Anda di halaman 1dari 3

2.

Reaksi Polimerisasi

Reaksi kimia yang terjadi diantara dua molekul merupakan proses pembentukan atau
pemecahan satu atau lebih ikatan kimia yang terdapat pada suatu senyawa kimia.
Reaksi polimerisasi berbeda dengan reaksi sintesis pada umumnya, karena pada
polimerisasi molekul-molekul yang bereaksi harus mempunyai dua atau lebih gugus
fungsi. Meskipun masih banyak sekali reaksi-reaksi polimerisasi yang mungki terjadi,
disini hanya akan dibahas beberapa reaksi polimerisasi yang sering dijumpai karena
penggunaannya atau karena secara mendasar sangat penting. Pada dasarnya reaksi
polimerisasi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar,, yaitu polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi.
2.3.1

Polimerisasi Adisi

Polimerisasi adisi yang paling dikenal adalah reaksi yang ada pada senyawa yang
mengandung karbon rangkap dua (umumnya dikenal dengan polimerisasi vinil).
Polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap :
1) Inisiasi (pemicuan)
2) Prpagasi (perambatan)
3) Terminasi (pengakhiran)
Karena polimerisasi ini menggunakan bahan baku senyawa ikatan rangkap dua,
maka polimerisasi adisi selanjutnya dapat melalui radikal bebas atau melalui ion
(kation dan anion). Polimer penting yang dihasilkan dari turunan etena. Turunan
etena. Turunan etena ini dapat berbentuk CH2

CHX atau CH2

Rantai polimer yang terbentuk dari turunan etena (misalnya CH2

CXY.
CHX) dapat

menghasilkan tiga konfigurasi taksisitas polimer.


2.3.2

Polimerisasi Radikal Bebas dan Polimerisasi Ion

Reaksi polimerisasi radikal bebas merupakan tipe polimerisasi yang umum dan
penting. Biasanya radikal bebas dihasilkan melalui reaksi peroksida atai radiasi sinar
UV (ultraviolet). Radikal bebas menjadi inisiator pada polimerisasi. Contoh inisiator

adalah dibenzoil peroksida, beberapa senyawa azo (azodiizobutiro-nitril), dan lainlain.

Polimerisasi adisi dapat berlangsung dengan mekanisme yang tiak melibatkan radikal
bebas misalnya, senyawa organik berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau
karbonium (polimerisasi anion). Berbeda dengan polimerisasi adisi radikal bebas
yang berlangsung pada suhu tinggi, polimerisasi kation paling baik berlangsung pada
suhu rendah da dengan adanya katalis asam (asam lewis, AlCl 3, BF3, TiCl4, SnCl4,
H2SO4, dan lain-lainnya), berikut ini adalah reaksi polimerisasi kation dari 2metilpropena (isobutilena) dengan katalis BF3.

Terminasi
Terminasi rantai polimer dapat melalui berbagai kemungkinan. Yang paling sederhana
adalah penggabungan ion karbonium dengan ion pasangannya, atau melalui penataan
ulang pasangan ion dengan memberikan ketidakjenuhan dalam rantai polimer serta
asam atau kompleks. Misalnya dalam polimerisasi diatas dengan BF 3 sebagai katalis
akan terjadi alih proton.

Perlu diperhatikan bahwa sifat pelarut sangat penting dalam polimerisasi kation.
Berdasarkan pengamatan dapat diketahui polimerisasi tidak terjadi bila pelarut yang
dipakai adalah pelarut nonpolar.
2.3.3

Polimerisasi Kondensai

Polimerisasi kondensasi merupakan anologi dari reaksi kondensasi (menghasilkan


molekul kecil). Pada reaksi polimerisasi kondensasi terjadi reaksi antara dua molekul
bergugus fungsi dua atau lebih menghasilkan satu molekul besar serta molekul air.
Perhatikan contoh reaksi polimerisasi kondensai berikut ini.

1) Reaksi pembuatan polyester Dacron. Reaksi berasal dari polimerisasi antara


etilena glikol dan metal tereftalat.
antara gliserol (1,2,3-propanatriol)

2) Reaksi

(propanedionat).

Karena

gliserol

dengan

mempunyai

tiga

asam
gugus

suksinat
fungsi,

kemungkinannya adalah akan terbentuk rantai cabang pada awalnya. Selama


reaksi berlangsung, ukuran polimer bercabang akan bertambah. Keadaan ini
meningkatkan kebolehjadian (probabilitas) terbentuknya polimer pada
molekul polimer lainnya, sehingga terbentuk polimer cross-linked.

Anda mungkin juga menyukai