar abad 16-19. Bahkan Jepang sebagai Negara Asia pertama yang memiliki
derajat setingkat kulit putih Eropa sempat tiga tahun lebih menikmati manisnya
alam Indonesia.20 Namun ternyata kolonialisme juga dijalani dari persekutuan
yang dilakukan oleh beberapa pribumi yang mendukung kolonialisme untuk
kepentingan mereka sendiri. Faktor internal tersebutlah yang membuat Belanda
dapat melakukan penjajahan dalam waktu yang relatif lama, yakni 350 tahun.
Maka total selama 450 tahun hasil pertanian dan perkebunan desa Indonesia
diangkut untuk kesejahteraan Negara lain.
Kini, konstelasi negara dan korporasi ternyata tidak selalu menjadi dilema,
bahkan dalam beberapa adegan, terutama saat krisis terjadi, justru keduanya
berkolaborasi bersama. Logika kedaulatan negara dalam era globalisasi semakin
tidak mampu menahan akselerasi logika akumulasi kapital yang semakin sporadis.
Sebaliknya, logika pasar bebas semakin membutuhkan institusi yang bisa
20 Zeenath Kausar, Colonization to globalization: Might isRight Continues. Thinkers
library.
13
14
lingkungan
yang
penduduknya
memiliki
hubungan
yang
akrab
contoh, pemerintahan Belanda pada tahun 1891 mencari tanaman baru pengganti
tembakau yang menguntungkan di pasar Eropa yang dapat di tanam di Timur
Pulau Sumatra. Pada saat itulah pertanian tembakau yang terkenal di tanah Deli
tergantikan dengan pertanian sawit, teh, dan karet. Begitupula dengan pertanian
tebu, kebutuhan akan gula yang besar di Eropa saat itu membuat belanda
menerapkan sistem yang sama sepertihalnya penanaman tembakau, sawit, teh, dan
karet, mereka mendesak petani untuk mengganti tanaman yang ditanam petani
dengan tanaman tebu.
Model tekanan militer untuk mengusai lahan-lahan potensial dan
menguntungkan Negara sudah ditinggalkan. Modernisasi yang terjadi mulai
menggeser model kolonialisasi yang bersifat militeristik terutama pasca
kemerdekaan Indonesia dari Jepang 17 Agustus 1945. Model Multi National
Corporation (MNC) dengan menggunakan motivasi ekonomi dan investasi
menjadi sebuah strategi baru yang di gunakan untuk menyerap Sumber Daya
Alam di Indonesia, sekaligus mengontrol jenis produksi. Teknologi di bidang
pertanian mulai berkembang pesat, peralihan Indonesia sebagai negara pemasok
produk pertanian dialihkan ke Negara-negara maju yang memiliki teknologi
pertanian yang mumpuni. Kini potensi SDA jenis lain, seperti batu bara di
Kalimantan, mining di Sulawesi dan Papua, bahkan jawa yang dahulu merupakan
repersentasi dari pertanian di indonesia, kini mulai tergerus oleh tambangtambang migas di Jawa Timur.
Sebagai contoh di Jawa Timur, Blok Cepu merupakan salah satu Blok
yang terdapat di Jawa Timur dengan cadangan minyak mencapai 7,7 triliun kaki
kubik minyak bumi, atau setara dengan 650 juta barel. Selain Blok Cepu di Jawa
Timur juga terdapat lapangan minyak Sukowati yang dikelola secara Joint
Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ) di Kabupaten
Bojonegoro, yang masuk Blok Tuban. Lapangan migas mampu memproduksi
minyak sekitar 43 ribu barel/hari (lihat tabel di bawah). Selain lapangan migas
yang berada di Bojonegoro, di tuban juga terdapat blok migas suci, blok ini di
garap oleh PT Indelberg Indonesia Perkasa (IIP) dengan PT Pertamina EP. Hingga
saat ini sudah di sediakan dana sebesar USD 20,90 juta. Kabupaten lain yang
memiliki cadangan migas terdapat di Sidoarjo, Lapindo memiliki sebanyak 25
16
sumur CNG, 20 sumur berada di Desa Wunut, Kecamatan Porong dan lima sumur
berada di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin. (lihat table di bawah) Selain
berbagai Blok dan lapangan migas yang telah di paparkan di atas secara detail,
terdapat pula potensi migas baru yang berada di Jawa Timur, yaitu Blok Nona.
Blok Nona ini terdapat di berbagai kabupaten di Jawa Timur, seperti Kabupaten
Bojonegoro, Jombang, Lamongan, dan Kota Surabaya.
Tabel. 1.1
Potensi Minyak dan Gas Di Jawa-Timur Berdasarkan Kabupaten
No
Nama Kabupaten/Kota
Kabupaten Blitar
Kabupaten Bojonegoro
24 http://www.bisnis.com/m/6-kabupaten-dbh-tertinggi-masih-jadi-dadaerah-miskin
25 Pertamina Survei Seismik Potensi Migas Blok Nona, dalam
http://jatim.antaranews.com/lihat/berita/78264/pertamina-survei-seismik-potensi-migasblok-nona, diakses 5 Oktober 2013 Pk 21.12.
17
- selain blok cepu terdapat pula blok nona. Blok ini di garap
oleh PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) dengan PT SER.
3
Kabupaten Tuban
Kabupaten Jombang
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Siduarjo
semula lima juta kaki kubik per hari menjadi 10 juta kubik per
hari. (2011).
- Di Sidoarjo, Lapindo memiliki sebanyak 25 sumur CNG, 20
sumur berada di Desa Wunut, Kecamatan Porong dan lima
sumur berada di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin.
7
Kabupaten Gresik
Kabupaten Bangkalan
Kota Surabaya
29 Indonesia For Global Justice. Anomaly kebijakan minyak nasional, Free Trade
Watch, Edisi Maret 2012.
19
Body (JOB) antara Pertamina dengan Petrochina East Java (PPEJ) di Bojonegoro,
tetapi juga ikut menggarap eksplorasi migas di blok Cepu.
Dari gambar di atas, tampak terlihat Provinsi Jawa Timur merupakan salah
satu dari dua Provinsi di Indonesia yang memiliki sumberdaya minyak yang
sangat melimpah setelah Sumatra Tengah yang memiliki 3.832,11 MMSTB.
Selain Provinsi JawaTimur dan Sumatra Tengah, cadangan minyak di Indonesia
tersebar di berbagai provinsi lainnya, seperti Aceh Sumatra Utara Sumatra Selatan
Jawa Barat sebesar. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan cadangan minyaknya
sebesar 670.00 MMSTB, untuk wilayah Sulawesi cadangan minyaknya sebesar
49.78 MMSTB. Selanjutnya di wilayah maluku terdapat 48.07 MMSTB, dan di
Papua sebesar 94.93 MMSTB. Cadangan minyak yang cukup besar berada di
pulau Natuna sebesar 383.35 MMSTB, Sedangkan Pada sektor gas alam, 75 %
dari kekayaan gas Indonesia dikuasai bukan oleh perusahaanmilik negara, dimana
37 % dipegang oleh TOTAL, sisanya kemudian dibagi-bagi kepada Conoco
Philips sebanyak 18 %, Exxon 9 %, Vico 6 %, Petro China 5 % dan beberapa
perusahaan asing lainnya, sedangkan Pertamina sendiri hanya menguasai 15
persen sisanya. 30
Tabel 1.2.
Penguasaan Minyak Bumi 2012
30 Indonesia For Global Justice. Anomali kebijakan minyak nasional, Free Trade
Watch , Edisi Maret 2012.
20
yang merupakan hasil diskusi antara pihak buruh dan pengusaha. Namun pada
kenyataannya, untuk wilayah-wilayah yang serikat buruhnya lemah, negosiasi
menjadi timpang di antara mereka. Dengan berbagai cara pemerintah daerah
mencoba menekan UMR hanya untuk mengundang investor atau sekedar
mempertahankan investor.
Data yang disajikan oleh PHI dan Jamsostek mencakup upah buruh di
beberapa daerah yang tergolong murah adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Dari hampir semua Provinsi di Indonesia yang menetapkan UMR
berada di atas satu juta Rupiah, hanya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
yang menetapkan UMR nya berada di kisaran delapan ratus ribuan Rupiah. Data
yang di sajikan di bawah menunjukan peningkatan UMR setiap tahunnya. Ratarata UMR pada 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2008 sebesar Rp 745.709.
pada tahun berikutnya meningkat menjadi Rp 841.529, terus meningkat pada
tahun 2010 menjadi Rupiah 908.824. Pada tahun 2011 rata-rata UMR di Indonesia
menjadi Rp 988.829, pada tahun 2012 bertambah menjadi Rp 1.088.902, dan di
tahun 2013 menjadi Rp 1.296.908.
Kenaikan rata-rata UMR di Indonesia nyatanya tidak sebanding lurus
terhadap dua hal. Pertama pemerataan pendapatan melalui tingkat UMR yang
relatif hamper sama pada setiap Provinsinya. Kedua, peningkatan rata-rata UMR
di Indonesia hanya di signifikan di kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Sumatra
Barat, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur. Sedangakan di provinsi lain
peningkatan UMR tidak signifikan. Misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat, dan DDI Yogyakarta. Peningkatan UMR pada 4 provinsi di pulau Jawa
tidak signifikan dan cenderung sangat kecil, kisaran kenaikannya hanya sebesar
kurang lebih Rp 100.000. Berikut adalah Data yang dikeluarkan oleh BKPM
mendukung statement bahwa MNC mengincar SDM murah sebagai pekerja.
Tabel 1.2
Data Upah Minimum Regional Provinsi Se-Indonesia 2008-2013
N
Provinsi
2008
2009
2010
22
2011
2012
2013
1
2
3
4
5
6
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera
1.000.000
822.205
800.000
800.000
724.000
743.000
1.200.000
905.000
880.000
901.600
800.000
824.730
1.300.000
965.000
940.000
1.016.000
900.000
927.825
1.350.000
1.035.500
1.055.000
1.120.000
1.028.000
1.048.440
1.400.000
1.200.000
1.150.000
1.238.000
1.142.500
1.195.220
1.550.000
1.375.000
1.350.000
1.400.000
1.300.000
1.630.000
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara
690.000
617.000
813.000
833.000
972.605
568.193
547.000
586.000
500.000
837.000
682.650
730.000
735.000
691.000
850.000
892.000
1.069.865
628.191
575.000
700.000
570.000
917.500
760.000
832.500
780.000
767.500
910.000
925.000
1.118.009
671.500
660.000
745.694
630.000
955.300
829.316
890.775
815.000
855.000
1.024.000
975.000
1.290.000
732.000
675.000
808.000
705.000
1.000.000
890.000
950.000
930.000
975.000
1.110.000
1.015.000
1.529.150
780.000
765.000
892.660
745.000
1.042.000
967.500
1.000.000
1.200.000
1.150.000
1.265.000
1.365.087
2.200.000
850.000
830.000
947.114
866.250
1.170.000
1.181.000
1.100.000
19
Barat
Nusa Tenggara
650.000
725.000
800.000
850.000
925.000
1.010.000
20
Timur
Kalimantan
645.000
705.000
741.000
802.500
900.000
1.060.000
21
Barat
Kalimantan
765.868
873.089
986.590
1.134.580
1.327.459
1.553.127
22
Tengah
Kalimantan
825.000
930.000
1.024.500
1.126.000
1.225.000
1.337.500
23
Selatan
Kalimantan
889.654
955.000
1.002.000
1.084.000
1.177.000
1.752.073
24
25
26
27
Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi
845.000
670.000
740.520
700.000
929.500
720.000
905.000
770.000
1.000.000
777.500
1.000.000
860.000
1.050.000
827.500
1.100.000
930.000
1.250.000
885.000
1.200.000
1.032.300
1.550.000
995.000
1.440.000
1.125.207
28
29
30
31
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
600.000
760.500
700.000
700.000
675.000
909.400
775.000
770.000
710.000
944.200
840.000
847.000
762.500
1.006.000
900.000
889.350
837.500
1.127.000
975.000
960.498
1.175.000
1.165.000
1.275.000
1.200.622
23
32 Papua Barat
1.210.000 1.410.000 1.450.000
1.720.000
33 Papua
1.105.500 1.216.100 1.316.500 1.403.000 1.585.000
1.710.000
Rata - Rata :
745.709,2 841.529,55 908.824,5 988.829,39 1.088.902,64 1.296.908,48
2
Sumber: Jamsostek, Diolah oleh Pusat data Dinas Tenaga Kerja, 2013.
Untuk merefleksikan tabel hasil perbandingan UMR menurut Provinsi di
atas, maka kita patut melihat jumlah buruh yang menerima upah tersebut.
Walaupun jumlah pendapatan yang ditentukan pemerintah Provinsi yang menjadi
sentra industri terbilang minim, namun jumlah buruh di Indonesia setiap tahunnya
terus meningkat. Dimulai Pada tahun 2008 per bulan Februari, jumlahnya sebesar
28.515.358 orang. Jumlah tersebut meningkat drastic pada tahun 2010 sebanyak
2.208.803 orang, menjadi 30.724.161 orang. Kemudian meningkat kembali di
tahun 2011 menjadi 34.513.624 orang. Pada tahun 2012 jumlahnya kembali
meningkat menjadi 38.135.062 orang.
Kondisi tersebut setidaknya menunjukan dua hal. Pertama, jumlah
populasi masyarakat Indonesia yang terus bertambah. Kedua, lapangan kerja yang
cenderung tidak meningkat tajam. Kedua gambaran tersebut di bingkai manis
dalam ketidak seimbangan laju populasi dengan peningkatan jumlah lapangan
kerja yang disediakan. Selain itu, kondisi tersebut mencerminkan perkembangan
industri yang tidak sebanding dengan tingkat pendapatan masyarakat di tengah
melonjaknya harga-harga bahan pokok.
Tabel 1.3
Jumlah Pekerja Indonesia Menurut Status Pekerjaan
No.
1
2
3
Berusaha Sendiri
Berusaha Dibantu Buruh
Tidak Tetap/Buruh Tidak
Dibayar
Berusaha Dibantu Buruh
2008
2009
2010
2011
2012
Februari
Februari
Februari
Februari
Februari
20 081 133
20 810 300
20 456 735
21 149 311
19 543 475
21 599 782
21 636 761
21 922 813
21 308 835
20 367 416
2 979 406
2 968 481
3 016 154
3 594 568
3 930 591
24
4
5
6
7
8
Tetap/Buruh Dibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai 28 515 358 28 913 118 30 724 161 34 513 624
Pekerja Bebas di
6 130 481
6 346 122
6 324 719
5 575 925
Pertanian
Pekerja Bebas di Non
4 798 856
5 151 536
5 284 598
5 158 700
Pertanian
Pekerja Keluarga/Tak
17 944 841 18 659 126 19 676 392 19 980 781
Dibayar
Tak Terjawab
Total
102049 857 104 485 444 107 405 572 111 281 744
38 135 062
5 356 265
5 970 608
19 499 388
112 802 805
26
yang bisa melampaui imajinasi ruang yang sudah dilakukan oleh pusat dalam
bentuk penguasaan dan kontrol terhadap teritorinya. Dalam kaitannya dengan desa
dalam menghadapi globalisasi, wacana yang muncul adalah serangkaian strategi
untuk melindungi desa dalam menghadapi globalisasi atau yang bisa juga disebut
sebagai anti-globalisasi.
Globalisasi diletakkan sebagai sebuah gelombang yang menerjang
sehingga secara umum dipahami bahwa globalisasi memberikan efek positif dan
negatif bagi siapa saja yang diterpa. Sepadan dengan penjelasan globalisasi bahwa
development geography48 bisa menjelaskan mengapa dibeberapa bagian belahan
dunia ada masyarakat yang hidup dengan kecukupan sedangkan dibelahan bumi
yang lain ada masyarakat yang hidup dengan kekurangan bahkan sangat
kekurangan. Hal ini yang kemudian dijadikan inflitrasi bagi strategi pembangunan
yang bisa masuk melenggang dengan menggandeng globalisasi sebagai
pembukanya. Bahwa globalisasi dinilai positif jika bisa membawa efek kebaikan
bagi pembangunan masyarakat dan menimbulkan efek negatif jika resep
pembangunannya justru menggerus nilai, tatanan masyarakat disebuah komunitas
tertentu dan membuat ketertingalan justru semakin mencolok.
Sampai disini keterhubungan antara deteritorialisasi tatanan geopolitik
dengan politico administrative of territory lantas bersambung dengan desa dalam
menghadapi globalisasi mulai menunjukkan titik persinggungan. Sejalan dengan
semangat dari buku ini, memposisikan desa dalam menghadapi globalisasi
tentunya bukan dalam rangka untuk semata mata mencari solusi seperti apa
untuk mengeluarkan desa dari belitan globalisasi yang saat ini sudah menyatu
dengan neo-liberalisme dan kapitalisme. Lebih daripada itu melalui buku ini desa
bisa memiliki kesempatan untuk menunjukkan potensi dan memiliki keleluasaan
untuk ikut aktif, tidak dalam konteks untuk menyemarakkan globalisasi dan
wacana pembangunanan, tetapi ikut terlibat dan menunjukkan kuasanya dalam
melakukan imajinasi terhadap ruang yang transparan.
Untuk mencapai pada pemahaman seperti yang ditawarkan diatas perlu
untuk meletakkan desa keluar dari logika politico administrative of territory.
Dengan semangat pengetahuan, ini perlu dilakuan agar perbedaan perspektif akan
48 Loccit, Murray, hal 263 270.
33
berujung kepada pemahaman yang lain dalam melihat permasalahan desa dan
globalisasi. Ini sejalan dengan solusi yang ingin diberikan dalam buku ini yaitu
antisipasi desa dalam menyongsong globalisasi. Jika desa diletakkan dalam
pemahaman yang lain dari politico administrative of territory, maka akan
memiliki pemaknaan yang berbeda. Desa tidak diletakkan dalam kategori unit
dari sebuah himpunan dengan hirarki seperti negara, provinsi, kota dan unit
terkecil adalah desa.
Apa implikasi yang muncul dengan kondisi seperti diatas ? Ada beberapa
hal yang bisa dijadikan perhatian dalam membangun desa. Implikasinya lokasi
yang tadinya tersekat berubah menjadi rumah bersama. Konsekuensinya, waktu
menjadi lebih singkat untuk menempuh semua jarak perdagangan. Lalu apa celah
yang bisa dimanfaatkan Desa dari geography is dead ini?. Tidak bermaksud untuk
oportunis, tetapi istilah celah menjadi bermakna peyoratif jika terlalu proglobalisasi adalah bahwa logika jejaring yang mulai masuk dan menyeruak dalam
relasi pada era globalisasi sehingga walaupun tidak berhubungan langsung, logika
network bisa menjadi sebersit solusi
Terlepas dari posisi administratif dan utilitasnya untuk menopang tata
pemerintahan didalam sebuah negara, jika kemudian diposisikan dalam kerangka
deteritorialisasi tatanan geopolitik seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya maka
sebentuk tata pemerintahan dalam tingkatan yang lebih kecil pun berada didalam
sebuah ruang yang transparant. Dunia bisa dipahami sebagai ruang yang
transparant dimana setiap subjek didalamnya memiliki keleluasaan untuk
melakukan relasi. Ada dua hal yang menjadi terbatas dalam prinsip politico
administrative of territory, yaitu power (pemeragaan kekuatan) dan keleluasaan,
sehingga dengan mengimajinasikan dunia sebagai ruang yang transparant maka
pemeragaan kekuatan akan bisa dilakukan dengan keleluasaan dan fleksibilitas
yang lebih besar.
Sebenarnya ada resiko yang besar dengan mengasumsikan bahwa dunia ini
adalah ruang yang transparan dan setiap subjek didalamnya memiliki keleluasaan
dalam hal melakukan imajinasi dan memperagakan kekuatannya. Resiko ketika
menempatkan posisi lokal dalam sebuah ruang yang transparant bisa ditemukan
jika melihat argumentasi Harvey yang membabat pemaknaan ruang. Menurut
34
35
BAB II
AKTOR-AKTOR GLOBAL DIBALIK PEMBANGUNAN DESA
II.1 Desa Sebagai Penopang Imperium Amerika
Imperium Amerika yang begitu megah ternyata berkembang dari Desa.
Terbukti bahwa AS bukanlah siapa siapa tanpa adanya kekayaan alam desa yang
36
Salah satu cara AS untuk masuk langsung kedalam desa adalah dengan
beberapa program bantuan untuk Indonesia. Sejak tahun 2007 United State
Agency for International Development (USAID) berupaya mengembangkan desa
konservasi di 16 kawasan. Desa tersebut terletak di lima provinsi prioritas, yaitu
Jawa Barat, Jawa Tengah/DI Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, dan Sumatera Utara.
Desa konservasi merupakan salah satu program yang dirintis oleh Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA), Departemen
Kehutanan. Direktorat Jenderal PHKA telah berencana mengembangkan 132
Model Desa Konservasi (MDK) di sekitar 77 Unit Pelaksana Teknis Balai
Konservasi Sumberdaya Alam atau Balai Taman Nasional.
Desa konservasi sejatinya merupakan sebuah inisiatif USAID dalam upaya
konservasi secara partisipatif. Sebagian besar desa konservasi tersebut terletak di
wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS). Oleh karena itu, pengembangan model
desa konservasi menjadi salah satu pendekatan untuk mewujudkan pengelolaan
DAS terpadu, guna mendukung tata kelola kawasan hutan dan konservasi yang
lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain pemilihan lokasi dengan
pendekatan development pathways, pengembangan unit sekolah lapangan di desadesa yang terletak di wilayah hulu dan dekat dengan kawasan konservasi. Selain
itu, juga pengembangan rencana aksi dan penggalangan dukungan para pihak
dalam implementasi rencana aksi konservasi.51 Inisiatif tersebut diasumsikan
sangat penting dan relevan dengan kondisi kawasan konservasi di Indonesia.
Indonesia memiliki sekitar 22 juta hektar kawasan konservasi. Sebagian besar
kawasan tersebut terancam rusak, karena beberapa faktor, seperti tuntutan
konversi lahan, perambahan, kebakaran hutan, illegal logging, perdagangan ilegal
tumbuhan dan satwa langka, serta tuntutan kebutuhan hasil hutan karena tingginya
laju pertumbuhan penduduk.
Namun kini Imperium AS yang dulu begitu megah ternyata berpotensi
runtuh jika tidak segera memulihkan kembali industrinya pasca krisis tahun 2008.
51 Conservation Village Model. Final Report. United State Agency for International
Development (USAID), 2008.
38
52 Zakaria, Fareed, The Post-American World. New York: Norton Company, 2008.
53
39
jatuh dan digantikan oleh era post washington consensus yang justru banyak
mengadopsi nilai-nilai merkantilisme yang selama ini secara tidak langsung
merujuk pada kembalinya state led development sebagai paradigma kontemporer
dalam pembangunan internasional.
Krisis finansial yang terjadi pada tahun 2008 dimotori dari gagalnya
pembayaran kredit perumahan. Sebagaimana yang telah diketahui minat atau
keinginan konsumsi dari masyarakat Amerika Serikat akan property perumahan
sangatlah tinggi. Oleh karena itu untuk memelihara permintaan perumahan agar
tetap tinggi, maka bank-bank di Amerika Serikat berlomba-lomba mengucurkan
kredit perumahan terutama bagi golongan berpenghasilan rendah. Kredit
perumahan di Amerika Serikat yang semula niatnya adalah mempermudah
masyarakat di Amerika mendapat kredit perumahan kenyataannya banyak sasaran
yang tidak tepat. Kredit diberikan kepada penduduk yang tidak layak mendapat
pembiayaan sehingga banyak yang tidak mampu menyelesaikan tanggungan
kredit yang dipinjam. Kemudian muncul dengan sebutan (subprime mortage) dan
ninja loan, yaitu pinjaman yang diberikan terhadap nasabah yang no income, no
job dan no asset. 59 Di sisi lain keguncangan perekonomian yang sama juga
dialami oleh Merryl Linch, Citigroup, AIG dan berbagai lembaga keuangan besar
lainnya.60 Kemudian merambah dan berimbas ke pelemahan sektor riil dengan
kebangkrutan berbagai perusahan besar di Amerika Serikat seperti General
Motors, Ford, dan Chrysler sehingga mengancam kelangsungan kerja ribuan
karyawannya.
Untuk mengatasi krisis, Amerika Serikat memfokuskan kebijakan luar
negerinya di kawasan Asia Pasifik yang memiliki potensi sumber daya alam dan
sumber daya manusia. Sehingga AS akan terus mendorong perdagangan bebas
59 Krisis Ekonomi Global dan Perekonomian Domestik, dalam
http://news.detik.com/read/2010/01/13/083906/1277194/10/krisis-ekonomi-global-dankondisi-perekonomian-domestik diakses pada 21 September 2013 pukul 10.09 WIB
60 Lehman merupakan bank investasi terbesar keempat di AS (setelah Goldman Sachs,
Morgan Stanley, dan Merrill Lynch), melakukan bisnis di bidang perbankan investasi,
ekuitas dan penjualan pendapatan tetap dan perdagangan (terutama AS sekuritas
Treasury) , penelitian, pengelolaan investasi, ekuitas swasta, dan perbankan swasta.
42
yang merupakan bagian dari paket liberalisasi ekonomi di Asia pasifik. Bahkan
setelah pertemuan APEC di Indonesia, semua pemimpin ekonomi negara APEC
sepakat untuk bekerja lebih keras lagi dalam mewujudkan Bogor Goals. Salah
satu poin Bogor Goals yang belum tercapai adalah mewujudkan liberalisasi
perdagangan dikalangan anggota APEC pada 2020. Kedua adalah APEC sepakat
mendukung dan meningkatkan perdagangan di dalam kawasan Asia Pasifik
melalui kerjasama multilateral seperti WTO. Terkait WTO para pemimpin APEC
sepakat untuk menyukseskan konferensi WTO di Bali, Indonesia pada Desember
2013. Skema APEC ditujukan untuk melayani kebutuhan ekonomi AS yang
sepertinya masih sedang mengalami krisis keuangan nasionalnya.
Kawasan Asia Pasifik kini menjadi kawasan yang paling dinamis dalam
hal pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dunia. Asia pasifik mewakili 55
persen pendapatan per kapita dunia dan kontribusi sebesar 45 persen perdagangan
barang dan jasa dunia. Dengan pertumbuhan yang pesat dan pasar yang besar,
tidak ada wilayah lain yang lebih vital dalam pengembangan perdagangan selain
Indonesia dan Asia Pasifik.61 Dengan beban keuangan negara dan tekanan
pengangguran yang sangat berat serta terbatasnya pilihan kebijakan untuk
menyelamatkan ekonomi, kerja sama Asia pasifik dipandang memiliki arti penting
bagi AS untuk merealisasikan sebuah kerjasama perdagangan bebas di kawasan
Asia Pasifik. APEC dipandang tidak hanya perluasan perdagangan bebas, tetapi
menjadi model kerjasama yang lebih luas. Hal tersebut tentu menjadi harapan
baru bagi AS untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan krisis yang
dihadapi. Mengembangkan ekspor yang sangat penting bagi pemulihan ekonomi
dan penciptaan lapangan pekerjaan di AS.
AS ingin meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Indonesia yang dinilai
sebagai salah satu negara APEC dengan pertumbuhan ekonomi pesat. Data dari
Kementerian Perdagangan memperlihatkan total nilai perdagangan Amerika
Serikat dengan Indonesia, pada periode Januari-Maret 2013 sebesar 6.7 juta dolar
AS, atau meningkat sebesar 3,45 persen apabila dibandingkan dengan periode
61Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, buletin Direktorat Jenderal Kerjasama
Perdagangan Internasional edisi IV 2011, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
43
yang sama tahun 2012, sebesar 6.49 juta dolar AS. Total perdagangan tersebut,
terdiri dari ekspor Indonesia pada periode Januari-Maret 2013 sebesar 4.7 juta
dolar AS. Sedangkan nilai impor Indonesia pada periode sama sebesar sekitar 1.9
juta dolar AS. Namun pada Okober tahun 2013, Keputusan bank sentral Amerika
Serikat Federal Reserve untuk menunda pengurangan stimulusnya melegakan
Indonesia. Rupiah dan pasar ekuitas yang sempat anjlok kini perlahan mulai
menguat seiring dengan meningkatnya kepercayaan bahwa krisis telah usai. Ini
berujung pada rendahnya investasi AS di luar sektor minyak dan gas. Padahal
Seperti kita ketahui, Hingga awal 1980-an, lebih dari 80% ekspor Indonesia ke AS
terkait dengan minyak dan gas. 62
Bersamaan dengan agenda KTT APEC 2013 di Bali Oktober 2013,
Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian kerja sama berupa
pengembangan energi ramah lingkungan antara tiga perusahaan Indonesia dengan
tiga perusahaan AS. Perjanjian kerja sama antara Indonesia dan AS senilai USD
300 juta. Proyek pertama adalah kerjasama antara anak usaha produsen baterai
telekomunikasi asal AS Fluidic Energy, yaitu PT Fluidic Indonesia dengan PT
Indosat untuk memasok baterai Base Transceiver Station (BTS) Indosat.
Kerjasama kedua adalah kerjasama pembangunan perusahaan energi terbarukan
asal AS Ormat dengan PT Pacific Geoenergi untuk membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi sebesar enam puluh Megawatt di Dompu, Nusa
Tenggara Barat senilai USD 250 juta yang diyakini akan mengurangi emisi
sebesar 500 ribu kali setiap tahun. Sedangkan proyek ketiga adalah proyek
pemasangan panel surya bertenaga 15 megawatt antara Sun Edison dengan PT
Angkasa Pura I (Persero) untuk mengalirkan listrik di beberapa bandara yaitu
Ngurah Rai (Bali), Sepinggan (Balikpapan), Juanda (Surabaya) dan Hasanuddin
(Makassar) Yang diperkirakan nilai satu panel surya mencapai USD45 juta. Selain
itu juga ada kerja sama geothermal, dan kerja sama power supply untuk industri
telekomunikasi Indonesia. Ini bukti jika AS memandang bahwa Indonesia
62 Dewa Wiguna,dalam http://www.antaranews.com/berita/399065/amerika-serikattingkatkan-kerja-sama-ekonomi-dengan-indonesia, diakses 2 Oktober 2013. Pk 14.17.
WIB
44
46
Ketika Glory dan Gospel telah menjadi kisah klasik, Gold masih menjadi
perhatian negara Eropa hingga kini. Terlebih lagi, ketersediaan bahan mentah
senantiasa dituntut untuk bersinergi dengan perkembangan industrilisasi yang kian
semakin cepat. Apalagi krisis energi menjadi isu yang mencuat seperti yang
tertuang dalam pertemuan G-20 di Seoul yang menggagas hadirnya pasar energi
yang berfungsi dengan baik transparan untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu,
negara yang maju industrinya notabene tidak memiliki sumber daya alam yang
cukup memadai ketersediaanya untuk akselerasi industri. Oleh karena itulah,
hasrat ekspansi eropa kedalam wilayah yang kaya sumber daya alam tentunya
tidaklah berhenti pasca era kolonialisme.
Uni Eropa mulai menciptakan sebuah terobosan penting dalam beberapa
tahun terakhir. Salah satu prestasi terbaru yang dimunculkan adalah traktat
Lisabon yang disepakati tahun 2007. Dengan traktat Lisabon, Uni Eropa
mengalami transformasi berkaitan dengan karakteristik institusionalisasi dari Uni
Eropa sebagai sebuah organisasi regional. Kemunculan traktat lisabon tersebut
mengkonsolidasi Uni eropa sebagai sebuah kesatuan organisasional yang lebih
terintegrasi menjadi satu pilar, dari sebelumnya yang masih menggunakan tiga
pilar. Modal integrasi tersebut diasumsikan mampu meningkatkan bargaining
Eropa guna berkompetisi dalam konstelasi ekonomi politik internasional.
Traktat Lisabon perlu untuk mendapat perhatian karena Uni Eropa tengah
bermertamorfosa menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Apalagi Uni Eropa
merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan banyak negara negara maju.
Namun semakin besar sebuah institusi regional, maka beban yang diemban juga
semakin besar. Beban tersebut adalah masalah kesenjangan ekonomi yang dialami
oleh diantara negara Uni Eropa sendiri. Sebuah institusi yang besar tentunya harus
bertanggung jawab untuk melakukan distribusi ekonomi antar anggotanya.
Implikasinya, maka akselerasi industrilisasi menjadi perlu dan tentunya kebutuhan
akan bahan baku menjadi semakin mendesak.64
Sebuah rencana pencarian sumber daya alam perlu lantaran krisis
keuangan global yang mengakibatkan anjloknya indeks produksi industri negara
maju seperti AS, Uni Eropa, dan Jepang. Tercatat pada bulan Juni 2008 pasca
64 Falahi, Ziyad. Raw Material Iitiative. Free Trede Watch July 2013.
47
Dari tiga tujuan tersebut, ketentuan nomor dua perlu menjadi lampu kuning bagi
Indonesia.67 Data dari pemerintah Indonesia secara umum menunjukkan adanya
penurunan impor bahan mentah Uni eropa ke Indonesia setelah 2008. Salah satu
yang menjadi sebab adalah Uni eropa masih mengalami kesulitan ekonomi pasca
krisis 2008. Namun kita perlu memikirkan kembali kebenaran mengenai apakah
Uni Eropa yang sedang mengalami krisis benar-benar telah membatasi impor
bahan mentah. Apakah yang terjadi bukan malah sebaliknya, krisis dapat memicu
akselerasi Uni eropa untuk mengejar bahan mentah secara lebih masif. Terlebih
dari dokumen dapat ditinjau bagaimana Indonesia disebut sebagai salah satu
produsen karet dunia yang dirasa mampu memasok kebutuhan industri Eropa.
Currently, natural rubber production is located in SE Asia and sourced
from three countries Thailand, Indonesia & Malaysia, operating a Tripartite Consortium on NR, since 2004 the so-called International
Rubber Consortium (IRCO).68
Kutipan tersebut memberi catatan tambahan guna memperlihatkan
bahwasanya Indonesia merupakan salah satu target manifestasi RMI Eropa. Salah
satu dokumen memberikan penekanan bahwasanya Indonesia dan negara Asia
tenggara memiliki potensi yang cukup besar terutama bagi sektor karet yang kini
menjadi salah satu kebutuhan industri eropa pasca krisis 2008. Lebih Lanjut
Komisi Uni Eropa menyatakan mengenai bagaimana raw material insiative akan
diimplementasikan dengan beberapa langkah teknis, diantaranya adalah double
pricing, pembatasan ekspor dan pajak ekspor. Sesungguhnya tidak ada yang
spesifik saat berbicara mengenai sektor bahan mentah apa saja yang menjadi
66Does Europe Need its own Mineral resources policy, 3 April 2012, diakses dari
http://www.newworldresources.eu/en/media/open-mine/open-mine-01-2012/does-europeneed-its-own-mineral-resources-policy, diakses 3 Oktober 2013. Pk 19.50. WIB.
67 European Tyre and Rubber Association. An effective and delivering raw materials
policy: A cornerstone for industry competitiveness and the EU resource-efficiency targets,
3 Mei 2011.
68 European Tyre and Rubber Association. An effective and delivering raw materials
policy: A cornerstone for industry competitiveness and the EU resource-efficiency targets,
3 Mei 2011.
49
target RMI. Namun Terdapat beraneka konsentrasi sektor bahan mentah yang
menjadi incaran dari RMI, yakni, gas, kelapa sawit dan beberapa lainya
disebutkan dalam dokumen berikut.
These practices include double pricing, export restrictions and export
taxes on ethylene feedstock, gas, palm oil or key minerals such as
fluorspar, yellow phosphorous and rare earths,69
69 EU chemical trade group support push raw material acess, diakses dari
http://m.theindonesiatoday.com/news/eu-chemical-trade-group-supports-push-rawmaterials-access/, diakses 5 Mei 2013.
70 European Comission, European standards standardization policy, dalam
http://ec.europa.eu/enterprise/policies/european-standards/standardisation-policy/
50
yang memprioritaskan ekploitasi sumber daya alam dan bahan mentah untuk
kepentingan ekspor. Kebijakan pembangunan berbasis manufaktur telah
menyebabkan lahan-lahan pertanian digantikan dengan pertambangan dan
perkebunan yang menghasilkan komoditas ekspor. Pasar pangan dalam negeri
semakin dipenuhi oleh pangan impor yang berasal dari negara-negara maju yang
memang mengalami over kapasitas.
Jumlah pengangguran yang meningkat akibat banyaknya perusahaan lokal
di Eropa yang bangkrut membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus
bagi warga negaranya. Langkah yang diambil oleh pemerintah Eropa adalah
dengan mendukung program SME (Small and Medium Enterprise), atau yang
biasa disebut UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) bagi perusahaan kecil dan
menengah. Fokusnya adalah untuk menciptakan banayk pengusaha mandiri yang
siap menjalankan bisnis mulai dari Small Business Act for Europe (SBA) bisnis
berskala kecil, yang akan didukung pemerintah hingga tingkat kawasan dan
kemudian siap bersaing di tingkat global. Di bawah ini adalah tabel tingkat
pengangguran di Eropa dan Uni Eropa yang akan menjalankan kebijakan SME
dari pemerintah.
52
73 Greenpeace Reports. 2004. Forest Crime: EU enlargement programme fuels the destruction of
Indonesias last rainforests. Greenpeace International : Amsterdam.
54
dari data yang ada menekankan secara eksplisit dan jelas bahwasanya Indonesia
dinyatakan sebagai salah satu target dari manifestasi RMI.
Dengan demikian potensi bahaya dari Eropa sperlu diantisipasi oleh
Indonesia untuk melindungi kekayaan alamnya. Apalagi status Indonesia yang
kini sedang menjajaki hubungan kemitraan strategis yang semakin intensif dengan
Uni Eropa melalui mekanisme CEPA. Secara logika, kondisi ini menunjukkan
adanya peluang yang bisa Indonesia manfaatkan. Yang pertama, Indonesia perlu
untuk meningkatkan bargaining perundingan ekonominya dengan mengajukan
syarat bagi masuknya perusahaan Eropa di Indonesia, terutama sektor karet.
Syarat yang bisa diajukan, semisal adalah asaz resiprokal bagi Eropa untuk tidak
mengkriminalisasi produk Indonesia dengan segala prasyarat sanitasi dan
ecolabeling yang sulit. Bahkan, perusahaan lokal serta beberapa BUMN
perkebunan dan kehutanan perlu untuk lebih berani berinvestasi di Eropa yang
sedang membutuhkan banyak produk kehutanan dan perkebunan. Dan yang tidak
bisa dilupakan, peran masyarakat sipil begitu penting guna mengawasi secara
lebih seksama implementasi dari RMI untuk keberlangsungan sumber daya alam
dan mineral di Indonesia.
55
bakar fosil meningkat dengan cepat. Ketergantungan tersebut relatif tinggi dengan
beberapa keuntungan penting, terutama dengan menganggap untuk menjamin
keamanan pasokan, tetapi juga telah menandai kelemahan.
Faktor yang paling penting mendasari agresifitas Cina untuk mengincar
sumber daya alam adalah kepadatan penduduk Cina di wilayah domestik.76 Selain
pertambangan, sektor lain yang menjadi sasaran investasi Ciina adalah makanan
dan minuman, logam, mesin, dan elektronik. Pengalihan ke industri manufaktur
dengan salah satunya di sektor tekstil karena di Cina pelaku industri tekstil
mendapat tantangan yang hebat mengenai harga produk kompetitif dan biaya
produksi. Pengusaha Cina melihat upah buruh di Indonesia dan kawasan, lebih
kompetitif dibanding di Cina dan itu menjadi salah satu potensi investasi. Selain
itu, potensi pasar yang besar di Indonesia dan kawasan dengan total pangsa pasar
enam ratus juta jiwa menjadi salah satu daya tarik lain. Sepak terjang Cina
mengindikasikan lampu kuning bagi desa Indonesia. Pengusaha-pengusaha Cina
tertarik investasi di sektor tekstil melalui pendirian pabrik dengan penawaran
nilai investasi sebesar 150 juta dollar AS. Selain sektor manufaktur, pengusaha
China juga banyak yang mengincar investasi di sektor pertanian dan peternakan.
Dubes Cina untuk Indonesia Liu Jiancha mengatakan sektor manufaktur,
khususnya di tekstil akan menjadi sasaran investor China ke Indonesia dalam dua
hingga lima tahun kedepan.77 Nilai investasi China ke Indonesia melonjak pada
2012 dengan total 141 juta dolar AS dari sekitar 128 juta dolar AS pada 2011. Saat
ini, realisasi investasi China ke Indonesia pada triwulan pertama tahun 2013
tercatat sebesar 60,2 juta dolar AS dengan 99 proyek.Tidak hanya proyek
Investasi, kerjasama perdagangan ekspor dan impor yang dilakukan Indonesia
dengan Cina mencapai angka signifikan pada tahun 2012.
Tabel 2.3. Ekspor Impor Cina pada tahun 2012 78
76 James West, Heinz Schandl, Sonja Heyenga dan Shaofeng Chen. Resource
Efficiency: Economic and Outlook for Chinadalam:
http://www.unep.org/pdf/China_Resource_Efficiency_in_English_2013.pdf hlm 2
77 http://europe.chinadaily.com.cn/business/2013-04/01/content_16365934.htm
78 http://comtrade.un.org/db/ce/ceSnapshot.aspx?px=H4&cc=TOTAL
57
besar dalam ekonomi domestik membuat Cina terjebak dalam problem distribusi
kesejahteraan dari negara ke rakyat. Hal tersebut mendorong perdana menteri
Cina Wen Jiabao pada tahun 2010 menekankan pentingnya paradoxal option.82
Solusi paradoxal option menawarkan untuk menggeser investment driven yang
selama ini berada dalam tataran produksi menuju pada consumption driven
sebagai upaya untuk mempertahankan pertumbuhan tinggi Cina yang ternyata
rawan inflasi. Urgensi daripada consumption driven selain diperuntukkan untuk
menekan inflasi, juga sekaligus meningkatkan sirkulasi perekonomian domestik.
Namun solusi paradoxal option yang dikemukakan Wen Jiabao ini memiliki
konsekuensi jangka panjang. Yang perlu untuk dipertimbangkan Cina adalah
masalah distribusi pendapatan, sampai kapan buruh Cina mau dibayar murah?.
Pertanyaan besarnya adalah bagaimana meningkatkan konsumsi domestik
tanpa meningkatkan pendapatan buruh Cina. Sebaliknya, sulit bagi Cina digdaya
menaklukkan pasar Internasional jika buruhnya dibayar mahal. Maka dari itu,
paradoxal option sejatinya memang benar-benar paradoks. Belum lagi konflik
sosial yang marak akhir-akhir ini di China, terutama di provinsi pinggiran menjadi
pekerjaan rumah yang harus segera diatasi.83 Lebih dari itu, kepercayaan untuk
investasi asing di China terancam mehgalami penurunan karena ketidakpastian
keamanan investasi akibat konflik. Padahal China menurut Guoguang Wu adalah
negara yang masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap investasi asing,
sekalipun China memiliki cadangan devisa terbesar di dunia.
Dilatarbelakangi kendala ekonomi domestik tersebut, maka Indonesia
menjadi target untuk ekspansi produk Cina. Wajar jika kemudian CAFTA menjadi
ancaman bagi negara selatan lain yang sudah dapat dirasakan oleh beberapa
negara konsumer, tak terkecuali Indonesia. Meskipun Cina masih tergolong
negara selatan, tetapi ekspansi produk Cina akan mendorong capital outflow dari
Indonesia. Semisal Batik Indonesia yang otomatis terpukul dengan membanjirnya
batik produk China yang memiliki kualilas lebih baik dengan harga lebih murah.
82 Guoguang Wu. China 2010: Dilemmas of Scientific development, Journal Asian
Survey, Vol.51. No.1, Januari-Februari 2011, Hal. 19- 22
83 Hayek, F.A. The Road of Serfdom. Chicago University Press, 1944.
60
signifikan selama dua dekade terakhir, dari 3,6% menjadi lebih dari 15%. China,
yang pembagiannya meningkat dari 2% menjadi lebih dari 9%.87 Hal ini, juga
didukung oleh negara-negara BRIC lainnya yang berkontribusi. Saham mereka
juga meningkat, dengan pangsa Brasil meningkat dari 0,8% menjadi 1,2%; Rusia
dari 1,5% menjadi 2,3%, dan India dari 0,5% menjadi 1,8%. 88 Berikut merupakan
deskripsi mengenai nilai investasi dari negara maju ke negara BRIC
63
yang menarik. Beberapa sumber daya alam yang dimiliki Brazil antara lain
Bauksit, emas, bijih besi, mangan, nikel, fosfat, platinum, timah, unsur tanah
jarang, uranium, minyak bumi, tenaga air dan kayu (Sumber: CIA World
Factbook). Dengan iklim pertanian yang ideal, Brasil meningkatkan perdagangan
ekspor yang baik dalam kopi, gula, kacang kedelai, tekstil dan peralatan listrik.
Negara ini kaya etanol, bijih, besi, batu permata, baja dan minyak. Penemuan
terbaru dari sumber minyak yang berpotensi menyimpan lebih dari sembilan
miliar barel minyak membantu untuk mengkonfirmasi Brasil sebagai perbatasan
eksplorasi minyak baru yang besar. Bahan bakar hijau, seperti bio-diesel dan
ethanol yang terbuat dari tebu, merupakan industri yang berkembang di mana
Brasil diperkirakan akan menjadi pemimpin besar di pasar dunia.90 Merujuk pada
beberapa negara Amerika Selatan seperti Venezuela dan Bolivia yang diasumsikan
berhasil mengembalikan lagi semangat yang sempat terbengkalai. Dalam skala
regional, refleksi kerjasama ini dicontohkan oleh kehadiran Mercosur, ALBA, dan
Bank Selatan.91
Selain itu terdapat India yang konsisten dengan perlindungan kekayaan alamnya.
Sumber daya alam India antara lain batubara (cadangan terbesar keempat di
dunia), bijih besi, mangan, mika, bauksit, unsur tanah jarang, titanium bijih,
kromit, gas alam, berlian, minyak bumi, batu kapur, tanah yang subur (CIA
Worldfact book). Meskipun India memiliki berbagai macam mineral dan sumber
daya alam lainnya, kekayaan per kapita sumber daya kritis seperti tanah yang bisa
diolah, air, kayu, dan cadangan minyak bumi yang dikenal relatif rendah. Namun
demikian, keragaman sumber daya, terutama mineral, melebihi semua tapi
beberapa negara dapat memberikan India keuntungan yang berbeda dalam
pengembangan industrinya. Mineral dalam negeri yang ada merupakan fondasi
penting bagi industri manufaktur diversifikasi India, serta sebagai sumber
90 http://www.landcorpinternational.com/invest-in-brazil/about-brazil/
91 James, Jeffrey, Globalization and Consumption, London: Blackwell, 2000. hal 123187.
64
Dengan kata lain selama ini Indonesia hanya menjadikan negara seperti Cina
India, dan Brazil sebagai partner smpingan. Padahal peran Indonesia semakin
strategis dalam penguatan kerjasama sesama negara berkembang. Indonesia
berpartisipasi aktif pada forum Bogota High Level Event on South-South
Cooperation and Capacity Development (Bogota HLE) pada bulan Maret 2010.
Indonesia juga berperan dalam Task Team on South-South Cooperation (TT-SSC)
sebagai salah satu dari lima belas anggota Steering Committee yang pertemuan
pertamanya dilaksanakan bersamaan dengan United Nations Development
Cooperation Forum (UN-DCF).93
Kebangkitan kekuatan lama Asia dan Amerika Latin memberikan
pelajaran kepada Indonesia bahwa Negara yang mampu menjaga desanya
merupakan negara yang mampu bersaing dalam pasar global Negara yang
menjaga sumber daya alam desa bukan berarti negara tersebut anti dengan
investasi asing (foreign direct investment/FDI), namun negara seperti Cina dan
India mampu memanfaatkan FDI dengan tetap fokus menjaga aset aset strategis
untuk dikuasai oleh negara. Sekali lagi, Kebangkitan Cina, India dan Amerika
Latin memberikan pelajaran kepada Indonesia bahwa Negara yang mampu
mengelola sumber daya alamnya merupakan negara yang mampu bersaing dalam
pasar global..
dengan masa tenggang sepuluh tahun. Dana pinjaman pertama yang diberikan
kepada Indonesia adalah sebesar lima juta dolar AS pada September 1968.95
Oleh karena itu, sejak dekade 1970-an Indonesia sudah mulai dianggap
sebagai negara yang terpercaya untuk memperoleh pinjaman Bank Dunia yang
konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari periode
sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih terarah
pada masalah deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi
pengembangan sektor-sektor sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Selanjutnya pada awal dekade 90-an hingga sebelum krisis moneter tahun 1997,
Indonesia menunjukkan performa ekonomi yang baik.
Namun sistem pemerintahan orde baru yang terpusat menyebabkan dana
pembangunan yang berasal dari hutang luar negeri tidak sampai ke masyarakat
desa. Oleh karenanya, bank dunia menyarankan dana alokasi yang secara
langsung bisa dimanfaatkan masyarakat desa. Untuk itu, pemerintah mempercepat
Implementasi otonomi daerah yang kemudian didukung oleh program PNPM
Mandiri Perdesaan yang kini sedang ngetop. Sejatinya PNPM merupakan bagian
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010 - 2014 sesuai
dengan Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Prioritas Pembangunan Nasional.
RPJM diberikan melalui tiga 'cluster', salah satunya PNPM Mandiri Perdesaan
yang terus dilakukan penyempurnaan melalui evaluasi kebutuhan yang belum
tercapai. Sejumlah program diberikan pembinaan dengan menerapkan strategi
berkelanjutan, sehingga pembangunan di daerah dapat terwujud dengan penguatan
program-program PNPM Mandiri Perdesaan.
Selain program PNPM mandiri daerah tertinggal, terdapat pula program
PNPM Generasi. Program PNPM Generasi adalah sebuah program inovatif
dengan menggunakan dana hibah insentif untuk menargetkan tiga tujuan
pembangunan milenium di Indonesia untuk masalah kesehatan ibu dan anak serta
pendidikan dasar universal. PNPM Generasi dibangun pada Program Nasional
95 Hutagalung, Jannes. 2009. Peran Bank Dunia dan IMF dalam Perekonomian
Indonesia Dulu dan Sekarang. Di dalam: Abimanyu, A. dan A. Megantara. 2009. Era Baru
Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. PT Kompas Media Nusantara,
Jakarta
68
adalah wujud fisik dan non-fisik proyek-proyeknya, yang tidak efisien dan bocor
dalam proses lingkar mekanisme keuangan publik.101
Sebagai contoh saat Bank Dunia memainkan masalah isu lingkungan
untuk mengintervensi beberapa undang undang di Indonesia. Bank Dunia selama
ini memang terkenal aktif dalam mempromosikan program pembangunan ramah
lingkungan. Berbicara tentang potensi kehutanan Indonesia, maka wajar jika Bank
Dunia sangat peduli dengan Lingkungan. Para peneliti menyebutkan ada hampir
dua ratus spesies di Indonesia dan merupakan yang terlengkap di dunia. Keajaiban
lainnya adalah terungkapnya manfaat hutan di Indonesia menjadi habitat bagi
30.000 jenis tumbuh tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia. Jumlah tersebut
mewakili 90% dari tumbuhan obat yang terdapat di wilayah Asia sebagai potensi
yang amat sangat menghasilkan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun
lingkungan karena dapat mencegah pemanasan global bagi Indonesia dan dunia.102
Di beberapa kabupaten kota di Pulau Jawa dan Sumatera, hutan tergerus
pembangunan kota dan praktik perkebunan berskala besar, dengan jenis dan
komoditi beragam. 103
Namun Sejak 2008 hingga saat sekarang ini, Indonesia mencatat rekor
Guinness Book sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.
Angkanya sekitar dua persen setiap tahun atau setara dengan 51 kilometer persegi
per hari (sekitar 1,8 juta hektar hutan per tahun). Khusus Pulau Jawa dan Bali,
sekitar 91 persen hutan telah musnah dan beralih fungsi. Konversi hutan menjadi
lahan perkebunan merupakan ancaman tertinggi terhadap keberadaan hutan tropis
Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia laju
kerusakan hutan Indonesia antara 1985 1997 mencapai 1,7 juta ha per tahun dan
mencapai puncaknya sebesar 3,51 juta ha per tahun pada tahun 1997-2000,
101 Rachbini, Didiek J. 2001. Tanggung Jawab Bank Dunia. Agrimedia Volume 7
Nomor 1.
102 http://nationalgeographic.co.id/mobile/berita/2013/09/indonesia-gudangnya-habitattanaman-obat-dunia diakses pada tanggal 22 Septemeber 2013, Pk 23.12.
103 http://www.voaindonesia.com/content/indonesia-kembangkan-hutan-bambu-untukperlindungan-sumber-daya-air/1212736.html, diakses pada tanggal 22 September
2013Pk 21.11.
71
selanjutnya menurun menjadi 1,08 juta ha per tahun antara 2000 2005. Luas
tutupan hutan tropis Indonesia pada tahun 2000 sebesar 94.867 kha mengalami
penurunan menjadi 86.039 kha pada tahun 2013 atau sebesar 9,3%. Jika hal ini
terus berlanjut tanpa ada upaya pelestarian, maka diprediksi hutan tropis di
Sumatera akan habis pada tahun 2025, hutan Kalimantan tahun 2030 dan hutan
Papua akan musnah pada tahun 2035.104
Dari banyak pembahasan yang telah dibahas sebenarnya Indonesia
mempunyai cukup potensi untuk menjawab tantangan pemanasan global di dunia,
namun karena pengelolaan yang kurang professional dan rumit akhirnya hutan
justru banyak beralih fungsi sehingga dapat dikatakan apabila mengikuti data
yang ada diatas Indonesia belum bisa menjawab tantangan pemanasan global di
dunia. Dalam konferensi PBB di Oslo, Norwegia, para negara fokus membahas
tata cara mengatasi perubahan iklim melalui pengurangan emisi karbon dari
penggundulan dan perusakan hutan berupa program Reductions of Emissions from
Deforestation and Forest Degradation (REDD+) di negara berkembang.105 Dari
situlah, Bank Dunia juga terlibat dalam serangkaian proyek lingkungan di
Indonesia. Sebagaimana yang tertuang dalam Climate Change Development
Policy Loan (CC DPL). Program CC DPL dikeluarkan pada 26 April 2010 dengan
nominal bantuan dari Bank Dunia sebesar 200 juta US$ (kurs 1$=9310). Berikut
ini adalah rangkuman dokumen CC DPL tahun 2008 menunjukkan beberapa
regulasi pemerintah yang didikte oleh bank dunia.
1. MITIGASI:
- Meresmikan rencana nasional untuk implementasi Reductions of
Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) pada
-
September 2009.
Meresmikan keputusan menteri kehutanan No 68/2008 dan ,
Keputusan mentri Kehutanan No. 30/2009 REDD Procedures, and No.
36/2009 Terkait Komersial Kredit karbon
73
utang pertama yang ditawarkan Bank Dunia tidak main-main jumlahnya, yakni
sejumlah 200 juta dollar. Total dengan kucuran utang sebesar empat ratus juta
dollar, Bank Dunia berkerjasama dengan ADB alam mempromosikan agenda
liberalisasi sektor ketenagalistrikan Indonesia. Bank dunia secara perlahan
menciptakan pasar yang kompetitif untuk meningkatkan kinerja serta melibatkan
partisipasi swasta kepemilihan listrik. Ujungnya, Bank Dunia mendesak
pemerintah untuk mempercepat pembuatan UU No 20 tahun 2002 tentang
ketenagalistrikan yang berisi tentang agenda privatisasi ketenagalistrikan. ADB
berharap Perusahaan Listrik Negera (PLN) dapat dikurangi perannya sebagai satusatunya pemain tunggal di Indonesia. Tentu saja ketika perusahaan listrik swasta
internasional dilibatkan, selain dapat meraup keuntungan luar biasa di Indonesia,
maka harga listrik akan berpengaruh 106
Strategi Bank dunia untuk mengendalikan Indonesia patut diacungi
jempol. Secara tidak sadar, Indonesia didorong melakukan beberapa hal lain yang
secara tak langsung berkaitan dengan masalah perubahan iklim.107 Contohnya,
Bank Dunia menekankan pemerintah Indonesia untuk melakukan kebijakan yang
berkaitan dengan finansial semisal memperketat kebijakan moneter, dengan
Social saftety net. Program social safety nets bank dunia ini disinyalir memiliki
kesamaan dengan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang juga
direkomendasikan ADB tahun 2002.
Ternyata Bank Dunia tidaklah sendirian. Jika kita mengurai isi dari
dokumen development policy Loan (DPL) yang keluar tahun 2005, maka kita akan
melihat crosscutting agenda Bank Dunia dengan rencana ADB dan Jepang.
Dengan demikian, maka skema pembiayaan hutang Bank dunia sejatinya juga
merupakan kerjasama kolaborasi antara Jepang dan ADB. Jika disimak lebih
lanjut, ruang lingkup dari bantuan DPSP Bank Pembangunan Asia ternyata sama
dengan Developmenat Policy Loan dari Bank Dunia. Setidaknya terdapat tiga
Agenda yakni stabilitas makroeonomi, iklim investasi dan manajemen keuangan
106 ADB Completion Report. 2006. Project Number: 39928. Proposed Loans Republic
of Indonesia: PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk for the South Sumatra to West
Java Phase II Gas Pipeline Project.
107 Ibid., pada Annex 3 halaman 89,
74
publik, sama dengan yang tertulis dalam dokumen DPL tahun 2005.108 Program
utang Bank Dunia kebanyakan dieksekusi oleh Kementrian Keuangan dan
didukung oleh beberapa institusi seperti Bappenas, menko UKM, dan Bank
Indonesia.
Serangkaian fakta tersebut menunjukkan banyak sekali pintu masuk untuk
menguras potensi desa Indonesia, baik melalui isu pendidikan dan kesehatan
seperti PNPM, maupun isu lingkungan melalui CC DPL. Sulit menolak fakta
bahwa Lingkungan telah menjadi salah satu isu global. Dukungan internasional
terhadap isu perubahan iklim cukup besar seiring kehadiran berbagai NGO
Internasional sehingga problem lingkungan di Indonesia begitu sangat politis.
Belum lagi, seiring adanya ketentuan kredit Karbon di PBB, maka Isu pemanasan
Global menjadi potensial bagi Indonesia yang memiliki potensi hutan. Sehingga
climate change development policy loan (CC DPL) merupakan tawaran hutang
yang nyaris sulit ditolak oleh Indonesia. Namun sekali lagi bahwa program Bank
Dunia adalah utang yang dikenai persyaratan lain yang wajib dipenuhi. Oleh
sebab itu, melalui rancangan undang-undang (RUU) Desa yang saat ini masih
dibahas di DPR RI, berharap pembangunan desa dapat tercapai sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan masyarakat.
juga merupakan salah satu pemegang saham terbesar di ADB. Selain pemegang
saham terbesar, kekuatan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi
pertimbangan ADB untuk memperkuat kerja sama. Dalam pertemuan Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali november 2011. Sekarang ADB kerja sama
19 proyek di Indonesia dengan dana sekitar USD 1,8 miliar. 110 Sementara itu,
dialokasikan sebesar USD830 miliar untuk kebutuhan infrastruktur di Indonesia
hingga tahun 2025 seperti yang tercantum dalam dokumen Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).111
Oleh karena itu, dari penelusuran sejarah diatas kita telah melacak siapa
aktor dibalik Public Private Partnership (PPP) di Indonesia. Secara historis, krisis
moneter tahun 1998 menjadi momentum dalam perkembangan PPP lanytaran
minimnya cadangan uang akibat krisis keuangan yang melanda. Secara praktik,
sesungguhnya PPP telah diimplementasikan sejak tahun 1974 melalui
Pembangunan Jalan Tol Jakarta- Ciawi. Namun, model kerjasama pemerintahswasta belum mejadi primadona karena sumber pembiayaan utama masih berasal
dari pinjaman luar negeri. Pada tahun 1978 sampai 1987, seluruh jalan tol
dibangun oleh PT. Jasa Marga dengan biaya pinjaman Government to
Government dan dana obligasi dari PT. Jasa Marga. Investor swasta mulai
diikutsertakan baru pada tahun 1987 melalui sistem BOT (Build, Operate,
Transfer) melalui proyek Jalan Tol Swasta pertama adalah Tangerang Merak.112
Perlahan namun pasti sejak krisis ekonomi 1998, belanja infrastruktur Indonesia
terus menurun, puncaknya pada tahun 1995 sebesar 9,2% dari GDP menjadi kirakira 3,2% pada tahun 2005, dan kemudian mulai meningkat kembali menjadi
3,9% pada tahun 2009.113
110 Harian Seputar Indonesia edisi 25 November 2011. (online) Dalam
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/446268, diakses 20 februari
2013.
111
Ibid
112 Gunawan, Adji The Smart Handbook of Public Private Partnership. Rene Publisher:
Jakarta, 2010.
113Supriyadi, Dedi Priyatna, Pembiayaan Infrastruktur Melalui Dana Pemerintah dan
Swasta, Jakarta: BAPPENAS, 2009.
77
dan kontribusi BUMN sebesar Rp. 77 triliun dan peran swasta diharapkan dapat
mencapai minimal enam triliun rupiah. Dengan demikian, besaran alokasi
pembangunan infrastruktur secara agregat dapat mencapai Rp.457,4 triliun atau
sebesar 4,9% dari target PDB 2013 sebesar Rp. 9.300 triliun.118
Pasca Reformasi, tepatnya pada November 2005 Asian Development Bank
berupaya untuk memberikan rekomendasi finansial kepada Indonesia yang
tertuang dalam skema pembiayaan development policy support program (DPSP).
Implementasi DPSP edisi pertama yang dimulai pada awal tahun 2006 dengan
Nominal Bantuan yang teralisasikan sebesar dua ratus juta dollar. DPSP
merupakan sebuah rekomendasi yang didesain ADB sebagai respon atas konteks
makroekonomi Indonesia pasca menjalani pemilihan umum yang dimenangkan
oleh presiden SBY. Terlebh lagi, DPSP diasumsikan memiliki peranan krusial
dalam skema pinjaman utang luar negeri Indonesia setelah Indonesia di masa
pemerintahan SBY keluar dari program post-crisis IMF. Prinsip-prinsip dalam
DPSP diyakini oleh ADB bersifat kompatibel dengan kondisi Indonesia pada masa
tersebut. Bahkan DPSP inheren dengan rencana jangka panjang menengah
(RPJM) yang direncanakan pemerintahan presiden SBY. Dalam RPJM, Indonesia
menargetkan pertumbuhan ekpnomi sebesar enam hingga tujuh persen selain
Indonesia juga menargetkan program pengentasan kemiskinan.
ADB melalui DPSP meyakini akan turut berkontribusi bagi upaya
Indonesia dalam mengurangi separuh kaum miskin dengan menciptakan
kestabilan pertumbuhan ekonomi. ADB menyatakan secara tersurat dalam DPSP
pertama bahwa akan bekerjasama finansial (co-financing) dengan pemerintahan
Jepang (JICA) dengan nominal seratus juta dollar dan Bank Dunia sebesar empat
ratus juta Dollar pada periode tahun 2005. 119 Dalam bidang makroekonomi, Bank
Pembangunan Asia melalui DPSP memberikan rekomendasi kepada Indonesia
untuk segera membentuk LPS (lembaga Penjamin Simpanan) sebagai manifestasi
dari bagian pertama (makroekonomi & kepercayaan kredit) DPSP. Lalu dalam
118 Imanzah, RAPBN dan Pengembangan Infrastruktur, dalam
http://www.setkab.go.id/artikel-5492-.html, diakses 2 September 2013.
119 Untuk mengetahui detail tabel co financing Bank Dunia, ADB dan JICA dapat
dillhat di pembahasan mengenai bank dunia.
80
proyek utang ADB di Indonesia dapat dilihat dari dampak buruk proyek tersebut
bagi keberlanjutan ekologi desa. Menurut catatan Down The Earth, proyek ADB
di sektor kelautan Indonesia telah memicu terjadinya alih fungsi secara besarbesaran hutan bakau menjadi kawasan pertambakan.125
Dengan kata lain, mampukah skema PPP yang dikenariokan ADB mampu
menyentuh daerah tertinggal?. Tanpa peran pemerintah, maka PPP hanya terpusat
pada sektor perkotaan saja. Pemerintah Indonesia sejatinya telah mengalokasikan
tambahan anggaran untuk pembangunan daerah tertinggal. Sebelumnya presiden
berjanji menaikkan anggaran bagi pembangunan daerah terpencil dalam
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013. Selain itu,
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal juga akan ditambah dananya untuk
perbaikan langsung kepada daerah tertinggal. Namun, ternyata tidak cukup,
sehingga pemerintah perlu melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur di
daerah tertinggal dengan pembangunan desa mandiri. Dengan demikian, alasan
utama kenapa APBN perlu dialokasikan langsung ke desa menjadi jelas, untuk
mengantisipasi skenario global dalam public private partnership.
.
126 Elliot, Philip. (2001). Intellectuals, The Information Society and The
Disappearance of The Public Sphere dari Media, Culture and Society, Schlesinger, P. dan
Sparks, C. (ed.) Academic Press, London, Vol.4, No.3, pp.244-6. 2009.
84
harus memgeluarkan biaya besar ketika hendak mengakses teknologi dari negara
pemilik hak paten.127
Implikasinya langsung ke Desa, dimana Hukum kekayaan intelektual
(Trips) memberikan perusahaan multinasional hak eksklusif atas benih, psetisida
dan pengairan. Selain itu, Hak Paten sebagaimana yang dianjurkan Trips WTO
tentunya berdampak langsung pada kehidupan desa karena dengan demikian
pertanian harus disesuaikan dengan standar internasional. Implikasinya maka
sekitar 82% dari pasar benih komersial di seluruh dunia yang terdiri dari biji
dipatenkan tunduk pada monopoli eksklusif seperti properti intelektual Industri
benih yang berhubungan erat dengan pestisida. Perusahaan benih multinasional
secara langsung mendominasi sektor pestisida. Bahkan lebih tinggi monopoli
industri pestisida karena sepuluh perusahaan terbesar mengontrol sebesar 84
persen dari pasar pestisida global. Dengan seringnya pengembangan dan
pemasaran kedua produk ini dilakukan bersama-sama.
Pintu kedaulatan negara seringkali cukup longgar untuk ditembus MNC.
Seringkali merger dan akuisisi perusahaan lokal oleh MNC merupakan taktik
untuk mengelabui regulasi domestik dan kedaulatan suatu negara. Semisal, pada
tahun 2007, perusahaan benih terbesar di dunia dan perusahaan kimia terbesar,
Monsanto dan BASF, melakukan perjanjian kerjasama dalam penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan kinerja dan toleransi terhadap kekeringan
jagung, kapas, dan kedelai di Amerika Latin. Dengan demikian, maka Perjanjian
TRIPs dalam WTO memberikan hak eksklusif kepada perusahaan multinasional
(MNC) untuk menikmati semua manfaat pasar oligopoli tanpa batasan antimonopoli.
Tabel 2.6. Nilai Penjualan Bibit dan Pupuk ( dalam US$ millions)
No
Nama Perusahaan/Negara
Nilai Penjualan
PotashCorp (Canada)
1,104
Yara(Norway)
1,027
Mosaic (USA)
461
Agrium (Canada)
441
303
165
87
132 Tulus, Tambunan, Nirmalawati, Dyah, & Arus Silondae, Kajian Persaingan Retail di
Indonesia Komisi Pengawas Persaingan Usaha. (2004)., diakses dari
88
Selain WTO dan IMF, dalam perjalannya Bank dunia juga terlibat dalam
upaya untuk meningkatkan penetrasi modal asing dalam sektor retail melalui
mekanisme hutang development policy loan edisi keempat. SME (small medium
enterproses) policy package adalah rekomendasi yang ditawarkan oleh skema
pinjaman Bank Dunia development policy loan. Ironinya perintah Bank Dunia
tersebut didukung pemerintah setelah dikeluarkanya Inpres No. 61 tahun
2007tentang UKM. Dalam peraturan mengenai UKM diatur mengenai ruang
lingkup UKM secara komprehensif sebagaimana yang diatur melalui perpres 112
tahun 2007. Selain itu, Bank Dunia juga menganjurkan pemerintah Indonesia
supaya merestrukturisasi daftar negatif investasi (DNI) yang didalamnya salah
satunya termasuk industri retail. 133
Dalam upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil, maka telah
diberlakukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yang salah satu pasal di dalamnya mengatur kemitraan usaha.
Undang-undang tersebut berfungsi sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Selanjutnya legalisasi terhadap investor asing
oleh Perpres nomor 99 tahun 1998 dan surat keputusan no.29/SK/1998. Peraturan
tersebut menggarisbawahi perlu adanya syarat dan lisensi produk yang sama
antara retail luar negeri dan domestik. Namun, UndangUndang sebagaimana
yang telah dijelaskan diatas belum sepenuhnya melindungi peritel kecil. Terlebih
lagi, saat ini hanya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang mengatur tentang
aturan persaingan usaha. Hingga sekarang, Undang-undang yang secara khusus
mengatur bisnis retail secara spesifik belumlah ada. 134
Berdasarkan payung hukum yang berlaku tersebut, Depperindag tidak
mempunyai kewenangan membatasi masuknya ritel asing. Tak adanya
http://www.kemendag.go.id/addon/kajian_balitbang/file/0220080001.pdf, 15 Januari 2013
Pk.23.23.
133 Hadi Syamsul, Kudeta Putih. Pelembagaan Kepentingan Asing dalam Ekonomi
Indonesia; Jakarta: AEPI, 2013.
134 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan
pembinaan pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. diakses dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ed4b0334cdb4/, pada 1 Februari 2012. Pk 12.20.
89
90
menyiapkan naskah akademis dan lainnya terkait revisi Undang Undang No.5
Tahun 1999, namun keputusan tetap ada ditangan legislatif. 136
Kehadiran WTO yang hendak mempersatukan perdagangan dunia adalah
hal utopis. Sebagai contoh sederhana, beberapa negara yang tergabung dalam
forum ekonomi yang relatif lebih longgar, sebut saja Asia Pacific Economic
Cooperation (APEC) saja kurang berhasil memperjuangkan kepentingan negaranegara berkembang meskipun didirikan lebih dari satu dekade. Maka dari itu,
dalam WTO muncul beberapa Grup-Grup semisal G-7, G-77 dan yang terbaru
adalah G-20 dimana Indonesia masuk dialamnya. Namun, negara-negara yang
tergabung dalam G-20 merupakan kumpulan negara yang terdiri atas kekuatan
diplomatik yang tidak seimbang dimana ada AS dan Russia. Di sisi lain,, negara
berkembang yang menjadi wakil dalam forum G-20 hanyalah India dan Indonesia
saja. Jika dievaluasi secara kritis, sejak tahun 1999 berdiri, G-20 hanya terfokus
pada isu-isu makroekonomi.
Besarnya pendanaan yang digelontorkan oleh lembaga Bank dunia serta
Bank Pembangunan Asia tersebut merupakan cara untuk investor kelas dunia
masuk kedalam desa-desa. Pembangunan mayarakat desa yang menjadi dalih
pembangunan dalam setiap proyek tidak didukung dengan produk domestik yang
bisa dikonsumsi masyarakat desa. Alhasil, pembangunan infrastruktur seperti
jalan, dan jembatan hanya menjadi syarat untuk mempermudah MNC untuk
membangun industri di pedesaan, atau untuk sekedar memasok produk agar
masuk ke segmen desa. Sedangakan pembangunan infrastruktur sekolah hanya
dimaksudkan untuk memperoleh SDM yang cukup handal namun tidak terlampau
pintar. Kita dapat melihat gejala tersebut dengan tidak adanya pembangunan
Universitas/ sekolah tinggi di daerah apalagi di pedesaan. Pembangunan
infrastruktur pendidikan desa hanya sebatas sampai SMK.
Wajar Kiranya jika dalam WTO, agenda perekonomian pro desa, seperti
pertanian dan pasar tradisional tidak pernah dituntas diajukan oleh negara negara
136 Komisi Persaingan Usaha. 2004. Positioning paper Rancangan peraturan presiden tentang
penataan dan pembinaan usaha pasar modern dan usaha toko modern. Diakses dalam
http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/positioning_paper_ritel.pdf, pada 20 januari 2012,
pada 4 Juli 2013, Pk. 14.45.
91
anggotanya. Karena WTO tak lain merupakan bagian dari Bank Dunia dan Bank
pembangunan Asia. Tiga serangkai tersebut menjalankan fungsinya masing
masing untuk menciptakan askes bagi korporasi untuk masuk kedalam desa. Bank
dunia memberikan pinjaman untuk pemberdayaan lingkungan dan corporate
social responsibility. Lalu ADB membiayai infrastruktur supaya MNC dapat
masuk ke desa. Dan Yang terakhir dan terkrusial adalah WTO yang memberikan
rezim aturan liberalisasi perdagangan. Serangkaian fakta tersebut menunjukkan
banyak sekali pintu masuk yang halus bagi kekuatan eksternal untuk menguras
potensi desa Indonesia.
BAB III
DESA MENJAWAB TANTANGAN GLOBALISASI
III.1 Prospek MP3EI untuk Pembangunan Desa
Desa merupakan sebuah komunitas kecil. Namun sebagaimana yang telah
dijelaskan, fungsi desa tidaklah sekecil yang diduga. Bahkan Desa kini menjadi
penyambung nafas ekonomi dunia setelah diguncang krisis tahun 2008. Terlepas
dari posisi administratif dan utilitasnya untuk menopang tata pemerintahan
didalam sebuah negara, jika diposisikan dalam kerangka deteritorialisasi tatanan
geopolitik seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka sebentuk tata
92
pemerintahan dalam tingkatan yang lebih kecil yaitu desa, berada didalam sebuah
ruang yang transparan. Dunia ini bisa dipahami sebagai ruang yang transparant
dimana setiap subjek didalamnya memiliki keleluasaan untuk melakukan relasi
yang membentuk sebuah jejaring.
Namun jika kita perhatikan dengan seksama, ada perubahan yang cukup
drastis di Indonesia terkait dengan menjawab tantangan jejaring global. Jika
mengambil contoh kasus dari negeri sendiri, Indonesia mulai memaknai
keruangannya dan imajinasi terhadapnya. Saat ini terdapat dokumen kerja Master
Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011
2025. Sejalan dengan visi Indonesia 2025 yaitu mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju adil dan makmur maka salah satu pilar
penopangnya dari tiga strategi utama MP3EI yaitu penguatan konektivitas
nasional, sebagai prinsip dasar keberhasilan pembangunan nasional. 137 Potensi
potensi ekonomi yang tersebar diwilayah Indonesia, berusaha diintegrasikan
secara nasional dan dikoneksikan ketingkat global dengan motto terintegrasi
secara lokal, terhubung secara global.138 MP3EI bisa diraba sebagai upaya untuk
menghubungkan Indonesia dengan menggunakan logika konektivitas jejaring
perdagangan dunia.
Konektivitas didalam dokumen MP3EI yang bersifat lokal adalah
pengintegrasian sistem konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas,
yaitu barang, jasa dan informasi secara efektif dan efisien dalam wilayah NKRI.139
Sehingga diperlukan simpul atau jaringan transportasi, pelayanan inter-moda
transportasi, komunikasi dan informasi serta logistik.140 Untuk globally connected
sendiri diartikan sebagai sistem konektivitas nasional yang efektif dan efisien
yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan sistem konektivitas global
melalui jaringan pintu internasional pada pelabuhan dan bandara internasional
Dokumen MP3EI
perubahan dunia tersebut tidak terjadi secara alamiah. Oleh karena itu, Proyek
MP3EI di Indonesia juga bukanlah semata untuk menjawab perkembangan
zaman. Namun lebih jauh, perkembangan konektivitas produksi di Indonesia
sejatinya tidak bisa dilepaskan dari tranformasi struktur material yang terjadi, tak
lain adalah infrastruktur. Dirunut lebih dalam lagi, perubahan struktur Infromasi
di Indonesia ternyata tidak bisa dipisahkan dari perubahan yang terjadi dalam
jejaring produksi internasional.
Dalam bentuk relasi yang hirarkis, power terdistribusi berdasarkan posisi
hirarkinya. Sehingga unit yang lebih kecil bisa dipastikan hanya memiliki porsi
power yang kecil dan posisinya sebagai penopang sebuah struktur hirarki yang
lebih besar. Dalam bentuk jejaring seperti ini, maka keleluasaan dalam hal
pemeragaan kekuatan menjadi terbatas. Kepatuhan terhadap posisi hirarkis
menjadikan manuver yang dilakukan sekalipun menjadi terbatas tidak bisa
melampaui proyeksi yang dilakukan oleh posisi yang dominan. Kepatuhan
terhadap posisi hirarkis ini bisa membuat potensi-potensi dari unit yang lebih
kecil menjadi terhalang dan tidak bisa mencuat. Mengutip dari Manuel Castells
dibagian awal buku Communication Power .in the structure and dynamics of
society may also be linked to the actual subordination of these networks to the
logic of vertical organizations, whose power was inscribed in the institutions of
society and distributed in one-directional flows of command and control.145
Kontrol dan komando menjadi hal yang akan sering mengiringi sebentuk
pemeragaan kekuasaan dalam bentuk hirarkis.
Keluar dari pemahaman umum, Manuel Castells mengiring kita kepada
sebuah bentuk relasi tidak hirarkis, yaitu jejaring. Jejaring yang dimaksud Castells
adalah jejaring sebagai bentuk relasi sosial dimana power tetap menjadi poin
utamanya. Perbedaan yang ada dari pemeragaan power dalam bentuk jejaring
adalah ketika masing masing subjek atau individu berupaya untuk memainkan
fungsinya berdasarkan peranan sebagaimana Castell menguraikan Networks have
their strength in their flexibility, adaptability and capacity to self-reconfigure.146
Poin utama yang bisa diambil dari Castells adalah keleluasaan dan bentuk relasi
145 Manuel Castells, Communication Power, Oxford University Press : 2009, hal 22.
146 Ibid, Castells, hal 23.
96
Keleluasaan bagi desa yang tadinya dipahami sebagai unit, tetapi ketika
menggunakan logika jejaring maka desa menjadi nodes. Dimana nodes memiliki
posisi yang lebih menjajikan untuk membuat desa bisa menggali dan
menunjukkan potensi potensi yang dimilikinya tanpa harus khawatir dengan
batasan teritorial. Networks have their strength in their flexibility, adaptability and
capacity to self-reconfigure.148 Fleksibilitas yang dimiliki oleh networks justru
membuat kesempatan desa sebagai nodes bisa terkoneksi secara langsung
dengan nodes yang lain.
Kedua, dengan memahami bahwa dunia adalah sebuah jejaring maka kita
bisa memberikan pandangan yang lain bahwa dunia tidak hanya semata mata
terglobalisasi. Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemaknaan
terhadap globalisasi seperti dua sisi mata uang, bahwa disatu sisi akan
memberikan faedah namun disisi yang lain justru memberikan kerugian. Untung
rugi dalam logika jejaring tidak diartikan secara sederhana, tetapi ketika disadari
bahwa posisi kita sebagai nodes maka secara logika yang perlu dilakukan adalah
melakukan akselerasi dan penyesuaian terhadap laju gerak jejaring tersebut
dengan tidak menghilangkan atau mengecilkan posisi desa sebagai nodes.
Kita bisa melihat Infrastruktur desa masih menjadi masalah utama dalam realisasi
proyek Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI). Dua faktor yang mempengaruhi pembangunan infrastruktur adalah
modal yang cukup besar dan kepastian hukum atas tanah. Pengadaan infrastruktur
berupa jalan sangat dibutuhkan kepastian hukum. Karena pembangunan jalan
tentunya membutuhkan pembebasan lahan. Masalah di lapangan yang muncul
adalah sejumlah warga tidak mau melepas tanahnya atau minta harga tinggi yang
tentunya akan menghambat pembangunan jalan. Kemudian contoh terbaru, ketika
proyek perluasan untuk pelabuhan. Beberapa tempat membuktikan perluasan
pelabuhan selalu terkendala dengan sikap dan kondisi masyarakat setempat,
sehingga tidak bisa berkembang. Hambatan lainnya adalah perkembangan negatif
ekonomi dunia seperti Eropa, China, India dan Amerika Serikat (AS). Tempat148 Ibid, Castells, hal 22.
98
tempat di mana diharapkan modal bisa masuk menjadi terhambat karena krisis.
Sebagaimana diketahui, sistem ekonomi Indonesia saat ini adalah ekonomi
terbuka. Sehingga, apapun yang terjadi di perekonomian luar negeri akan sangat
berdampak baik negatif atau positif secara langsung maupun tak langsung.
Perubahan teknologi sangat signifikan terutama dalam aspek informasi
yang memungkinkan terjadinya transaksi ekonomi yang cepat secara global perlu
dierhatikan oleh MP3EI. Munculnya negara industri baru (Newly Industrializing
Countries) seperti Brazil dan Insia membuat negara industrialiasasi lama (Eropa
Barat dan AS) lebih mendorong terjadinya spesialisasi pada jenis teknologi inti
baru. Negara memiliki kepentingan untuk mendorong pengembangan secara
teknologi sebanyak mungkin perusahaan untuk mendapatkan untung dari hal itu.
Negara juga harus memindahkan sokongan industri menjauh dari sektor-sektor
yang meorosot pada sektor-sektor baru.149 Dengan kata lain, era infromasi
memungkinkan bentuk mutakhir dari manajemen kapitalisme kontemporer seperti
kutipan dari Amin Ash; Terms such as structural crisis, transformation and
transition have become common descriptors of the present, while new epithets
such as post-Fordist , post-industrial , post-modern, fifth Kondratiev and
post-collective have been coined by the academic prophets of our times to
describe the emerging new age of capitalism. 150
Dari sisi tersebut, kita bisa melihat semacam proses pergeseran kekuasaan
dalam ketenagakerjaan. Sistem post-fordis dapat diterapkan secara fundamental
berdasar atas produksi yang lentur. Pertambahan pendapatan untuk setiap buruh
yang mampu mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus.151 Hal tersebut
menunjukkan bahwa restrukturisasi industri yang fleksibel berdampak
meningkatkannya keuntungan ditambah faktor teknologi dan inovasi. Bila dalam
era Fordisme negara masih banyak melakukan campur tangan dalam industri,
tetapi di rezim post-Fordisme, mekanisme pasarlah yang menentukan tata kelola
tenaga kerja. Dengan kata lain, artinya bahwa kekuasaan telah bergeser dari
149 Munck, Ronaldo. Globalization and Labour, London: Zid Book, 2003, hal. 94
150 Amin, Ash., Post-Fordism: A Reader. Blackwell Publishers Ltd.UK. Oxford:
2000. Hlm 1-2.
151 Harvey, Op Cit.
99
100
pantai hampir seluruh bagian Indonesia, gas bumi yang terdapat di daerah pulau
Sumatra, emas dan aneka tambang di tanah papua yang bisa menghidupi lebih dari
para petani dan warga desa itu sendiri.
Tabel
Realisasi Investasi Asing Kuartel II 2013 Berdasarkan Sektor (US$
Million)
No
SECTOR
INVESTMENT
Mining
1,242.04
1,005.88
Transport Industry
3
760.21
Telecommunication
4
684.12
Industry
5
544.99
Industry
6
Food Industry
542.19
470.36
372.55
Construction
334.84
10
250.40
11
220.20
12
180.43
102
13
Textile Industry
160.53
14
130.26
15
74.28
16
65.74
17
Other Services
55.16
18
Other Industry
30.34
19
Forestry
22.63
20
Wood Industry
12.67
21
Livestock
8.24
22
3.84
23
Fishery
0.62
24
0.00
7,172.51
menjadi pemicu banyaknya investasi dari luar negeri yang mengalir ke Provinsi
tersebut. Jawa Tengah juga merupakan Provinsi yang pada tahun 2013 sekarang
ini merupakan provinsi dengan tingkat upah yang cukup rendah. Tidak
mengherankan apabila di wilayah Semarang memiliki banyak industri, khususnya
tekstil dan garmen. Untuk wilayah lainnya seperti Purbalingga, yang terkenal
dengan industri bulu mata dan rambut palsu. Oleh karenanya Jawa tengah cukup
diminati oleh investor dari luar negeri yang kemudian total investasi asing yang
diperoleh Provinsi Jawa Tengah sebesar US$ 91.14 juta. Kalimantan Timur yang
termasuk kedalam tingkat UMR terendah diantara 32 Provinsi lainnya, juga
merupakan penerima investasi luar negeri yang cukup besar. Oleh karenanya,
tidak mengherankan apabila Provinsi ini mendapatkan aliran dana sebesar US$
487.20 juta pada kuartel II tahun 2013.156
Setelah kita melihat data total investasi menurut daerah, maka selanjutnya
kita dapat melihat total investasi modal asing menurut sektor. Hal tersebut untuk
memperjelas dan memperkuat pernyataan bahwa perusahaan multinasional yang
banyak bermain dalam peralihan fungsi lahan desa dan peralihan peran SDM. Ke
sektor industri. Data BKPM pada kuartel II di tahun 2013 mencatat tingginnya
jumlah investasi pada sektor industri yang mencapa kurang lebih US$ 3.096
jutadari total investasi dari luar negeri sebesar US$ 7,172.51 juta pada tahun yang
sama. Angka tersebut menunjukan, hampir separuh dari investasi yang berasal
dari luar negeri terfokus pada sektor industri.
Sedangkan, realisasi investasi asing pada sektor pertambangan sebesar
US$ 1,242.04 juta, sehingga angka tersebut tidak mencapai separuh dari investasi
yang di tanamkan pada sektor industri. Berikut berbagai jenis industri yang
banyak diminati investor asing. Sebagai contoh bagaimana untuk sektor peralatan
Transportasi sebesar US$ 1,005.88 juta. Sedangkan sektor Metal, Mesin and
Elektronik sebesar US$ 684.12. juta. Sedangkan untuk jenis bahan kimia dan
farmasi nilai investasinya sebesar US$ 544.99 juta. Industri makanan juga
merpakan salah satu jenis dari sektor industri yang nilai investasinya cukup besar,
sebesar US$ 542.19 juta.157
Pertumbuhan sektor ekonomi Indonesia yang di klaim sebesar enam
persen pertahun dapat dilihat dari penjualan properti rumah, apartemen maupun
perkantoran. Kondisi tersebut yang kemudian menarik investasi dari luar untuk
menanamkan investasinya di sektor industri properti. Nilai investasi pada sektor
ini mencapai US$ million 250.40 pada kuartel II tahun 2013. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia juga dapat dilihat dari tingkat konsumsi kendaraan bermotor.
Tingginya konsumsi kendaraan bermotor masyarakat Indonesia, menjadikan
alasan untuk investor menanamkan investasinya pada jenis industri turunannya,
yaitu industri karet dan plastik. Tidak sedikit nilai investasi yang di kucurkan dari
luar negeri angka industri lainnya yang tidak di jabarkan US$ 30.34 Juta untuk
jenis industri kulit dan alas kaki juga berhasil menarik investasi dari luar, dengan
memperoleh investasi sebesar 20 US$ juta .
Sedari awalnya para pemikir yang mencoba menkaitkan mengenai ruang
dan politik sudah menyadari bahwa batasbatas geografis bukanlah titik akhir
tujuan mereka dalam mengartikulasikan subjektifitas eksternalnya. Bumi ini
adalah ruang yang sudah mereka persepsikan akan menjadi ruang pertarungan
sengit. Sehingga yang perlu ditonjolkan adalah keleluasaan dan pemeragaan
kekuasaan bisa dilakukan juga oleh desa. Sepertinya dalam melihat dunia ini kita
beranggapan bahwa desa adalah korban dan globalisasi terkait dengan tema besar
dari buku ini mengenai perlunya desa mandiri menghadapi globalisasi
Pemeragaan kekuatan dan keleluasaannya adalah dua hal yang bisa dipertaruhkan
MP3EI untuk tetap berkembang tidak merasa terbelit dari kondisi yang tanpa
celah ini. Kiranya perlu untuk mendudukkan permasalahan MP3EI kedalam
logika konektivitas yang berhadapan dengan globalisasi, bagaimana MP3EI
mampu untuk menempatkan desa sebagai subyek bukan obyek.
Sebagai penutup, penting kiranya untuk mendudukan permasalahan
kemandirian desa tidak dalam sebentuk pertahanan semata dalam menghadapi
terjangan yang ditimbulkan dari globalisasi. Sehingga yang dimunculkan sebagai
157 BKPM, Op cit.
105
solusi adalah sebentuk pertahanan semata. Tawaran yang bisa diberikan melalui
kata pengantar ini adalah untuk mendudukan permasalahan ini kedalam kerangka
yang berbeda. Menempatkan desa didalam konstelasi jejaring yang
memungkinkan ruang gerak desa bisa lebih fleksibel dan dinamis didalam
sebuah ruang yang transparant.
106
faedah konkret, baik untuk kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Sementara itu,
hampir semua fraksi di DPR mayoritas sepakat untuk mencantumkan persentase
nominal dana alokasi desa. Dengan adanya persentase tersebut, akan ketahuan
berapa anggaran yang masuk desa. Bahkan beberapa elemen masyarakat ingin
mengonsolidasikan anggaran desa tersebut masuk desa lewat satu pintu.160
Dalam Rancangan UU Desa, maka pengakuan tentang desa adat telah
diatur keberadaanya sehingga tidak muncul kendala dalam persidangan. Selain itu
tertuang dalam RUU Desa, bahwasanya desa adat merupakan persekutuan
masyarakat hukum adat yang terbentuk berdasarkan asal usul dan sejarah
perkembangan masyarakat yang bersangkutan sendiri. Desa adat memiliki batasbatas wilayah dan susunan pemerintahan yang mengurus pemerintahan dan
pembangunan sesuai dengan kepentingan dan prakarsa masyarakat yang
bersangkutan dalam sistem NKRI. RUU Desa menyebutkan secara umum
perbedaan desa adat dan desa praja (desa pada umumnya atau desa dinas) ada di
mekanisme pemilihan kepala desa. Pemilihan langsung dan mekanisme adat
setempat, jenis kekayaan atau aset, tanah kas desa atau bengkok dan tanah ulayat,
"Dasar pembentukan desa adat dibentuk berdasarkan perundang-undangan dan
desa adat dibentuk berdasarkan hukum adat yang setelah disesuaikan seperlunya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 161
Dalam proses perumusan Undang Undang Desa sejatinya telah mendapat
persetujuan pihak pemerintah. DPR sendiri juga sudah meyetujui hampir seratus
persen draft RUU Desa. Seperti diketahui, produk UU yang dibahas di DPR harus
atas persetujuan kedua belah pihak, baik DPR maupun pemerintah. Jika salah satu
tidak setuju, maka UU Desa tidak bisa disahkan. Namun justru terganjal oleh
160 Ainurrahman, dalam http://www.jurnalparlemen.com/view/4992/penyebab-ruudesa-tidak-selesai-sesuai-target.html diakses 2 November 2013. PK. 13.15.
161 Zul Sikumbang, RUU atur keberadaan Desa Adat, dalam
http://www.antaranews.com/berita/395342/ruu-desa-atur-keberadaan-desa-adat, diakses
20 september 2013. Pk 21.17.
108
pemerintah, karena masih ada beberapa pasal yang belum disetujui Departemen
dalam negeri, terutama terkait dengan status perangkat desa. Terdapat alternatif
apabila aparat desa tidak bisa diangkat menjadi PNS, mereka minta agar digaji
secara resmi dari APBN sesuai besaran gaji PNS golongan IIA. 162
Untuk itu sebuah regulasi terkait metode pemilihan dan status perangkat
desa menjadi perlu diuraikan. Perangkat Desa yang diatur berdasarkan UU No. 32
Tahun 2004 sangat berbeda dengan pengaturan dalam UU No. 22 Tahun 1999.
Perangkat desa berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 terdiri dari sekretaris desa dan
perangkat desa lainnya. Sekretaris desa diisi oleh pegawai negeri sipil yang
memenuhi persyaratan. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam UU No. 32
Tahun 2004 memiliki fungsi bersama Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa
dan sebagai penampung dan penyalur aspirasi. Berbeda dengan BPD model UU
No. 22 Tahun 1999 yang memiliki peran pengawasan terhadap pemerintah desa.
BPD tidak lagi dipilih rakyat secara langsung, namun ditetapkan dengan cara
musyawarah.
Terdapat perdebatan berkaitan dengan tata cara pembentukan, fungsi, dan
peran BPD model UU 32 Tahun 2004. Hal tersebut diasumsikan akan mereduksi
demokratisasi di tingkat desa. Bagaimana mungkin suatu badan yang dibentuk
bukan sebagai representasi rakyat bisa menjalankan fungsi legislasi. Pelaksanaan
otonomi desa mendorong pemerintah dan masyarakat desa untuk lebih mandiri
dalam mengatur dan mengurus rumah tangga desa, termasuk dalam hal ini adalah
mengatur dan mengurus Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes),
Pendapatan Asli Desa (PADes) sebagai salah satu sumber anggaran penerimaan
atau pendapatan Desa memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan
Desa dan bagi pelaksanaan otonomi Desa. 163
Undang Undang Desa perlu dirumuskan supaya tidak terjadi overlapping
dengan Undang Undang pemerintahan daerah yang lain. Semisal Undang
162 RUU Desa Tunggu pesetujuan Pemerintah, Pikiran Rakyat, edisi 12 Juli 2013.
163Pendapat Komisi Hukum Nasional mengenai RUU Desa dalam
http://www.komisihukum.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=428%3Apendapat-khn-tentang-ruudesa&catid=1%3Alatest-news&Itemid=50&lang=in, diakses 2 Oktober 2013.
109
110
terlihat dari besarnya intervensi asing melalui investasi MNC yang mereka
keluarkan. Namun acapkali pembangunan mereduksi pembangunan sosial yang
berlandaskan atas dasar kearifan lokal.
Konsep dasar pembangunan agraria lahir dari pergulatan pemikiran para
pendiri bangsa untuk menghilangkan sisa-sisa feodalisme era kolonial terutama
pengusaan tanah oleh tuan-tuan tanah yang tak berkeadilan. Sejak awal para
pendiri bangsa menyadari secara mendalam struktur sosial ekonomi dan budaya
masyarakat Indonesia yang agraris sehingga mayoritas tinggal dipedesaan yang
miskin. Akhirnya setelah melalui perdebatan dan pergulatan selama 12 Tahun
sejak pemerintah membentuk Panitia Agraria Yogya pada tahun 1948, maka pada
24 September 1960 UU No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria atau dikenal dengan Undang-Undang Pembaruan Agraria (UUPA)
disetujui DPR. Melalui persetujuan tersebut secara mendasar telah dikonsepkan
dasar cita-cita pembangunan negeri ini berbasiskan Pembaruan Agraria. Hingga
akhirnya tanggal ditetapkanya UUPA yakni tanggal 24 September kemudian
dijadikan Hari Tani. 165
UUPA menjadi titik awal dari kelahiran hukum pertanahan menggantikan
produk hukum agraria kolonial yang saat itu dianggap monumental sekaligus
revolusioner. UUPA antara lain mengatur pembatasan pengusaan tanah,
kesempatan sama bagi setiap warga negara untuk memperoleh hak atas tanah,
pengakuan hukum adat, serta warga asing tak punya hak milik atas tanah Hingga
akhirnya kita harus meresapi semangat pembaruan agraria tersebut saat itu adalah
tanah untuk rakyat. Khususnya rakyat tani tak bertanah,166 Undang-undang
Pokok Agraria (UUPA) tidak melarang sewa tanah oleh asing, asalkan kedua
pihak baik masyarakat maupun penyewa sama-sama diuntungkan. Bahkan
Gubernur, bupati, dan wali kota berwenang menerbitkan peraturan daerah (perda)
berkaitan dengan sewa tanah oleh asing.
DPR sendiri kini tengah membahas Rancangan Undang Undang (RUU)
tentang Pertanahan. Salah satu yang ditekankan adalah adanya pembatasan luas
165 Hendri F Isnaeni dalam Majalah Historia: Tanah Untuk Rakyat.
166 Gunawan Wiradi dalam Reforma Agraria: Dari Desa ke Agenda Bangsa.
112
tanah yang dikuasai, atau dikelola sebuah grup perusahaan.. Bila dulu bisa
menguasai tanah hingga 10 juta hektar, di RUU Pertanahan ini DPR mengusulkan
maksimal hanya 50 ribu hektar. Namun DPR optimis Rancangan Undang-Undang
(RUU) Pertanahan mampu mendorong reformasi agraria. Apalagi semangat
reformasi agraria sudah menjadi amanat dalam UUD 1945 yang mengamanahkan
untuk mengelola Sumber Dalam Alam (SDA) untuk kemakmuran rakyat yang
kemudian diperkuat dengan diterbitkannya UU Pokok Agraria 1960 dan Tap
MPR/XI/2001. Soal ancaman oleh kepentingan asing atas tanah, terlihat dari
dijadikanya UU No 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal sebagai rujukan
teknis. Padahal secara prinsipil UU PMA 2007 membuka masuknya modal asing
seratus persen melalui asas perlakuan yang sama (equal treatment) antara modal
asing (orang asing, badan hukum asing) dengan negara RI, badan hukum
Indonesia, dan perseorangan Indonesia.167
Permasalahan lain muncul karena DPR dinilai terlambat dalam merancang
undang undang untuk menciptakan reformasi agraria. Data Konsorium Pembaruan
Agraria (KPA) mencatat, sekitar 64,2 juta hektar tanah atau 33,7 persen daratan
telah diberikan kepada perusahan pertambangan gas, mineral dan batu bara berupa
izin konsesi. KPA juga menyebut, 5000 dari sekitar 10.000 izin usaha
pertambangan (IUP) yang dikeluarkan pemerintah ilegal. Bahkan dari 8.000 IUP
di seluruh Indonesia terdapat 6000 IUP bermasalah
Terjadinya ketimpangan inilah yang menjadi akar dari berbagai konflik
agraria yang merebak dalam beberapa tahun terakhir di berbagai desa Indonesia.
Pada periode 1970-2001, KPA mencatat sengketa agraria 1.753 kasus, tersebar di
2.834 desa dan kelurahan. Tanah yang disengketakan mencapai 10,9 juta hektar
dan hampir 1,2 juta keluarga menjadi korban. Sepanjang tahun 2011, terdepat 163
konflik pertanahan dengan jumlah rakyat yang menjadi korban meninggal dunia
mencapai 22 orang. Setidaknya pada tahun 2010 telah terdapat 106 konflik agraria
dengan jumlah tiga orang meninggal. Data KPA juga menunjukan , konflik agraria
http://harian-pelita.pelitaonline.com/cetak/2013/09/24/regulasi-agrariaancam-kepentingan-nasional#.Uoy8veL8g28
167
113
yang terjadi tahun 2011 melibatkan 69.975 kepala keluarga dengan luas areal
konflik mencapai 472.048,44 hektar. Dari 163 konflik agraria tahun 2011,
rinciannya 97 kasus di sektor perkebunan, 36 kasus di sektor kehutanan, 21 kasus
di sektor infrastruktur, 8 kasus di sektor pertambangan, dan 1 kasus wilayah
tambak dan pesisir.
Dari data ini kita dapat menarik benang merah yang mendasar konflik
agraria dan terjadinya ketimpangan agraria di negeri ini merefleksikan pudarnya
keadilan agraria di dalam masyarakat serta adanya pola pembangunan dan cara
mensejahterakan masyarakat yang salah secara mendasar. Bagaimanapun
Indonesia yang diwariskan para pendiri bangsa sesuai cita-cita Proklamasi 1945
tidak pernah mengamanatkan terjadinya penguasaan ekonomi dikuasi segelintir
orang/kelompok saja sehingga demokrasi yang kita usung bersama ini tidak hanya
demokrasi dibidang politik tetapi demokrasi di bidang ekonomi.
Permasalahan tata pemerintahan desa dimulai setelah masuknya kekuasaan
pemerintah Belanda ke Nusantara. Kedatangan Belanda telah menggantikan posisi
kerajaan/ suku atas komunitas adat lokal. Untuk menumpulkan hukum lokal,
pemerintahan kolonial menerapkan dua sistem pemerintahan. Pertama,
membangun sistem pemerintahan langsung di bawah Belanda. Kedua,
memberikan kewenangan kepada penguasa lokal untuk menjalankan sistem
pemerintahan sendiri dalam penyelengaraan pemerintahan. Dengan catatan,
penguasa lokal harus loyal terhadap kepentingan kolonial. Pemerintah Belanda
memanfaatkan utusannya (residen) untuk mengawasi situasi desa. Residen di
tunjuk langsung oleh kolonial. Posisi Residen secara langsung telah dimanfaatkan
Belanda untuk membangun suatu lembaga administrasi di tingkat desa. Dengan
adanya struktur pemerintahan baru bentukan pemerintah kolonial, mereka dengan
mudah dapat memonopoli Sumber Daya Alam di wilayah tersebut.168 Cara-cara
kolonial di lanjutkan oleh pemerintahan Orde Baru dengan mengeluarkan UU
No.5 tahun 1979 tentang Desa. Undang-undang tersebut dimanfaatkan pemerintah
pusat. Mereka menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, atas sponsor
170
Akibatnya,
negara dan pemerintah masih menjadi sentral, bahwa pemerintah pusat adalah
sasaran satu satunya yang berhak
116
indicators-kaufmann
172 Tjager, I.N., A. Alijoyo H.R. Djemat, dan B. Sembodo. Corporate governance:
Tantangan dan kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia. Forum Corporate
Governance in Indonesia (FCGI). 2003.
173 United National Development Program.
174 Ibid
175 http://www.transparency.org/cpi2012/results
176 Ani Widyani, Politik Perempuan Bukan Gerhana, Jakarta : Kompas 2005. hlm.12
117
Berdasarkan Fakta diatas menunjukkan bahwa ada sebuah anomali dalam politik
di negara demokrasi, khusunya Indonesia.
Dalam era Globalisasi dimana peran Korporasi begitu besar, manajemen
kepemerintahan desa tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan
manajemen berjalan dengan efisien dan efektif. Diperlukan instrumen lain yang
lebih terbuka dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) yang
bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan transparan dan
konsisten. Banyak perusahaan swasta kini sudah mulai menerapkan Good
Corporate Governance karena menjadi bagian penting dari keterbukaan dan
tuntutan publik agar tidak merugikan publik. Tujuannya adalah bagaimana
mengarahkan dan mengontrol perusahaan melalui distribusi hak/ tanggungjawab
semua pihak ketimbang lebih ditujukan untuk sistem pengendalian dan
pengaturan.
Prinsip
Good
Corporate
Governance
dimaksudkan
untuk
119
Indonesia.178 Kerjasama ASEAN sekarang ini tengah menuju pada tahapan baru
yang lebih integratif dan berwawasan ke depan melalui pembentukan ASEAN
community pada tahun 2015. Komunitas yang didalamnya memiliki visi hidup
dalam lingkungan yang damai, stabil, dan makmur, dipersatukan oleh hubungan
kemitraan yang dinamis dan masyarakat yang saling peduli. ASEAN community
dibentuk dengan dasar integrasi untuk menghadapi perkembangan konstelasi
internasional, baik dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
maupun pertahanan dan keamanan. ketika menjadi ketua KTT ASEAN di Bali
tahun 2003, Indonesia telah mensponsori keseimbangan kerja sama ASEAN yang
dikemas dalam charter of the ASEAN dengan program tercapainya ASEAN
community (One Vision, One Identity and One Community) yang menjamin
terimplementasinya pilar, Asean Politic and Security Community, Asean
Economic Community,dan Asean Sosio Cultural Comunity.
Pergerakan barang, modal, jasa, investasi dan manusia yang telah
disepakati dalam Komunitas ASEAN akan berlangsung bebas keluar masuk di
antara negara anggota ASEAN. Rencana untuk menciptakan pasar tanpa hambatan
baik tarif maupun nontarif menjadi tantangan sekaligus peluang. Peluang, karena
produk-produk kita akan mendapat pasar di kawasan ASEAN. Populasi ASEAN
pada 2012 mencapai 617,68 juta jiwa dengan pendapatan domestik bruto sebesar
2,1 triliun dolar AS. Secara umum, semua pengerjaan dan pengolahan untuk
tujuan penentuan negara asal harus telah dilakukan di negara penerima manfaat
ekspor. Namun juga menjadi tantangan, karena jika kita tidak siap maka justru
produk dari negara ASEAN lainnya yang akan menyerbu Indonesia. Saat ini pun,
banyak produk impor yang masuk ke Indonesia sehingga muncul keraguan apakah
Indonesia akan siap.
ASEAN atau Association of south east Asian Nations telah lama berdiri
dari tahun 1955 silam, akan tetapi semangat untuk mempererat pasar tunggal
178 Peran Indonesia dalam Mewujudkan ASEAN Social-Culture Community guna
Mendukung Ketahanan Nasional, Jurnal Kajian Lemhanas RI Edisi 14, Desember
2012. Hal. 88.
120
regional baru akan diagendakan pada tahun 2015 mendatang. Secara bertahap,
Antusiasme negara-negara satu kawasan untuk membentuk tatanan regionalisme
semakin lama terasa dari dataran Asia Tenggara. Kontribusi ASEAN sebagai pasar
tujuan ekspor Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar terhadap ekspor
non migas Indonesia. Terlihat pada tahun 2012 ASEAN berkontribusi sebesar
20,4 persen terhadap total ekspor non migas Indonesia (31,21 miliar dolar AS)
yang meningkat 19,88 persen dari tahun sebelumnya.179.
Yang menarik, jika melihat kondisi negara ASEAN, maka tingkat
demokrasi berbanding terbalik dengan percepatan pertumbuhan ekonomi. Robert
Dahl mencontohkan bagaimana demokrasi diimplementasikan ASEAN hanya
sebatas nama saja. Hal tersebut menciptakan demokrasi hybrid seperti yang
dipraktekkan di Indonesia era Suharto dan Singapura pada rezim Lee Kuan Yeuw.
Perlu diketahui jika berdasarkan laporan Chicago tribune, maka negara ASEAN
yang otoriter secara umum memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih
baik ketimbang negara yang sepenuhnya menerapkan nilai demokrasi. Sehingga
otoritarianisme sering dianggap sebagai pilihan terbaik dalam negara yang
mempertahnkan kestabilan politik sekaligus mengharapkan suntikan investasi
demi pembangunannya.
Sehingga demokrasi sesungguhnya bukanlah alat melainkan adalah
tujuan. Perlu untuk meninjau asumsi dari Martin Lipset yang melihat bahwa
demokrasi akan timbul dengan sendirinya sebagai konsekuensi dari kesejahteraan
yang meningkat. Teori Lipset tersebut menjadi kritik terhadap proses
demokratisasi yang berwajah ganda semisal rezim otokratik Singapura yang
justru menjadi sahabat negara barat. Sehingga tidak heran jika dalam kasus
beberapa negara berkembang di ASEAN, kesejahteraan justru tidak kunjung
datang mengikuti demokratisasi. Bahkan Rachel Caoli menekankan bahwa
demokrasi justru cenderung menyebabkan destabilitas politik, sehingga investor
memilih untuk tidak berinvestasi karena destabilitas politik menyebabkan proses
pembuatan hukum menjadi tidak stabil sehingga tidak nyaman untuk investasi.
179 Unggul Ratomo, 18 Agustus 2013.
http://www.antaranews.com/berita/391103/masyarakat-ekonomi-asean-di-depan-mata,
diakses 2 Oktober 2013.
121
Sampai sekarang hanya Uni Eropa dengan hadirnya konstitusi uni eropa
saja yang ditasbihkan sebagai satu-satunya kategori model regionalisme yang
mendekati supranasional. Oleh karena itu, model pasar tunggal yang diterapkan
kawasan Uni Eropa seringkali meninspirasi bagi kawasan. Banyak yang menilai
pasar tunggal Eropa berhasil. Namun preposisi tersebut nyatanya masih bisa
diperdebatkan lantaran banyak terjadi pertentangan Jerman terhadap Inggris yang
enggan mengakuisisi Euro. Ditambah fakta terbaru adalah perbedaan posisi antara
Jerman dan Perancis dalam menyikapi bantuan atas krisis Yunani. Kenyataan
tersebut seharusnya memberikan pelajaran bahwa Uni Eropa sebagai model paling
aktual saja masih sulit untuk terintegrasi, sekalipun telah diproyeksikkan sejak
lebih dari setengah abad, apalagi ASEAN.
Bahkan ASEAN memiliki ketergantungan yang tinggi terutama dengan
negara Eropa. Secara keseluruhan, ASEAN adalah mitra dagang ketiga terbesar
UE di luar Eropa (setelah Amerika Serikat dan China). Total perdagangan barang
dan jasa antara keduanya mencapai 180 miliar di tahun 2012. Di sisi lain, Uni
Eropa, adalah mitra dagang kedua terbesar ASEAN setelah China, mencapai 11%
dari total nilai perdagangan ASEAN di seluruh dunia. Terlebih UE sejauh ini
adalah investor terbesar di ASEAN, memiliki sekitar seperempat dari jumlah
investasi asing di ASEAN.182 Sementara itu Uni Eropa percaya bahwa jika negaranegara bisa beraksi bersama, ASEAN dan UE dapat membentuk sebuah kekuatan
yang lebih kuat dan lebih efektif.183
Namun pada saat yang sama perubahan-perubahan yang cepat tersebut
juga mendorong UE untuk memainkan Skema Generalised System of Preferences
(GSP). GSP dari UE memungkinkan produk-produk yang diimpor dari negaranegara ASEAN penerima manfaat GSP mendapatkan akses bebas bea atau
potongan tarif. Dari keseluruhan impor UE dari Indonesia yaitu sebesar 14
182 Rudi. http://www.lensaindonesia.com/2013/04/19/uni-eropa-akui-asean-mitradagang-terbesar-ketiga-setelah-as-dan-china.html 19 april 203.
183http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/documents/press_corner/20130402_01_id.pdf
siaran press FORUM DISKUSIKAN PERAN INDONESIA, ASEAN DAN UNI EROPA DALAM
PERDAGANGAN DUNIA 2 april 2013
123
milyar pada tahun 2010, sekitar 45% memenuhi syarat untuk mendapatkan
perlakuan istimewa berdasarkan fasilitas GSP.
184
pada
abad
21.
Gencarnya
Amerika
Serikat
dalam
124
negosiasi masuk menjadi anggota TPP masih berlangsung. Sebagai contoh negara
lain yang enggan mengikuti organisasi TPP adalah Jepang. Jepang sampai
sekarang masih enggan bergabung dalam TPP meskipun memiliki kedekatan
dengan AS. Sektor pertanian di Jepang dianggap belum siap menghadapi
gempuran beras murah dari AS dan Vietnam. Selama ini, Jepang memberlakukan
ketetapan tarif impor beras nyaris delapan ratus persen dan lebih dari 250 persen
untuk impor terigu. Bila Jepang ikut dalam TPP, maka aturan tarif itu akan
dihapuskan.187 Menurut jepang pemberlakuan perdagangan bebas akan merugikan
sektor pertanian negaranya yang tengah melambat
Tidak hanya berhenti pada TPP, wilayah Asia Pasifik tengah menjajaki
kemungkinan mendirikan komunitas regional yang lebih luas dari sebelumnya.
Gagasan bernama Asia pacific Community (APC) sebagai sebuah ide dari seorang
Kevin Rudd bukanlah proyek main main. Tidaklah mengherankan jikalau ide
besar untuk mendirikan Asia Pacific Community tersebut memunculkan pro dan
kontra.188 Tidak sedikit pihak yang pesimis terhadap rencana Kevin Rudd tersebut
jika berpijak pada realita bahwa banyak sekali institusi regional yang hingga kini
dihadapkan pada problem internal seperti ASEAN. Pihak yang pesimis berpijak
pada fakta bahwa para negara anggota dalam APC sesungguhnya menghadapi
problem stagnasi integrasi dalam region masing-masing. Sehingga tidak salah jika
kaum yang bersikap pesimis lebih tepat untuk merefleksikkan kompleksitas
kepentingan dalam APC. Disimak lebih lanjut, APC merupakan institusi yang
dialamnya terdiri dari negara dari wilayah Asia Timur, Asia tenggara, dan pasifik
yang masing masing negara tersebut tidak berhasil dalam menata kelola institusi
regional mereka seperti ASEAN, dan East Asia Community. Bahkan muncul
sindiran bahwa sebelum para negara tersebut berpikir institusi yang lebih makro,
urusi dulu institusi regional mereka sendiri. Maka dari itulah, keinginan untuk
mempersatukan entitas yang terdiri lebih dari empat puluh negara tentu menjadi
tidak mudah. Terlebih lagi, keempat puluh negara tersebut terpisah jauh baik
secara geografis maupun secara kultural.
Sehingga, menjadi sulit dihindari jika APC akan membuat lalu lintas
barang jasa dan manusia akan semakin intens di Asia Pasifik. Bahkan rencana
memasukkan nama Russia dan China sekaligus juga memiliki konsekuensi positif
dan negatif untuk memberikan ruang bagi kekuatan penyeimbang AS didalamnya
supaya proses artikulasi kepentingan regional dapat berlangsung secara adil. Oleh
karena itulah rencana model APC tersebut adalah model regionalisme yang paling
demokratis, Namun kelemahanya adalah institusi regional tanpa hegemon tunggal
seperti APC nantinya hanya akan menjadi arena bertemunya kepentingan jangka
pendek (pragmatis), dan akan mengalami kesulitan dalam menciptakan komunitas
jangka panjang.189
Melihat perkembangan yang pesat di wilayah Asia pasifik, maka Indonesia
diperkirakan tak akan siap menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)
pada tahun 2015. Kekurangan tenaga terampil di Indonesia yang terjadi
diperkirakan terus berlanjut hingga AEC dilaksanakan. Daya saing Indonesia
dikhawatirkan semakin menurun karena kondisi itu jika AEC diterapkan, arus
bebas tenaga kerja tak bisa lagi dilarang. Indonesia kini hanya bisa mencukupi
kurang dari dua puluh persen kebutuhan tenaga terampil. Saat ini, jumlah tenaga
kerja setingkat manajer saja belum memadai. Kondisi itu dinilai sangat
memprihatinkan karena Indonesia mendatangkan manajer asing. Defisit tenaga
terampil sudah berlangsung setidaknya selama sepuluh tahun terakhir. Jika AEC
diberlakukan tanpa disertai kesiapan, daya saing Indonesia dicemaskan semakin
turun. Peringkat daya saing Indonesia pada tahun 2012 menempati urutan ke-44.
Saat ini, peringkat Indonesia turun antara ke-46 atau ke-48 dari 66 negara yang
disurvei. Daya saing Indonesia meningkat. Masalahnya, negara-negara ASEAN
lain lebih pesat,190
189Viotti,P.R and Mark V. Kauppi,.,Intenational Relation Theory 4th Edition. New York:
Pearson Education, 2010. Hal 90-107
190 Dwi Radius, 16 Mei 2013, dalam
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/05/29/2020371/Indonesia.Tak.Siap.Hadapi.
ASEAN.Economic.Community, diakses 2 Oktober 2013. Pk 21.14.
126
128
mengikuti desain bahan baku minyak bumi. Industri modern sejak abad delapan
belas hingga kini telah Hampir semua pasokan minyak bumi diperuntukan bagi
konsumsi industri, penggerak pabrik, kebutuhan transportasi, tenaga listrik dan
rumah tangga. Seiring waktu, mesin ciptaaan terus berkembang menjadi mesin
penggerak pabrik, listrik dan transportasi. Sehingga semua bahan baku minyak
bumi di inovasi berdasarkan kebutuhan berbagai mesin.
Dalam era globalisasi, melihat dampak penggunaan minyak bumi yang
semakin luas mempengaruhi seluruh sektor kehidupan, dan minyak bumi bisa
menjadi senjata politik yang menakutkan karena sektor industri dunia sangat
bergantung pada pasokan minyak bumi, maka dilakukan upaya-upaya
penanggulangan krisis tersebut. Salah satu diantaranya adalah melakukan
diversifikasi pemakaian sumber energi, dari yang semula hanya memanfaatkan
energi fosil, lalu diperluas dengan memanfaatkan energi berbahan baku nabati
atau bahan bakar hayati yang disebut biofuel sebagai sumber energi alternatif.
Bahan bakar biofuel tersebut terdiri dari bioalkohol, biodiesel, bioethanol, dan
biogas. Sumber dari biofuel tersebut dihasilkan secara langsung dari tanaman
seperti kelapa sawit, jagung, kedelai, gandum, kentang, singkong dan tebu. Uni
Eropa sendiri telah mencanangkan harus menambah lima persen bioethanol pada
bahan bakar fosil di tahun 2010 dan 20 persen di tahun 2020. Di Amerika Serikat
penggunaan biodiesel tumbuh dengan cepat dari 25 juta galon pertahun pada 2004
menjadi 78 juta gallon pada 2005. Selanjutnya produksi biodiesel diperkirakan
meningkat empat kali lipat menjadi satu milyar galon.201
Khusus untuk kebutuhan transportasi, kreasi bahan bakar minyak bumi
pun terus dikembangkan sesuai kebutuhan. Bahan bakar tersebut diolah dalam
berbagi jenis seperti solar, avtur, premium dan karosin. Jutaan barel minyak bumi
dibutuhkan setiap hari untuk menggerakan roda transportasi tersebut.Kondisi yang
mengakibatkan kebutuhan yang terus meningkat terhadap minyak bumi. Secara
langsung dan tak langsung negara industri besar seperti Amerika dan Eropa
menguasai kegiatan eksploitasi di seluruh belahan dunia. Termasuk dengan
201 Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam
http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/3055-perkembanganbiofuel-di-beberapa-negara.html
131
harga yang lebih tinggi di pasar dunia. (4) Peningkatan permintaan untuk biofuel
telah mengurangi ketersediaan produk pertanian untuk penggunaan pangan atau
pakan. (5) pembatasan Ekspor di banyak negara telah memperburuk situasi
pasokan. 202 Jika kita membaca seluruh penyebab kenaikan harga pangan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa keadaan tersebut adalah bukti dari kontradiksi
globalisasi pasar bebas.
Penguasaan sumber-sumber kehidupan seperti pangan, energi dan sumber
daya alam di tangan segelintir orang menjadi sebab munculnya masalah-masalah
ketidakadilan dan kelaparan. negara- maju terus mensubsidi produksi pangan
mereka dan memberlakukan proteksi perdagangan. Lembaga-keuangan global
didorong untuk mendistribusikan pinjaman secara lebih luas khususnya ke negaranegara berkembang agar membuka diri terhadap investasi asing di sektor pangan
dan membuka impor pangan. Selain itu, negara-negara miskin dalam posisi yang
sangat rentan untuk biofuel dan faktor lain yang membawa efek besar harga
komoditas pertanian di pasar internasional. Sasaran bahan bakar terbarukan
Energi AS tercatat antara tahun 2005 dan 2007 dengan konsumsi empat miliar, 7,5
miliar, dan kemudian agrofuel sebesar 36 milyar galon setahun. Pasar energi
tersebut wajib - ditambahkan dengan tarif dan subsidi yang menopang setengah
dari harga pasar grosir etanol sehingga telah menyebabkan agrofuel boom di
seluruh dunia. 203
Bahan bakar terbarukan malah menjadi paradoks dalam merespon problem
pemanasan global. Dari data kita dapat menyimak bagaimana
tingkat permintaan terhadap hasil hutan berasal dari negara
yang justru menyuarakan solusi pemanasan global berupa clean
development mechanism (CDM), seperti Inggris, Prancis, Cina
dan Jepang. Fakta tersebut tentu perlu dipertanyakan karena
menunjukkan ketidakadilan dalam menjustifikasi siapa yang
202 Wikileaks, CRS report for Congress, Order Code RL34478, Charles E. Hanrahan, Senior
Specialist in Agricultural Policy, Resources, Science, and Industry Division, Rising Food Prices
and Global Food Needs, The U.S. Response, May 8, 2008
Dairy
Price
Index
98.3
Cereals
Price
Index
87.1
Oils
Price
Index
69.9
Sugar
Price Index
Tahun
2000
Food
Price
Index
92.9
2001
98.97
102.40
113.62
91.47
71.75
130.12
2002
96.64
96.24
88.38
101.63
93.52
105.06
2003
97.66
96.74
95.09
98.04
100.78
100.53
2004
105.11
106.32
114.70
100.42
104.91
95.10
2005
109.68
112.37
126.59
96.73
96.93
131.23
2006
116.49
109.08
117.79
111.84
103.09
192.90
2007
139.42
109.99
186.73
146.68
148.66
125.73
2008
164.46
126.26
180.92
196.00
185.74
149.63
2009
134.89
114.34
121.75
149.42
128.98
221.33
155.98
164.83
257.98
2010
158.07
129.87
171.20
Sumber : Food Agricultur Organization, 2011
119.5
206 Bello, W. (2008) Como generar una krisis Mundial de los alimentos: lecciones del
Banco Mundial, el FMI y la OMC en: http://alainet.org/images/Enfoque% 20sobre%
20Comercio 20140.pdf%
135
tujuh miliar. Namun kini defisit makanan Selatan telah membengkak menjadi $ 11
miliar per tahun.207
Kenaikan harga pangan tidak diikuti dengan penambahan lapangan
pekerjaan dan pendapatan masyarakat desa maka pengangguran akan mewabah di
negara-negara berkembang terutama di perdesaan yang sebelumnya menjadi basis
bagi pertanian. Kemiskinan dan pengangguran inilah yang lebih lanjut telah
menyebabkan masyarakat desa tidak lagi dapat mengakses kebutuhan paling
mendasar yang mengalami kenaikan. Sama halnya dengan krisis keuangan global
yang nyatanya bukanlah cerita tentang ketiadaan uang, modal. Krisis keuangan
adalah penggelembungan uang (financial buble) oleh pasar keuangan derivatif
yang jauh melebihi kemampuan manusia dalam menghasilkan barang dan jasa.
Krisis tersebut mengancam keberlanjutan sistem keuangan modern dan sistem
kapitalisme dikarenakan krisis terjadi secara beruntun melanjutkan krisis
overproduksi.
Apa yang dimaksud krisis overproduksi? krisis overproduksi adalah
sesuatu yang lazim dalam sistem kapitalisme. Suatu keadaan dimana produksi
tidak mungkin dapat ditingkatkan dikarenakan tidak tersedianya pasar yang
disebabkan tidak adanya daya beli. Hilangnya daya beli dikarenakan rendahnya
pendapatan mayoritas masyarakat. Sebagian besar sumber ekonomi dan
pendapatan terakumulasi pada segelintir minoritas. Overproduksi telah terjadi
dalam komoditi utama dalam perdagangan global saat ini, seperti besi, baja,
otomotif, produk manufkatur lainnya dan juga produk pangan. Produk yang
sebagian besar dihasilkan oleh korporasi di negara-negara maju mengalami
kelimpahan produk dan pada saat yang sama mengalami kelangkaan pasar di
dalam negerinya, yang pada akhirnya berimplikasi di luar negeri .
Peningkatan produksi dengan menggunakan cara yang semakin efisien
menyebabkan berkurangnya pendapatan tenaga kerja, yang dalam jangka panjang
mengakibatkan menyusutnya pasar. Dampak selanjutnya adalah perusahaan harus
menekan produksi dan melakukan PHK. Ini adalah salah satu kontradiksi klasik
dalam kapitalisme. Peningkatan modal konstan memiliki dampak negatif terhadap
207 Eric Holt-Gimenez Direktur Eksekutif Food First, dalam
http://www.foodfirst.org/en/node/2141 diakses 2 Oktober 2013. Pk 23.18.
136
tinggi. Kedua, dengan menekan harga beli komoditas petani serendah mungkin.
Akibatnya harga komoditas primer di pasar dunia terus merosot. Sebaliknya,
harga yang dibayar oleh konsumen untuk produk olahan atau produk jadi terus
meningkat. Selain itu lewat kebijakan led export production, model pertanian
berubah secara radikal, dari terdiversifikasi dalam skala kecil, jadi model eksporindustrial yang digerakkan korporasi. Hal ini ditambah lagi dengan sistem
monokultur yang diadopsi petani yang mengakibatkan petani bergantung asupan
kimiawi dan paket teknologi pertanian dari korporasi yang menguasai teknologi
pertanian. Jadi mekanisme pasar yang didesain korporasi tidak hanya merugikan
petani, tetapi juga merugikan konsumen.
Sebaliknya, negara-negara pertanian terpaksa menerima impor pangan
sebagai hasil dari liberalisasi perdagangan. Pangan dari negara-negara maju yang
penuh dengan subsidi menyerbu pasar negara-negara berkembang. Keadaan ini
menyebabkan hilangnya kemampuan bersaing dan pendapatan petani-petani pada
tingkat pedesaan yang dalam jangka panjang menghancurkan kekuatan produktif
mereka. Meskipun pasokan pangan berlimpah, akan tetapi sebagian besar
masyarakat negara-negara berkembang dan miskin tidak memiliki kemampuan
untuk membeli pangan. Implikasi lebih lanjut terjadi pada pusat-pusat produksi
pangan di negara maju yang akan mengalami stagnasi. Secara lebih lanjut akan
memicu ekspansi keluar perusahaan-perusahaan penghasil pangan ke negaranegara berkembang.
Kini, sistem industri pangan tidak lagi ditujukan untuk kebutuhan gizi
manusia, atau untuk produksi yang berkelanjutan berdasarkan penghargaan
terhadap lingkungan hidup. Akan tetapi didasarkan pada model yang berakar pada
logika mencari keuntungan maksimal, dan optimalisasi biaya. Barang-barang
publik seperti air, tanah, bibit, yang selama berabad-abad telah milik masyarakat
desa, telah diprivatisasi, diambil dari petani dan dikonversi ke dalam bisnisMNC
menguasai industri pangan dari hulu sampai ke hilir, mulai dari penguasaan tanah,
sarana produksi seperi obat-obatan pertanian, pupuk, bibit, hingga produksi dan
perdagangan pangan. Krisis pangan justru menciptakan keuntungan yang besar
bagi pemilik modal, dikarenakan harga pangan dapat ditentukan oleh segelintir
pelaku usaha.
138
Sedangkan asumsi mengenai Vulnerability lebih melihat mengenai kegiatankegiatan MNC yang acapkali melakukan kegiatan non-ekonomi untuk
mempengaruhi politik Negara. Dengan kekuatan structural, maka Kepentingan
ekonomi MNC akan mudah terealisasi. Aspek struktural ini seringkali dilakukan
melalui lobi-lobi yang sifatnya sangat elittis dan birokratis.
Sedangkan faktor yang kedua yakni Soft Power merupakan kemampuan
yang menjadi cirri khas dari multi national corporation. Melalui suatu strategi
pasar, MNC turut memainkan persepsi masyarakat mengenai merk. Sehingga
wajar jika dalam realitanyaternyata merk MNC jauh lebih disegani ketimbang
produk lokal. Semisal bagaimana Mc D yang menjadi suatu produk yang telah
mengglobal dalam hal consumer goods. Merk menunjukkan suatu nilai yang
signifikan yang kemudian menyebabkan ada suatu keuntungan yang lebih bagi
MNC ketimbang perusahaan local. Ini sekaligus menunjukkan bahwa soft power
MNC amatlah penting sebagai komplemen dari structural power. Soft power jika
kita simak sesungguhnya memiliki fungsi yang sama seperti halnya propaganda
yang sering pula dilakukan oleh Negara. Strategi marketing berupa pencitraan
merk agaknya menunjukkan bahwa MNC tidak naya dapat mempengaruhi elit dan
birokrasi dalam suatu Negara, melainkan juga turut menkonstruksi legitimasi
dihadapan masyarakat. Kemampuan soft power semacam inilah yang kurang
dimiliki oleh Negara sehinggga menunjukkan kelebihan MNC.
Sebagai sebuah simulasi, sarfati menekankan untukmelihat lebih dalam
kasus mengenai Genetically Modified Organism atau Organisme Hidup Hasil
Modifikasi secara Genetik (OHMG). Peraturan mengenai organism hidupini
dituangkan melalui Protokol Cartagena adalah kesepakatan antara berbagai pihak
yang mengatur tatacara gerakan lintas batas negara secara sengaja baik berupa
penanganan dan pemanfaatan suatu organisme hidup yang dihasilkan oleh
bioteknologi modern dari suatu badan ke negara lain. Dalam protokol ini, dimuat
juga kesepakatan untuk menanam tanaman yang tahan penyakit sehingga dapat
menurunkan penggunaan pestisida. Pusat pengembangan rekayasa genetik
terdapat di Amerika yang mana produksinya didominasi oleh perusahaan
multinasiona yakni Monsanto yang menguasai 90% peredaran benih transgenik di
140
seluruh dunia. Secara gradual maka benih-benih yang semual dikuasai petani akan
menjadi komoditas perusahaan.
Sekarang ini, kontrol MNC sektor pangan besar terhadap pasar pangan
semakin dominan. Perusahaan seperti Monsanto, Dupont, Singenta, dan tujuh
produsen lainnya menguasai menguasai lebih dari 68 % bisnis bibit pada tingkat
global. tidak hanya bibit perusahaan, mereka juga menguasai produksi sumbersumber produksi pertanian lain seperti obat-obatan pertanian. Tidak hanya itu
perusahaan-perusahaan raksasa yang berkantor pusat di negara-negara maju
tersebut juga menguasai bisnis produk akhir dari sektor pertanian. Pada tahun
2012 perusahaan benih utama, Monsanto dan Du Pont, menyatakan peningkatan
keuntungan sebesar 44% dan 19% untuk tahun sebelumnya. Perusahaan pupuk
terbesar, Potash Corp, Yara dan Sinochem melihat keuntungan tumbuh sebesar
72%, 44% dan 95% antara 2007 dan 2006.210
Perusahaan multinasional (MNC) dengan matriks mereka di negara-negara
industri, menyerap rantai kecil di seluruh dunia memastikan ekspansi mereka
secara internasional, terutama di negara-negara selatan. Monopoli dan konsentrasi
memungkinkan kontrol yang kuat untuk menentukan apa yang dimakan, berapa
harganya, dengan cara apa, dan bagaimana disusun dan sebagainya. Pada tahun
2007 perusahaan terbesar di dunia dalam hal pendapatan penjualan, sesuai dengan
daftar Global Fortune 500, adalah multinasional ritel Wal-Mart (nomor satu
dalam daftar) menjelang raksasa minyak dan mobil seperti Exxon Mobile, Shell,
British Petroleum atau Toyota. Lebih jauh ke bawah diantaranya adalah: Carrefour
(nomor 33), Tesco (nomor 51), Kroger (nomor 87), Royal Ahold (nomor 137), dan
Alcampo (nomor 139). Model distribusi ritel memberikan sebuah dampak negatif
yang kuat terhadap aktor yang terlibat dalam rantai makanan: petani, pemasok,
konsumen, pekerja, dan seterusnya. Kondisi semacam ini menyebabkan hilangnya
pekerjaan dan pendapatan jutaan petani kecil dan masyarakat pedesaan.
Diserahkannya urusan pangan pada mekanisme pasar, diperparah oleh hilangnya
subsidi dan proteksi perdagangan telah menyebabkan perusahaan kecil dan usaha
menghasilkan pangan oleh rakyat kehilangan kemampuan bersaing. 211
210 Vivas Esther, 27 Juni 2010, Krisis pangan: penyebab, konsekuensi dan alternatif
211 Daeng Salamuddin, Makro Ekonomi Minus, Jakarta: Indonesia for Global justice, 2010.
141
Nama Perusahaan
Jumlah
Pangsa
Penjualan
Pasar
1.
US $ 4,964
23%
2.
US $ 3,300
15%
3.
Syngenta Swiss
US $ 2,018
9%
4.
US $ 1,226
6%
5.
Land O Lakes AS
US $ 917
4%
6.
KWS AG Jerman
US $ 702
3%
7.
Bayer Jerman
US $ 524
2%
8.
Sakata Jerman
US $ 396
2%
9.
US $ 391
2%
10.
Taaki Jepang
US $ 347
2%
142
215 Jean Baudrillard, Simulacra and Simulation, (Cambridge: Polity Press, 2005).
144
BAB IV
KESIMPULAN
Selamat datang dalam era desa cosmopolitan. Jika sebelumnya desa
identik dengan sesuatu yang terbelakang , namun perlahan namun pasti desa akan
berubah dengan wajah yang kontemporer. Dulu, kita memandang Desa dan
Globalisasi merupakan dua hal yang terlampau jauh untuk dihubungkan ibarat
david dan golliath. Namun dari pembahasan yang telah diuraikan ternyata peran
desa tidaklah sekecil yang diduga. Analisis globalisasi membuka mata kita yang
selama ini memandang desa sebatas sebuah ikhwal yang terbelakang. Padahal
dalam era globalisasi, Desa bukanlah obyek pasif yang mengikuti begitu saja
kemana globalisasi membawanya. Desa justru berpotensi menjadi subyek aktif
yang menopang sistem global yang tengah krisis
Namun demikian, perlu sejenak kita merenungkan ketika desa bukan milik
kita. Kita terancam tidak lagi memiliki desa akibat oleh krisis yang terjadi di sisi
lain sumber daya alam yang semakin langka tentu menjadi kebutuhan mendesak
bagi para pelaku usaha diseluruh dunia. Sebagaimana yang telah diuraikan, Desa
dalam era globalisasi menjadi rebutan para investor karena Desa memiliki sumber
daya yang dibutuhkan. Desa akan menjadi barang dagangan yang bisa dimiliki
oleh individu. Seruan Ini desaku! yang bernada mengusir akan sering kita dengar
menunjukkan tidak ada lagi kekitaan atau kepemilikan bersama atas desa. Desa
tidak lagi memiliki nuansa persahabatan dan silaturrahmi karena telah berubah
menjadi ajang persaingan individu untuk memperebutkan kekayaan.
Padahal, Desa dan kita adalah dua hal yang tidak terpisahkan satu sama
lain karena Desa bukanlah milik perseorangan, namun desa adalah milik bersama.
Inilah yang membedakan masyarakat desa dengan kota yang lebih cenderung
menonjolkan saya ketimbang kita. Dengan adanya kekitaan dan kebersamaan,
Desa akan selalu mengingatkan kita tentang keindahan alam dan keramahtamahan
manusianya. Namun, ketika desa bukan milik kita, maka desa akan menjadi milik
perseorangan atau segelintir orang yang memiliki uang
Renungan yang akan membuat kita menyadari kemungkinan masa
mendatang. Bayangkan kemana kita semua akan mudik ketika Hari Raya.
Jawaban sekarang tentu adalah desa karena kita masih memilikinya. Namun
145
beberapa tahun mendatang bisa jadi kita tak mampu menjawabnya. Selain itu,
Penduduk pribumi bahkan tidak bisa dikenali karena banyak orang dengan ras,
kulit yang beraneka variasi tinggal dalam satu desa. Desa tidak lagi sejuk karena
industri berlomba lomba meraup keuntungan dengan produksi sebanyak
banyaknya tanpa menghiraukan kerusakan alam. Dengan demikian, Desa tak
ubahnya seperti kota dalam versi yang miskin karena kekayaanya diangkut untuk
memenuhi hasrat manusia diluar teritorinya.
Banyak yang beranggapan bahwa globalisasi masuk desa telah lama
terjadi, sehingga bukanlah barang baru. Namun dari pembahasan, kita dapat
menyimpulkan bahwa kini masuknya aktor aktor global kedalam desa adalah
melalui kerjasama, dan bukan koersif. Motif bantuan seringkali membuat aktor
aktor tersebut disambut dengan hangat oleh penduduk desa. Sebuah modus
operandi yang tentu berbeda dengan zaman kolonialisme yang memunculkan
banyak sekali pertentangan. Dengan kata lain, yang dialami masyarakat pedesaan
Indonesia dalam era globalisasi masuk desa bisa menjadi lebih buruk dari zaman
penjajahan. Telebih setelah meninjau beberapa penetrasi lembaga keuangan
internasional yang secara halus mulai masuk kedalam desa-desa. Pembangunan
yang dilakukan oleh lembaga keuangan disetujui begitu saja oleh perangkat desa.
Bahkan infrastruktur yang dijalankan dengan utang luar negeri telah menjadi
kebiasaan yang sulit dihindari. Lalu sejenak kita mulai bertanya kembali, jika
pembangunan jembatan, jalan, dan sebagainya berasal dari luar negeri, lalu apa
yang sebenarnya masih menjadi milik kita.
Dengan meninjau secara makro pada level global, maka kita akan
mengetahui bagaimana nasib desa-desa di masa mendatang. Krisis ekonomi 2008
menyebabkan adanya transformasi kekuatan perekonomian dunia. Implikasinya.
kini bukan hanya AS dan Eropa yang berpotensi mengincar sumber daya alam
Indonesia. Namun banyak kekuatan kekuatan dunia baru seperti Cina, India dan
negara berkembang lainya yang akan memperebutkan desa. Jangan-jangan kondisi
kontemporer merupakan sebuah klimaks dari era kolonialisme. Sebuah era yang
bisa jadi bisa lebih parah dari kolonialisme yang dulu sempat kita rasakan
sebelum 1945. Dengan penjajah yang jumlahnya semakin banyak dan semakin
146
rakus, nusantara tidak lagi dijajah oleh segelintir orang, melainkan dikepung oleh
kekuatan modal dari segala penjuru dunia.
Tinggal sekarang bagaimana masyarakat Indonesia mampu merumuskan
sebuah konsep pembangunan pro desa yang tidak terlalu latah mengikuti resep
resep luar negeri. Tidak perlu jauh jauh meminta nasehat dari luar negeri dalam
membangun desa. Pasal 33 UUD 45 merupakan jawaban yang sudah ada, namun
kita terlalu tidak percaya diri sehingga sering melupakannya. Oleh karena itulah,
bukan pemerintah saja yang kita bebani tanggung jawab untuk menjaga desa
dengan segala kekayaan alamnya. Dari data yang telah dipaparkan terlihat
bagaimana pemerintah dalam era globalisasi pasar bebas telah kehilangan
perannya. Perusahaan multinasional dengan lincahnya berpetualang untuk
berinvestasi seolah negara sudah tidak ada lagi. Namun melalui sikap gorong
royong antara pemerintah dan masyarakat diharapkan akan mengembalikan
kembali kuasa negara dalam menghadapi globalisasi sebagaimana amanah
Undang Undang Dasar pasal 33.
Dalam era globalisasi, masyarakat desa dianalogikan seperti Ray Breslin
dalam film Escape Plan. Sebuah film yang menceritakan perjuangan manusia
untuk keluar dari penjara modern yang dirancang secara futuristik. Sebuah penjara
berlapis yang kokoh sehingga hanya orang yang cerdas yang mampu keluar dari
penjara tersebut. Globalisasi dipandang layaknya suatu penjara dalam kehidupan
manusia modern yang didalamnya hasrat untuk mencari keuntungan senantiasa
membelenggu. Kembali kepada teori klasik yang menyatakan bahwa setiap
produksi yang dilakukan manusia, maka senantiasa berkonsekuensi pada
menurunnya sumber daya alam. Ketika pembangunan desa diarahkan untuk
akselerasi pertumbuhan ekonomi, maka semakin cepat lari pertumbuhan ekonomi,
semakin banyak alam yang terkorbankan.
Tentunya buku sederhana ini bukan dimaksudkan untuk anti terhadap
kemajuan yang telah diciptakan. Namun kemajuan bukanlah sesuatu yang seratus
persen positif. Realitas sosial adalah sesuatu yang terlampau kompleks untuk
dipahami sepenuhnya. Hal ini menyebabkan munculnya banyak persepsi yang
memandang suatu fenomena dari sudut pandang yang berbeda. Tentunya para
akademisi akan terus berdebat mengenai masalah sosial dibalik pembangunan era
147
148
jauh lebih murah dibandingkan negara asal mereka, serta dapat membeli bahan
baku produksi dari wilayah yang menjual paling murah. Hal ini dapat memberikan
keuntungan dari dua sisi kepada perusahaan-perusahaan MNC tersebut. Pertama,
memberikan keuntungan kepada perusahaan-perusahaan secara drastis. Kedua,
dapat mengeksploitasi sumber daya manusia dan sumber daya alam di negaranegara berkembang, karena di negara-negara berkembang upah pekerja dan bahan
baku produksi sangatlah murah. Khusus untuk sumber daya alam, era globalisasi
yang muncul telah mengakibatkan berpindahnya kota ke desa, bukan hanya
sebaliknya desa ke kota.
Dari data yang dipaparkan terlihat peran dan dominasi perusahaan
multinasional pun semakin bercokol di sektor pertanian dan energi. Di sisi lain,
masalah-masalah internasional juga mengalami peningkatan, misalnya krisis
lingkungan hidup, krisis energi, krisis pangan dan sederet masalah lainnya. Tentu
mengharapkan CSR dari perusahaan multinasional tidaklah cukup untuk
mengatasi problem global tersebut. Dalam bidang pangan, pasar bebas telah
menyebabkan seluruh korporasi berlomba-lomba untuk menguasai pasar pangan
dunia. Berbagai strategi dilakukan oleh korporasi pangan agar produk pangan
mereka bisa mendominasi pasar Negara maju, seperti AS dan Uni Eropa,
menyubsidi produk pertanian mereka secara berlebihan untuk sejumlah komoditas
pangan, terutama beras, jagung, kedelai, gula, gandum, susu, daging sapi dan
unggas, serta komoditas hortikultura seperti sayur. Kebijakan pemberian subsidi
menyebabkan ketidakseimbangan dalam perdagangan pangan dunia. Harga
komoditas pertanian negara-negara maju menjadi rendah. Ini membuat produk
pertanian dari negara-negara berkembang tidak dapat bersaing di pasar dunia.
Akibatnya petani pedesaan berkembang tidak dapat melakukan kegiatan produksi
karena menjadi tergantung pada komoditas pertanian, seperti bibit, pupuk,
pestisida dan standarisasi kesehatan dari negara maju.
Dengan kata lain, tidak ada exit strategy yang lebih ampuh
dari jeratan globalisasi selain merdeka seutuhnya sebagaimana
visi para pendiri bangsa. Merdeka seutuhnya tidaklah harus
149
151
Bukan berarti sekedar memperkuat otonomi desa, karena otonomi berlebihan akan
menyebabkan NKRI menjadi terfragmentasi. Yang lebih penting adalah
bagaimana peran aktif pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, dan
lembaga kemasyarakatan desa dalam rangka penyusunan dan implementasi
kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan yang sinergi dengan visi nasional.
Melihat keterbatasan kewenangan desa, dana, sumber daya, dan kedudukan yang
ambivalen antara organisasi pemerintah (desa) dengan lembaga kemasyarakatan,
maka pemerintah desa perlu menerapkan strategi pengembangan peningkatan
peran kelembagaan desa yang dilakukanera otonomi daerah yakni meningkatkan
kapasitas kepemimpinan yakni dengan meningkatkan kepemimpinan kepala desa
atau badan permusyawaratan desa serta meningkatkan fungsi agregasi, budgeting,
pengawasan, serta legislasi untuk badan pemerintahan desa.
Oleh karena itu, pelaksanaan tata pemerintah desa perlu disesuaikan
dengan azas kerjasama yakni bertumpu pada tiga pilar yaitu pemerintah, swasta
dan masyarakat. Yang mana ketiga pilar tersebut harus bekerja secara sinergis.
Dengan kata lain, setiap pilar diharapkan mampu menjalankan perannya dengan
optimal agar pencapaian tujuan berhasil dengan efektif. Penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab baru tercapai bila dalam
penerapan otoritas dan administrasi ketiga unsur tersebut memiliki jaringan dan
interaksi yang setara. Pemerintah berfungsi menciptakan lingkungan politik dan
hukum yang kondusif, sedangkan swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan.
Kemudian masyarakat berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi, politik
termasuk mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat desa untuk
berpartisipasi aktif.
Tak ayal, peran masyarakat desa perlu terintegrasi kedalam visi
pembangunan nasional sebagai respon atas perkembangan globalisasi. Pendidikan
menjadi kata kunci untuk mengarahkan masyarakat desa mampu menjadi
masyarakat madani atau masyarakat sipil yang memiliki visi dalam merespon
Globalisasi. Wawasan global bukan hanya sekedar dikonsumsi oleh pemerintah
dan akademisi, namun sekaranglah saatnya masyarakat desa juga memiliki
kapasitas intelektual untuk mampu merumuskan gagasan. Masyarakat desa
152
hendaknya tidak lagi ditempatkan sebagai obyek, namun sebagai subyek dalam
pembangunan jika masyarakat pedesaan juga terlibat didalamnya. Tanpa kapasitas
tersebut, maka dana bantuan luar negeri untuk pembangunan desa yang seolah
melimpah sekarang ini, justru berimplikasi pada kerusakan alam. Terlebih dalam
era otonomi daerah, korporasi dimudahkan untuk dapat langsung berinteraksi
dengan masyarakat desa.
Oleh karena itulah dalam era Globalisasi langsung, maka jarak dan
waktu menjadi tak relevan. Namun perlu diingatkan, kemajuan pembangunan
yang ditawarkan globalisasi berpotensi untuk runtuh seketika jikalau krisis
sumber daya alam menjadi semakin mahal dan langka. Apalah arti inovasi
teknologi, industri, transportasi, komunikasi cyber, dan gedung gedung pencakar
langit, jika masyarakat dunia banyak yang terancam kelaparan. Angka angka
pertumbuhan ekonomi seolah sia-sia tanpa adanya kekayaan alam yang tersedia.
Tak ayal, menjaga desa erat kaitanya dengan menjaga keberlangsungan proyek
globalisasi. Dengan demikian, maka selamat datang dalam era ketika globalisasi
masuk desa. Ungkapan Globalisasi masuk desa mengingatkan kita pada istilah
zaman orde baru, ABRI Masuk Desa. Maknanya hampir sama yakni bagaimana
desa diatur dan dibangun, meskipun aktor yang membangun berbeda
Kita tentunya kembali teringat oleh simbol Bhinneka Tunggal Ika yang
memproklamirkan kita bahwa meskipun kita terpecah menjadi banyak suku
bangsa dan ribuan desa, tapi identitas kita tetaplah satu, yaitu Indonesia. Jangan
sampai perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan sumpah pemuda harus
kembali di pecah belah oleh sentimen kedaerahan. Teringat ungkapan dari Bapak
Mohammad Hatta, persatuan Indonesia hanyalah sebatas persatean menjadi
renungan bahwa merealisasikan Sila ketiga pancasila ternyata tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Apalagi dalam era otonomi daerah yang membuat
tidak ada kekompakkan antara pemerintah pusat dan daerah. Sebuah kondisi
perpecahan yang malah semakin membuka pintu bagi aktor aktor global untuk
masuk kedalam desa.
Oleh karena itulah, semangat "satu desa satu bangsa" perlu didengungkan
demi terwujudnya persatuan desa dalam menjaga kekayaan alam Indonesia.
Meskipun Indonesia terdiri dari berbagai desa, namun tetap satu bangsa, yakni
153
Indonesia. Dengan prinsip Satu Desa Satu Bangsa, Indonesia akan menjadi
negara yang tidak mudah terombang ambing, dan memiliki arah yang jelas dalam
menjawab tantangan globalisasi masuk desa. Sehingga bukan globalisasi yang
selalu menentukan arah pembangunan desa, namun sebaliknya, bagaimana desa
Indonesia yang berperan menentukan arah Globalisasi. Semangat satu desa satu
bangsa merefleksikkan harapan bagi Indonesia perlu segera kembali menjadi
negara yang merdeka seutuhnya. Merdeka dengan menjadi subyek yang secara
otonom mampu mengidentifikasi siapa dirinya, dimana tujuanya, tanpa
mengharapkan nasihat dari globalisasi yang kini sedang masuk desa. Dengan
bersatunya desa, maka Negara akan kembali mampu menjaga kekayaan alam
sesuai amanah dalam Pasal 33 .
.
154