038 - Hipertrofi Prostat Benign (BPH)
038 - Hipertrofi Prostat Benign (BPH)
Pengertian
Anamnesa
No. Revisi
Halaman
..................
..........
Ditetapkan Tanggal...............
Direktur,
.....................
dr. AGUNG BASUKI, M.Kes
NIP. 19600504 198902 1 002
Benigna Hipertrofi Prostat / Benigna Prostatik Hyperplasia (BPH)
yaitu pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan karena hiperplasia
beberapa atau semua komponen prostat, antara lain jaringan kelenjar
dan jaringan fibro-muskular, yang dapat menyebabkan penyumbatan
uretra pars prostika.
Munculnya gejala obstruktif dan atau gejala iritatif (LUTS):
1. Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars
prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan
kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau
cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.
Gejalanya ialah :
a. Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistancy)
b. Pancaran miksi yang lemah (weak stream)
c. Miksi terputus (Intermittency)
d. Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
e. Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete
bladder emptying).
2. Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria
yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh
hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran prostat
menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering
berkontraksi meskipun belum penuh.
Gejalanya ialah :
a. Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)
b. Nokturia
c. Miksi sulit ditahan (Urgency)
d. Disuria (Nyeri pada waktu miksi)
Pemeriksaan Fisik
Kriteria Diagnosis
1.
2.
Diagnosis
Diagnosis Banding
Pemeriksaan
Penunjang
1.
2.
1.
Prostatitis
Carsinoma prostat / keganasan prostat
Laboratorium : serum kreatinin, BUN, PSA (Prostate Specific
Antigen)
2.
Radiologi : - USG Urologi estimasi volume prostat
- TRUS Trans Rectal Ultra Sonografi
3.
Uroflowmetri
27
Terapi
Edukasi
Prognosis
Kepustakaan
28