Modul 1 Perancangan Operasioanl Amplifier
Modul 1 Perancangan Operasioanl Amplifier
MODUL 1
PERANCANGAN OPERASIONAL AMPLIFIER
FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL
Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan
dikemas secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja
dapat dipakai untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang dibuat dan
komponen-komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan
begitu mahal oleh para insinyur atau teknisi yang pernah menggunakannya. Namun,
kini dengan teknologi rangkaian terpadu (IC) yang telah ditingkatkan, op-amp dalam
bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih murah dan amat luas pemakaiannya.
Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian
pengaturan dan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier
matematika (tegangan dan arus), integrasi dan penguatan.
Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dlam berbagai bidang: reproduksi suara,
sistem komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik komersial, dan, aneka macam
perangkat hobyist.
Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran
tunggal, masukan dan keluaran diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran
tunggal. Konfigurasi terakhir ini banyak digunakan dalam industri elektronika.
Konflgurasi ini juga akan dipakai sebagai kerangka landasan dalam modul ini. Setiap
orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan opamp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi dasar rangkaian opamp dan mampu bekerjasama dengannya.
Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang
terjadi di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami
dengan mempelajari rangkaian internalnya.
Gambar 3 menunjukkan diagram skematis IC op-amp 741 yang populer. Op-amp
lainnya tak berbeda. Resistor dan kapasitor diusahakan sedikit mungkin dalam
perancangan IC ini dan kalau mungkin digunakan transistor.
Kapasitor kopling tidak dipakai di sini sehingga rangkaian dapat memperkuat sinyal DC
sebagaimana sinyal AC. Kapasitor 30 pF yang diperlihatkan akan memberikan
kompensasi frekuensi internal, kelak akan dibicarakan pula dalam bab ini.
Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level
(sehingga keluaran dapat berayun positif atau negatio, dan penguat keluaran
impedansi rendah.
Gambar 1
Blok diagram op amp
Ketiga
Gambar 2
Simbol skematis op amp
tahapan
Pelindung hubung singkat keluaran diberikan. oleh transistor pembatas arus Q15.
Komponen-komponen sisanya digunakan untuk memberikan prategangan dan
penguatan. Kaki-kaki potensiometer luar dapat dihubungkan dengan pena 1 dan pena
5 (offiet nol), sedangkan bagian wiper-nya dihubungkan pada pena 4 (- Vcc ) untuk
pengaturan nol.
FUNGSI OP-AMP
Idealnya, penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan
op-amp hanya mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam
keadaan demikian tidak ada umpan balik dari keluaran menuju masukan dan
penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 4a.
Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukanmasukannya akan menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum
catu.
Tegangan maksimum keluaran kurang lebih 90 % tegangan catu, karena. ada jatuh
tegangan internal pada op-amp. (Lihat Gambar 3 dan perhatikan komponen Q14, R9,
R10, dan Q20).
Keluaran dikatakan berada dalani keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan
(salah satu) sebagai + Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam
modus lup terbuka dengan catu 15 V akan menghasilkan ayunan keluaran antara
-13,5 V sampai +13,5 V.
Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk
selisih masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan pada masukannya, maka
keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas.
Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan
rangkaian detektor level.
Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian
dalam modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar 4b. Komponen luar
digunakan untuk memberikan umpan balik keluaran pada masukan membalik. Umpan
balik akan menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan derau.
Penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil daripada (<) penguatan maksimum.dalam
modus lup terbuka.
Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam
rangkaian praktis. Dengan
Av
RF
Rin
Gambar 4
Jenis penguatan OP AMP
Gambar 5
Hubungan antara input dan output
Dengan.mengetahui apa-apa yang bisa diharapkan . dari sebuah op-amp, Anda akan
dibantu dalam merancang dan memperbaiki rangkaian yang menggunakan op-amp.
Pasal ini akan menjelaskan informasi-inforimasi yang bertalian dengan karakteristik
dan prameter op amp yang dipakai dalam rangkaian pada umumnya.
Impedansi masukkan
Idealnya impedansi masukkan op amp adalah tak terhingga, namun dalam
kenyataannya hanya mencapai 1 M atau lebih, berberapa op amp khusus ada
yang memiliki impedansi masukkan 100 M, semakin tinggi impendansi masukkan
semaikin baik penampilan op amp tersebut, pada frekuensi tinggi kapasitansi
masukkan op amp banyak berpengaruh lazimnya kapasitansi ini kurang dari 2 pF,
bila sebuah terminal masukkan op apm dibumikan.
Impedansi Keluaran
Idealnya, impedansi keluaran adalah nol. Kenyataannya, berbeda beda untuk
setiap op-amp. Impedansi keluaran bervariasi antara 25 sampai ribuan ohm. Untuk
kebanyakan pemakaian, impedansi keluaran dianggap nol, sehingga op-amp akan
dianggap berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari
berbagai macam beban. Dengan impedansi masukan yang tinggi dan impedansi
keluaran yang rendah op-amp akan berperan sebagai peranti penyesuai
impedansi.
volt. Namun jarang ditemukan kejadian seperti ini, sehingga pada keluarannya
akan
ada sedikit tegangan. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik
penolan offset, yaitu dengan menambahkan arus atau tegangan offset masukan.
Penolan Offset
Ada bermacam-macam cara pemberian tegangan offset masukan untuk menolkan
kembali tegangan keluaran. Pabrik-pabrik op-amp telah memasukkan hal ini ke
dalam perhitungan dan dalam. lembaran data mereka telah diberikan rekomendasi
terbaik untuk op-amp-op-amp tertentu. Gambar 6 menunjukkan cara menolkan opamp yang khas. Terminal-lerminal offset nol telah diperlihatkan dalam Gambar 2
dan 3.
Pengaruh Temperatur
Perubahan temperatur mempengaruhi semua peranti solid state, tak terkecuali opamp. Rangkaian DC yang menggunakan op-amp cenderung lebih rentan terhadap
pengaruh ini dibandingkan rangkaian AC.
Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan arus offset dan tegangan
offset, inilah yang disebut geseran. Drift yang disebabkan oleh temperatur akan
mengganggu setiap ketakseimbangan op-amp yang telah diatur sebelumnya,
akibatnya pada keluaran akan terjadi kesalahan.
10
Kompensasi Frekuensi
Karena penguatan op-amp yang tinggi dan adanya pergeseran fasa antar
rangkaian internal, maka pada frekuensi tinggi tertentu sebagian sinyal keluaran
akan diumpankan kembali ke dalam masukan, sehingga terjadi osilasi.
Tidak jarang orang menambahkan kapasitor kompensasi pada op-amp, entah
secara internal maupun eksternal, tujuannya adalah untuk mencegah osilasi ini
dengan jalan menurunkan penguatan op-amp ketika frekuensi dinaikkan.
Laju Lantingan
Laju lantingan atau slew rate adalah laju perubahan maksimurn tegangan keluaran
op-amp. Laju ini dinyatakan sebagai:
lajulanting
perubhan waktu
t
Op-amp 741 serba guna memiliki laju lantingan 0,5 V/s, yang berarti tegangan
keluaran maksimum dapat berubah 0,5 V dalam I s. Kapasitansi membatasi
kemampuan "pelantingan" ini dan keluaran akan mengalami penundaan setelah
diumpankan masukan, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 7. Lebih kerap
lagi,
kapasitor
kompensasi
frekuensi,
entah
internal
maupun
eksternal,
11
Tanggapan Frekuensi
Penguatan op-amp turun terhadap kenaikan frekuensi. Penguatan yang.diberikan
pabrik biasanya dinyatakan pada nol Hertz atau DC. Gambar 8 menunjukkan kurva
penguatan tegangan terhadap tanggapan frekuensi. Dalam modus lup terbuka,
penguatan turun amat cepat sejalan dengan peningkatan frekuensi. Bila frekuensi
naik 10 kali maka penguatan turun menjadi 1/10 kalinya.
Titik breakover terjadi pada 70,7% penguatan maksimum. Lazimnya lebar-jalur
dinyatakan pada titik di mana penguatan turun 70,7% dari skala maksimumnya.
Karena itu, lebar-jalur lup terbuka sekitar 10 Hz untuk contoh ini.
Untungnya, op-amp biasanya memerlukan umpan balik yang sifatnya degeneratif
dalam rangkaian-rangkaian penguat. Umpan balik inilah yang memperlebar jalur
rangkaian. Untuk penguatan lup tertutup sebesar 100, lebar-jalur meningkat
sampai kira-kira 100 kHz. Bila penguatan diturunkan menjadi l0, lebar-jalur akan
melebar menjadi 100 kHz, Titik penguatan satu terjadi pada 1 MHz, titik ini disebut
frekuensi penguatan satu.
Frekuensi penguatan satu merupakan titik acuan, pada titik inilah kebanyakan opamp dinyatakan oleh pabriknya.
12
= penguatan x lebar-jalur
= 100 x 10 kHz
= 1000000 Hz (1 MHz)
atau
GBP
= 10 x 100 kHz
= 1000000 Hz (1 MHz)
Karena itu bila kita ingin mengetahui batas atas frekuensi atau lebar jalur suatu
rangkaian dengan penguatan sebesar 100, tinggal kita bagi saja frekuensi
penguatan satu dengan penguatannya:
Lebar Jalur
BW
1000000
10 KHz
100
13
Derau
14
CMRR =
Ad
Acm
Dengan
sekutu. CMRR biasanya dinyatakan dalam desibel, dan tinggi nilainya kian baik
tingkat penolakannya.
15
Pembatasan Listrik
Seperti juga peranti-peranti solid state yang lain, op-amp memiliki kendala-kendala
listrik yang tak boleh dilanggar, agar mereka bekerja dengan benar dan tidak terjadi
perusakan. Kendala ini biasanya disebut dengan tarif maksimum absolut.
Catu daya V. Tegangan maksimum yang masih aman yang boleh dikenakan pada
peranti, termasuk catu positif dan negatif. Disipasi daya. Besarnya panas yang
masih aman yang dapat dilepaskan oleh peranti untuk suatu pengoperasian yang
kontinyu dalam selang waktu yang diberikan.
125 C.
16