Anda di halaman 1dari 2

Kejadian 3:1-8

Apakah Allah Baik?


Ular itu berkata kepada perempuan itu: Tentulah Allah berfirman . . . ? Kejadian 3:1
Aku tak yakin Allah itu baik, kata seorang teman. Sudah bertahun-tahun ia mendoakan masalah-masalah dalam
hidupnya, tetapi tidak ada perubahan. Ia semakin marah dan getir terhadap sikap Allah yang membisu. Saya mengenalnya
dengan baik, karena itu saya dapat merasakan bahwa jauh di lubuk hatinya ia masih mempercayai Allah itu baik. Namun
penderitaan yang terus menetap dalam hatinya dan perasaannya bahwa Allah tidak peduli telah menyebabkan dirinya
ragu. Lebih mudah baginya untuk marah daripada terus-menerus bersedih.
Meragukan kebaikan Allah sudah terjadi sejak masa Adam dan Hawa (Kej. 3). Ular mempengaruhi pikiran Hawa ketika ia
memberikan kesan bahwa Allah melarang Hawa makan buah itu karena Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat (ay.5).
Dengan angkuhnya Adam dan Hawa berpikir bahwa mereka sendiri dan bukan Allah yang berhak untuk menentukan apa
yang baik bagi mereka.
Bertahun-tahun setelah kematian putrinya, James Bryan Smith menyadari bahwa akhirnya ia harus mengakui kebaikan
Allah. Dalam bukunya, The Good and Beautiful God (Allah yang Baik dan Indah), Smith menulis, Kebaikan Allah
tidaklah tergantung pada keputusan saya. Saya hanyalah manusia biasa dengan pengertian yang terbatas. Pernyataan
Smith yang mengagumkan itu bukanlah bentuk kepolosan, melainkan buah dari pergumulannya dengan dukacita dan
pencariannya akan maksud hati Allah selama bertahun-tahun.
Dalam keputusasaan, baiklah kita saling melayani dan menolong untuk dapat melihat kebenaran bahwa Allah itu baik.
Tuhan itu baik
Ayat bacaan: Mazmur 107:1
=================
"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Apakah Tuhan itu baik? Ada seseorang yang pernah berkata bahwa Tuhan itu baik hanya untuk orang-orang yang sedang
berada dalam keadaan tanpa masalah, beruntung dan/atau sedang berkelimpahan. Ketika itu ia tengah mengalami banyak
masalah, sehingga sulit baginya untuk mengamini bahwa Tuhan itu baik, "Tidak ada sama sekali kebaikan Tuhan bagi
saya." katanya lagi. Benarkah demikian? Rata-rata dari kita sulit mengenali kebaikan Tuhan disaat kita tengah bergumul.
Jika pergumulan biasa saja sudah membuat kita sulit merasakan hal itu, apalagi jika yang tengah dihadapi itu sangat berat.
Wah, bisa-bisa kita marah kalau ada orang yang datang menghampiri dan mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Tapi kita
bisa belajar dari seorang pendeta yang beberapa waktu lalu sudah kembali kepada Sang Pencipta.
Tidak kurang dari setahun ia bergumul dengan penyakit kanker yang ia derita. Kesehatannya merosot, berat badannya
turun drastis dan berkali-kali ia harus bolak balik dirawat di rumah sakit menjalani pengobatan yang tidak mudah dan
murah. Ia sempat merayakan ulang tahunnya yang terakhir sebelum ia koma dan kemudian meninggal. Dalam sebuah
perayaan sederhana itu, saya ingat betul bahwa ia justru menyampaikan rasa syukurnya kepada kebaikan Tuhan. Didepan
anak-anaknya ia berkata: "hidup papa tidak mudah. Kesulitan datang dan pergi. Tapi satu hal yang pasti, dan kalian harus
ingat, adalah bahwa sepanjang hidup papa, tidak pernah ada satu haripun dimana Tuhan tidak memelihara." Kata-kata ini
masih melekat dalam benak saya dan saya rasa sangat baik untuk kita teladani, bahwa kebaikan Tuhan tidaklah tergantung
dari berat-ringannya atau ada tidaknya masalah yang menghampiri kita pada saat ini. Ketika kita kelimpungan dan merasa
susah hati dalam menghadapi masalah, kita lupa bahwa dalam banyak hal kebaikan Tuhan masih bekerja buat kita dan
keluarga. Pemeliharaan Tuhan tetap ada sampai kapanpun. Hidup dan mati hanyalah masalah waktu, karena memang kita
tidak akan pernah selamanya berada di dunia. Tapi ada kekekalan yang telah disediakan Tuhan setelah fase dunia ini
berakhir, dan itu pun merupakan anugerahNya yang luar biasa besar berdasarkan besarnya kasih dan kebaikan Tuhan
kepada kita manusia.

Daud menulis banyak sekali ucapan syukur atas kebaikan Tuhan. Salah satunya adalah ayat bacaan hari ini yang tidak
asing lagi bagi kita, bahkan pernah dijadikan refrain sebuah lagu rohani yang sangat terkenal. "Bersyukurlah kepada
TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 107:1). Tuhan itu baik, kasih
setiaNya kekal abadi. For all the goodness He gives, for His mercy and loving-kindness which endure forever, we should
always give thanks to the Lord. Ini sulit kita terima disaat kita tengah menghadapi kesulitan atau penderitaan. Kita serta
merta lupa bagaimana penyertaanNya sudah melepaskan kita dari begitu banyak masalah. Bagi bapak pendeta yang saya
ceritakan diatas, ia merasakan hal itu meski disaat ia tengah menghadapi penyakit yang membuatnya tahu bahwa ia tidak
akan lama lagi berada di dunia. Mengingat waktunya sudah singkat, ia pun menyampaikan hal sederhana kepada anakanaknya tapi sangat penting untuk diingat, yaitu jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan meski dalam kondisi apapun.
Anak-anaknya sudah tumbuh dewasa dan bekerja, aktif dalam pelayanan, hidup bahagia dengan pasangan masing-masing,
punya anak-anak yang sehat dan pintar, bukankah itu juga bukti kebaikan Tuhan atas dirinya? Ia yang hidup susah di masa
kecil kemudian bisa menghidupi keluarga dengan baik, memiliki istri yang setia dan menjalankan perannya dengan baik,
bukankah itu juga bukti kebaikan Tuhan yang tidak boleh disepelekan? Ditengah sakit yang ia derita, ternyata beliau
memilih untuk mengingat penyertaan dan pemeliharaan Tuhan atas dirinya dan keluarga, yang menurutnya tidak pernah
lewat seharipun. Ia memilih untuk tetap bersyukur dan melihat Tuhan sebagai sosok yang baik, yang mengasihi dan setia
selama-lamanya.
Dalam Mazmur 145 dikatakan "TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikanNya." (ay 9). Daud mengatakan bahwa Tuhan itu baik bukan hanya bagi beberapa orang saja, tetapi kepada semua orang.
apa saja kebaikan Tuhan itu? Sangatlah banyak, tapi Daud menyebut beberapa diantaranya dalam ayat-ayat setelah itu
seperti:
- "TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk." (ay 14)
- "..Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya" (ay 15)
- "Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup." (ay 16)
- "TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." (ay 17)
- "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam
kesetiaan." (ay 18)
- "Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan
menyelamatkan mereka." (ay 19)
Sekali lagi seruan untuk bersyukur mengingat kebaikan Tuhan disampaikan dalam Mazmur 100:4-5. "Masuklah melalui
pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan
pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turuntemurun."
Bukti lain mengenai kebaikan Tuhan jelas tergambar dari apa yang dikatakan oleh Yesus langsung. Tuhan adalah Allah
"..yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar
dan orang yang tidak benar." (Matius 5:45). Kalau sampai orang yang jahat saja tetap Dia pelihara dan beri kesempatan
untuk bertobat agar tidak binasa dalam penderitaan yang kekal, meski itu merupakan ganjaran yang rasanya adil,
bukankah itu merupakan bukti nyata akan kebaikan Tuhan? Kita juga harus menyadari bahwa segala yang diciptakan
Tuhan itu adalah baik. Itu bisa kita lihat dalam Kejadian pasal 1 dan juga disampaikan Paulus dalam 1 Timotius 4:4.
Ada begitu banyak ayat yang menyatakan kebaikan Tuhan. Itu tidak sulit untuk dirasakan oleh kita yang sedang berada
dalam keadaan baik, tetapi bisa jadi susah diterima oleh yang sedang ditimpa masalah. Bagi yang sedang sulit menerima
hal itu, ambillah waktu untuk merenung sejenak dan ingat-ingat lagi bukti kebaikan Tuhan lewat penyertaanNya,
pertolonganNya, kasih setiaNya dan berbagai anugerahNya yang lain yang anda rasakan, baik terhadap diri sendiri,
keluarga anda, orang-orang terdekat disekitar anda, baik di waktu lalu maupun saat ini. Disana anda akan melihat bahwa
meski ditengah masalah yang tengah menimpa anda, selalu ada bukti penyertaan Tuhan yang bisa anda temukan dalam
berbagai bentuk. Untuk itu semua, mengucap syukurlah. Inilah yang dianjurkan Paulus kepada jemaat Tesalonika.
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1
Tesalonika 5:18). Mengucap syukur harus dilakukan bukan hanya pada saat dimana kondisi sedang aman-aman saja,
tetapi juga pada saat kita tengah bergumul dengan kesulitan. Sadari dan rasakan bahwa dalam keadaan apapun Tuhan itu
baik. God is good, all the time. For that we should be thankful.
He's so good to you and me

Anda mungkin juga menyukai