Anda di halaman 1dari 16

1

MODUL 1
PERANCANGAN OPERASIONAL AMPLIFIER
FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL
Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan
dikemas secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja
dapat dipakai untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang dibuat dan
komponen-komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan
begitu mahal oleh para insinyur atau teknisi yang pernah menggunakannya. Namun,
kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang telah ditingkatkan, op-amp dalam
bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat luas pemakaiannya.
Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian
pengaturan dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier
matematika (tegangan dan arus), integrasi dan penguatan.
Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dlam berbagai bidang: reproduksi suara,
sistem komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik komersial, dan, aneka macam
perangkat hobyist.
Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran
tunggal, masukan dan keluaran diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran
tunggal. Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan dalam industri elektronika.
Konflgurasi ini juga akan dipakai sebagai kerangka landasan dalam modul ini. Setiap
orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan opamp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi dasar rangkaian opamp dan mampu bekerjasama dengannya.

APAKAH OP-AMP ITU?


Op-amp IC adalah peranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal
masukan baik DC maupun AC.
Op-amp IC yang khas terdiri atas tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial
impedansi masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran
impedansi rendah (biasanya pengikut emiter push-pull).
Perhatikan, lazimnya op-amp, memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena
catunya demikian, tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap
bumi.
Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:
1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
2. Penguatan lup terbuka - amat tinggi.
3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh
oleh pembebanan.
Simbol op-amp standar /dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada
Gambar 1. Terminal-terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan
membalik dinyatakan dengan tanda minus (-). Tegangan DC atau AC yang dikenakan
pada masukan ini akan digeser fasanya 180o pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang
diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan, keluaran. Terminal keluaran
diperlihatkan pada bagian puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau
pengaturan nol diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak
selalu diperlihatkan dalam diagram skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan.
Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan kaki lainnya belum tentu.
terpakai semuanya.
Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum
yang bukan menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan
seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan seterusnya.

Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang
terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami
dengan mempelajari rangkaian internalnya.
Gambar 3 menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp
lainnya tak berbeda. Resistor dan kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam
perancangan IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor.
Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC
sebagaimana sinyal AC. Kapasitor 30 pF yang diperlihatkan akan memberikan
kompensasi frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini.
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level
(sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran
impedansi rendah.

Gambar 1
Blok diagram op amp

Ketiga

Gambar 2
Simbol skematis op amp

tahapan

diperlihatkan dalain Gambar 3. Transistor Q1 dan Q2 adalah masukan-masukan


diferensial. Transistor Q16 adalah kemudi Darlington berpenguatan tinggi. Tahapan
keluaran adalah simetri komplementer menggunakan transistor Q14 dan Q20.

Pelindung hubung singkat keluaran diberikan. oleh transistor pembatas arus Q15.
Komponen-komponen sisanya digunakan untuk memberikan prategangan dan
penguatan. Kaki-kaki potensiometer luar dapat dihubungkan dengan pena 1 dan pena
5 (offiet nol), sedangkan bagian wiper-nya dihubungkan pada pena 4 (- Vcc ) untuk
pengaturan nol.
FUNGSI OP-AMP
Idealnya, penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan
op-amp hanya mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam
keadaan demikian tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan dan
penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 4a.
Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukanmasukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum
catu.
Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh
tegangan internal pada op-amp. (Lihat Gambar 3 dan perhatikan komponen Q14, R9,
R10, dan Q20).
Keluaran dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan
(salah satu) sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam
modus lup terbuka dengan catu 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara
-13,5 V sampai +13,5 V.
Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk
selisih masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka
keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas.
Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan
rangkaian detektor level.
Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian
dalam modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar 4b. Komponen luar
digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan membalik. Umpan
balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan derau.

Penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (<) penguatan maksimum.dalam
modus lup terbuka.
Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam
rangkaian praktis. Dengan

menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan

membalik seperti pada Gambar 4c, penguatan op-amp dapat diatur.


Perbandingan resistansi RF terhaadap Rin menentukan penguatan tegangan
rangkaian dan besamya dapat dihitung dengan rumus

Av

RF
Rin

tanda minus menunjukkan bahwa op-amp merupakan. Konfigurasi membaliktanda ini


diabaikan dalam perhitungan misalkan Rin = 10 k dan RF = 100 k tegangan
masukan 0,01 V akan menghasilkan tegangan keluaran 0,1 V. Bila R ini diubah
menjadi 1 k maka A, bertambah menjadi 100. Kini tegangan masukan sebesar 0,01 V
akan menghasilkan tegangan keluaran 1V.
Bila RF dan Rin sama besar, maka Av sama dengan 1, atau penguatannya satu.
Hubungan langsung dari keluaran menuju masukan juga menghasilkan penguatan
satu, seperti terlihat pada Gambar 4d.
Dalam konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran. sama dengan tegangan
masukan dan Av, sama dengan + 1.
Berbagai tipe penguatan ini akan digunakan dalam rangkaian rangkaian dasar
selanjutnya dalam buku ini untuk lebih memperjelas Anda akan fungsi-fungsi op-amp.
Salah satu fungsi yang penting untuk diingat adalah hubungan polaritas masukan
terhadap keluaran. Tegasnya, dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif
dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan negatif. Demikian
pula, jika masukan membalik lebih negatif dibandingkan dengan masukan tak
membalik, maka keluaran akan positif. Gambar 5 menunjukkan fungsi yang penting ini,
dengan .masukan tak membalik dibumikan atau nol volt. .

Gambar 4
Jenis penguatan OP AMP

Gambar 5
Hubungan antara input dan output

KARAKTERISTIK DAN PARAMETER OP-AMP


Jika Anda paham akan karakteristik dan parameter peranti elektronik, tentunya akan
lebih mudah bagi Anda untuk memahami penggunaannya dalam rangkaian.

Dengan.mengetahui apa-apa yang bisa diharapkan . dari sebuah op-amp, Anda akan
dibantu dalam merancang dan memperbaiki rangkaian yang menggunakan op-amp.
Pasal ini akan menjelaskan informasi-inforimasi yang bertalian dengan karakteristik
dan prameter op amp yang dipakai dalam rangkaian pada umumnya.

Impedansi masukkan
Idealnya impedansi masukkan op amp adalah tak terhingga, namun dalam
kenyataannya hanya mencapai 1 M atau lebih, berberapa op amp khusus ada
yang memiliki impedansi masukkan 100 M, semakin tinggi impendansi masukkan
semaikin baik penampilan op amp tersebut, pada frekuensi tinggi kapasitansi
masukkan op amp banyak berpengaruh lazimnya kapasitansi ini kurang dari 2 pF,
bila sebuah terminal masukkan op apm dibumikan.

Impedansi Keluaran
Idealnya, impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk
setiap op-amp. Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk
kebanyakan pemakaian, impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp akan
dianggap berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari
berbagai macam beban. Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi
keluaran yang rendah op-amp akan berperan sebagai peranti penyesuai
impedansi.

Arus Bias Masukan


Secara teoritis impedansi masukan tak berhingga. besarnya, sehingga seharusnya
tak ada arus masukan. Namun, akan ada sedikit arus masukan, pada khususnya
dalam ordo pikoampere sampai mikroampere. Harga rata-rata kedua arus ini
dikenal sebagai arus bias masukan. Arus ini dapat menggoyahkan kestabilan opamp, sehingga mempengaruhi keluaran. Pada umumnya makin rendah arus bias
masukan, kian rendah pula kelabilannya. Op-amp yang menggunakan transistor
efek medan (FET) pada masukan-masukannya memiliki arus bias masukan
terendah.

Tegangan Offset Keluaran


Tegangan offset keluaran (tegangan kesalahan) disebabkan oleh arus bias
masukan. Bila tegangan kedua masukan sama besar, keluaran op-amp akan nol

volt. Namun jarang ditemukan kejadian seperti ini, sehingga pada keluarannya
akan

ada sedikit tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik

penolan offset, yaitu dengan menambahkan arus atau tegangan offset masukan.

Arus Offset Masukan


Kedua arus masukan seharusnya sama besar sehingga tegangan keluarn nol. Tapi
ini tidak mungkin, karena itu harus ditambahkan arus offset masukan untuk
menjaga supaya keluaran tetap nol volt. Dengan perkataan lain, untuk.
memperoleh keluaran nol volt, sebuah masukan mungkin menarik arui lebih besar
daripada lainnya. Arus offset ini dapat mencapai 20 mA.

Tegangan Offset Masukan


idealnya, tegangan keluaran op-amp nol manakala tegangan kedua masukan nol.
Namun, berkenaan dengan penguatan op-amp yang tinggi, adanya sedikit
ketakseimbangan dalam rangkaian akan mengakibatkan munculnya tegangan
keluaran. Dengan memberikan sedikit tegangan offset pada sebuah masukannya,
tegangan keluaran dapat dinolkan kembali.

Penolan Offset
Ada bermacam-macam cara pemberian tegangan offset masukan untuk menolkan
kembali tegangan keluaran. Pabrik-pabrik op-amp telah memasukkan hal ini ke
dalam perhitungan dan dalam. lembaran data mereka telah diberikan rekomendasi
terbaik untuk op-amp-op-amp tertentu. Gambar 6 menunjukkan cara menolkan opamp yang khas. Terminal-lerminal offset nol telah diperlihatkan dalam Gambar 2
dan 3.

Prosedur berikut menjelaskan urutan kerja penolan tegangan keluaran.

1. Pastikan bahwa rangkaian telah dilengkapi dengan komponenkomponen yang


dihutuhkan, termasuk rangkaian penolan. (Rangkaian penolan biasanya tidak
ditunjukkan dalam diagram skematisnya).
2. Perkecil sinyal masukan sampai nol. Bila resistor masukan seri kira-kira 1%
lebih tinggi daripada impedansi sumber sinyal, tak perlu diapa-apakan lagi
keadaan ini. Bila resistor seri sama atau lebih kecil daripada impedansi sumber,
gantilah setiap sumber Resistor pengatur tegangan-offset dengan resistor yang
sepadan dengan impedansinya.
3. Hubungkan beban pada terminal keluaran.
4. Masukan catu DC dan tunggulah beberapa menit agar rangkaian mantap
keadaannya.
5. Hubungkan sebuah voltmeter yang peka (mampu memberikan pembacaan
beberapa milivolt) atau Osiloskop yang dikopel DC pada beban untuk membaca
tegangan kelu'aran (Vout).
6. Putarlah resistor variabel sampai Vout terbaca nol.
7. Lepaskan setiap komponen tambahan pada masukan dan hubungkan kembali
masukan-masukan sumber, pastikan tidak menyentuh resistor pengatur
tegangan offset, karena dapat mengubah nilainya.

Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali opamp. Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap
pengaruh ini dibandingkan rangkaian AC.
Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan
offset, inilah yang disebut geseran. Drift yang disebabkan oleh temperatur akan
mengganggu setiap ketakseimbangan op-amp yang telah diatur sebelumnya,
akibatnya pada keluaran akan terjadi kesalahan.

10

Kompensasi Frekuensi
Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar
rangkaian internal, maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran
akan diumpankan kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi osilasi.
Tidak jarang orang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, entah
secara internal maupun eksternal, tujuannya adalah untuk mencegah osilasi ini
dengan jalan menurunkan penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.

Laju Lantingan
Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimurn tegangan keluaran
op-amp. Laju ini dinyatakan sebagai:

lajulanting

perubahan maksimum tegangan keluaran Vout (max)

perubhan waktu
t

Op-amp 741 serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/s, yang berarti tegangan
keluaran maksimum dapat berubah 0,5 V dalam I s. Kapasitansi membatasi
kemampuan "pelantingan" ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah
diumpankan masukan, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 7. Lebih kerap
lagi,

kapasitor

kompensasi

frekuensi,

entah

internal

maupun

menyebabkan pembatasan kemampuan laju lantingan di dalam op amp

Gambar 6 penolan off set

eksternal,

11

Gambar 7 contoh laju dan bentuk gelombang


Pada frekuensi-frekuensi tinggi atau pada laju perubahan sinyal yang tinggi,
pembatasan-laju lantingan lebih sering terjadi. Laju lantingan adalah parameter
penampilan -sinyal besar. Biasanya laju lantingan dinyatakan pada penguatan satu.
Op-amp dengan laju lantingan lebih tinggi memiliki lebar-jalur yang lebih besar.

Tanggapan Frekuensi
Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan yang.diberikan
pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar 8 menunjukkan kurva
penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi. Dalam modus lup terbuka,
penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi. Bila frekuensi
naik 10 kali maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya.
Titik breakover terjadi pada 70,7% penguatan maksimum. Lazimnya lebar-jalur
dinyatakan pada titik di mana penguatan turun 70,7% dari skala maksimumnya.
Karena itu, lebar-jalur lup terbuka sekitar 10 Hz untuk contoh ini.
Untungnya, op-amp biasanya memerlukan umpan balik yang sifatnya degeneratif
dalam rangkaian-rangkaian penguat. Umpan balik inilah yang memperlebar jalur
rangkaian. Untuk penguatan lup tertutup sebesar 100, lebar-jalur meningkat
sampai kira-kira 100 kHz. Bila penguatan diturunkan menjadi l0, lebar-jalur akan
melebar menjadi 100 kHz, Titik penguatan satu terjadi pada 1 MHz, titik ini disebut
frekuensi penguatan satu.
Frekuensi penguatan satu merupakan titik acuan, pada titik inilah kebanyakan opamp dinyatakan oleh pabriknya.

Perkalian Penguatan Lebar jalur

12

Perkalian penguatan lebar-jalur atau gain-bandwidth product (GBP) sama saja


dengan frekuensi penguatan satu. Sifat ini tidak hanya memberitahu kita akan
frekuensi atas yang bermanfaat, tetapi juga memungkinkan kita menentukan lebarjalur lebar-jalur frekuensi) pada suatu nilai penguatan yang diketahui.
Sebagai contoh Oihat Gambar 8 yang menunjukkan kurva tanggapan frekuensi
untuk op-amp yang dikompensasi frekuensi, seperti 741), bila Anda mengalikan
penguatan dan lebar-jalur dari suatu rangkaian tertentu, hasil yang diperoleh akan
sama dengan frekuensi penguatan satu:
GBP

= penguatan x lebar-jalur

= frekuensi penguatan satu

= 100 x 10 kHz

= 1000000 Hz (1 MHz)
atau

GBP

= 10 x 100 kHz

= 1000000 Hz (1 MHz)

Karena itu bila kita ingin mengetahui batas atas frekuensi atau lebar jalur suatu
rangkaian dengan penguatan sebesar 100, tinggal kita bagi saja frekuensi
penguatan satu dengan penguatannya:

Lebar Jalur

BW

frekuensi pengua tan satu


pengua tan

1000000
10 KHz
100

13

Derau

Gambar 8 penguatan tegangan dan tanggapan frekuensi

Sebagaimana rangkaian elektronika lainnya, op-amp juga peka terhadap derau.


Derau luar dijangkitkan oleh peranti listrik atau berasal dari derau bawaan
komponen-komponen elektronik (resistor, kapasitor, dan sebagainya) yang
beroperasi dalam daerah frekuensi dari 0,01 Hz sampai beberapa MHz.
Derau luar ini dapat ditindas asalkan rangkaian dirakit dengan benar. Derau
internal opamp ditimbulkan oleh komponen-komponen internal, arus bias, dan juga
drift. Derau-derau ini ikut diperkuat oleh op-amp, sebagaimana halnya tegangan
offset dan tegangan sinyal. Penguatan derau dinyatakan dalam
penguatan derau = 1 + RF/Rin
Derau internal dapat diperkecil dengan menggunakan resistor masukan seri dan
resistor umpan bahk sekecil mungkin yang masih memenuhi persyaratan
rangkaian. Pemintasan resistor umpan balik dengan sebuah kapasitor kecil (3 pF)
juga akan menurunkan penguatan derau pada frekuensi-frekuensi tinggi.

14

Perbandingan Penolakan Modus Sekutu (CMAR = Common Mode Rejection


Ratio)
CMRR adalah suatu sifat yang bertalian dengan penguat diferensial. Bila
tegangan-tegangan yang sama fasanya diumpankan ke dalam masukan-masukan
penguat, keluaran akan nol. Hanya perbedaan tegangan pada masukan yang akan
menghasilkan keluaran. Sebagai contoh, sinyal 1020 Hz diberikan pada masukan
membalik op-amp, seperti terlibat pada Gambar 9. Frekuensi yang sama diberikan
pada masukan tak membalik tapi fasanya berbeda 180o.
Ini adalah sinyal diferensial. Tapi, sinyal 1020 Hz tadi telah tercemari oleh derau
jala-jala 60 Hz. Sinyal 60 Hz ini sefasa pada kedua masukannya dan menyatakan
sinyal modus sekutu. Penguat diferensial cenderung menolak sinyal modus sekutu
60 Hz ini sambil menguatkan sinyal diferensial 1020 Hz.
Kemampuan suatu op-amp untuk memperkuat sinval diferensial sambil menindas
sinyal modus sekutu disebut perbandingan penolakan modus sekutu (CMRR).
Perbandingan ini dinyatakan dalam :

CMRR =

Ad
Acm

Dengan

AD adalah penguatan diferensial dan & Acm adalah penguatan modus

sekutu. CMRR biasanya dinyatakan dalam desibel, dan tinggi nilainya kian baik
tingkat penolakannya.

Perlindungan Hubung Singkat


Op-amp dapat menjangkitkan arus yang membahayakan bila keluarannya
terhubung singkat ke bumi, +Vc atau -Vc, dari catu, kecuali bila dilengkapi
perlindungan hubung singkat. Transistor Q15 yang diperlihatkan dalam Gambar 3
adalah peranti pembatas arus yang memberikan perlindungan ini. Kebanyakan tipe
op-amp belakangan ini dilengkapi dengan pelindung hubung singkat semacam ini,
namun tipe-tipe lama belum dilengkapi.

15

Pembatasan Listrik
Seperti juga peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala
listrik yang tak boleh dilanggar, agar mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi
perusakan. Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut.
Catu daya V. Tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada
peranti, termasuk catu positif dan negatif. Disipasi daya. Besarnya panas yang
masih aman yang dapat dilepaskan oleh peranti untuk suatu pengoperasian yang
kontinyu dalam selang waktu yang diberikan.

Gambar 9 penolakan modus sekutu


Tegangan masukan diferensial. Tegangan masukan dalam batas aman yang boleh
diberikan di antara kedua masukan tanpa Tegangan masukan. Tegangan
maksimum- yang masih dapat diberikan di antara terminal-terminal masukan dan
bumi. Besarnya tegangan masukan ini tak boleh melampaui tegangan catu
(biasanya 15 V).
Lama hubung singkat keluaran. Selang waktu op-amp dapat bertahan terhadap,
hubung singkat langsung dari terminal keluaran ke bumi atau ke terminal catu.
lainnya.
Kisar temperatur pengoperasian. Daerah temperatur di mana opamp akan bekerja
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Peranti komersial bekerja pda 0 70 oC,
peranti industri bekerja pada -25 85
o

125 C.

C, dan peranti militer bekerja pada -55

16

Kisar temperatur penyimpanan. Batas-batas temperatur penyimpanan yang masih


aman, lazimnya -65 150o C. Temperatur kaki. Temperatur di mana peranti dapat
bertahan dalarn selang waktu tertentu. ketika proses penyolderan kaki-kaki
terminal sedang berlangsung. Tarif ini biasanya 300o C untuk selang waktu 10- - 60
detik.

Anda mungkin juga menyukai