Nasib Guru Salman Yang Jujur
Nasib Guru Salman Yang Jujur
Tentu saya ingin agar semua murid di sini lulus. Tapi, saya ingin mereka tidak
sekadar lulus, melainkan juga paham dengan materi-materi yang diajarkan di
sekolah... balas Salman.
Cukup. Kamu boleh kembali ke ruang guru ujar Kepala Sekolah.
Salman merasa lega mengatakan hal itu di depan sekolah. Namun, betapa terkejutnya
Salman ketika melihat rapor siswa. Para siswa yang diajar matematika olehnya mendapatkan
nilai rapor 85, 87, bahkan 90 untuk mata pelajaran matematika. Ia yakin kalau ada orang yang
sudah memanipulasi nilai rapor siswa.
Setelah libur panjang, saatnya Salman mengajar lagi. Ia juga dipercaya untuk mengajar
dalam kegiatan pengayaan kelas 12 untuk persiapan menghadapi ujian nasional. Ia menjadi
guru favorit banyak siswa dan dianggap cara mengajarnya mudah dipahami oleh banyak
siswa. Maka dari itu, tak salah apabila pihak sekolah menunjuknya untuk mengajar saat
pengayaan.
Tiga bulan kemudian, Salman kembali mengajar seperti biasanya karena pengayaan hanya
berlangsung selama tiga bulan. Selanjutnya, para siswa kelas 12 disibukkan dengan ujian
praktik. Salman harus berpartisipasi dalam menguji siswa dalam ujian praktik mengingat ia
juga mengajar TIK.
Hari pelaksanaan ujian nasional pun hampir tiba. Tak hanya siswa, para guru pun sibuk
mempersiapkan diri. Betapa terkejutnya Salman ketika dirinya diminta untuk membantu
menjawab soal UN. Ia diminta agar menjawab soal UN matematika ketika ujian nasional
berlangsung. Ia harus cepat mengerjakannya kemudian mengirimkan jawaban ke para siswa.
Tentu ia keberatan. Ia tak mau kejujuran yang selama ini ditanamkan kepada siswa harus
dicabut begitu saja.
Sebulan kemudian, tibalah pengumuman hasil ujian nasional. Ternyata banyak siswa yang
tidak lulus. Pihak sekolah menganggap Salman adalah penyebabnya. Dengan hasil seperti ini,
Salman dibuat tidak betah hingga akhirnya ia keluar dari sekolah itu.