Anda di halaman 1dari 13

Institut

Teknologi Nasional
Malang

ANALISA DIGITAL DATA PENGINDERAAN JAUH


UNTUK IDENTIFIKASI LOKASI TAMBANG BATUBARA
(studi kasus : kecamatan Gunung Bintang Awai, Barito Selatan, KalTeng)

Faris Irawan, Pradono Joanes De Deo1, Agus Darpono2

Abstrak
Kegiatan pemetaan potensi batubara dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh
yaitu suatu cara untuk mengetahui obyek di permukaan bumi tanpa menyentuh langsung obyek yang
dikaji menggunakan analisa digital. Teknologi penginderaan jauh yang diaplikasikan dalam
mengidentifikasi kandungan bahan tambang berupa batubara menggunakan data penginderaan jauh
berupa citra satelit Landsat7 Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) atik serta data Data Space
Shutle DEM SRTM 92m NASA yang mempunyai cakupan areal yang luas. Dengan teknologi
Remote Sensing, diharapkan agar mendapatkan informasi mengenai lokasi-lokasi yang ditafsir
mengandung bahan tambang berupa batubara melalui citra satelit, yang akan dipergunakan dalam
tahap eksplorasi dan mempersempit survey.
Informasi yang penting bagi pengusaha batubara adalah lokasi keberadaan dan potensi batubara
tersebut. Metode yang digunakan selama ini adalah metode konvensional dalam melakukan survey
lapangan atau yang sering disebut dengan tahap eksplorasi. Aksessibilitas di daerah penelitian cukup
sulit, karena merupakan daerah dominan vegetasi rapat dan tertutup oleh hutan, serta akses jalan yang
kurang mendukung untuk bisa dengan mudah melakukan survey lapangan. Data penginderaan jauh
memberikan peluang yang lebih besar untuk melakukan identifikasi lokasi sebaran atau singkapan
batubara sehingga mempersempit tahap survey eksplorasi. Masalah-masalah yang terkait dengan
survey lapagan dan aksessibilitas dapat diatasi dengan teknologi penginderaan jauh. Data
penginderaan jauh dapat memberikan efisiensi yang tinggi baik dari segi biaya maupun waktu, karena
tidak membutuhkan banyak survey kecuali untuk verifikasi atau kecocokkan lapangan sehingga
survey-survey yang dilakukan lebih terarah (Helmi, 2007)

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

2
proses analisa digital penginderaan jauh.

1. Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian Tugas Akhir
ini adalah :

5. Perumusan Masalah

1. Menggunakan teknologi penginderaan

1. Tidak

tersedia

data

dan

jauh untuk identifikasi dan pemetaan

sebelumnya

daerah potensi tambang batubara.

identifikasi kandungan bahan tambang

2. Menentukan potensi kandungan bahan

dalam

pola

melakukan

berupa batubara pada area penelitian


2. Diduga ada kandungan batubara di

tambang berupa batubara.

area penelitian sehingga dilakukan


2. Tujuan Penelitian

identifikasi untuk menentukan lokasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

yang

memberikan informasi mengenai lokasi

batubara.

baru yang terindikasi mengandung bahan


tambang

berupa

melakukan

batubara

analisa

dengan

digital

data

berpotensi

mengandung

3. Untuk melakukan identifikasi lokasi


batubara

digunakan

teknologi

penginderaan jauh melalui proses


analisa digital dengan melakukan fusi

penginderaan jauh.

citra satelit Landsat7 ETM+ dan data


3. Manfaat Penelitian

Space Shuttle untuk menonjolkan

Melalui pengolahan citra satelit, maka

(high light) ciri-ciri (features) litologi

diharapkan bermanfaat untuk :

yang

1. Kemudahan dalam melakukan proses

batubara.

mengidikasikan

keberadaan

identifikasi lokasi potensi tambang


batubara.

6. Tinjauan Pustaka

2. Memperoleh pola atau cara untuk

Penggunaan data penginderaan jauh dalam

melakukan identifikasi awal lokasi

eksplorasi mineral merupakan salah satu

potensi tambang batubara.

cara yang paling banyak dilakukan dalam


bidang geologi. Penelitian Geologi sekitar
daerah tambang dengan bantuan data

4. Batasan Masalah
Pada

penelitian

ini

dibatasi

pada

Landsat untuk prospek pertambangan,

identifikasi awal dalam menentukan lokasi

mepelajari

potensi

indikasi

tambang

memanfaatkan

citra

batubara
satelit

dengan
Landsat7

Liniament

suatu

mengetahui

patahan),

secara

ETM+ tahun 2003 dan Space Shutle DEM

terjadinya

SRTM 92m NASA tahun 2000, melalui

batuan bahan tambang.

Faris Ade Irawan

(meerupakan
yaitu

jelas

mineralisasi

lokasi

atau

untuk
dan

endapan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

(RM Zaki Tabroni, Jurnal LAPAN no 43)

penyelidikan eksplorasi yang menyelidiki

Inventarisasi Sumber Daya Alam dan

geologi secara lebih teliti baik kearah

lingkungan

vertikal maupun horizontal. Setelah itu

merupakan

informasi

spasial

perolehan

sumber daya

alam

dilanjutkan dengan studi kelayakan dan

berdasarkan hasil midentifikasi obyek-

persiapan penambangan.

obyek

(Dr. Ir. Irwandy Arif, M.Sc.)

permukaan

bumi.

(Gokmaria

Sitanggang, 2000)
Penginderaan Jauh merupakan ilmu dan

7. Metodologi Penelitian.

seni untuk memperoleh infomasi tentang

Metodologi yang digunakan dalam

suatu obyek, daerah atau fenomena melalui

menyusun tugas akhir ini adalah :

analisa data yang diperoleh dengan suatu

1. Studi Pustaka

alat tanpa kontak langsung dengan obyek,

Studi pustaka ini dilakukan untuk

daerah atau fenomena yang dikaji.

mencari dasar teori yang berupa

(Lillisand and Kiefer, 1979)

pendapat para ahli yang diambil dari

Penerapan ilmu geologi didalam industri

buku ilmu pengetahuan, publikasi,

batubara digunakan untuk menentukan

serta peraturan peraturan, yang

keadaan

dan

pengembangan

berhubungan dengan masalah dalam

yang ada

pada keadaan

penelitian ini.

lokasi

sumberdaya

tertentu, serta merencananakan bagaimana

2. Studi Lapangan.

mengekstraksi batubara secara ekonomis.

Adalah proses pengambilan data

Tujuan eksplorasi batubara pada umumnya

data lapangan yang diperlukan dalam

adalah untuk menemukan suatu daerah

penelitian.

baru yang mengandung batubara dalam

diperlukan

jumlah tertentu dengan kualitas yang baik.

koordinat dengan menggunakan GPS

Dalam

penelitian

pengambilan

ini
data

3. Studi Laboratorium

(Muchjidin)
Penyelidikan

umum

(prospeksi)

Adalah proses pengolahan data data

usaha

, baik data citra maupun data hasil

pertambangan. Pada tahap penyelidikan

survey lapangan serta menganalisa

umum

citra

merupakan

ini

langkah

kegiatan

pertama

ditujukan

untuk

mencari dan menemukan endapan bahan

untuk

identifikasi

potensi

kandungan batubara.

galian dan mempelajari keadaan geologi


secara

umum

untuk

daerah

yang

bersangkutan berdasarkan data permukaan.


Setelah

itu

Faris Ade Irawan

dilanjutkan

dengan
Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

4
10. Ciri Teknis dan Cara Perolehan

8. Space Shuttle SRTM DEM


Digital Elevasi Method (DEM) adalah

Data

gambaran bentuk permukaan bumi yang

Pasawat SRTM diorbidnya beredar pada

menyajikan ketinggian tertentu secara

ketinggian 225 km diatas permukaan bumi

digital.

dengan

dan kemiringan 57o, menggunakan dua

menggunakan peta ketinggian (kontur),

antena SIR-C dan X-SA. Dua antenna ini

tetapi resolusi dan ketelitiannya lebih

jaraknya

rendah dibandingkan dengan Shuttle Radar

merekam data ketinggian yang berbeda,

Topography Mission (SRTM) DEM.

sehingga

DEM

dapat

dibuat

berjauhan

didapatkan

(60m)

sehingga

elevasi

obyek

tersebut. Semua daratan bumi yang berada


9. Definisi Shuttle Radar opography

antara 600 U 560 LS untuk direkam oleh

Mission (SRTM)

SRTM atau sekitar 80% bumi.

Shuttle

Radar

Topography

Mission

(SRTM) adalah suatu proyek kerjasama


antara National Imagery and Mapping
Agency (NIMA) dan National Aeronautics
and Space Administration ( NASA), untuk

Data SRTM dibagi atas 3 resolusi :


1. Resolusi 30 m, khusus untuk kawasan
Amerika Serikat.
2. Resolusi 90 m, untuk kawasan lain di
dunia

mendapatkan gambaran bentuk permukaan

3. Resolusi 90 m, untuk SRTM-GTOPO30

bumi resolusi tinggi dengan meluncurkan

Nilai ketinggian pada SRTM adalah nilai

sebuah pesawat dilengkapi dengan system

ketinggian dari datum WGS 1984, bukan

radar

dari permukaan laut. Tapi karena datum

interferometry.

Menggunaka

Spaceborne Imaging Radar (SIR-C) dan

WGS

1984

hampit

berimpit

dengan

X-Band Synthetic Aperture Radar (X-

permukaan laut maka untuk skala tinjau

SAR), SRTM diluncurkan pertama kali

diabaikan berbedaan diantara keduanya.

pada tanggal 11 Februari 2000. Misi yang


dijalankan adalah pengambilan / record

11. Kelebihan dan Aplikasi Data SRTM

permukaan bumi dalam bentuk three

DEM

dimension (3D) selama 11 hari mengorbid.

Data SRTM pada saat ini lebih banyak

Lebih dari 12 terabytes data yang sudah

digunaka dibandingkan denga data DEM

didapat diproses dibagi oleh Jet Laboratory

dari produk lainnya. Hal itu dikarenakan

Propulsion ( JPL) di Pasadena sebelum

beberapa keunggukan yang dimiliki oleh

data tersebut di gunakan.

DEM SRTM antara lain, DEM RBI tidak


dapat

menampilkan

bukit-bukit

pada

ketinggian tertentu sedangkan tidak untuk


Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

DEM SRTM, DEM dapat menampilkan


flat area with city building sedang untuk
DEM RBI tidak dapat terlihat.
Kunggulan lain DEM SRTM :
1. Mudah didapat, karena free untuk
seluruh area di Indonesia
2. Kualitas yang bagus, lebih bagus
karena dengan DEM Fill
3. Informasi yang didapat lebih banyak,
Perbandingan DEM SRTM dengan DEM RBI skala 1 : 25.000

sampai dengan bangunan kota


4. Hampir sama dengan DEM RBI skala

12. Persiapan Penelitian


Tahap persiapan merupakan tahap awal

1 : 25.000.
dapat

dalam rencana penelitian, yang sangat

berbagai

penting dalam menunjang keberhasilan

kebutuhan

penelitian. Dimana tahap ini memuat

militer, sipil, dan masyarakat pemakai

tentang proses perencanaan penelitian,

ilmiah dan proyek yang memerlukan

persiapan data-data yang diperlukan dalam

gambaran

dan

penelitian, serta nara sumber dan literatur-

tingginya daratan atau analisa ketinggian

literatur yang akan digunakan sebagai

suatu topografi. Beberapa contoh adalah

referensi dalam penelitian.

Data
digunakan
macam

berupa

DEM

ini

untuk

memenuhi

keperluan,

seperti

yang

akurat

bentuk

pengendali banjir, menitoring konservasi,


reboisasi, monitoring gunung api, riset
gempa bumi, dan monitoring pergerakan
gletser.

Jakarta

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

6
13. Tahapan Pekerjaan

13. Pengumpulan Data


Data

utama

yang

digunakan

dalam

Tahap pekerjaan yang dilakukan pada

Data

penelitian ini adalah sebagi berikut :

Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi

1. Menampilkan Data Raster Citra

penelitian

Analisa

Digital

Lokasi Tambang Batubara adalah citra

Landsat7 ETM+

satelit Landsat7 ETM+ dan Space Shuttle

2. Proses Digitasi Peta Topografi

SRTM DEM, selain itu dalam penelitian

3. Import Data Vektor Jalan dan Sungai

ini digunakan juga data-data lain sebagai

4. Menampilkan Data Vektor

penunjang

dalam

5. Koreksi Geometri Citra

proses

6. Citra Komposit

dan

memberikan

pelengkap

informasi

untuk

7. Menampilkan Data Digital Space

analisis interpretasi citra digital.


Secara keselurukan data yang digunakan

Shuttle (SRTM)

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

8. Pemodelan topografi 3 Dimensi (3D)

1. Citra

daerah

9. Penentuan Batas Lokasi Penelitian

kecamatan Gunung Bintang Awai,

10. Pemotongan (Cropping) Citra dan

Landsat

perekaman

tahun

ETM+

2003

dengan

Resolusi Spasial 30m x 30m.


2. Space Shuttle SRTM DEM perekaman
tahun 2000 dengan Resolusi 92m.
3. Peta Topografi Rupa Bumi Indonesia
(RBI) Lembar
Missim

DEM Pada Daerah Penelitian


11. Fusi Citra Satelit Landsat7 ETM+ dan
SRTM DEM
12. Interpretasi dan Deliniasi Lokasi
Tambang Batubara

1714 34 Sungai

skala 1 : 50.000 diterbitkan

oleh BAKOSURTANAL.

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

Persiapan

Pengumpulan
Data

Data Space
Shuttle SRTM
DEM 92m
tahun 2000

Data Citra
Landsat7
ETM+
Tahun 2003

Koreksi
Geometri

Peta RBI
Skala 1 :
50.000
GCP

Unsur-unsur
Interpretasi Citra
Pemodelan
Topografi
3 Dimensi (3D)

Citra Terkoreksi

Fusi Citra Satelit


Landsat7 ETM+ dan
SRTM DEM

Interpretasi dan Deliniasi


Lokasi Tambang
Batubara

Citra Komposit
Uji Analisa Hasil Interpretasi

Overlay Raster
Dengan Vektor

Pemotongan Citra dan


DEM Pada Lokasi
Penelitian

Tida
k

Survey
Lapanga
n

Ya
Peta Lokasi Potensi
Tambang Batubara

Selesai

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

Citra Landsat7 ETM+ dengan Band Composit 4-5-7

Tampilan DEM setelah sun angle aktif


Azimuth = 450 dan Elevasi = 450

Data Citra dan DEM yang telah dilakukan proses Fusi

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

13. Interpretasi Dan Deliniasi Lokasi


Batubara
Interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+ dan data
SRTM DEM dilakukan secara visual untuk
mengidentifikasi
berdasarkan

lokasi

potensi

unsur-unsur

batubara

interpretasi

seperti

tekstur, pola dan bentuk dari permukaan tanah di


lokasi penelitian.

Deliniasi Lokasi Potensi Batubara

15. Penentuan Sampel Area


Ditentukan sampel area atau titik
koordinat

tertentu

untuk

verifikasi

lapangan pada lokasi sebaran batubara


untuk dilakukan uji ketelitian dilapangan.
Sehingga dihasilkan peta lokasi sebaran
Lokasi terindikasi mengandung batubara

batubara.

14. Deliniasi Lokasi Batubara


Setelah proses interpretasi citra
sacara

visual

dengan

memperhatikan

kesamaan bentuk pola dan tekstur yang


terdapat pada lokasi penelitian, selanjutnya
dilakukan

deliniasi

pada lokasi-lokasi

tersebut. Sehingga dihasilkan peta sebaran


lokasi

potensi

batubara

sementara

(tentatif)......(seperti gambar disamping)


Titik-titik Verifikasi Lapangan

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

10

16. Hasil dan Pembahasan. Analisa

kombinasi dari band-band tersebut sangat

Pengolahan Citra Komposit

baik dan kontras dalam menampilkan

Dalam penginderaan jauh dikenal citra

obyek-obyek topografi lokasi penelitian.

komposit yang merupakan perpaduan dari


beberapa saluran atau band yang ada pada

17. Analisa Interpretasi Lokasi Potensi

citra satelit Landsat7 ETM+. Penyusunan

Batubara

citra

Identifikasi

komposit

dimaksudkan

untuk

lokasi

yang

berpotensi

memperoleh gambaran visual yang lebih

mengandung batubara dilakukan dengan

baik seperti halnya foto udara infra merah

menginterpretasi data digital penginderaan

berwarna, sehingga pengamatan obyek,

jauh yaitu citra satelit Landsat7 ETM+ dan

pemilihan sampel dan aspek estetika citra

Space Shuttle SRTM DEM yang telah

dapat diperbaiki. Dalam teori warna ada

melalui tahap-tahap pengolahan.

tiga warna dasar, yaitu : merah, hijau dan

Sebagai

biru. Berikut ini tampilan citra Landsat7

interpretasi adalah unsur-unsur interpretasi

ETM+ tahun perekaman 2003 yang sudah

citra seperti pola, bentuk, selain itu

di FCC (False Color Composit), dengan

diperhatikan juga arah patahan, lipatan,

kombinasi band 4, band 5 dan band 7

dan

(RGB) kombinasi dari band-band tersebut

teridentifikasi mengandung batubara pada

digunakan untuk interpretasi citra dalam

citra satelit Landsat7 ETM+.

mengidentifikasi lokasi yang berpotensi

Kesulitan yang dihadapi saat melakukan

mengandung batubara.

interpretasi adalah faktor topografi lokasi

Pemilihan kombinasi band 4, band 5 dan

penelitian yang tidak begitu menonjol.

band 7 (RGB) karena band 4 merupakan

Sedangkan kondisi tutupan awan tidak

saluran inframerah dekat yang cukup baik

terlalu mengganggu proses interpretasi dan

untuk

citra satelit Landsat7 ETM+ perekaman

merupakan saluran inframerah tengah yang

tahun 2003 dapat dikatakan bersih dari

cukup baik untuk menonjolkan kondisi

tutupan awan.

karakteristik

vegetasi,

band

dasar

tekstur.

dalam

Suatu

melakukan

lokasi

yang

kelembaban tanah serta band 7 merupakan


saluran

inframerah

termal

untuk

menonjolkan tanah terbuka dan keperluan


lain yang berhubungan dengan gejala
termal. Selain itu, perpaduan antara band 5
dan band 7 berguna untuk mendeteksi
batuan dan defosit mineral. Pada intinya
Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

11

18. Uji Ketelitian Interpretasi

Titik

Data Hasil

Tujuan uji ketelitian interpretasi adalah

Cek

Survey

Lapangan

Lapangan

penelitian yang telah dilakukan dengan

Titik 1

Lokasi Batubara

cara verifikasi lapangan. Dalam penelitian

Titik 2

Lokasi Batubara

ini, verifikasi dilakukan hanya untuk

Titik 3

Lokasi Batubara

menyesuaikan apakah di lokasi-lokasi

Titik 4

Lokasi Batubara

yang terindikasi mengandung batubara

Titik 5

Batu Gamping

melalui analisa digital data penginderaan

Titik 6

Batu Gamping

jauh sesuai dengan keadaan sesungguhnya

Titik 7

Lokasi Batubara

dilapangan.

Titik 8

Lokasi Batubara

Kesulitan yang dihadapi saat melakukan

Titik 9

Lokasi Batubara

uji ketelitian dilapangan adalah kondisi

Titik 10

Lokasi Batubara

mengukur

geografis

keakuratan

area

atau

ketelitian

penelitian.

keseluruhan area penelitian

Secara

merupakan

kawasan hutan produksi dan akses jalan


untuk mencapai titik koordinat lokasi
sangat

sulit,

sehingga

cukup

Ketelitian seluruh hasil klasifikasi adalah :


= Jumlah.Lokasi.Terdapat.Batubara * 100%
Jumlah.Lokasi.Terduga

hanya

mengamati titik koordinat yang paling


mudah dicapai tetapi merupakan bagian

8
* 100%
10

dari lokasi yang sudah ditentukan.

= 0.8 * 100%

Perbedaan antara hasil interpretasi citra

= 80 %

satelit Landsat7 ETM+ dengan hasil

Dapat

verifikasi lapangan mungkin disebabkan

interpretasi citra satelit Landsat7 ETM+

kondisi topografi lokasi penelitian yang

untuk identifikasi lokasi sebaran batubara

kurang menonjol dan pada dasarnya

sebessar 80%.

interpretasi

citra

yang

disimpulkan

bahwa

ketelitian

dilakukan

merupakan interpretasi yang berhubungan


dengan geologi atau struktur batuan,
dimana obyek yang diteliti tidak terlihat,
kita hanya menginterpretasi secara visual.
Tabel

berikut

ketelitian

hasil

merupakan
interpretasi

prosentase
dengan

verifikasi dilapangan.
Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

12

19. Kesimpulan

20. Saran

1. Pengolahan data citra satelit Landsat7

1. Diharapkan aplikasi analisa digital data

ETM+ akan menghasilkan tutupan

Penginderaan Jauh berupa citra satelit

lahan dari lokasi penelitian sehingga

Landsat7

belum dapat membantu dalam proses

Shuttle SRTM DEM lebih luas lagi,

interpretasi lokasi kandungan batubara.

dalam mengidentifikasi lokasi-lakosi

2. Fusi citra satelit Landsat7 ETM+ dan

berpotensi bahan tambang lainnya

data Space Shuttle SRTM DEM akan

ETM+ dan

data Space

tidak hanya batubara.

menghasilkan pemodelan topografi 3

2. Agar memanfaatkan data selain citra

dimensi, sehingga visualisasi topografi

satelit Landsat7 ETM+ dan Space

permukaan bumi akan terlihat jelas dan

Shuttle

mempermudah analisa lokasi-lokasi

mengidentifikasi lokasi-lokasi potensi

sebaran batubara.

batubara.

3. Interpretasi
ETM+

citra

dan

dilakukan

data
secara

satelit

SRTM

DEM

untuk

Landsat7

SRTM

DEM

visual

untuk

mengidentifikasi lokasi potensi sebaran


batubara

berdasarkan

unsur-unsur

interpretasi, sehingga untuk pola-pola


yang sejenis diduga mempunyai ciriciri megandung batubara.
4. Melalui analisa tingkat kepercayaan
interpretasi dapat dicapai sebesar 80%,
dimana

dari

10

lokasi

terduga

berpotensi mengandung batubara, 8


lokasi yang terdapat batubara dan 2
lokasi yang tidak terdapat batubara.

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Institut
Teknologi Nasional
Malang

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Alfi Satriadi, 1999, Tesis, Pemanfaatan Citra Landsat TM Untuk Kajian Geologi,
Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada
Yogyakarta.
2. Benget May, 1999, Tugas Akhir , Pemanfaatan Citra Satelit dan SIG Dalam
Menentukan

Kawasan

Potensial

Minyak

Bumi

dan

Tinjauan

Asspek

Lingkungannya.Jurusan Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung.


3. Irwandi Arif, 1995, Perencanaan dan Tambang Terbuka, Bandung, Institut
Teknologi Bandung Press.
4. Lo C.P,1996, Penginderaan Jauh Terapan, Universitas Indonesia.
5. Muchidin, 2006, Pengendalian mutu dalam industri batubara, Bandung, Institut
Teknologi Bandung Press.
6. Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
7. Sutanto, 1986, Penginderaan Jauh Jilid 1, Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.
8. Situs download SRTM DEM, WWW.SPACE SHUTTLE.COM

Faris Ade Irawan

Tugas Akhir, 2007

Anda mungkin juga menyukai