Anda di halaman 1dari 3

“Kasih Setia-Nya Tak Berkesudahan”

Mazmur 136
Oleh: Pdt. Sandi Nugroho

Mazmur 136 adalah pujian kepada Allah yang kasih setiaNya untuk selama-
lamanya. Secara struktur mazmur ini dibagi menjadi 5 bagian: Alamat pujian
diberikan (ay. 1-3); dasar pertama kasih setiaNya tidak berkesudahan (ay. 4-9);
Dasar kedua (ay. 10-22); dasar ketiga (ay. 23-25); undangan untuk memuji (ay.
26).

Mazmur ini diakhiri dengan undangan memuji. Itu berarti memuji Tuhan dilakukan terus
menerus tanpa henti. Oleh karena itu mazmur ini tergolong mazmur “never ending song” atau
nyanyian yang tiada pernah berhenti.

Tiga Dasar Kasih SetiaNya Tidak Berkesudahan


1. Kasih SetiaNya Didasarkan pada Dia sebagai Pencipta (ay. 4-9)
Ini dasar yang kokoh mengapa kasih setiaNya tidak bisa berkesudahan karena Dia adalah
Allah Sang Pencipta. Sebagai Pencipta, Dia berdaulat, bijaksana dan pengatur segala sesuatu.
Itu berarti Dia punya kemantapan untuk tidak berkesudahan. Dia adalah Allah yang kekal
sehingga janji dan kesetiaanNya pun tetap untuk selamanya. Kita percaya bahwa kasih
setiaNya tidak berkesudahan karena Dia adalah Pencipta yang kekal, berdaulat, bijaksana dan
berkuasa mengatur segalanya.

2. Kasih SetiaNya didasarkan pada Dia sebagai Pemelihara (ay. 10-22)


Kita melihat dari ayat-ayat ini bagaimana Allah memelihara Israel umatNya. Bukan sekedar
memelihara dengan perbuatan yang ajaib (mujijat
supranatural) tapi juga dengan penyertaan yang sederhana (daily care). Kita percaya bahwa
kasih setiaNya tidak berkesudahan karena Dia Allah yang punya hati untuk tetap menjaga
umatNya. Dia peduli untuk menyertai dan mencukupkan segala kebutuhan. Dia selalu hadir
di tiap langkah kehidupan umatNya.

3. Kasih SetiaNya didasarkan pada Dia yang mengingat anak-anakNya (ay.23-25)


“Mengingat” kata kunci dalam bagian ini. Kata tersebut punya arti ganda. Pertama,
mengingat berarti memberikan tanda kepada sesuatu yang menjadi miliki. Contohnya sapi
milik orang tertentu diberikan tanda inisial nama pemiliknya. Kedua, mengingat berarti
mencantumkan dalam ingatan sehingga selalu ada dipikiran. Itu berarti ketika Allah
mengingat kita, kita bukan hanya ditandai sebagai milikNya tapi juga nama-nama kita dicatat
dalam hati dan pikiran Allah, dengan kata lain, kita ada dalam ingatan Allah. Mengapa kita
percaya bahwa kasih setiaNya tidak berkesudahan karena Dia mencatat kita dalam
ingatanNya.
BERSYUKUR ATAS KEBAIKAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 April 2011 -

Baca:  Mazmur 138

"Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu
dan oleh karena setia-Mu;  sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu." 
Mazmur 138:2

Pada dasarnya setiap orang pasti menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan.  Namun
hal ini biasanya baru dirasakan ketika ia sedang dalam permasalahan yang berat, sehingga
ketika mengalami jalan buntu dan merasa tidak mampu dia akan berusaha mencari
pertolongan kepada 'sesuatu yang dianggap lebih besar dan lebih kuat daripada dirinya'. 
Itulah sebabnya orang-orang dunia di luar Tuhan berusaha mencari pertolongan ke allah-allah
lain:  orang pintar atau dukun, tempat-tempat keramat dan sebagainya untuk mendapatkan
solusi bagi permasalahan yang menimpanya, baik itu masalah ekonomi, sakit-penyakit,
perjodohan, pekerjaan dan lain-lain.  Mereka terperangkap oleh jerat Iblis yang menawarkan
pertolongan instan, padahal ujungnya menuju kehancuran dan kebinasaan.  Segala cara
ditempuh demi mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.

     Sebagai orang percaya kita patut bersyukur karena kita memiliki Tuhan Yesus yang bukan
sekedar Allah, namun adalah Bapa dan Gembala yang baik, yang dengan penuh kasih akan
memenuhi segala kebutuhan sekaligus mendidik kita agar kita terus bertumbuh dan memiliki
karakter seperti Dia.  Tuhan adalah Jehovah, artinya Allah yang memenuhi segala yang kita
butuhkan.  Di dalam Yesus tersedia segala berkat yang kita perlukan.  Tetapi seringkali kita
selalu menterjemahkan 'berkat' Tuhan itu berupa uang atau hal-hal yang bersifat materi
semata.  Akibatnya ketika seseorang belum memiliki uang banyak atau harta yang melimpah
ia akan merasa bahwa dirinya belum diberkati Tuhan.  Kita lupa bahwa tubuh yang sehat,
keluarga yang harmonis, anak-anak yang tumbuh sehat, bisnis yang lancar dan sebagainya
adalah berkat.  Kita jarang menghargai apa yang kita miliki saat ini.

     Mari mulai belajar menghargai berkat-berkat yang Tuhan limpahkan dalam kehidupan kita
bukan hanya materi, tapi juga berkat-berkat non materi yang kita terima.  Betapa banyak hal-
hal baik yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita setiap hari.  Uang dan materi hanyalah
sebagian kecil dari berkat yang kita terima.  Berkat Tuhan itu menyeluruh dan sempurna,
meliputi berkat jasmani maupun berkat rohani.

Karena itu bersyukurlah senantiasa sebab Tuhan sangat baik!


WAKTU CEPAT BERLALU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2014

Baca:  Mazmur 90:1-17

"Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami
seperti keluh."  Mazmur 90:9

Beberapa saat lagi kita akan mengakhiri perjalanan hidup di tahun 2014.  Kita pun berguman
dalam hati:  "Begitu cepatnya waktu berlalu, dari detik ke menit, dari menit ke jam, dari jam
ke hari, dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan dan dari bulan ke tahun, semuanya
berjalan seolah-olah hanya sekejap mata."  Musa pun merasakan,  "Sebab di mata-Mu seribu
tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu
malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang
bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." 
(Mazmur 90:4-6).  Rasa-rasanya masih terlintas di benak kita beberapa waktu lalu bagaimana
gegap gempitanya orang-orang menyambut malam tutup tahun dengan pawai dan gebyar
pesta kembang api.  Momen yang sama ternyata sudah ada di depan mata kita.

     Hari-hari yang telah kita lalui di sepanjang tahun dipenuhi dengan rona-rona kehidupan: 
ada suka, ada duka, ada tawa, ada tangis, ada keberhasilan, ada kegagalan, ada doa yang telah
dijawab Tuhan, tapi banyak pula doa-doa kita yang belum ada jawabannya.  Semuanya itu
menjadi pelajaran berharga untuk kita!  Karena waktu itu begitu singkat, cepat berlalu, tidak
akan pernah kembali terulang dan kita pun tak sanggup menghentikannya, maka kita pun
harus segera sadar dan berbenah supaya tidak ada penyesalan yang muncul di kemudian hari
dikarenakan kita telah membuang waktu dan kesempatan yang ada secara percuma,  "Ajarlah
kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." 
(Mazmur 90:12).

     Namun satu hal yang tidak boleh kita lupakan yaitu mengucap syukur kepada Tuhan: 
bersyukur atas kesehatan, bersyukur atas panjang umur, bersyukur atas berkat dan
pemeliharaan, bersyukur atas penyertaan-Nya sehingga kita beroleh kesanggupan untuk
menjalani hari-hari di sepanjang tahun 2014 ini.  Nyata benar bahwa Tuhan itu  "...bagi kita
tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." 
(Mazmur 46:2).  Kalau bukan karena anugerah dan kasih karunia Tuhan, kita tidak mungkin
dapat melewati setiap ujian dan tantangan yang ada.

Bersyukurlah kepada Tuhan, karena-Nya kita bisa sampai di penghujung tahun!

Anda mungkin juga menyukai