Proposal SPBU Dan SPPBE
Proposal SPBU Dan SPPBE
NO.
URAIAN
JUMLAH RP
TOTAL RP
1 Penjualan BBM
1 Premium 300.000lt x Rp 4500;
2 Solar 300.000lt x Rp 4.500;
1.350.000.000;
1.350.000.000;
Penjualan BBM 2.700.000.000;
2 Penebusan DO/Baiya Variable
1 Premium 300.000 x Rp 4.295;
2 Solar 300.000 x Rp 4.295;
1.288.500.000;
1.288.500.000;
Biya Variable 2.577.000.000;
3 Biaya Operasional
1 Gaji Karyawan 2shif
2 Tunjangan
3 Askes/Astek
4 Listrik+Air&Telp
5 Penyusutan alat&gedung
6 Perawatan&sosial
6.500.000;
550.000;
1.300.000;
2.000.000;
5.000.000;
500.000;
Biaya Tetap 15.850.000;
Total Biaya 2.592.850.000;
Laba bersih per bulan 107.150.000;
Laba bersih pertahun (sebelum Pph) 1.285.800.000;
Dengan asumsi perhitungan tersebut diatas maka bilamana seluruh dana
yang di Investasikan untuk mendirikan unit Usaha SPBU adalah senilai Rp
5.000.000.000;(lima milyar rupiah) maka dalam jangka waktu antara
4(empat) tahun akan kembali modal atau terjadi BEP(Break Event Point).
E . SPPBE (Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji) program
tabung 3kg.
Seperti halnya SPBU unit usaha SPPBE ini juga merupakan perusahaan
Franchise rekanan dari PT PERTAMINA namun dengan komitment dan
mekanisme yang berbeda, dan perbedaan tersebut antara lain :
Pengusaha SPBU harus melakukan penjualan sendiri terhadap stock BBM nya
sedangkan Pengusaha SPPBE tidak melayani penjualan melainkan cukup
melakukan refill atau jasa isi ulang saja khususnya untuk tabung
3kg(Program konversi minyak tanah) karena stock Elpiji seluruhnya akan
diambil dan didistribusikan oleh agen-agen elpiji rekanan yang telah ditunjuk
oleh PT PERTAMINA.
Pengusaha SPBU diharuskan membeli/menebus Delivery Order (DO) sebelum
mendapat kiriman BBM sedangkan Pengusaha SPPBE tidak perlu melakukan
hal tersebut sehingga Pengusaha SPBU harus menyediakan modal kerja
sedangkan pengusaha SPPBE tidak membutuhkan modal kerja, sebagaimana
Kita maklumi bahwasanya besar/kecilnya modal kerja ini dipengaruhi oleh
fluktuasi atau naik/turunya harga BBM.
Saat ini Provit margin SPBU sebesar Rp205; per liter sedangkan filling fee
SPPBE adalah Rp 300; per kg dan masih ditambah lagi jasa transportasi
yangmana besaranya tergantung jarak tempuh dengan depot pengambilan.
Selain perbedaan komitment Franchise antara SPBU dan SPPBE tersebut ada
perbedaan lainya yaitu yang menyangkut volume lahan dan nilai Investasi,
jika untuk mendirikan SPBU cukup dengan lahan minimal 700(tujuh ratus)m2
dan ivestasi dibawah Rp 5.000.000.000;(lima milyar rupiah) sedangkan
SPPBE membutuhkan lahan minimal 1(satu) hektar dan investasi kisaranya
rata-rata diatas Rp 10.000.000.000;(sepuluh milyar) tergantung kapasitas
dan pemanfaatan kwalitas teknology yang akan digunakan. Dan sebagai
gambaran dengan ini Kami berikan ilustrasi Perhitungan Harga Pokok
Produksi Usaha SPPBE dengan asumsi jatah kuota 30ton/hari dan jarak
tempuh pengambilan dari depot 125km :
NO.
URAIAN
JUMLAH RP
TOTAL RP
1 PENDAPATAN
3 Filling fee 30.000 x Rp 300; x 30
4 Transport fee 3.750** x Rp 835; x 30
270.000.000;
93.937.500;
Pendapatan kotor/bulan 363.937.500;
2 Baiya Variable
3 BBM
4 Listrik
5 Utilities/lain-lain
30.000.000;
15.000.000;
5.000.000;
Biaya variable 50.000.000;.
3 Biaya Operasional/Tetap
7 Gaji tetap
8 Tunjangan
9 Askes/Astek
10 Air&Telp
11 Penyusutan
12 Perawatan&sosial
25.000.000;
4.000.000;
2.000.000;
2.000.000;
10.000.000;
1.000.000;
Biaya Tetap 44.000.000;.
Total Biaya/bulan 94.000.000;
Laba bersih per bulan 269.937.500;
Laba bersih pertahun(sebelum Pph) 3.239.250.000;
(** = dari rumus perbandingan antara jarak X 15 X skid tank)
Dengan asumsi perhitungan tersebut maka bilamana seluruh dana yang di
Investasikan untuk mendirikan unit Usaha SPPBE adalah senilai Rp
15.000.000.000;(lima belas milyar rupiah) maka dalam jangka waktu antara
5(lima) tahun akan kembali modal atau terjadi BEP(Break Event Point).
F . PERSYARATAN
SPBU bisa diajukan atasnama perorangan, Koperasi berbadan hukum atau
Perseroan Terbatas (PT) sedangkan SPPBE hanya bisa diajukan oleh Koperasi
berbadan Hukum dan Perseroan Terbatas(PT) dengan persyaratan awal :
KTP yang masih berlaku.
Akta pendirian Perusahaan.
NPWP Badan Usaha (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Surat tanah (Sertifikat Hak milik/Akta tanah)
Rekening koran.
Sedangkan persyaratan lainya berupa HO,IMB,SIUP,TDP,ijin peruntukan
lahan,dll yang diterbitkan oleh Pemda setempat menyusul setelah turunya